Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH GADAR KARDIOVASKULER NYERI JANTUNG GADAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa
kami ucapkan kepada guru pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin.

Penulis

Kelompok IV
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN....................................................................3
Latar Belakang...................................................................................3
Tujuan.....................................................................................................3
Metode Penulisan................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 4-15


Pengkajian nyeri jantung (Kardiovaskuler).............................4-11
Pengkajian Nyeri pada pasien dengan Kardiovaskukler.....................4-15

BAB III PENUTUP.............................................................................16


Kesimpulan........................................................................................16

Daftar Pustaka................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak ditemukan di
klinik.Sebahagian besar penderita merasa ketakutan bila nyeri dada tersebut disebabkan oleh
penyakit jantung ataupun penyakit paru yang serius.Diagnosa yang tepat sangat tergantung dari
pemeriksaan fisik yang cermat, pemeriksaan khusus lainnya serta anamnesa dari sifat nyeri dada
mengenai lokasi, penyebaran, lama nyeri serta faktor pencetus yang dapat menimbulkan nyeri
dada.
Salah satu bentuk nyeri dada yang paling sering ditemukan adalah angina pektoris yang
merupakan gejala penyakit jantung koroner dan dapat bersifat progresif serta menyebabkan
kematian, sehingga jenis nyeri dada ini memerlukan pemeriksaan yang lebih lanjut dan
penangannan yang serius. Agar diagnosa lebih cepat diarahkan, maka perlu juga lebih dulu
mengenal macam macam jenis nyeri dada yang disebabkan oleh berbagai penyakit lain.

Tujuan
Tujuan melakukan pengkajian
1. Mengkaji sejauh mana nyeri pada jantung (kardiovaskuler)
2. Mengenal secara dini adanya gangguan nyata maupun potensial
3. Mengidentifikasi penyebab gangguan
4. Merencanakan cara mengatasi permasalahan yang ada serta menghindari masalah yang akan
terjadi

Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan.
Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Studi Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.
Browsing di Internet
BAB II
PEMBAHASAN

PENGKAJIAN NYERI JANTUNG (KARDIOVASKULER)

A. Nyeri dada/Kardiovaskuler
Nyeri dada/Kardiovaskuler
merupakan salah satu gejala
yang paling menakutkan yang
dapat dimiliki seseorang. Nyeri
ini mencakup semua jenis rasa
sakit atau ketidaknyamanan
yang terjadi antara daerah perut
bagian atas dan leher. Nyeri ini
sering merupakan gejala klasik
serangan jantung, atau lebih
ringan relatif, angina - tetapi
juga terkait dengan beberapa
penyakit lain, seperti sakit pada
jantung pneumonia. Untuk kebanyakan orang, mengalami rasa sakit di daerah dada berarti Anda
mengalami serangan jantung. Pada anak-anak nyeri ini adalah keluhan umum, sering dikaitkan
dengan kondisi muskuloskeletal. Nyeri dada dikombinasikan dengan sesak napas dan atau
sensasi terbakar yang adalah beberapa gejala umum dari sakit maag.

1. Macam-macam Neri pada dada


Ada 2 macam jenis nyeri dada yaitu:

a) Nyeri dada pleuritik


Nyeri dada pleuritik biasa lokasinya posterior atau lateral.Sifatnya tajam dan seperti
ditusuk.Bertambah nyeri bila batuk atau bernafas dalam dan berkurang bila menahan nafas atau
sisi dada yang sakit digerakan.Nyeri berasal dari dinding dada, otot, iga, pleura perietalis, saluran
nafas besar, diafragma, mediastinum dan saraf interkostalis. Nyeri dada pleuritik dapat disebakan
oleh :
- Difusi pelura akibat infeksi paru, emboli paru, keganasan atau radang subdiafragmatik ;
pneumotoraks dan penumomediastinum.

b) Nyeri dada non pleuritik


Nyeri dada non-pleuritik biasanya lokasinya sentral, menetap atau dapat menyebar ke
tempat lain. Plaing sering disebabkan oleh kelainan di luar paru.

