Skizofrenia Katatonik
Oleh:
Pembimbing:
dr. Dian
BAGIAN PSIKIATRI
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
terbanyak pada usia 15-35, dan dari 1000 orang dewasa 7 diantaranya mengalami
Hasil dari data Riset Kesehatan Dasar atau (Riskesdas) pada tahun 2013 dan
dikombinasikan dengan data rutin dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin),
menderita gangguan jiwa sebanyak 400 ribu jiwa, ada 12 Provinsi dengan
prevalensi gangguan jiwa berat yang melebihi angka Nasional. Dari jumlah
absolute Provinsi Jawa tengah menempati posisi kedua dengan jumlah penduduk
Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan rekam medik Rumah Sakit Jiwa
Daerah Surakarta tahun 2012 tercatat penderita skizofrenia yang dirawat inap
sebesar 2.230 jiwa, sementara tahun 2013 terdapat 2.569 jiwa, dan pada tahun
1
sementara data penderita skizofrenia tak terorganisir yang dirawat inap pada tahun
2012 sebesar 78 jiwa, tahun 2013 tercatat 108 jiwa, dan tahun 2014 yaitu sebesar
133 jiwa, dan untuk penderita skizofrenia tak terorganisir yang dirawat jalan tahun
2012 sebesar 315 jiwa, pada tahun 2013 terdapat 361 jiwa, dan pada tahun 2014
tercatat 435 jiwa. Dari data tersebut skizofrenia dengan tipe tak terorganisir
Maka skizofrenia ini perlu ditatalaksana dengan baik agar tidak menimbulkan
Berdasarkan hal di atas, kami ingin mengangkat judul CRS kami dengan judul
Skizofrenia paranoid.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dalam pikiran, emosi, dan perilaku, pikiran yang terganggu, dimana berbagai
pemikiran tidak saling berhubungan secara logis, persepsi dan perhatian yang
keliru, afek yang datar atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan aktifitas motorik
yang bizzare (perilaku aneh). Pasien skizofrenia menarik diri dari orang lain dan
kenyataan, sering kali ia masuk ke dalam kehidupan fantasi yang penuh delusi dan
beberapa gejala episode akut, diantara setiap episode mereka sering mengalami
gejala yang tidak terlalu parah namun tetap sangat mengganggu kehidupan
b) Gangguan emosi
c) Gangguan kemauan
d) Autisme
3
2) Gejala gejala sekunder
a) waham
b) halusinasi
jenis. Penderita digolongkan ke dalam salah satu jenis menurut gejala utama yang
mungkin subakut, tetapi mungkin juga akut. Kepribadian penderita sebelum sakit
agak congkak dan kurang percaya pada orang lain. Pada skizofrenia tipe ini
waham dan atau halusinasi harus menojolm sedangkan gangguan afektif serta
remaja atau antara 15 25 tahun. Gejala yang mencolok adalah gangguan proses
4
banyak sekali. Pada skizofrenia tipe ini diperlukan pengamatan kontinu selama 2
Gangguan afektif dan dorongan kehendak serta proses pikir umumnya menonjol.
Timbulnya pertama kali antara usia 15 sampai 30 tahun, dan biasanya akut
serta sering didahului oleh stres emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah
seperti topeng, stupor penderita tidak bergerak sama sekali untuk waktu
katatonik. Tidak memenuhi untuk kriteria skizofrenia residual dan depresi paska
skizofrenia.
selama paling tidak 12 bulan. Gejala mungkin masih tetap ada, tetapi tidak
5
menonjol. Gejala depresif menonjol sesuai dengan kriteria depresi dan telah ada
Gejalanya sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama pada
proses berpikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali
ditemukan.
Jenis ini adalah keadaan kronis dari skizofrenia dengan riwayat sedikitnya
satu episode psikotik yang jelas dan gejala-gejala berkembang kearah gejala
negatif yang lebih menonjol. Gejala negatif terdiri dari kelambatan psikomotor,
penurunan aktivitas, penumpukan afek, pasif dan tidak ada inisiatif, kemiskinan
beberapa hal penting pikiran, persepsi, dan perhatian. Rentang masalah orang-
orang yang didiagnosis menderita skizofrenia sangat luas, meskipun dalam satu
disorganisasi.
6
1. Simptom positif. Mencakup halhal yag berlebihan dan distorsi, seperti
skizofrenia.
tampak berbeda dalam satu atau lain cara atau bahkan tidak nyata bagi
lingkungan.
c. Simptom negatif.
episode akut dan memiliki afek parah terhadap kehidupan para pasien
skizofrenia.
