Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EKOLOGI TUMBUHAN

METODE DAN ANALISIS VEGETASI

Kelompok : 2

Nama Anggota :1. Desi E. Plaituka

2. Febriana S. Esti

3. Meylinda S. Penna

4. Mila Adentika Bere

5. Mardi A. Missa

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CEDANA

KUPANG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang telah melimpahkan
rahmat, atas selesainya makalah kelompok kami yang berjudul METODE ANALISIS
VEGETASI .

Sesuai judul di atas, kelompok kami akan menyampaikan sedikit tentang analisis
vegetasi menggunakan metode Acak, Metode Kuadrat, dan Metode Luas Kurva Minimum.
Metode tersebut digunakan untuk menghitung jumlah vegetasi yang terdapat di dalam
lingkungan tertentu. Terdapat sedikit perbedaan mengenai penggunaan ketiga metode
tersebut baik dari segi pengertian, dan manfaatnya.

Kami sadar bahwa makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan dan segala Maka
kami membutuhkan saran dan kritik dari Ibu Dosen selaku pembimbing mata kuliah Ekologi
Tumbuhan.. Harapan kami dari dibuatnya makalah ini semoga dapat berguna bagi kita semua
yang akan mengadakan praktikum lapang.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................................................

Daftar Isi .....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Metode Pasang Acak ...........................................................................................................

2.2 Metode Kuadrat ...................................................................................................................

2.3 Metode Luas Kurva Minimum .............................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Lingkungan merupakan hal yang paling penting untuk dilindungi dan dijaga
kelestariannya karena merupakan tempat dimana seluruh makhluk hidup tinggal. Baik
manusia, hewan maupun tumbuhan serta faktor biotik dan abiotik sebagai pendukungnya.
Terdapat berbagai ilmu yang mempelajari tentang lingkungan dan salah satunya adalah
ekologi.

Ekologi telah dikenal oleh manusia sejak lama sesuai dengan sejarah peradaban
manusia. Dalam hal ini bukan hanya manusia yang bisa berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya, akan tetapi juga makhluk-makhluk hidup lainnya. Interaksi antara setiap
organisme dengan lingkungannya merupakan proses yang tidak sederhana, melainkan suatu
proses yang kompleks. Ekologi sendiri merupakan suatu hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan biasanya terdiri dari beberapa jenis


yang hidup bersamaan pada suatu. dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat
interaksi yang erat, baik diantara individu penyusun vegatasi itu sendiri maupun dengan
organisme lainnya sehingga yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu
penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu
sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Sagala, E.H.P, 1997).

Vegetasi merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh atau merupakan suatu
masyarakat yang dinamis. Masyarakat tumbuh-tumbuhan terbentuk melalui beberapa tahap
invasi tumbuh-tumbuhan, yaitu adaptasi, agregasi, persaingan dan penguasaan, reaksi
terhadap tempat tumbuh dan stabilitasi. Untuk menuju ke suatu vegetasi yang mantap
diperlukan waktu sehingga dengan berjalannya waktu vegetasi akan menuju ke keadaan yang
stabil,proses ini merupakan proses biologi yang dikenal dengan istilah suksesi (Odum, 1972)
Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
sebaran berbagai spesies dalam suatu area melaui pengamatan langsung. Analisis vegetasi
dilakukan dengan membuat plot dan mengamati morfologi serta identifikasi vegetasi yang
ada. Kehadiran vegetasi pada suatu landscape akan memberikan dampak positif bagi
keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi dalam
suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam
udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain.
Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif,
tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh
pada daerah itu. Pada umumnya analisis vegetasi dibedakan atas analisis vegetasi kualitatif
dan kuantitatif .

a) Analisis Vegetasi Kualitatif


Komposisi dan struktur komunitas tumbuhan secara kualitatif dan dapat di
deskripsikan dengan observasi visual tanpa sampling khusus serta pengukuran. Studi analisi
vegetasi kualitatif meliputi perhitungan secara stratifikasi, aspeksi, sosiabilitas, floristik, dan
bentuk hidup.
b) Analisis Vegetasi Kuantitatif
Dalam analisis ini diperlukan suatu perkiraan atau estimasi. Hal tersebut dapat dibuat
dengan observasi spesies tumbuhan pada tempat berbeda dalam habitat. Beberapa metode
yang sering digunakan adalah metode kuadrat, metode lop, metode titik, dan metode transek.
Dengan informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan,
komunitas vegetasi dikelompokkan menjadi vegetasi iklim dan vegetasi tanah yang
berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik.

