PENDAHULUAN
Negara-negara maju seperti Amerika, Perancis, Kanada, Rusia, dan Jepang saat
ini menggunakan uranium sebagai bahan bakar nuklir pada PLTN (Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir). Selain itu uranium juga dapat digunakan sebagai bahan
baku untuk pembuatan senjata pemusnah masal yaitu bom atom. Dibandingkan
dengan minyak dan batubara, energi fisi dari 1 gram uranium setara dengan energi
13,7 barel minyak atau 2,3 ton batu bara yaitu 1 MWd (Mega Watt days) (Riaz,
2010).
Thorium merupakan bahan baku untuk pembuatan bahan bakar nuklir masa
depan sebagai pengganti uranium. Saat ini thorium sudah digunakan sebagai
bahan bakar reaktor riset diIndia, Rusia, Jepang, Amerika Serikat, dan Kanada
digunakan sebagai bahan bakar nuklir untuk pembangkit tenaga listrik sebagai
pengganti uranium.
pada granit. Secara tektonik keterdapatan mineral radioaktif dikontrol oleh granit
jalur timah Asia Tenggara yang membentang dari Myanmar, Thailand, Malaysia,
|1
Tenggara terbagidalam tiga jalur yaitu jalur utama (Tipe S), jalur barat (Tipe S
dan I), dan jalur timur (Tipe I) (Cobbing drr., 1986) (Gambar 1).
Gambar 1. Penyebaran granit jalur timah Asia Tenggara (Cobbing drr., 1986).
Sebagian besar granit pada daerah Kepulauan Riau merupakan tipe-I non-
stanniferous (tak membawa timah) yang terbentuk dari diferensiasi batuan beku,
kecuali pada Central Belt yang bertipe-S stanniferous (membawa timah) yang
pada peta geologi regional bersekala 1:250.000, Pulau Singkep termasuk bagian
beberapa granit yaitu granit Muncung dan granit Tanjung Buku (Sutisna drr.,
|2
1994). Granit Muncungdan granit Tanjung Buku telah lama dikenal sebagai
penghasil timah (Jaenudin drr., 2011), maka diduga kuat akan terdapat monasit
uranium dan thorium. Oleh karena itu penulis ingin mengangkat jurnal ini sebagai
Muncung sebagai acuan prospek atau tidaknya mineral thorium dan uranium di
Pulau Singkep.
Maksud dari penyusunan seminar geologi tipe II ini mengkaji atau menelaah
mineral radioaktif nya. Tujuan dari seminar geologiini adalah untuk mengetahui
1.3 Permasalahan
Berdasarkan maksud dan tujuan dari penyusunan seminar geologi tipe II ini
Pulau Singkep merupakan daerah yangterletak pada rangkaian granit jalur timah
Asia Tenggara. Granit jalur timah Asia Tenggara terbagi dalam tiga jalur yaitu
|3
jalur utama (Tipe S), jalur barat (Tipe S dan I) dan jalur timur (Tipe I).Pulau
Muncung dan granit Tanjung Buku (Sutisna drr., 1994). Granit Muncung dan
granit Tanjung Buku telah lama di kenal sebagai penghasil timah (Jaenudin drr.,
2011), maka diduga kuat akan terdapat monasit pada granit tersebut sehingga
Inti masalah yang penulis angkat atau dibahas dalam seminar ini adalah :
Muncung ?
tahap eksplorasi ?
Penelitian ini hanya berdasarkan analisis petrografi, konsetrat dulang, dan analisis
tahap awal untuk penilaian prospek uranium dan thorium di Pulau Singkep.
|4
1.6 Lokasi Penelitian
Daerah Lokasi penelitian terletak di bagian timur laut Pulau Singkep, secara
|5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pulau singkep merupakan daerah yang terletak pada rangkaian granit jalur
timah Asia Tenggara yang membentang dari utara ke selatan yaitu dari Myanmar,
jalur timah Asia Tenggara terbagi dalam tiga jalur yaitu jalur utama (Tipe S), jalur
timur (Tipe I), dan jalur barat (Tipe S dan I). Cebakan timah primer dan sekunder
terbentuk pada jalur-jalur tersebut. Sebagaian besar granit daerah kajian bertipe-S
bertipe-I terbentuk dari diferensiasi batuan beku. Granit bertipe-S kaya akan timah
(Barber drr., 2005). Mineral utama yang terkandung di dalam cebakan timah
adalah kasiterit, dan mineral radioaktif ikutannya yaitu, monasit, zirkon, dan
sebagai tahap awal untuk penilaian prospek uranium dan thorium di Pulau
Singkep.