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a) Thought echo : isi pikiran diri sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama,
7
pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau
isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal);
inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya,
c) Halusinasi auditorik:
perilaku pasien,
Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagi tubuh
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
8
e) halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik
valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
dan stupor;
dan respon emocional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri
9
2.5. Penatalaksanaan Skizofrenia
pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia. Pasien mungkin dapat mencoba beberapa
yang benar-benar cocok bagi pasien. Contoh obat antipsikotik antara lain :
1. Haldol (haloperidol)
2. Mellaril (thioridazine)
3. Navane (thiothixene)
4. Prolixin (fluphenazine)
5. stelazine (trifluoperazine)
6. Thorazin (chlorpromazine)
7. Trifalon (perphenazine)
10
BAB 3
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. V
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Suku : Minang
Alamat : Payakumbuh
Keterangan / anamnesis di bawah ini diperoleh dari (lingkari angka di bawah ini)
1. Autoanamnesis
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Polisi
d. Jaksa / Hakim
e. Dan lain-lain
11
A. Sebab Utama
Pasien tampak kaku, tidak mau makan dan minum, serta tidak bisa tidur dan
B. Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD RSJ HB Saanin pada tanggal 15 Mei 2017 diantar oleh
keluarga. Pasien tampak kaku, tidak mau makan dan minum serta pasien tidak
bisa tidur dan semakin parah sejak 4 hari yang lalu. Pasien sebelumnya telah
tampak kaku, sering melamun dan berbicara sendiri sejak 2 tahun yang lalu, dan 4
hari yang lalu pasien mulai tidak mau makan, minum dan tidak bisa tidur. Gejala
pada pasien ini bermula sejak 2 tahun yang lalu sejak anak pasien meninggal dan
kemudian ditinggal pergi oleh suami pasien, setelah itu pasien mulai menunjukkan
gejala sering ketawa ketawa dan ngomong sendiri. Selama 2 tahun ini pasien
keluarga pasien percaya bahwa pasien sedang diguna guna dan selama
berbicara dengan orang lain, dan juga pasien tampak takut dengan orang orang
disekitarnya. 2 minggu yang lalu pasien mulai menunjukkan perilaku yang aneh
seperti pasien sering duduk dan menatap sesuatu tanpa bergerak dan
mempertahankan posisi tersebut dalam waktu yang cukup lama. Pasien tampak
12
D. Riwayat Penyakit Dahulu
ketawa ketawa sendiri pada 7 tahun yang lalu, pada saat itu pasien
sebab. Keluarga pasien beranggapan bahwa pada saat itu pasien di guna
guna karena ada orang yang cemburu dengan pasien , dan pasien dibawa
berobat ke dukun kampung, dan keluarga mengaku setelah itu pasien ada
Pasien tidak ada menderita penyakit jantung, DM, hipertensi, dan tidak ada
Tidak ada riwayat penggunaan rokok, alkohol dan NAPZA pada pasien.
E. Riwayat Keluarga
13
b) Sifat / Perilaku orang tua kandung
1. Bapak (Dijelaskan oleh pasien dapat dipercaya / diragukan)
1. **Pemalas (-), Pendiam (-), Pemarah (-), Mudah tersinggung (-),
Tak suka bergaul (-), Banyak teman (+), Pemalu (-), Perokok berat (+),
Penjudi (-), Peminum (-), Pencemas (-), Penyedih (-), Perfeksionis (-),
Dramatisasi (-), Pencuriga (-), Pencemburu (-), Egois (-), Penakut (-),
Tidak bertanggung jawab (-).
2. Ibu (Dijelaskan oleh pasien dapat dipercaya / diragukan)
2. **Pemalas (-), Pendiam (-), Pemarah (-), Mudah tersinggung (-),
Tak suka bergaul (-), Banyak teman (+), Pemalu (-), Perokok berat (-),
Penjudi (-), Peminum (-), Pencemas (+), Penyedih (-), Perfeksionis (-),
Dramatisasi (-), Pencuriga (-), Pencemburu (-), Egois (-), Penakut (+),
Tidak bertanggung jawab (-).