1. Kardial

a. Iskemik miokard akan menimbulkan rasa tertekan atau nyeri substernal yang menjalar ke aksila
dan turun ke bawah ke bagian dalam lengan terutama lebih sering ke lengan kiri. Rasa nyeri juga
dapat menjalar ke epigasterium, leher, rahang, lidah, gigi, mastoid dengan atau tanpa nyeri dada
substernal.
Nyeri disebabkan karena saraf eferan viseral akan terangsang selama iekemik miokard, akan
tetapi korteks serebral tidak dapat menentukan apakah nyeri berasal sari miokard. Karena
rangsangan saraf melalui medula spinalis T1-T4 yang juga merupakan jalannya rangsangan saraf
sensoris dari sistem somatis yang lain. Iskemik miokard terjadi bila kebutuhan 02 miokard tidak
dapat dipenuhi oleh aliran darah koroner. Pda penyakit jantung koroner aliran darah ke jantung
akan berkurang karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. jalannya rangsangan saraf
sensoris dari sistem somatis yang lain. Iskemik miokard terjadi bila kebutuhan 02 miokard tidak
dapat dipenuhi oleh aliran darah koroner. Pda penyakit jantung koroner aliran darah ke jantung
akan berkurang karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner.

Ada 3 sindrom iskemik yaitu :


- Angina stabil ( Angina klasik, Angina of Effort) :
Serangan nyeri dada khas yang timbul waktu bekerja.Berlangsung hanya beberapa menit dan
menghilang dengan nitrogliserin atau istirahat.Nyeri dada dapat timbul setelah makan, pada
udara yang dingin, reaksi simfatis yang berlebihan atau gangguan emosi.
- Angina tak stabil (Angina preinfark, Insufisiensi koroner akut) :
Jenis Angina ini dicurigai bila penderita telah sering berulang kali mengeluh rasa nyeri di dada
yang timbul waktu istirahat atau saat kerja ringan dan berlangsung lebih lama.
- Infark miokard :
Iskemik miokard yang berlangsung lebih dari 20-30 menit dapat menyebabkan infark
miokard.Nyeri dada berlangsung lebih lama, menjalar ke bahu kiri, lengan dan rahang. Berbeda
dengan angina pektoris, timbulnya nyeri dada tidak ada hubungannya dengan aktivitas fisik dan
bila tidak diobati berlangsung dalam beberapa jam. Disamping itu juga penderita mengeluh
dispea, palpitasi dan berkeringat.Diagnosa ditegakan berdasarkan serioal EKG dan pemeriksa
enzym jantung.

b. Prolaps katup mitral dapat menyebabkan nyeri dada prekordinal atau substernal yang dapat
berlangsung sebentar maupun lama. Adanya murmur akhir sisttolik dan mid sistolik-click dengan
gambaran echokardiogram dapat membantu menegakan diagnosa.
c. Stenosis aorta berat atau substenosis aorta hipertrofi yang idiopatik juga dapat menimbulkan
nyeri dada iskemik.

2. Perikardikal
Saraf sensoris untuk nyeri terdapat pada perikardium parietalis diatas diafragma.Nyeri
perikardila lokasinya di daerah sternal dan area preokordinal, tetapi dapat menyebar ke
epigastrium, leher, bahu dan punggung.Nyeri bisanya seperti ditusuk dan timbul pada aktu
menarik nafas dalam, menelan, miring atau bergerak.
Nyeri hilang bila penderita duduk dan berdandar ke depan. Gerakan tertentu dapat menambah
rasa nyeri yang membedakannya dengan rasa nyeri angina. Radang perikardial diafragma lateral
dapat menyebabkan nyeri epigastrum dan punggung seperti pada pankreatitis atau kolesistesis.

3. Aortal
Penderita hipertensi, koartasio aorta, trauma dinding dada merupakan resiko tinggi untuk
pendesakan aorta. Diagnosa dicurigai bila rasa nyeri dada depan yang hebat timbul tiba- tiba atau
nyeri interskapuler. Nyeri dada dapat menyerupai infark miokard akan tetapi lebih tajam dan
lebih sering menjalar ke daerah interskapuler serta turun ke bawah tergantung lokasi dan luasnya
pendesakan

4. Gastrointestinal
Refluks geofagitis, kegansan atau infeksi esofagus dapat menyebabkan nyeri esofageal.Nyeri
esofageal lokasinya ditengah, dapat menjalar ke punggung, bahu dan kadang kadang ke bawah
ke bagian dalam lengan sehingga seangat menyerupai nyeri angina.Perforasi ulkus peptikum,
pankreatitis akut distensi gaster kadang kadang dapat menyebabkan nyeri substernal sehingga
mengacaukan nyeri iskemik kardinal. Nyeri seperti terbakar yang sering bersama sama dengan
disfagia dan regurgitasi bila bertambah pada posisi berbaring dan berurang dengan antasid adalah
khas untuk kelainan esofagus, foto gastrointestinal secara serial, esofagogram, test perfusi asam,
esofagoskapi dan pemeriksaan gerakan esofageal dapat membantu menegakan diagnosa.

