Anda di halaman 1dari 4

10

TUGAS KHUSUS
INTERAKSI OBAT ORAL DAN INJEKSI DI PMN RSM CICENDO

1. Pendahuluan
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia [1].

Interaksi obat merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi respon tubuh
terhadap pengobatan . Obat dapat berinteraksi dengan makanan atau minuman, zat
kimia atau obat lain. Dikatakan terjadi interaksi apabila makanan atau minuman,
zat kimia dan obat lain tersebut mengubah efek dari suatu obat yang diberikan
bersamaan atau hampir bersamaan. Interaksi obat penting bila berakibat terjadinya
peningkatan toksitas dan/ pengurangan efektivitas obat. Sehingga perlu
diperhatikan terutama bila menyangkut obat dengan indeks terapi sempit, selain
itu juga perlu diperhatikan obat-obat yang biasa digunakan bersamaan [5].

Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui interaksi terhadap
mekanisme terjadinya interaksi obat serta strategi penatalaksanaan interaksi obat.

2. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian
Interaksi obat merupakan masalah terkait drug related problem yang didefenisikan
sebagai kejadian atau keadaan terapi obat yang dapat mempengaruhi outcome klinis
pasien. Sebuah interaksiobat terjadi ketika farmakokinetika dan farmakodinamika
obat dalam tubuh diubah oleh kehadiran sutu atau lebih zat yang berinteraksi6].
Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu yang bersamaan dapat mengubah
efeknya secara tidak langsung atau dapat berinteraksi. Interaksi bisa bersifat
potensiasi atau antagonis efek satu atau oleh obat lainnya[7].

2.2 Mekanisme Interaksi Obat

10
11

Secara umum ada 2 mekanisme interaksi obat[6] :


1. Interaksi Farmakokinetik
Interaksi farmakokinetik terjadi ketika suatu obat mempengaruhi absorbsi,
distribusi, metabolisme dan ekskresi obat lainnya sehingga meningkatkan atau
mengurangi jumlah obat yang tersedia untuk menghasilkan efek farmakologisnya.
2. Interaksi Farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi yang terjadi antara obat yang memiliki
efek farmakologis, antagonis atau efek samping yang hampir sama. Interaksi ini
dapat terjadi karena kompetisi pada reseptor atau terjadi antara obat- obat yang
bekerja pada sistem fisiologis yang sama. Interaksi ini biasanya dapat diprediksi
dari pengetahuan tentang farmakologi obat-obat yang berinteraksi.

2.3 Tingkat Keparahan Interaksi Obat


Keparahan interaksi diberi tingkatan dan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga level
: minor, moderate, atau major [8].
1. Keparahan minor
Sebuah interaksi termasuk ke dalam keparahan minor jika interaksi mungkin terjadi
tetapi dipertimbangkan signifikan potensial berbahaya terhadap pasien jika terjadi
kelalaian.
2. Keparahan moderate
Sebuah interaksi termasuk ke dalam keparahan moderate jika satu dari bahaya
potensial mungkin terjadi pada pasien, dan beberapa tipe intervensi/monitor sering
diperlukan. Efek interaksi moderate mungkin menyebabkan perubahan status klinis
pasien.
3. Keparahan major
Sebuah interaksi termasuk ke dalam keparahan major jika terdapat probabilitas
yang tinggi kejadian yang membahayakan pasien termasuk kejadian yang
menyangkut nyawa pasien dan terjadinya kerusakan permanen.

2.4 Pengembalian Data Interaksi Obat


12

Data yang diambil dari sediaan obat oral dan injeksi dari PMN RSM Cicendo
Bandung adalah sebanyak 200 item sediaan obat dan yang memiliki interaksi ada
21 yang berinteraksi dengan sediaan obat oral dan injeksi..

3. Interaksi Obat
Interaksi obat yang diamati di PMN RSM Cicendo Bandung adalah interaksi
sediaan obat-obat oral dan injeksi. Data interaksi terdiri dari obat yang
mempengaruhi, obat yang mempengaruhi, intensitas mekanisme interaksi dan
pustaka yang tertera pada tabe [9,10,11].

Strategi Penatalaksanaan Interaksi Obat [12] :


1. Menghindari kombinasi obat yang berinteraksi. Jika resiko terjadiny
Interaksi obat lebih besar dari manfaatnya, maka harus dipertimbangkan
untuk alternatif atau penggantian obat lain.
2. Penyesuaian dosis, jika hasil interaksi obat meningkatkan atau menurunkan
efek obat, maka perlu dilakukan modifikasi dosis salah satu atau kedua obat
untuk mengimbangi kenaikan atau penurunan efek obat tersebut.
Penyesuaian dosis diperlukan pada saat mulai atau menghentikan penggunaan
obat yang menyebabkan interaksi.
3. Memantau pasien, keputusan dari memantau atau tidak memantau
tergantung dari berbagai faktor, seperti karakteristik pasien, penyakit lain
yang diderita pasien, waktu mulai menggunakan obat yang menyebabkan
interaksi, dan waktu timbulnya reaksi interaksi obat.
4. Melanjutkan pengobatan seperti sebelumnya dengan modifikasi, Jika
kombinasi obat yang berinteraksi tersebut merupakan pengobatan yang
optimal, pengobatan pasien dapat diteruskan tanpa perubahan.

4. Pembahasan
Interaksi obat dari 200 item sediaan obat oral dan injeksi yang ada di PMN RSM
Cicendo Bandung yang memiliki interaksi dengan intensitas minor adalah
sebanyak 26 tabel, yang memiliki intensitas moderate ada sebanyak 121 tabel
sedangkan yang memiliki intensitas major 44 tabel.
13

Banyaknya obat yang diketahui dapat menyebabkan interaksi obat sehingga


memerlukan strategi untuk penatalaksanaannya untuk mencegah terjadinya efek
samping dari interaksi obat tersebut. Dimanna dilakukan penantalaksanaan yaitu
menghindari kombinasi obat jika resiko lebih besar dari pada manfaatnya,
penyesuaian dosis, memantau pasien dan melanjutkan pengobatan jika kombinasi
pengobatan optimal.

Anda mungkin juga menyukai