Ket: ** diisi dengan tanda (+) atau (-)
c) Saudara
Jumlah bersaudara 5 orang dan pasien anak ke-4
d) Urutan bersaudara dan cantumkan usianya
1. Lk/Pr(47 th) 2. Lk/Pr( 43 th) 3. Lk/Pr (40 th) 4. Pasien 5.Lk/Pr (30
th)
14
f) Orang lain yang tinggal di rumah pasien dengan gambaran sikap dan
(yang ada kaitannya dengan gangguan jiwa) pada anggota keluarga o.s:
Anggota Kebiasaan-
Penyakit Jiwa Penyakit Fisik
Keluarga kebiasaan
Bapak - - -
Ibu - - -
Saudara 1 - - -
Saudara 2 - - -
Saudara 3 - - -
Saudara 5 - - -
Kakek - - -
Nenek - - -
Skema Pedigree
15
F. Gambaran Seluruh Faktor-faktor dan Mental yang bersangkut paut
16
Sikap terhadap teman* Baik Baik -
Kurang Kurang
Sikap terhadap guru* Baik Baik -
Kurang Kurang
Kemampuan khusus (bakat) - - -
Tingkah laku Sedang Sedang -
h) Masa remaja: **Fobia (-), Masturbasi (-), ngompol (-), lari dari rumah (-),
kenakalan remaja (-), perokok berat (-), penggunaan obat terlarang (-),
peminum minuman keras (-), problem berat badan (-), anoreksia nervosa
(-), bulimia (-), perasaan depresi (-), rasa rendah diri (-), cemas (-),
gangguan tidur (-), sering sakit kepala (-), dan lain-lain.
i) Riwayat pekerjaan
Pasien tidak bekerja.
j) Percintaan, perkawinan, kehidupan seksual dan rumah tangga
- Mimpi basah (-)
- Awal pengetahuan tentang seks (-)
- Hubungan seks sebelum menikah (-)
- Riwayat pelecehan seksual (-)
- Orientasi seksual (normal)
k) Situasi sosial saat ini:
- Tempat tinggal : Rumah sendiri (-), rumah kontrak (-), rumah susun
(-), apartemen (-), rumah orang tua (+), serumah dengan mertua (-), di
asrama (-), dan lain-lain.
- Polusi lingkungan: Bising (-), kotor (-), bau (-), ramai (+), dan lain-
lain.
Skizoid Emosi dingin (-), tidak acuh pada orang lain (-), perasaan
hangat atau lembut pada orang lain (-), peduli terhadap
pujian maupun kecaman (-), kurang teman (-), pemalu (-),
sering melamun (-), kurang tertarik untuk mengalami
pengalaman seksual (-), suka aktivitas yang dilakukan
sendiri (+)
17
patologik (-), hipersensitifitas (-), keterbatasan kehidupan
afektif (-)
Skizotipial Pikiran gaib (-), ideas of reference (-). Isolasi sosial (-),
ilusi berulang (-), pembicaraan yang ganjil (-), bila
bertatap muka dengan orang lain tampak dingin atau tak
acuh (-)
Dissosial Tidak peduli dengan perasaan orang lain (-), sikap yang
amat tidak bertanggung jawab dan berlangsung terus
menerus (-), tidak mampu mengalami rasa bersalah dan
menarik manfaat dari pengalaman (-), tidak peduli pada
norma-norma, peraturan dan kewajiban seseorang (-),
tidak mampu memelihara suatu hubungan agar
berlangsung lama (-), iritabilitas (-), agresivitas (-),
impulsif (-), sering berbohong (-), sangat cenderung
menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi
yang masuk akal untuk perlaku yang membuat pasien
konfil dengan masyarakat (-)
18
(-), gangguan identitas (-), afek yang tidak mantap (-),
tidak tahan untuk berada sendirian (-), tindakan
mencederai diri sendiri (-), rasa bosan kronik (-), dan
lain-lain
19
r) Persepsi dan harapan Pasien
-
20
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : irama teratur, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : distensi tidak ada
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Kelainan khusus : tidak ditemukan kelainan
GCS : 15 (E4V5M6)
Tanda rangsangan meningeal : kaku kuduk (-), tremor (-)
Tanda-tanda efek samping pyramidal
Tremor tangan : (-)
Akatisia : (-)
Bradykinesia :-
Cara berjalan : normal
Keseimbangan : baik
Rigiditas : (-)
Kekuatan motoric : baik
Sensorik : baik
Reflex : reflex fisiologis (patella +), reflex patologis
babinsky (-)
V. Status Mental
A. Keadaan Umum