5. Mulkuloskletal
Trauma lokal atau radang dari rongga dada otot, tulang kartilago sering menyebabkan nyeri dada
setempat.Nyeri biasanya timbul setelah aktivitas fisik, berbeda halnya nyeri angina yang terjadi
waktu exercis.Seperti halnya nyeri pleuritik.Neri dada dapat bertambah waktu bernafas
dalam.Nyeri otot juga timbul pada gerakan yang berpuitar sedangkan nyeri pleuritik biasanya
tidak demikian.

6. Fungsional
Kecemasan dapat menyebabkan nyeri substernal atau prekordinal, rasa tidak enak di dada,
palpilasi, dispnea, using dan rasa takut mati.Gangguan emosi tanpa adanya klealinan objektif
dari organ jantung dapat membedakan nyeri fungsional dengan nyeri iskemik miokard.

7. Pulmonal
Obstruksi saluran nafas atas seperti pada penderita infeksi laring kronis dapat menyebakan nyeri
dada, terutama terjadi pada waktu menelan.Pada emboli paru akut nyeri dada menyerupai infark
miokard akut dan substernal.Bila disertai dengan infark paru sering timbul nyeri pleuritik.Pada
hipertensi pulmoral primer lebih dari 50% penderita mengeluh nyeri prekordial yang terjadi pada
waktu exercise.Nyeri dada merupakan keluhan utama pada kanker paru yang menyebar ke
pleura, organ medianal atau dinding dada.

2. Skala Nyeri

Keterangan :
1. 0 : Tidak nyeri
2. 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.

3. 4-6 :Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

4. 7-9 : Nyeriberat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi
masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya,tidak dapat diatasi dengan alihposisi nafas panjang dan distraksi

5. 10 :Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.

3. Angina
Angina (angina pectoris - Latin untuk dada yang digencet/ditekan) adalah ketidaknyamanan dada
yang terjadi ketika ada suplai oksigen darah yang berkurang pada area dari otot jantung. Pada
kebanyakan kasus-kasus, kekurangan suplai darah disebabkan oleh penyempitan dari arteri-arteri
koroner sebagai akibat dari arteriosclerosis.

Angina biasanya dirasakan sebagai:


1) tekanan,
2) keberatan,
3) pengetatan,
4) pemerasan, atau
5) nyeri diseluruh dada, terutama dibelakang tulang dada.
Nyeri ini seringkali menyebar ke leher, rahang, lengan-lengan, punggung, atau bahkan gigi-gigi.

Pasien-pasien mungkin juga menderita:


1. salah cerna (indigestion),
2. heartburn (nyeri di hulu hati),
3. kelemahan,
4. berkeringat,
5. mual,
6. kejang, dan
7. sesak napas.

Angina biasanya terjadi waktu latihan, stres emosi yang parah, atau setelah makan yang
berat. Selama periode-periode ini, otot jantung menuntut lebih banyak oksigen darah daripada
arteri-arteri yang menyempit dapat berikan. Angina secara khas berlangsung dari 1 sampai 15
menit dan dibebaskan dengan istirahat atau dengan menempatkan tablet nitroglycerin dibawah
lidah. Nitroglycerin mengendurkan pembuluh-pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.
Keduanya istirahat dan nitroglycerin mengurangi permintaan otot jantung untuk oksigen, jadi
membebaskan angina.
Angina digolongkan dalam satu dari dua tipe-tipe:
1) stable angina (angina yang stabil) atau
2) unstable angina (angina yang tidak stabil).
Stable angina
Stable angina adalah tipe yang paling umum dari angina, dan adalah apa yang
dimaksudkan oleh kebanyakan orang-orang ketika mereka merujuk pada angina. Orang-orang
dengan stable angina mempunyai gejala-gejala angina pada basis yang reguler dan gejala-
gejalanya sedikit banyaknya dapat diprediksi (contohnya, menaiki tangga-tangga menyebabkan
nyeri dada). Untuk kebanyakan pasien-pasien, gejala-gejalanya terjadi selama pengerahan tenaga
dan umumnya berlangsung kurang dari lima menit. Mereka dibebaskan dengan istirahat atau
obat, seperti nitroglycerin dibawah lidah.