diuraikan mengenai karakteristik geologi secara regional dalam hal ini berupa
tataan tektonik, fisiografi, stratigrafi, dan struktur geologi yang berperan di daerah
penelitian.
|6
sebelah barat Lempeng Eurasia. Kondisi geologi dan struktur Pulau Sumaetra
dikontrol oleh Sistem Sesar Mendatar Sumatera (Sumatera Fault Zone), yang
Australia yang menunjam ke bawah lempeng benua Eurasia dengan arah Timur
Gambar 2.1. Tataan tektonik regional Pulau Sumatera (Darman dan Sidi, 2000).
berkaitan dengan sistem subduksi Sumatera itu sendiri. Terdapat tiga zona
|7
Gambar 2.2. Penamapang melintang memotong Pulau Sumatera berarah barat-
timur (Darman, 2014)
1. Zona Depan Busur, yang meliputi palung subduksi, kompleks prisma akresi
yang sedang berkembang, serta material lantai samudra yang tersingkap dari
permukaan air laut yang membentuk busur kepulauan depan, dan cekungan
depan busur yang berada diantara punggungan depan busur dan busur
terdiridari batuan dasar dengan umur Paleozoikum atas yang terangkat serta
terdeformasi dan diintrusi oleh batuan granit yang berada pada zaman
yang berumur Kenazoikum. Sistem sesar Sumatera itu sendiri merupaka sesar
|8
Barisan. Cekungan Ombilin termasuk ke dalam zona ini.
menyebrangi Selat Malaka sampai Pantai Timur Tanjung Malay, yang terdiri
dari cekungan sedimen Tersier terbentuk pada Paleogen akibat dari rifting dan
2.2 Fisiografi
dari Lempeng Benua Eurasia. Pulau Sumatera memiliki luas area sekitar 435.000
km2, dihitung dari 1650 km dari Banda Aceh pada bagian utara menuju
bagianutara dan sekitar 350 km pada bagian selatan. Trendline utama dari pulau
ini cukup sederhana. Bagian belakangnya dibentuk oleh Pegunungan Barisan yang
berada sepanjang bagian barat. Daerah ini membagi pantai barat dan timur.
Lereng yang menuju Samudera Hindia biasanya curam yang menyebabkan sabuk
pada Sumatera Utara yang memiliki lebar 20 km. Sabuk bagian timur pada pulau
ini ditutupi oleh perbukitan besar dari Formasi Tersier dan dataran rendah aluvial.
Pada diamond point di daerah Aceh, sabuk rendah bagian timur memiliki lebar
sekitar 30 km, lebarnya bertambah hingga 150-200 km pada Sumatera Tengah dan
Selatan.