21
Sikap tubuh : biasa (-), diam (-), aneh (-), sikap tegang (-), kaku (+),
gelisah (-), kelihatan seperti tua (-), kelihatan seperti muda (-),
berpakaian sesuai gender (+)
cara berpakaian : rapi (-), biasa (-), tak menentu (+), sesuai dengan
situasi (-), kotor (-), kesan (dapat/tidak dapat mengurus diri)
kesehatan fisik : sehat (-), pucat (-), lemas (+), apatis (+), telapak
tangan basah (-), dahi berkeringat (-), mata terbelalak (+)
3. Kontak psikis
Dapat dilakukan (-), tidak dapat dilakukan (+), wajar (-), kurang
wajar (-), sebentar (-), lama (-)
4. Sikap
Cara berjalan : biasa (-), sempoyongan (-), kaku (+), dan lain-lain
Ekhopraksia (-), katalepsi (-), luapan katatonik (+), stupor
katatonik (+), rigiditas katatonik (+), posturing katatonik (+), cerea
fleksibilitas (+), negativisme (-), katapleksi (-), stereotipik (-),
mannerisme (-), otomatisme (-), otomatisme perintah (-), mutisme
(-), agitasi psikomotor (-), hiperaktivitas/hiperkinesis (-), tik (-),
somnabulisme (-), akathisia (-), kompulsi (-), ataksia (-),
hipoaktivitas (-), mimikri (-)
Agresi (-), acting out (-), abulia (-), tremor (-), ataksia (-), chorea
(-), distonia (-), bradikinesia (-), rigiditas otot (-), diskinesia (-),
konvulsi (-), seizure (-), piomanisa (-), vagabondage (-)
22
Produktivitas pembicaraan* : biasa, sedikit, banyak
Perbendaharaan* : biasa, sedikit, banyak
Nada pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi
Volume pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi
Isi pembicaraan* : sesuai/ tidak sesuai
Penekanan pada pembicaraan* : Ada/ tidak
Spontanitas pembicaraan * : spontan/ tidak
Logorrhea (- ), poverty of speech (-), diprosodi (-), disatria (-), gagap (-),
afasia (-), bicara kacau (-).
C. Emosi
2. Mood
mood eutimik (-), mood disforik (-), mood yang meluap-luap (expansive
mood) (-), mood yang iritabel (-), mood yang labil (swing mood) (-), mood
meninggi (elevated mood/ hipertim) (-), euforia (-), ectasy (-), mood
depresi (hipotim) (-), anhedonia (-), dukacita (-), aleksitimia (-), elasi (-),
hipomania (-), mania(-), melankolia(-), La belle indifference (-), tidak ada
harapan (-).
3. Emosi lainnya
Ansietas (-), free floating anxiety (-), ketakutan (-), agitasi (-), tension
(ketegangan) (-), panic (-), apati (-), ambivalensi (-), abreaksional (-), rasa
malu (-), rasa berdosa/ bersalah(-), kontrol impuls (-).
23
1. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran
Gangguan mental (-), psikosis (+), tes realitas (terganggu/ tidak),
gangguan pikiran formal (-), berpikir tidak logis (-), pikiran autistik (-),
dereisme (-), berpikir magis (-), proses berpikir primer (-).
E. Persepsi
Halusinasi
Non patologis: Halusinasi hipnagogik (-), halusinasi hipnopompik (-),
Halusinasi auditorik (+), halusinasi visual (+), halusinasi olfaktorik (-),
halusinasi gustatorik (-), halusinasi taktil (-), halusinasi somatik (-),
halusinasi liliput (-), halusinasi sejalan dengan mood (+), halusinasi yang
tidak sejalan dengan mood (-), halusinosis (-), sinestesia (-), halusinasi
perintah (command halusination), trailing phenomenon (-).
Ilusi (-)
Depersonalisasi (-), derealisasi (-)
24
Mimpi :-
Fantasi :-
H. Discriminative Insight
Derajat I (penyangkalan)
Derajat II (ambigu)
Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal lain):
Derajat IV (sadar, tidak mengetahui penyebab)
Derajat V (tilikan intelektual)
Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
I. Discriminative Judgement
Rutin
Anjuran
VII. Pemeriksaan oleh Psikolog / Petugas Sosial lainnya
25
VIII. Ikhtisar Penemuan Bermakna
Telah diperiksa pasien Tn. IR umur 27 tahun, agama islam, suku minang.