Unstable angina
Unstable angina adalah kurang umum dan lebih serius. Gejala-gejala lebih parah dan
kurang dapat diprediksi daripada pola-pola dari stable angina. Lebih dari itu, nyeri-nyerinya
lebih sering, berlangsung lebih lama, terjadi waktu istirahat, dan tidak dibebaskan dengan
nitroglycerin dibawah lidah (atau pasien perlu untuk menggunakan lebih banyak nitroglycerin
daripada biasanya). Unstable angina tidaklah sama seperti serangan jantung, namun ia
memerlukan kunjungan segera pada dokter anda atau departemen darurat rumah sakit karena
pengujian jantung lebih jauh sangat diperlukan. Unstable angina seringkali adalah pendahuluan
pada serangan jantung.

4. Penyebab
Penyebab nyeri dada dapat bervariasi dari masalah kecil, seperti gangguan pencernaan
atau stres, untuk keadaan darurat medis yang serius, seperti serangan jantung atau emboli paru.
Penyebab nyeri dada atau faktor pencetus meliputi kegiatan seperti berjalan,, joging berjalan dan
membawa beban kerja yang berat. Penyebab potensial lainnya termasuk masalah peredaran darah
serius seperti aterosklerosis, angina, kejang perikarditis, koroner atau miokarditis. Berolahraga
dalam cuaca dingin dapat menyebabkan nyeri dada pada beberapa orang yang tidak memiliki
masalah ketika mereka berolahraga dalam cuaca hangat. Lung masalah yang dapat menyebabkan
nyeri dada termasuk bekuan darah di paru-paru (emboli paru), runtuhnya paru-paru
(pneumotoraks). Radang selaput di sekitar paru-paru (pleuritis) dapat menyebabkan nyeri dada
yang biasanya terasa tajam, dan sering semakin buruk ketika Anda mengambil napas dalam-
dalam atau batuk. Angina pendek disebut nyeri dada terutama disebabkan oleh kurangnya suplai
oksigen dalam tubuh dan juga karena kurangnya pembuangan limbah dari tubuh. Penyebabnya
mungkin membangun-up dari deposito lemak, atau plak (diucapkan "plak"), di dalam arteri -
pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi dari jantung ke tubuh Anda. Kekurangan
Vitamin D dapat menyebabkan berbagai masalah dan mempengaruhi kondisi sudah ada,
termasuk nyeri punggung.

5. Gejala
Gejala yang umumnya terjadi dengan nyeri dada termasuk nyeri dada dan rasa sakit yang
meningkat dengan pernapasan dalam atau gerakan dan juga dapat menyebar ke, bahu rahang,
punggung leher, bagian atas atau lengan. Gejala penyakit jantung meliputi angina (karakteristik
beraktivitas) dan penurunan toleransi latihan. Anda mungkin tidak berpikir bahwa gejala benar-
benar terluka, tapi mereka dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Tanda-tanda dan gejala
serangan jantung mungkin mulai perlahan-lahan, atau mereka mungkin terjadi tiba-tiba. Gejala-
gejala sakit maag mungkin termasuk sensasi terbakar di dada, tepat di belakang tulang dada. Jika
Anda memiliki dingin, Anda dapat memiliki salah satu atau semua gejala-gejala: debit meningkat
hidung (hidung meler), kesulitan bernapas melalui hidung, bersin, tenggorokan gatal, dan batuk.

Nyeri dada merupakan indikator serangan jantung atau tertunda terjadi. Bila Anda memiliki
keraguan untuk penyebabnya, Anda harus mencari perawatan medis segera. Waktu adalah
faktor yang paling penting dalam menyelamatkan hidup Anda
B. Pengkajian Nyeri pada pasien dengan Kardiovaskukler

Dalam melakukan pengkajian dengan baik, maka diperlukan pemahaman, latihan dan
ketrampilan mengenal tanda dan gejala yang ditampilkan oleh pasien. Proses ini dilaksanakan
melalui interaksi perawatan dari klien, observasi, dan pengukuran.