|9
menyusup di sebelah barat Lempeng Sundaland/Lempeng Eurasia. Konvergensi
2. Zona Semangko.
| 10
Secara fisiografis, Pulau Singkep termasuk ke dalam Zona Paparan Sunda
(Sunda Shelf) (van Bemmelen, 1949). Cakupan Paparan Sunda mulai dari Laut
Natuna di bagian utara dan batas bagian selatan dari paparan ini adalah Bangka-
Belitung. Pada paparan ini terdapat dua depresi cekungan sedimen yang memiliki
ketebalan sedimen lebih dari 800 meter, yaitu Depresi Bangka yang memanjang
dengan arah barat laut tenggara (sejajar dengan pantai Sumatera) dan Depresi
perbukitan yang rendah dengan ketinggian antara 50-150 meter di atas permukaan
air laut, perbukitan bergelombang dengan ketinggian antara 200-500 meter di atas
permukaan laut, dan daerah pegunungan mencapai 1163 meter di atas permukaan
laut. Perbukitan yang lebih kasar terdapat di sekitar ujung barat daya dari Pulau
Lingga, yang tersusun dari batupasir malih dari Formasi Tanjungdatuk, dan granit
2.3 Stratigrafi
Pulau singkep secara regional masuk dalam peta geologi lembar Dabo,
Sumatera dengan skala 1:250.000, dimana batuan tertua berada di Pulau Singkep
bagian utara dan tengah Pulau Singkep, terdiri dari kuarsit dengan sisipan filit dan
| 11
dengan penyebaran yang cukup luas dan hampir terdapat di seluruh Pulau
Singkep. Batuan ini berumur Karbon sampai Perem, terdiri dari perselingan filit,
dan sekitarnya tersingkap dengan baik Formasi Tanjung Datuk (ungu tua)
berumur Jura Tengah, Formasi Tengkis (kuning tua) berumur Kapur Awal,
berumur Kuarter Awal. Secara tidak selaras Formasi Tengkis menutupi Formasi
Tanjung Datuk.
utara Pulau Singkep berupa Granit Muncung (merah tua), terdiri dari granit dan
diorit berumur Trias. Batuan terobosan lainnya adalah Granit Tanjung Buku
(merah muda) terdapat di bagian selatan Pulau Singkep. Granit Tanjung Buku
juga terdiri dari granit dan diorit berumur Jura Tengah sampai akhir Kapur Awal.
Pulau Lingga. Selama Jura Tengah - Akhir, juga terjadi terobosan batuan granitan
di bagian baratdaya Pulau Singkep. Batuan malihan dan granitan ini tersebar luas
di Pulau Singkep, Pulau Lingga dan pulau-pulau kecil lainnya di sekitar kedua
pulau tersebut.
| 12
Formasi Tengkis, Pancur dan Semarung secara tidak selaras menutupi
bukti di lapangan, selama Tersier di Pulau Singkep dan Pulau Lingga diduga blok
kraton telah terjadi. Pengendapan selama Holosen dikuasai oleh endapan sungai,
KETERANGAN
: Endapan rawa
: Granit Muncung
: Granit Tanjung Buku
: Formasi Semarung
: Formasi Pancur
: Formasi Tenkis
: Formasi Tanjung Datuk
: Komplek Malihan
: Kuarsit Bukit Duabelas
Berdasarkan peta geologi lembar Dabo (Sutisna dkk., 1994), geologi daerah
merupakan bagian dari Kerak Benua Asia Tenggara.Pola-pola unsur dan bentuk
| 13
pola lipatan regional berarah baratlaut-tenggara, sedangkan arah sesar geser
tahun 1898 Pierre Curie dan Marie Curie telah menemukan bahwa Polonium dan
adalah unsur yang secara spontan memancarkan radiasi. Unsur-unsur ini biasanya
mempunyai nomor atom diatas 83, missal Uranium (nomor atom 92). Unsur-unsur
stabil, maka untuk menstabilkan diri, maka unsur tersebut memancarkan radiasi.
