Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kiranya pantaslah kami memanjatkan puji
syukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada penulis, baik kesempatan maupun kesehatan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah PKN ini dengan tepat. Salam dan salawat selalu tercurah
kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari alam jahiliyah
menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.
Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PKN) adalah mata pelajaran yang dirancang
untuk membekali siswa dengan keimanan dan akhlak mulia sebagai mana di arahkan oleh
falsafah hidup bangsa indonesia yaitu pancasila. Melalui pembelajaran pkn, siswa di persiapkan
untuk dapat berperan sebagai warga negara yang efektif dan bertanggung jawab.
Indikator:
Jawaban:
Kemudian, apa saja yang menjadi sumber keuangan negara? Sumber keuangan negara
Republik Indonesia meliputi beberapa hal berikut.
a. Pajak
b. Retribusi
c. Keuntungan BUMN/BUMD
d. Denda dan Sita
e. Pencetakan Uang
f. Pinjaman
g. Sumbangan, Hadiah, dan Hibah
h. Penyelenggaraan Undian Berhadiah
a) dikuasakan kepada menteri keuangan, selaku pengelola fiskal dan wakil Pemerintah
dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
b) dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
c) diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk
mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan
kekayaan daerah yang dipisahkan.
d) tidak termasuk kewenangan dibidang moneter, yang meliputi antara lain mengeluarkan
dan mengedarkan uang, yang diatur dengan undang-undang.
3. Keuangan negara adalah hal-hal yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran
negara serta pengatuhnya terhadap perekonomian. Seluruh sumber penerimaan dan
pengeluaran diperhitungkan oleh pemerintah secara cermat dan teliti serta bertanggung
jawab, yang semuanya disusun dalam APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja
Negara). APBN adalah suatu daftar atau pernyataan yang terperinci mengenai kondisi
keuangan negara yang mencakup penerimaan dan pengeluaran negara. Sumber-sumber
keuangan negara meliputi 6 hal, yaitu:
Pajak
Pajak merupakan salah satu pos penerimaan negara yang utama. Pajak merupakan
hak pungutan resmi pemerintah berdasarkan undang-undang. Pajak itu dikenakan
kepada wajib pajak, yaitu individu, kelompok, maupun suatu badan usaha yag
wajib membayar pajak kepada pemerintah. Pajak berperan sangat penting karena
pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang dapat menjamin
kelangsungan pembangunan sosial. Wajib pajak yang telah ikut serta dalam
membayar pajak berarti mereka telah membantu pemerintah dalam menyukseskan
pembangunan nasional.
Retribusi
Retribusi adalah pungutan yang dilakukan pemerintah berdasarkan undang-
undang yang berlaku. Pembayar retribusi ini merupakan pihak yang telah
menerima manfaat atas fasilitas pemerintah, seperti retribusi pasar, retribusi
parkir, dan jenis retribusi lainnya. Pajak dan retribusi berbeda dalam hal
penerimaan manfaat. Jika dalam retribusi, pembayar retribusi dapat merasakan
manfaat secara langsung, namun pembayar pajak tidak dapat merasakan
manfaatnya secara langsung dan tidak semua orang dapat menikmati hasil
pemanfaatan pajak secara merata.
Keuntungan BUMN
BUMN adalah perusahaan negara yang mengelola sumber daya yang strategis dan
menguasai hajat hidup banyak orang. Sebagai perusahaan negara, BUMN
memiliki kewajiban utama dalam melayani kepentingan umum dan kadangkala
BUMN pun dapat memperoleh laba dari hasil kegiatannya. Laba tersebut
merupakan salah satu penerimaan negara karena BUMN adalah milik negara.