Tujuan melakukan pengkajian


5. Mengkaji sejauh mana nyeri pada jantung (kardiovaskuler)
6. Mengenal secara dini adanya gangguan nyata maupun potensial
7. Mengidentifikasi penyebab gangguan
8. Merencanakan cara mengatasi permasalahan yang ada serta menghindari masalah yang akan
terjadi

Tekhnik pengkajian
Pengkajian dapat dilakukan minimal sekali, tetapi dapat dilakukan beberapa kali secara teratur,
misal setiap jam pada pasien kritis. Tekhnik pengkajian meliputi :
1. Anamnesa/wawancara
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan diagnostik/penunjang

Anamnesa/Wawancara :
a) Keluhan utama
Tanyakan tentang gangguan terpenting yang dirasakan klien sehingga ia perlu pertolongan.
Keluhan yang harus diperhatikan antara lain sesak napas, nyeri dada menjalar ke arah lengan,
cepat lelah, batuk lendir atau berdarah, pingsan, berdebar-debar, dan lainnya sesuai dengan
patologi penyakitnya.

b) Riwayat penyakit sekarang (RPS)


Tanyakan tentang perjalanan penyakit sejak keluhan hingga klien meminta pertolongan. Misal:
- tanyakan sejak kapan keluhan dirasakan,
- berapa kali keluhan terjadi,
- bagaimana sifat keluhan,
- kapan dan apa penyebab keluhan,
- keadaan apa yang memperburuk dan memperingan keluhan,
- bagaimana usaha untuk mengatasi keluhan sebelum meminta pertolongan,
- berhasilkan tindakan tersebut

c) Riwayat penyakit terdahulu (RPD)


Tanyakan tentang penyakit yang pernah dialami sebelumnya :
- tanyakan apakah klien pernah dirawat sebelumnya
- dengan penyakit apa,
- pernahkah mengalami sakit yang berat

d) Riwayat tambahan disesuaikan dengan patologi penyakitnya


- riwayat keluarga
- riwayat pekerjaan
- riwayat geografi
- riwayat alergi
- kebiasaan social
- kebiasaan merokok

Pemeriksaan fisik secara umum/(Chepalokaudal)


a. Keadaan Umum : KU baik/sedang/lemah
Kesadaran : Compos Mentis, Apatis, Stupor, Koma
Vital sign : TD: ____mmHg, RR: ___x/mnt, N: ____x/mnt, S: ___oC BB/TB :
b. Kepala :
Bentuk mesosepal ataukah ada kelainan, adakah jejas
Rambut ______________
Telinga _______________
Hidung _______________
Mata ________________
Mulut dan gigi : ________
c. Leher :
Kaji adanya pembesaran lnn, kaji adanya JVP (misal pembesaran lnn (-), peningkatan JVP (-)
d. Thoraks :
- Inspeksi : Lihat adanya jejas, lihat gerak dada dan pengembangan dada, adakah kelainan, lihat
adanya retraksi dada, sesuaikan dengan alasan masuk
- Palpasi : Kaji pengembangan dada, rasakan adakah perbedaan antara dada kanan dan kiri
- Perkusi : Lakukan perkusi pada semua area paru
- Auskultasi : Lakukan auskultasi pada semua area paru dan jantung

Pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler


Secara topografik jantung berada di bagian depan rongga mediastinum
Bagian dada yang ditempati oleh proyeksi jantung yang seperti terlukis di atas itu dinamakan
prekordium

Pada pengkajian yang dilakukan pada asuhan keperawatan,pengkajian nyeri dada selain diatas
juga secara spesifik meliputi dua hal, yaitu pengkajian primer dan juga pengkajian sekunder.

Pada pengkajian primer ini seperti halnya pada tahap resusitasi jantung paru yang mengenai akan
ABC yaitu Airway, Breathing, Circulation. Walaupun tahapan resusitasi jantung paru ini berbeda
bila kita mengkaji dengan pasien nyeri dada. Penilaian ABC ini juga masuk pengkajian primer
ini yaitu :
1. Airway. Yang kita kaji sebagai seorang perawat pada tahap airway ini diantaranya yaitu
bagaimana kepatenan jalan nafas penderita, apakah ada sumbatan / penumpukan sekret di
jalan nafas penderita, dan bagaimana bunyi nafasnya, apakah ada bunyi nafas tambahan
pada penderita tersebut.
2. Breathing. Yang kita kaji dalam hal ini yaitu bagaimana pola nafas penderita, frekuensi
pernafasan serta juag kedalaman dan iramanya nafas penderita. Apakah penderita juga
menggunakan otot bantu pernafasan, apakah ada bunyi nafas tambahan pula ?