memancarkan radiasi menjadi inti yang stabil. Materi yang mengandung inti tak-
yang menyatakan laju peluruhan tiap detik, dan waktu paro (t). Kedua besaran
| 14
Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil menjadi inti atom yang lain,
atau berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi unsur yang lain. Sebuah inti
helium. Partikel alfa tersusun atas dua proton dan dua neutron, sehingga dapat
dinyatakan sebagai atom Helium-4 (He-4). Oleh karena partikel alfa terpecah dari
inti atom radioaktif, partikel ini tidak memiliki elektron. Dengan demikian,
partikel alfa memiliki muatan +2. Partikel alfa () merupakan partikel inti Helium
yang bermuatan positif (kation dari unsur Helium, He2+). Akan tetapi, elektron
pada dasarnya bebas, mudah untuk lepas dan mudah pula untuk didapat. Jadi,
secara umum, partikel alfa () dapat dituliskan tanpa muatan karena akan dengan
cepat mendapatkan 2 elektron dan menjadi atom Helium netral (bukan sebagai
dan memancarkan partikel alfa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Dalam hal ini, isotop Radon-222 mengalami peluruhan inti dengan membebaskan
partikel alfa. Isotop baru yang terbentuk pada proses peluruhan ini adalah isotop
baru dengan nomor massa 222 (yang diperoleh dari 226 4) dan nomor atom 84
| 15
b. Peluruhan Partikel Beta
(electron atau positron). Pada kasus pemancaran sebuah electron peluruhan ini
disebut sebagai peluruhan beta minus (-), sementara pada pemancaran positron
Sebagai contoh :
228
Ra88 228
Ac89 + 0-1
Sebagai contoh :
230
Pa91 230
Th90 + 0+1
Dalam peluruhan ini, elektron dari tingkat energi yang lebih dalam (misalkan
| 16
subkulit 1s) akan ditangkap oleh inti atom. Elektron tersebut akan bergabung
dengan proton pada inti atom membentuk neutron. Akibatnya, nomor atom
1p
1
+ -1e
0
0n1
Sebagai contoh, reaksi yang terjadi saat penangkapan elektron pada Polonium-204
84Po
204
+ -1e
0
83Bi
204
+ sinar-X
Perubahan sebuah proton menjadi sebuah neutron dapat terjadi saat penangkapan
penangkapan elektron (e-). Hal ini terjadi karena reaksi ini menyebabkan jumlah
proton berkurang satu dan jumlah neutron bertambah satu, sehingga menaikkan
kekosongan pada subkulit 1s. Elektron yang berasal dari subkulit lain dengan
level energi yang lebih tinggi akan turun untuk mengisi kekosongan ini disertai
Keduanya memiliki massa tertentu dan menempati ruang. Namun, karena tidak
ada perubahan massa yang berhubungan dengan pemancaran sinar gamma (),
radiasi gamma (). Radiasi gamma () sangat menyerupai sinar X, yaitu radiasi
dengan energi tinggi dan memiliki panjang gelombang pendek (short wavelength).
Radiasi sinar gamma umumnya disertai dengan pemancaran partikel alfa dan
| 17
partikel beta.Tetapi, biasanya tidak dinyatakan pada persamaan reaksi inti yang
disetarakan.
Melepaskan sejumlah besar radiasi sinar gamma. Isotop ini sering digunakan
Kelompok unsur yang terbentuk dari satu nuklida radioaktif yang berturut-
turut memancarkan partikel alfa atau partikel beta. Pada setiap pancaran radiasi
terbentuk atom dari unsur yang berlainan. Kelompok unsur ini dimulai dari unsur
induk yang meluruh terus menerus membentuk atom baru sehingga akhirnya
dan aktinium. Thorium dan uranium diberi nama sesuai dengan nama anggota
yang mempunyai waktu paro terpanjang yaitu berturut-turut 1,39 1010 dan 4,51
109 tahun. Unsur aktinium dimulai dari unsur uranium (U-235) dengan waktu
Dari beberapa unsur radioaktif, unsur yang banyak terdapat dalam lapisan
batuan diantaranya uranium dan thorium. Uranium dan thorium merupakan unsur
kimia metal yang termasuk dalam golongan aktinida dalam tabel periodik unsur.
Uranium digambarkan dengan lambang U dan memiliki nomor atom 92, massa
atom 238,5 bilangan oksidasi yaitu +2, +3, +4, +5, dan +6 dimana +4 dan +6
| 18
merupakan yang paling umum ditemui di alam, sedangkan thorium digambarkan
dengan lambang Th dengan nomor atom 90 dan nomor masa 232,0381 dan
merupakan elemen pada rangkaian actinida dalam tabel sistem periodik (Gambar
3.2). Dalam keadaan murni thorium adalah suatu logam bewarna putih keabu-
abuan.
Dengan nomor atom yang berdekatan maka sifat kimia dari kedua unsur ini
thorium 665.0.
| 19
3. U+4 terhidrolisis pada pH rendah, uranium stabil pada bilangan oksidasi
oksidasi (IV).