Apabila suatu BUMN mampu bekerja secara efektif dan efisien, maka BUMN
dapat memperoleh laba yang besar sehingga secara otomatis meningkatkan
penerimaan negara pula.
a) Azas tahunan, artinya membatasi masa berlakunya atau periode anggaran untuk suatu
tahun tertentu, mulai dari 1 Januari 31 Desember.
b) Asas universalitas, mengharuskan agar setiap transaksi keuangan ditampilkan secara
utuh dalam dokumen anggaran.
c) Asas spesialitas, mewajibkan agar kredit anggaran yang disediakan terinci secara jelas
peruntukannya.
d) Asas kesatuan, menghendaki agar semua Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah
disajikan dalam satu dokumen anggaran.
e) Akuntabilitas berorientasi pada hasil, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara, khususnya pengelolaan
keuangan negara harus dapat dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat atau rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
f) Profesionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik
dan ketentuan peraturan perundang-undangan, khususnya dalam pengelolaan keuangan
negara. Oleh karena itu, sumber daya manusia di bidang keuangan negara harus
profesional, baik di lingkungan Bendahara Umum Negara/Daerah maupun di lingkungan
Pengguna Anggaran/Barang.
g) Proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban Penyelenggara Negara, serta teralokasinya sumber daya yang tersedia secara
proporsional terhadap hasil yang akan dicapai.
h) Keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang pengelolaan
keuangan negara dalam setiap tahapannya, baik dalam perencanaan dan penganggaran,
pelaksanaan anggaran, pertanggung-jawaban, maupun hasil pemeriksaan, dengan tetap
memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
i) Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri, artinya
pemeriksaan atas tanggung jawab dan pengelolaan keuangan negara/daerah dilakukan
oleh badan pemeriksa yang independen, dalam hal ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK).
5. A. Presiden
Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan
negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. (Pasal 6 UUNo. 17/2003). Pada
dasarnya Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan atas pengelolaan
keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan
B. Menteri Keuangan
C. Menteri/Pimpinan Lembaga
D. Gubernur/Bupati/Walikota
Menyusun RKA-SKPD
Menyusun DPA-SKPD
Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja
Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya
Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran
Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak
Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran
yang telah ditetapkan
Menandatangani SPM
Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya
Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab
SKPD yang dipimpinnya
Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya
Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya
Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan
kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui
sekretaris daerah
6. Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain
melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut
untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini
mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai
aspek ekonomi. Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat,
akan cenderung bersifat mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh
karena itu, untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu
kebijakan yang disebut inflation targeting framework.
Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga
keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja le. mbaga perbankan
seperti itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasiSeperti halnya di
negara-negara lain, sektor perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem
keuangan. Oleh sebab itu, kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan
keuangan dan mengganggu perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan
tersebut, sistem pengawasan dan kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan.
Selain itu, disiplin pasar melalui kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan
serta penegakan hukum (law enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada
menunjukkan bahwa negara-negara yang menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas
sistem keuangan yang kokoh. Sementara itu, upaya penegakan hukum (law enforcement)
dimaksudkan untuk melindungi perbankan dan stakeholder serta sekaligus mendorong
kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk menciptakan stabilitas di sektor perbankan
secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia
dan rencana implementasi Basel II.
Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta
dalam sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius
dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan
risiko yang bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang
bersifat sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk
mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Antara
lain dengan menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan
nama sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih meningkatkan
keamanan dan kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran,
Bank Indonesia memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko potensial
dalam sistem pembayaran.
Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat
mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui
pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor
keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada
stabilitas sistem keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan
instrumen dan indikator macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan.
Hasil riset dan pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas
terkait dalam mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam
sektor keuangan.
Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan
melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR
merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis
guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR
mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya
diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu
terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat
diterapkan pada bank yang mengalami kesulitan likuiditas temporer namun masih
memiliki kemampuan untuk membayar kembali. Dalam menjalankan fungsinya sebagai
LoLR, Bank Indonesia harus menghindari terjadinya moral hazard. Oleh karena itu,
pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam
penyediaan likuiditas tersebut.
7. Pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk memeriksa tanggung jawab
tentang Keuangan Negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya
ditetapkan dengan Undang-Undang. Hasil pemeriksaan itu disampaikan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat. Berdasarkan amanat UUD Tahun 1945 tersebut telah dikeluarkan
Surat Penetapan Pemerintah No.11/OEM tanggal 28 Desember 1946 tentang
pembentukan Badan Pemeriksa Keuangan, pada tanggal 1 Januari 1947 yang
berkedudukan sementara dikota Magelang. Pada waktu itu Badan Pemeriksa Keuangan
hanya mempunyai 9 orang pegawai dan sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan
pertama adalah R. Soerasno. Untuk memulai tugasnya, Badan Pemeriksa Keuangan
dengan suratnya tanggal 12 April 1947 No.94-1 telah mengumumkan kepada semua
instansi di Wilayah Republik Indonesia mengenai tugas dan kewajibannya dalam
memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan Negara, untuk sementara masih
menggunakan peraturan perundang-undangan yang dulu berlaku bagi pelaksanaan tugas
Algemene Rekenkamer (Badan Pemeriksa Keuangan Hindia.
8. tugas dan kewenangan BPK menurut undang-undang
9. Dalam hal pemilihan anggota BPK, tidak ada proses checks and balances antara lembaga
legislatif dan eksekutif. Tidak seperti pemilihan pejabat negara lainnya, di mana ada
keterlibatan lembaga presiden (pemerintah) dan DPR. Dalam hal pemilihan anggota
BPK, tidak ada proses checks and balances antara lembaga legislatif dan eksekutif. Tidak
seperti dalam pemilihan pejabat negara lainnya, di mana ada keterlibatan lembaga
presiden (pemerintah) dan DPR. Memang ada keterlibatan DPD. Tetapi DPD hanya
sebatas memberi rekomendasi yang dengan mudahnya dapat diabaikan oleh DPR.
Artinya, kewenangan ada di tangan DPR sepenuhnya. Model inilah yang rentan
disalahgunakan. Apalagi, faktanya, proses seleksi pejabat publik di DPR selalu tidak
transparan. Proses fit and proper test selama ini hanya sebagai ajang transaksi politik.
Bahkan, tak jarang, proses itu menjadi ajang transaksi suap. Pertimbangan pemilihan
calon juga sering kali tidak bisa dipertanggungjawabkan. Terkadang DPR justru memilih
calon yang berkualitas dan berintegritas rendah. Alasan-alasan politis lebih mendominasi
daripada pertimbangan kompetensi dan integritas. Politisasi inilah yang seharusnya
dihindari dalam pemilihan anggota BPK, karena BPK bukanlah lembaga politik. BPK
adalah lembaga negara yang bebas dan mandiri yang tidak boleh diintervensi oleh
lembaga lain. Anggota BPK merupakan jabatan strategis. Betapa tidak, anggota BPK
punya kewenangan memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. BPK
juga berperan besar dalam pemberantasan korupsi, karena berwenang melakukan audit
investigasi ihwal penyimpangan keuangan negara yang berdampak pada kerugian negara.
Hasil audit BPK sangat menentukan pengungkapan berbagai kasus korupsi kelas kakap,
misalnya kasus Century, Hambalang, dan kuota impor sapi. Namun, sayangnya,
mekanisme seleksi anggota BPK di DPR sangat mengkhawatirkan. Prosesnya
berlangsung tertutup, tidak partisipatif, dan tidak serius. Kesalahan paling fatal DPR
adalah meloloskan calon yang pernah tersangkut kasus korupsi. Padahal telah jelas dan
tegas dinyatakan dalam UU BPK bahwa mereka yang pernah dijatuhi pidana penjara
karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan hukuman 5 tahun atau lebih tidak
boleh menjadi calon. Lolosnya calon yang pernah terlibat korupsi jelasmenunjukkan
ketidakseriusan DPR dalam melakukan seleksi.
10. Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 demi terselenggaranya Negara
Hukum Republik Indonesia. Kekuasaan kehakiman di Indonesia dilaksanakan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang di bawahnya dalam lingkungan
Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer,
lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
11. A . MPR
Wewenang MPR berdasarkan Pasal 3 dan Pasal 8 ayat (2) dan ayat (3) UUD Tahun 1945
adalah:
B. DPR
DPR adalah lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang
merupakan lembaga perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan membentuk UU. DPR
mempunyai fungsi legislasi anggaran, dan pengawasan. Diantara tugas dan wewenang
DPR adalah ;
1. Membentuk UU yang dibahas dengan presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
2. Membahas dan memberikan persetujuan peraturan pemerintah pengganti UU.
3. Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan dengan
bidang tertentu dan menginstruksikannya dalam pembahasan.
4. Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD
5. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan
pemerintah.
6. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuanagan
negara yang disampaikan oleh BPK.
7. Memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.
8. Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi rakyat.
Dalam menjalankan fungsinya, anggota DPR memiliki hak interpelasi, yakni hak
meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang berdampak
kepada kehidupan bermasyarakat da bernegara. Dan DPR juga memilik hak angket, yakni
melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah yang diduga bertentangan
dengan peraturan perundang undangan. Dan menyatakan pendapat diluar institusi,
anggota DPR juga memilikimhak mengajukan RUU, mengajukan pertanyaan,
menyampaikan usul dan pendapat, membela diri, hak imunitas, serta hak protokoler.
DPD (Dewan Perwakilan Daerah) merupakan lembaga yang baru dalam sistem
ketatanegaraan RI. Sebelumnya lembaga ini tidak ada. Setelah UUD 1945 mengalami
amandemen lembaga ini tercantum, yakni dalam Bab VII pasal 22 C dan pasal 22 D.
Anggota DPD ada dalam setiap provinsi, dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu
(lihat kembali Bab Pemilu). Anggota DPD ini bukan berasal dari partai politik, melainkan
dari organisasi-organisasi kemasyarakatan.
Menurut pasal 22 D UUD 1945, DPD memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut.
D. Presiden
Masa jabatan Presiden (juga Wakil Presiden) adalah lima tahun, dan sesudahnya dapat
dipilih kembali untuk jabatan yang sama dalam satu masa jabatan saja (pasal 7 UUD
1945 hasil amendemen).
Kedudukan presiden meliputi dua macam, yakni:
Sebagai kepala negara, Presiden mempunyai wewenang dan kekuasaan sebagai berikut.
1. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara (pasal 10 UUD 1945).
2. Menyatakan perang, membuat perjanjian dan perdamaian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR (pasal 11 UUD 1945).
F. MahkamahAgung
Perubahan ketentuan yang mengatur tentang tugas dan wewenang Mahkamah Agung
dalam Undang-Undang Dasar dilakukan atas pertimbangan untuk memberikan jaminan
konstitusional yang lebih kuat terhadap kewenangan dan kinerja MA. Sesuai dengan
ketentuan Pasal 24A ayat (1), MA mempunyai tugas dan wewenang:
1. mengadili pada tingkat kasasi;
2. menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-
undang
3. wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang.
G. Mahkamah Konstitusi
Perubahan UUD 1945 juga melahirkan sebuah lembaga negara baru di bidang kekuasaan
kehakiman, yaitu Mahkamah Konstitusi dengan wewenang sebagai berikut:
1. menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar;
2. memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar;
3. memutus pembubaran partai politik;
4. memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Lembaga ini merupakan bagian kekuasaan kehakiman yang mempunyai peranan penting
dalam usaha menegakkan konstitusi dan prinsip negara hukum sesuai dengan tugas dan
kewenangannya sebagaimana yang ditentukan dalam UUD 1945. Pembentukan
Mahkamah Konstitusi adalah sejalan dengan dianutnya paham negara hukum dalam
UUD
1945. Dalam negara hukum harus dijaga paham konstitusional.Artinya, tidak boleh ada
undang-undang dan peraturan perundang-undangan lainnya yang bertentangan dengan
Undang-Undang Dasar.
Hal itu sesuai dengan penegasan bahwa Undang-Undang Dasar sebagai puncak dalam
tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Pengujian undang-undang
terhadap UUD 1945 membutuhkan sebuah mahkamah dalam rangka menjaga prinsip
konstitusionalitas hukum.
TUGAS PKN
ANDI ARU ANA
XII IPS 2