3. Circulation. Yang kita kaji dalam sirkulasi penderita nyeri ada ini diantaranya yaitu tanda-
tanda vital yang meliputi akan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi, heart rate. Selain itu
yang dikaji adalah nadi perifer dan nadi karotis yaitu mengenai kualitas (isi dan
tegangan), Terus kita kaji juga capillary refillnya, apakah ada akral dingin, sianosis atau
oliguria. Dan juga kita kaji apakah ada penurunan kesadaran yang terjadi.

Selanjutnya adalah mengenai pengkajian sekunder pada askep nyeri dada. Pada pengkajian
sekunder ini yang kita perlu kaji diantaranya yaitu :
1. Lokasi Nyeri Dada. Pengkajian mengenai lokasi nyeri ini bisa membantu dalam
menegakkan diagnosa apakah nyeri dada tersebut berasal dari jantung apakah dari organ
lainnya. Dimana tempat mulainya, penjalarannya (ciri khas nyeri dada koroner : Nyeri
dada ini dimulai dari sternal menjalar ke leher, dagu atau bahu sampai lengan kiri bagian
ulna).
2. Sifat Nyeri Dada. Khas nyeri dada yang berasal dari jantung doiantaranya yaitu :
perasaan penuh, rasa berat seperti kejang, meremas, menusuk, mencekik / rasa terbakar.
Sensasi nyeri dada ini akan dirasakan berbeda pada tiap pasien nyeri dada koroner.

3. Ciri Rasa Nyeri Dada. Yang dikaji pada bagian ini adalah derajat nyeri, lamanya nyeri,
berapa kali timbul dalam jangka waktu tertentu. Ini akan membantu dalam mendiagnosa
alnya pada penyakit jantung koroner.

4. Kronologis Nyeri Dada. Yang kita kaji adalah awal timbul nyeri serta perkembangannya
secara berurutan. Timbulnya saat aktifitas atau kah sedang beristirahat atau sedang
tertidur.

5. Keadaan pada waktu serangan. Apakah timbul pada saat-saat / kondisi tertentu. Hampir
sama seperti yang disebutkan di atas tentang kondisi pada waktu serangan nyeri dada
terjadi.

6. Faktor yang memperkuat / meringankan rasa nyeri misalnya sikap / posisi tubuh,
pergerakan, tekanan. Apakah nyeri dada.
BAB II
PENUTUP

KESIMPULAN

Nyeri dada merupakan gejala yang dapat ditimbulkan oleh berbagai macam
penyakit.Salah satu jenis nyeri dada adalah angina pektoris yang merupakan gejala dari penyakit
jantung dan memerlukan pemeriksaan klinis lebih lanjut di rumah sakit. Didapatkan bermacam-
macam jenis angina antara lain angina stabil, angina tak stabil dan angina prinzmetal. Sebagian
besar penderita angina ini kelainannya disebabkan oleh faktor koroner yang obstruktif.Pada
penyakit jantung tertentu atau penyakit lainnya juga dapat menyebabkan angina non koroner
yaitu angina yang timbul bukan akibat kelainan koroner.Pemeriksaan angina umumnya meliputi
pemeriksaan EKG, test exercise, radionuklid scanning, ehokardiografi dan arteriografi koroner.
Penanganan angina umumnya adalah dengan obat-obatan yaitu nitrat, beta-bloker dan ca-
antagonis: dengan bedah koroner (CABG) dan angioplasti (PTCA).
Petunjuk praktis untuk pemeriksaan dan penanganan angina dapat ditingkatkan sebagai
berikut: penderita dengan angina stabil segera diberikan terapi dengan obat-obatan. Bila efektif
dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan test exercise dan ehokardiografi. Bila test positif pada
beban rendah, angiografi harus dilakukan. Pada kasus berat seperti kelainan cabang utama kiri
dan kelainan 3 pembuluh darah dilakukan CABG.Pada kasus sedang yaitu kelainan 1 atau
pembuluh darah dilakukan CBAG atau PTCA. Penderita yang tidak berhasil dengan obat-obatan
dilakukan angiografi tanpa test exercise lebih dulu seperti halnya pada angina tak stabil.

Anda mungkin juga menyukai