4. uranium nitrat dan thorium nitsrat mempunyai kelarutan yang tinggi dalam
Di Indonesia, uranium dan thorium pada umumnya terdapat pada mineral monasit,
batuan beku granitik, metamorf, batuan sedimen dan endapan aluvial hasil
seperti monasit, zirkon, xenotim dan lainya dapat pula ditemukan pada lingkungan
uranium baik di dekat dengan pusat letusan dan distal sebagai hasil dari endapan
abu gunungapi tersebut (Gambar 2.6). Pada lingkungan gunung api, mineral
uranium terbentuk dari pembekuan magma pada proses diferensiasi magma dalam
primer namun dengan kuantitas yang sedikit karena struktur kristal yang tidak
sama dengan struktur kristal mineral silikat pada umumnya sehingga uranium
| 20
biasanya hanya terbentuk sebagai komponen tambahan pada mineral-mineral
silikat.
Menurut Adams dan Gasparini (1970), karena ukuran atom yang besar,
valensi tinggi dan elektronegativitas, uranium dan thorium tidak dapat membentuk
seri isomorfik seperti membentuk mineral utama (seperti kuarsa atau feldspar)
dan thorium adalah apatit, sphene, zirkon, allanite, monasit, piroklor, uraninite,
dan xenotim.
Di dalam magma ion (U4+) yang bermuatan besar ionic radii 89 ppm
terbentuk tidak incompability dengan mineral primer lalu terbentuk dalam late
stage diferensisasi magma dalam mineral aksesoris seperti zircon dan allanite.
Granite dan pegmatite merupakan batuan yang terbentuk dari proses perubahan
| 21
magma, memiliki kandungan uranium dan thorium yang lebih banyak
dibandingkan batuan beku mafik atau basa menurut (Bates et.al 1980).
namun seiring dengan penurunan suhu dan kedalaman magma yang semakin
uranium bertambah ataupun tetap seperti sebelumnya, hal ini membuat mineral
mineral uranium terkdang tidak ditemukan bersama dengan mineral thorium atau
Pada sistem hidrotermal mineral uranium dan thorium berasal dari larutan
hidrotermal hasil pencucian batuan induk yang memiliki kandungan uranium dan
thorium. Lalu larutan masuk ke dalam batuan atau rekahan pada batuan dan
menggantikan mineral pada batuan seperti bijih logam lainya. Uranium dan
thorium memiliki mobilitas yang tinggi, uranium dan thorium juga dapat
teroksidasi menjadi ion yang mudah larut di dalam air yaitu UO22+. Ion ini mudah
terlarut didalam air dan dapat mempercepat perubahan mineral yang terkandung
di dalam batuan. Hasil rubahan tersebut dapat berupa penggantian mineral yang
telah ada didalam batuan dengan ion uranium dan thorium (leaching) ataupun
mempengaruhi ini antara lain komposisi material yang dimiliki batuan yang
mengalami kontak dengan fluida, tingkat keasaman (ph) dan kondisi iklim daerah
tersebut.
| 22
2. Pembentukan Pada Lingkungan Sedimen
Dalam lingkungan sedimen (Gambar 2.7) mineral uranium ini terbentuk dari
hasil pelapukan source rock uranium, lalu larut sebagai radionuclides dan masuk
kedalam pengendapan sedimen ataupun masuk pada batuan. Pada batuan sedimen
uranium yang berupa radionuclides masuk ke dalam lapisan batuan dan berikatan
dengan lapisan kation yang ada di dalam batuan contohnya pada clay.
terbentuk pada suhu yang sedang hingga tinggi di dalam Bumi. Mineral ini
terbentuk pada saat masih berada pada fase larutan atau liquid pada tubuh magma.
oksidasi dari mineral uraninite. Keduanya memiliki struktur dan sifat yang sama
hanya para ilmuwan membedakannya akibat adanya proses oksidasi yang terjadi
sedimen dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu cebakan uranium yang
| 23
akumulasinya terjadi bersamaan dengan pembentukan batuan (singenetik) dan
(epigenetic).
urat-urat silika. Dimana urat-urat silika ini terbentuk oleh proses tektonik berupa
Mineralisasi uranium pada batuan kuarsit dijumpai fraktur terbuka dengan isian
granitik. Distribusi mineralisasi uranium dan thorium terdapat dalam bentuk urat
sebagai isian dalam retakan batuan kuarsit. Distribusi mineral radioaktif dalam
batuan pada umumnya tidak merata (spot-spot), semakin dekat dengan tubuh
Di Music Valley, Amerika, deposit ini dihasilkan oleh batuan gneiss yang kaya
akan mineral biotit. Gneiss yang kaya akan biotit ini banyak mengandung mineral
tanah jarang yaitu xenotim. Di Australia, deposit tipe metamorfik berada di Mary
Kathleen dimana mineralisasi uranium dan thorium berada pada skarn deposit,
mineral tersebut terjadi oleh adanya batuan kalk silikat yang terbentuk karena
adanya fluida magmatik yang bersifat felsik, yang dihasilkan dari intrusi batuan
granitik ke dalam batuan yang bersifat kalkareous. REE yang berada dalam skarn
| 24
juga bisa berasal dari fluida intrusi karbonatit (Long dkk, 2010 dalam Hoatson
dkk, 2011). Di Indonesia sendiri deposit uranium dan thorium pada batuan
Kadar uranium dan thorium dalam bijih umumnya sangat rendah, yaitu
berkisar antara 0,1 0,3 % atau 1-3 kg tiap ton bijih. Untuk mempermudah dan
menekan biaya transportasi, maka uranium dan thorium dalam bijih ini perlu
diolah terlebih dahulu. Tujuan utama dari pengolahan adalah untuk pemekatan
dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bahan lain yang ada dalam bijih
berikutnya. Pengolahan bijih uranium dan thorium dapat dilakukan dengan cara
dari proses pengolahan uranium dan thorium ini adalah diperolehnya endapan
kering berwarna kuning yang disebut pekatan (konsentrat) yang berkadar sekitar
70 %, karena berwarna kuning maka endapan ini disebut juga yellowcake. Dari
1000 ton bijih rata-rata dapat dihasilkan 1,5 ton yellow cake.
filtrasi.
| 25
Pemanggangan
thorium lebih mudah dilindi, sehinnga thorium dapat diambil sebagai hasil
uranium dan thorium. Pada suhu 350oC U terambil dulu, tapi diatas 350 -500 oC
% U terambil turun, diatas 500oC 800oC dengan asam oksalat thorium mulai
Penghancuran
Proses ini bertujuan untuk mereduksi ukuran bijih agar lebih mudah terlindi
(+10 Mesh )
Pemekatan fisis
a) Flotasi buih
b) Pengenapan grafitasi
d) Pemilahan radioaktif
Bijih yang telah melalui pemekatan fisis, sudah memiliki grade rata-rata lebih
tinggi.
Pelindian
| 26
Pelindian yang dikenakan dapat berup, pelindian basa / alkali, dengan
Sebagaian besar bijih dapat dikenai lindi asam, tapi bijih dengan konstituen basa,
lebih ekonomis dikenai lindi basa, karena kalau lindi asam, perlu banyak.
Mengingat semua bijih U dan Th dilindi dengan asam sulfat atau dengan
karbonat, maka hasil lindiannya banyak mengandung asam bebas, Fe, Al;
F;Mn;Ca;Ti;Si dan U dalam konsentrasi kecil, oleh karena itu diperlukan cara
dan layak secara teknis.Cara pertukaran ion ternyata sangat layak. Cara ini bekerja
secara selektif dari lautan asam / basa. Setelah U dan Th terserap cukup banyak,
supaya bisa dihasilkan U dan Th lebih pekat dan relatif lebih murni. Kemudian
hasil pemekatan ini bisa diendapkan dengan alkali menghasilkan yellow cake
Selain dengan cara pertukaran ion, pemurnian juga dapat dilakukan dengan proses
ekstraksi pelarut. Cara ini berdasar pada sifat pelarut organik tertentu yang tidak
bercampur dengan air ( eter; ester, amina dll) yang mencapai kesetimbangan dan
kedua fase dibiarkan memisah, maka senyawa logam akan terdistribusi dalam
| 27
Gambar 2.8. Alat mixer settler
bersama-sama dengan impuritas atau pengotor, tanpa dimurnikan lagi. Tapi sering
juga dilakukan pengendapan selektif dengan cara pengaturan pH. Jadi tujuan
| 28