Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik
anak anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat
beragam, bisa karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12.
Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan
laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara laboratorik
didapatkan penurunan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah dari kadar normal.
B. Ruang lingkup
Ruang lingkup laporan terbatas pada pemberian asuhan keperawatan pada
Tn. H dengan diagnosa medis anemia di ruang perawatan umum Rumah Sakit
Islam Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya, yang meliputi tahap pengkajian, keluhan
utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan
keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan head to toe, aktivitas sehari hari, data
penunjang, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan
diagnosa medis anemia.
2. Tujuan khusus
Melalui proses keperawatan diharapkan mampu:
a. Melaksanakan pengkajian terhadap pasien dengan penyakit anemia.
b. Mampu mendiagnosa keperawatan sesuai prioritas masalah.
c. Mampu melaksanakan rencana tindakan dan rasional dalam praktek
nyata sesuai dengan masalah yang telah diprioritaskan.
d. Mampu melaksanakan tindakan dalam praktek nyata sesuai dengan
masalah yang diprioritaskan.
e. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah
dilaksanakan pada pasien dengan penyakit anemia.
f. Mampu mendokumentasikan rencana tindakan asuhan keperawatan yang
telah dilaksanakan.
g. Mampu membahas kesenjangan antara teori yang diperoleh dengan studi
kasus.

D. Metode penulisan
Metode yang digunakan adalah pendekatan studi kasus yaitu metode yang
memberikan gambaran terhadap suatu kejadian atau keadaan yang berlangsung
melalui proses keperawatan. Adapun tehnik tehnik yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dengan cara:
1. Wawancara
Penulisan mengadakan wawancara dengan pasien dan keluarga untuk
mendapatkan data subjektif pasien.
2. Studi dokumentasi
Data data yang didapatkan dari rekam medis pasien di ruangan seperti catatan
keperawatan dan catatan dokter.
3. Studi kepustakaan
Penulis mendapatkan literatur dan tinjauan teori mengenai konsep dasar penyakit
anemia dan konsep dasar keperawatan.
4. Observasi
Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien dan mengamati
perubahan perubahan yang terjadi untuk memperoleh data serta mencatat hal
hal penting termasuk pemeriksaan fisik.
5. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara melihat apakah
terdapat luka, dan lain lain.
b. Palpasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara meraba apakah
ada benjolan atau tidak.
c. Perkusi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mengetuk dengan
menggunakan refleks hummer.
d. Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan
stetoskop.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Anemia (dalam bahasa Yunani: tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah
sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel
darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin
yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru paru dan
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut
oksigen dalam jumlah yang diperlukan tubuh (kamus bahasa Indonesia). Berikut
pengertian anemia menurut para ahli diantaranya :
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut
oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya.
(Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).
Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE
sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, kapita
selekta, jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999). Anemia secara umum adalah turunnya kadar
sel darah merah atau hemoglobin dalam darah.

2. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit yaitu besi, vitamin B12 dan asam folat. Anemia
juga dapat diakibatkan dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Penyakit Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip disaluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
25. Sferositosis herediter dan elliptositosis herediter
26. Kekurangan G6PD
27. Penyakit sel sabit
28. Penyakit hemoglobin C dan penyakit hemoglobin E
B. Tanda dan Gejala
1) Lemah, letih, lesu dan lelah.
2) Sering mengeluh pusing dan mata berkunang kunang.
3) Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat.
C. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum sum tulang
atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum sum
tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, tumor, atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan.
Masalah dapat diakibatkan oleh efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah
merah. Lisis sel darah merah terjadi dalam sistem fagositik atau dalam sistem
retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Proses bilirubin yang sedang
terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direpleksikan dengan
meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg / dl atau kurang,
kadar 1,5 mg / dl mengakibatkan ikterik pada sklera. Anemia merupakan penyakit
kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah
merah (eritrosit).
Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ
tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang, akibatnya
dapat menghambat kerja organ organ penting, salah satunya otak. Otak terdiri
dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti
komputer yang memorinya lemah, lambat menangkap, jika sudah rusak tidak bisa
diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).
D. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 14 g/dl )
2. Kadar Ht menurun ( normal 37% 41%)
3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia
aplastik)
E. Data Fokus
Terdiri dari DS (data subjektif) dan DO (data objektif). Data subjektif
merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengkajian terhadap pasien atau
keluarga pasien (apa yang dikatakan pasien atau keluarga pasien), sedangkan data
objektif adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan.
Biasanya data fokus yang didapatkan adalah :
Data Subjektif :
1) Pasien mengatakan lemah, letih, lesu.
2) Pasien mengatakan nafsu makan menurun.
3) Pasien mengatakan mual.
4) Pasien mengatakan sering haus.
Data Objektif :
1) Pasien tampak lemah, letih, lesu
2) Berat badan menurun, pasien tidak mau makan
3) Pasien tampak mual dan muntah muntah.
4) Bibir tampak pecah pecah, kulit pasien tampak kering.
F. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Biasanya keluhan yang paling utama pada penderita anemia adalah lemah atau
pusing.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan pasien pada saat dikaji dan diperiksa.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit anemia sebelumnya ?.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pasien memiliki riwayat penyakit keturunan seperti
diabetes militus, penyakit jantung, struk ?.
G. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Pucat, keletihan, kelemahan, nyeri kepala, demam, dispnea, vertigo,
sensitif terhadap dingin, berat badan menurun.
2) Kulit
Kulit kering, kuku rapuh.
3) Mata
Penglihatan kabur, perdarahan retina.
4) Telinga
Vertigo, tinnitus.
5) Mulut
Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis.
6) Paru paru
Dispneu.
7) Kardiovaskuler
Takikardi, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung.
8) Gastrointestinal
Anoreksia.
9) Muskuloskletal
Nyeri pinggang, nyeri sendi.
10) System persyarafan
Nyeri kepala, binggung, mental depresi, cemas.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan
granulosit (respon inflamasi tertekan).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /
absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.
I. Intervensi dan Rasional
a. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan
granulosit (respon inflamasi tertekan).
b. Tujuan
Infeksi tidak terjadi.
c. Kriteria hasil
Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah / menurunkan risiko infeksi dan
meningkatkan penyembuhan luka.
a) Intervensi
1. Anjurkan pasien untuk mencuci tangan.
2. Berikan perawatan kulit, perianal dan oral.
b) Rasional
1. Mencegah kontaminasi mikroorganisme.
2. Menurunkan risiko kerusakan kulit, jaringan atau infeksi.
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.
a. Tujuan
Peningkatan perfusi jaringan.
b. Kriteria hasil
Penunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.
c. Intervensi
1. Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit / membran mukosa,
dasar kuku.
2. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
d. Rasional
1. Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan
membantu menetukan kebutuhan intervensi.
2. Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk
kebutuhan seluler.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /
absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
a. Tujuan
kebutuhan nutrisi terpenuhi.
b. Kriteria hasil
1. Menunujukkan peningkatan / mempertahankan berat badan dengan nilai
laboratorium normal.
2. Midak mengalami tanda mal nutrisi.
3. Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan
atau mempertahankan berat badan yang sesuai.
c. Intervensi
1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.
2. Observasi dan catat masukan makanan pasien.
3. Timbang berat badan setiap hari.
4. Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering atau makan diantara waktu
makan.
d. Rasional
1. Mengidentifikasi defisiensi, mengawasi masukkan kalori atau kualitas
kekurangan konsumsi makanan.
2. Memudahkan intervensi.
3. Mengawasi penurunan berat badan.
4. Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukan nutrisi.

J. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan melibatkan pasien,
keluarga dan tenaga kesehatan lainnya (Lynda Juall Capenito, 1999:28).
Evaluasi pada pasien dengan diagnose medis anemia adalah :
a. Infeksi tidak terjadi.
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
c. Peningkatan perfusi jaringan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata pasien
a. Nama : Tn. H
Umur : 80 tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
No. Registrasi : 0182
Diagnosa medis : Anemia
Tanggal masuk Rumah Sakit: 12 Februari 2014, Rabu
Tanggal Pengkajian : 13 Februari 2014, Kamis
Alamat : Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan
Gunung Tandala Kawalu
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. A
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan pasien : Anak
Alamat : Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan
Gunung Tandala Kawalu.
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan sakit kepala (pusing).
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 13 Februari 2014, Kamis, pukul 08.30 WIB, pasien mengeluh mual,
muntah muntah, lemah, lemas, pusing pada pagi hari, pusing dirasakan setelah
beraktivitas mencangkul padi, pusing yang dirasakan pada bagian depan atas.
Skala nyeri : 3 (nyeri sedang).
4. Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami penyakit yang dialami
sekarang sebelum masuk ke Rumah Sakit.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti diabetes
militus, penyakit jantung, struk, hipertensi.
B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Pasien tampak bersih
2. Tingkat kesadaran : Apatis
3. Tanda tanda vital
a. Tekanan darah : 120 / 60 mmHg
b. Nadi : 85 x / menit
c. Pernafasan : 28 x / menit
d. Suhu : 36,2 0 C
4. Berat badan dan tinggi badan
Berat badan dan tinggi badan telah dikaji namun keluarga pasien tidak
tahu dan pasien tidak bersedia untuk dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi
badan.
5. Pemeriksaan head to toe
a. Kepala / rambut
Simetris, warna rambut hitam dan beruban, terlihat rapi, penyebaran rambut
merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, rambut tampak bersih.
b. Mata
Simetris, penglihatan tidak tajam, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tampak
bersih.
c. Telinga
Simetris, tampak bersih, pendengaran kurang tajam, tidak ada perdarahan, tidak
ada serumen.
d. Hidung
Simetris, tampak bersih, tidak ada benjolan, penciuman normal, tidak ada sekret,
tidak ada kotoran, tidak ada luka, ada bulu hidung, tidak ada perdarahan.
e. Mulut
Simetris, gigi tidak lengkap, tidak bau mulut, tidak kotor, warna bibir sedikit
merah.
f. Leher
Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tampak bersih, tidak ada
jaringan parut, tidak ada lesi.
g. Dada (paru paru dan jantung)
Bentuk dada simetris, bunyi jantung regular, nafas cepat, tidak ada penumpukan
cairan pada pleura.
h. Ketiak
Simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada kemerahan, tidak ada pigmentasi.
i. Perut
Simetris, tidak ada busung, tidak obesitas, bentuk perut datar, tidak ada
penumpukan cairan.
j. Genetalia
Tidak ada keluhan maupun kelainan.
k. Kulit dan kuku
Kulit keriput, kering, warna kulit kuning langsit, kuku dan kulit tampak bersih.
l. Ekstermitas atas
Simetris, ada nyeri tekan pada tangan kiri karena terpasang infus, tidak ada
kelainan, agak lemah.
Kekuatan otot : 4 3
m. Ekstermitas bawah
Simetris, tidak ada nyeri tekan, tampak bersih.
Kekuatan otot : 4 4

Aktivitas sehari hari


No. Aktivitas Sebelum sakit Sesudah sakit
1. Nutrisi
a. Makan
1) Jenis Nasi D5
2) Frekuensi 2x / 3x sehari Belum makan
3) Porsi 1 porsi habis Tidak ada
4) Keluhan Tidak ada Ada
b. Minum
1) Jenis Air putih / kopi Air putih
2) Frekuensi 4x / hari 1 gelas
3) Keluhan Tidak ada Tidak ada
2. Eliminasi
a. BAK
1) Frekuensi 4x / hari 2x
2) Warna Kuning / putih Kuning
3) Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. BAB
1) Frekuensi 1x / hari Belum
2) Warna Kuning khas Tidak ada
3) Konsistensi Lembek Tidak ada
4) Keluhan Tidak ada Tidak ada
3. Personal higiene
a. Mandi 2x / hari 1x
b. Gosok gigi 2x / hari Belum
c. Keramas 3x / minggu Belum
4. Istirahat dan tidur
a. Malam
1) Frekuensi 8 jam 4 jam
2) Keluhan Tidak ada Ada
b. Siang
1) Frekuensi 2 jam Belum
2) Keluhan Tidak ada Tidak ada
5. Mobilisasi dan aktivitas
a. Jenis aktivitas Tani / mencangkul Istirahat
b. Keluhan Tidak ada Ada