1.2 Rumusan Masalah


2. Bagaimana cara mempelajari metode analisis vegetasai ?
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam inventarisasi ekosistem perhatian ditunjukan pada analisis vegetasi,karena
vegetasi merupakan pencerminan interaksiberbagai faktor lingkugan dengan makhluk
hidup.kehidupan makhluk lainnya bergantung seluruhnya pada vegetasi sehinggaterdapat
korelasi antara macam vegetasi dan macam komunitas makhluk lain.oleh karena itu,vegetasi
merupakan komponen utama dalam suatu ekosistem
Analisis vegetasi diberbagai kawasan pelestarian dimaksudkan untuk
memperolehdata tentang komposisi flora dan data kuantitatif mengenai penyebaran, jumlah
dan dominasi masing-masing jenis. Dalam hal ini,data yang dikumpulkan adalah
frekuensi,kerapatan,dominasi.
Beberapa batasan yang dijelaskan adalah:
1.vegetasi :masyarakat tumbuhan pada suatu daerah yang luas dan mudah dikenal dengan
penglihatan
2.komunitas :masyarakat tumbuhan tertentu yang merupakan bagiandari vegetasi.
3. flora :keselururah jenis yang terdapat dalam suatu kawasan tanpa memperhitungkan jumlah
dan penyebaran individu jenis-jenis.
4. frekuensi: penyebaran suatu jenis yang dinyatakan dalam persentase terdapatnya dalam
petak-petak cuplikan tanpa memperhitungkan jumlah individu jenis tersebut yang terdapat
dalam masing-masing petak.
5. kerapatan : jumlah individu yang suatu jenis per satuan luas
6. dominansi: penguasaan suatu jenis dalam suatu vegetasi atau komunitas yang dinyatakan
dalam :- penutup
- luas bidang dasar
- volume-volume total semua individu suatu jenis per satuan luas.
- biomassa, berat total kering atau basah semua individu suatu jenis per satuan luas
Nilai-nilai frekuensi, kerapatan dan dominansi dalam suatu pertelaan vegetasi atau komunitas
dapat dinyatakan dalam nilai mutlak seperti tersebut diatas, atau dapat pula dinyatakan dalam
nilai nisbi sebagai berikut:
a. Frekuensi nisbi(FN) : nilai frekuensi suatu jenis x 100%
nilai total frekuensi untuk semua jenis
b.kerapatan nisbi(KN) : nilai kerapatan suatau jenis x 100%
nilai total frekuensi untuk semua jenis
d. dominasi nisbi ( DN ): nilai dominasi satu jenis x 100%
nilai total frekuensi untuk semua jenis

Bila ketiga nilai nisbi tersebut dijumlahkan, maka dapat dihitung nilai penting atau NP suatu
jenis dalam suatu vegetasi atau komunitas jadi NP= FN + KN + DN, yang mempunyai nilai
maksimum 300.

Adapun meteode yang digunakan dalam melakukan analisis vegetasi.


2.1.Metode pasang Acak
Didalam metode pasang acak ini pohon-pohon dipilih dengan maksud berdasarkan
sudut pandang. Sudut-sudut yang berbeda telah digunakan, tetapi sudut yang terbaik adalah
sudut 1800. Suatu garis petunjuk yang ditentukan,zig-zag atau lurus diterapkan untuk studi
area dan jarak dari titik satu dengan yang lainya dipilih sedemikian rupa berturut-turut
dengan titik-titik sampel dari pohon-pohon yang berbeda.
Gambar