Pasien telah dikenal menderita Skizofrenia Paranoid sejak tahun 2016 dan dirawat
di Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin. Pasien dirawat selama 1 bulan di bangsal
RSJ. Kemudian keadaan pasien membaik. Setelah itu pasien di tinggal menikah
oleh pacarnya yang sudah pacaran selama 3 tahun dan berhenti minum obat 1
bulan yang lalu. Pasien merasa kecewa terhadap dirinya sendiri. Pasien juga
hidup bersama dia. Sejak saat itu pasien mengurung diri di kamar, marah-marah,
mudah tersinggug, tidak mau keluar dari kamar, dan menyendiri. Pasien sering
mengeluh melihat bayangan pacar nya pada malam hari dan pasien juga
Riwayat gelisah ada. Riwayat cemas ada. Riwayat menyendiri ada. Riwayat
kehilangan minat untuk keluar rumah ada. Riwayat rasa mudah lelah ada. Riwayat
jelas, kontak psikis dapat dilaukan, orientasi baik, afek appropriate sesuai mood,
mood hipotim, proses pikir koheren, isi pikir waham ada, persepsi halusinasi
auditorik dan visual ada, dan daya ingat tidak terganggu. Dari pemeriksaan status
26
berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu
gangguan jiwa.
3 minggu sebelum masuk rumah sakit, keluarga pasien mengeluhkan pasien sering
menyendiri. Pasien marah dan kecewa terhadap pacarnya, pasien sudah pacaran
sejak 3 tahun yang lalu. Sejak saat itu, pasien mengurung diri didalam kamar, suka
marah-marah, mudah tersinggung, tidak mau keluar dari kamar, dan sering
menyendiri. Pasien percaya bahwa pacarnya hanya ditakdirkan hidup bersama dia.
Pada pasien ini tidak ditemukan riwayat trauma kepala, stroke, dan gangguan
NAPZA sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
berupa halusinasi auditorik, halusinasi visual, dan perilaku depresi berupa riwayat
menyendiri ada. Riwayat kehilangan minat untuk keluar rumah ada. Riwayat rasa
mudah lelah ada. Riwayat kurang percaya diri ada. Riwayat nafsu makan menurun
ada. Riwayat pasien suka menangis sendiri tidak ada, sehingga dapat didiagnosis
Dari riwayat kepribadian pasien didapatkan ciri kepribadian yang tidak ada
retardasi mental. Karena pasien didiagnosis setelah umur 18 tahun maka pada
Pada pasien ini tidak ditemukan kondisi medis umum yang cukup bermakna
27
Pada pasien ini didapatkan masalah utama yang meyebabkan perubahan
perilaku pada pasien adalah masalah percintan yang berkaitan dengan lingkungan
sehingga berdasarkan penilaian GAF saat ini pasien berada pada nilai 60-51.
X. Diagnosis Multiaksial
XIII. Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi
Risperidon 2 mg 2 x 1 tab
Lorazepam 2 mg 1 x 1 tab
B. Psikoterapi
1. Kepada pasien
Psikoterapi supportif
28
Berempati pada pasien, memahami keadaan pasien,
mengidentifikasi faktor pencetus dan memecahkan masalah secara
terarah.
Amitriptyline
XV. Prognosis
29
BAB 4
DISKUSI
Telah datang seorang pasien Tn. IR umur 27 tahun ke Rumah Sakit Jiwa Prof.
HB. Saanin pada tanggal 17 April 2017 dengan diagnosis Depresi pasca
pemeriksaan psikiatri.
sejak tahun 2016 dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin. Pasien
Setelah itu pasien di tinggal menikah oleh pacarnya yang sudah pacaran selama 3
tahun dan berhenti minum obat 1 bulan yang lalu. Pasien merasa kecewa terhadap
dirinya sendiri. Pasien juga marah dan kecewa terhadapat pacarnya. Pasien merasa
pacarnya ditakdirkan hidup bersama dia. Sejak saat itu pasien mengurung diri di
kamar, marah-marah, mudah tersinggug, tidak mau keluar dari kamar, dan
menyendiri. Pasien sering mengeluh melihat bayangan pacar nya pada malam hari
. Pasien di rawat 1 bulan tahun lalu, kemudian pulang dan sebulan lalu sempat
putus obat. Berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan diagnosis axis I pada
Pada riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit dahulu pasien tidak
diagnosis. Pada pasien ini tidak ditemukan kondisi medis umum yang cukup
bermakna, sehingga aksis III pada pasien ini tidak ada diagnosis. Pada pasien ini
30
terdapat masalah percintaan yang berhubungan dengan masalah lingkungan sosial
sehingga masalah lingkungan sosial menjadi diagnosis aksis IV. Pada aksis V,
pasien mengalami gejala sedang (moderate) dan disabilitas sedang, maka pasien
berdasarkan penilaian GAF saat ini pasien berada pada nilai 60-51.
31
DAFTAR PUSTAKA
32