C. Data penunjang
6. Pemeriksaan laboratorium
Gula darah sewaktu 144,0
Faal ginjal(kreatinin) 1,38 *
Faal hati : SGOT 52,5 *
SGPT 74,6 *
2. Terapi
Infus D5
Obat injeksi :
Levofioksan 1x1
Pantoprazol 1x1
Kalneks 3x1
E. Analisa data
No. Data Etiologi Masalah
1. Ds : Pasien Kekurangan jumlah Gangguan rasa
mengatakan pusing sel darah merah nyaman nyeri
pada bagian depan didalam tubuh
atas kepala.
Do : Pasien tampak
Pengangkutan sel
meringis kesakitan,
darah merah ke
mengeluh, tampak
seluruh tubuh tidak
tidak nyaman pada
optimal
sakit pada kepalanya,
Sedangkan sel darah
skala nyeri : 3 (nyeri
merah diperlukan
sedang).
untuk mengangkut
oksigen ke dalam
otak

Sehingga suplai
oksigen ke dalam
otak pun berkurang

Sakit kepala (pusing)

Gangguan rasa
nyaman nyeri
2. Ds : Pasien Mual Gangguan
mengatakan belum pemenuhan
makan, lemas, Mual dapat kebutuhan nutrisi
mengeluh mual. merangsang output
Do : Pasien tampak dari dalam tubuh
mual dan muntah
muntah, lemas, muka Muntah muntah
pucat.
Tubuh kekurangan
nutrisi

Intek tidak terpenuhi

Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
3. Ds : Pasien Tangan kiri dipasang Gangguan
mengatakan lemah, infus aktivitas
lemas.
Do : pasien tidak bisa Tangan kiri tidak
beraktivitas dengan dapat bergerak bebas
leluasa karena dengan leluasa
badanya lemah,
tangan kiri tidak bisa Keterbatasan dalam
digerakan dengan melakukan aktivitas
bebas karena
terpasang infus. Gangguan aktivitas

F. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut prioritas masalah


1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan berkurangnya pengangkutan
sel darah merah ke seluruh tubuh.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah.
3. Gangguan aktivitas berhubungan dengan terpasang infus pada tangan kiri.

G. INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI

No. Diagnosa keperawatan Intervensi


Tujuan Perencanaan Rasional
1. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan - Observasi tanda - Mengobservasi tanda tanda
nyeriberhubungan dengan tindakan tanda vital vital dapat membantu dalam
berkurangnya keperawatan selama - Relaksasi menentukan diagnosa
pengangkutan sel darah 30 menit diharapkan - Distraksi keperawatan dan dapat
merah ke seluruh tubuh. tanda tanda vital memberikan tindakan
Ds : Pasien mengatakan normal kembali, keperawatan dengan tepat.
pusing pada bagian depan nyeri pada kepala - Relaksasi dapat mengurangi
atas kepala. dapat berkurang dan rasa nyeri pada kepala, tidak
Do : Pasien tampak hilang. memperparah nyeri.
meringis kesakitan, - Distraksi dapat memberikan
mengeluh, tampak tidak ketenangan pada pasien, sehingga
nyaman pada sakit pada pasien tidak fokus pada nyeri.
kepalanya, skala nyeri : 3
(nyeri sedang).