Bila pohon terlalu dekat dengan pohon ini dicatat sebagai anggota kedua dari
pasangan masing-masing atau ulangan, hasil jarak ini akan memberikan gambaran betap
kecilnya jarak antara semua pohon rata-rata dalam hutan, karena itu suatu daerah dipohon
pertama ini dipisahkan dari perhitungan, dan beberapa pohon di dalam area tidak dipilih.
Dalam melakikan analisis vegatasi dengan menggunakan metode ini diameter dan spesiesnya
dicatat, demikian pula jarak antara pohon-pohon yang dipilh. Dengan menggunakan sudut
1800, maka perlu koreksi jarak dengan dikalikan faktor koreksi 0,8 untuk memberikan hasil
dari jarak terkoreksi
2.2 Metode Kuadrat
Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu luasan
petak. Contohnya Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas yang
diukur dengan satuan kuadrat seperti m, cm dan lain-lain. Bentuk petak contoh pada metode
kuadrat pada dasarnya ada tiga macam yaitu bentuk lingkaran, bentuk bujur sangkar dan
bentuk empat persegi panjang. Dari ketiga bentuk petak contoh ini masing-masing bentuk
memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Bentuk lingkaran akan lebih menguntungkan jika dapat dipakai untuk analisis
vegetasi herba yang bergerombol, karena ukuran dapat cepat diperluas dan teliti dengan
menggunakan seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat lingkaran. Untuk vegetasi herba
rendah bentuk empat persegi panjang akan lebih efisien dibandingkan dengan bentuk bujur
sangkar pada ukuran yang sama. Hal ini disebabkan karena kelompok tumbuhan cenderung
akan tumbuh membentuk lingkaran, sehingga bentuk petak contoh berbentuk empat persegi
panjang akan lebih banyak kemungkinannya untuk memotong kelompok tumbuhan
dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada luasan yang sama, dengan demikian jumlah
jenis yang teramati akan lebih banyak .
Namun demikian, bentuk petak contoh empat persegi panjang mempunyai
kekurangan terhadap bentuk bujur sangkar, karena perbandingan panjang tepi terhadap
luasnya lebih besar daripada perbandingan panjang tepi bujur sangkar terhadap luasnya.
Kesalahan tersebut terus meningkat apabila perbandingan panjang tepi terhadap luasnya
semakin meningkat.
Metode kuadrat juga ada beberapa jenis:
a. Liat quadrat: Spesies di luar petak sampel dicatat.
b. Count atau list count quadrat: Metode ini dikerjakan dengan menghitung jumlah
spesies yang ada beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam petak. Jadi
merupakan suatu daftar spesies yang ada di daerah yang diselidiki.
c. Cover quadrat (basal area kuadrat): Penutupan relatif dicatat, jadi persentase tanah
yang tertutup vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan berapa area (penutupan
relatif) yang diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa total basal dari vegetasi di suatu daerah.
Total basal dari vegetasi merupakan penjumlahan basal area dari beberapa jenis tanaman.
d. Chart quadrat: Penggambaran letak atau bentuk tumbuhan disebut Pantograf.
Metode ini terutama berguna dalam mereproduksi secara tepat tepi-tepi vegetasi dan
menentukan letak tiap-tiap spesies yang vegetasinya tidak begitu rapat. Alat yang digunakan
pantograf dan planimeter. Pantograf dilengkapi dengan lengan pantograf. Planimeter
merupakan alat yang dipakai dalam pantograf yaitu alat otomatis mencatat ukuran suatu luas
bila batas-batasnya diikuti dengan jarumnya .
Dengan metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau
lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan
bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan
metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan
frekuensi.

2.3 Metode Luas Kurva Minimum


Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk
menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas minimum
digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap
representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari.
Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat
pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut,
makin luas petak contoh yang dgunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur
sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh
minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis
vegetasi dengan metode kuadrat.
Metode luas minimum dilakukan dengan cara menentukan luas daerah contoh
vegetasi yang akan diambil dan didalamnya terdapat berbagai jenis vegetasi tumbuhan.
Syarat untuk pengambilan contoh haruslah representative bagi seluruh vegetasi yang
dianalisis. Keadaan ini dapat dikembalikan kepada sifat umum suatu vegetasi yaitu vegetasi
berupa komunitas tumbuhan yang dibentuk oleh beragam jenis populasi. Dengan kata lain
peranan individu suatu jenis tumbuhan sangat penting. Sifat komunitas akan ditentukan oleh
keadaan-keadaan individu dalam populasi.
Setelah luas minimum diketahui dan telah ditentukan, dari situlah jumlah minimum
dapat ditentukan. Jumlah minimum merupakan jumlah terkecil spesies yang terdapat dalam
vegetasi. Banyak atau sedikitnya jumlah spesies dalam vegetasi ditentukan oleh beberapa
factor, yaitu:

Iklim
Iklim merupakan factor terpenting yang menyebabkan keragaman tumbuhan dalam suatu
daerah karena masing masing tumbuhan mempunyai iklim dan habitat tertentu.

Keragaman habitat
Dengan beragamnya habitat otomatis akan menyebabkan keragaman spesies tumbuhan
yang membuat persaingan dan kompetisi meningkat.

Ukuran
Daerah yang luas akan dapat menampung jumlah individu / spesies yang banyak pula.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan anatar luas dan keberagaman
spesies secara kuantitatif.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi
secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi
adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis
vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai
penting dari penyusun komunitas hutan tersebut
Dalam analisis vegetasi dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu Metode
Pasang Acak, Metode Kuadrat dan metode kurva luas minimum. Metode tersebut memiliki
fungsi tersendiri dalam proses analisis vegetasi.
DAFTAR PUSTAKA

Heddy Suwasono. 2012. Metode Analisis Vegetasi Dan Komunitas. Cet. 1. Jakarta

https://www.irwantoshut.com/analisis_vegetasi_parameter_kuantitatif.html
Diakses pada tanggal 25 Maret 2017 14.07

Odum, P. E. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan Ir. Thahjono Samingan, M.Sc. Cet. 2.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sagala, E.H.P, 1997. Analisa Vegetasi Hutan Sibayak II pada Taman Hutan Rakyat
Bukit Barisan Sumatera Utara. Skripsi Sarjana Biologi (Tidak dipublikasi) Medan:
FMIPA USU.

Anda mungkin juga menyukai