2. Gangguan pemenuhan Pasien mampu - Beri nutrisi - Membantu rencana diet untuk
kebutuhan nutrisi menghabiskan 1 - Beri minum air memenuhi kebutuhan nutrisi
berhubungan dengan mual porsi makan, hangat (cairan) pasien.
dan muntah. kebutuhan nutrisi - Beri makan - Air hangat dapat merangsang
Ds : Pasien mengatakan terpenuhi, sedikit tapi sering kenyamanan perut agar tidak
belum makan, lemas, mempertahankan merasa mual dan muntah
lemah, mengeluh mual. keseimbangan berat muntah.
Do : Pasien tampak mual badan yang sesuai, - Meningkatkan energi dan
dan muntah muntah, tidak mualdan tidak mengurangi pengeluaran
lemas, lemah, muka pucat, muntah muntah. energiyang berlebihan.
konjungtiva anemis.
3. Gangguan aktivitas Pasien dapat - Anjurkan dan - Menghindari terjadinya
berhubungan melakukan gerakan ajarkan pasien kekakuan otot otot pada tangan
dengan terpasang infus ringan dengan baik. untuk melakukan yang terpasang infus.
pada tangan sebelah kiri. gerakan ringan - menghindari terjadinya
Ds : Pasien mengatakan pada tangan yang kekakuan pada ekstermitas atas
lemah. terpasang infus. dan bawah.
Do : pasien tidak bisa - Anjurkan pasien
beraktivitas dengan leluasa untuk melakukan
karena badanya lemah, gerakan ringan
tangan kiri tidak bisa pada ekstermitas
digerakan dengan bebas atas dan bawah.
karena terpasang infus.

BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan asuhan keperawatan pada Tn. H dengan diagnosa medis
anemia di ruang perawatan umum Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh
Tasikmalaya, pada tanggal 13 Februari 2014 melalui pendekatan kesengajaan
secara teori dan kenyataan di lapangan, pembahasan dibahas melalui langkah
langkah keperawatan sebagai berikut:
A. Pengkajian
Penulis dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa medis anemia
yang dapat meliputi identitas pasien, identitas penanggung jawab.
B. Diagnosa keperawatan
Menurut tinjauan analisa data pada diagnosa keperawatan terdapat beberapa
masalah di antaranya:
1. Gangguan rasa nyaman nyeri
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Gangguan aktivitas
C. Intervensi
Penulis dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang muncul, situasi dan kondisi didukung oleh sikap keluarga dan
pasien yang kooperator. Perencanaan berdasarkan teori yang diperoleh dari
beberapa literatur yang mendukung.
D. Implementasi
Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Banyak faktor yang mendukung
terlaksananya implementasi keperawatan diantaranya peran keluarga yang
mendukung, tersedianya alat alat serta adanya bimbingan dari perawat ruangan,
pembimbing akademik, serta adanya peran dokter yang menentukan diagnosa
medis.
E. Pelaksanaan
Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan
dan melibatkan kerjasama pasien, keluarga dan tim kesehatan yang lain dengan
menggunakan sarana dan prasarana yang disediakan oleh institusi pendidikan
SMK Bhakti Kencana Ciawi dan Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh
Tasikmalaya.
F. Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan keperawatan selanjutnya
setelah dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari subjektif, berdasarkan apa
yang dikatakan oleh pasien, objektif, berdasarkan pengamatan terhadap keadaan
pasien.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
darah (Price, 2006 : 256).

B. Saran
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka dari itu
selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Dengan cara pola
hidup yang sehat dapat mencegah penyakit anemia, hidup terasa lebih nyaman dan
indah dengan melakukan pencegahan terhadap penyakit anemia dari pada kita
sudah terkena dampaknya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, Marilynn E, dkk, 2000, rencana asuhan keperawatan, edisi 3,


EGC. Jakarta.
2. Wikjnjo Sastro Hanifa, 2002, ilmu kebidanan, yayasan bina pustaka
sarwono prawirohardjo, Jakarta.
3. Mansjoer, dkk, 2001, kapita selekta kedokteran jilid I, media aesculapius
fakultas universitas indonesia, Jakarta.
4. Tucker susan martin, dkk, 1999, standar perawatan pasien, proses
keperawatan, diagnosis dan evaluasi, edisi V, Vol IV, EGC Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai