PENDAHULUAN
Page 1
5. Mengerti Output yang diharapkan dalam pemetaan sosial.
6. Mengetahui perspektif dalam pemetaan sosial.
7. Mengetahui indikator yang digunakan dalam pemetaan sosial.
8. Mengetahui asumsi pemetaan sosial.
9. Mengetahui pendekatan dalam pemetaan sosial.
10. Mengetahui langkah strategis dalam pemetaan sosial.
11. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pemetaan sosial.
Page 2
BAB II
ISI
Page 3
9 Sebagai dasar penyusunan rencana kerja yang bersifat taktis terhadap permasalahan
yang dihadapi.
10 Sebagai acuan dasar untuk mengetahui terjadinya proses perubahan sikap dan
perilaku pada masyarakat.
2.3 Manfaat Pemetaan Sosial
Dalam pemetaan sosial mempunyai manfaat praktis antara lain :
1 Pemetaan masalah sosial dan potensi/sumber sosial yang merupakan bagian dari
analisis situasi dan analisis kebutuhan untuk kegiatan penguatan.
2 Gambaran dasar survei disajikan dalam bentuk struktur ruang/daerah lebih
komukatif.
3 Pemantauan tentang perubahan tata ruang kondisi daerah suatu komunitas
4 Analisis prioritas masalah dan lokasi untuk perencanaan kegiatan penguatan.
2.4 Jenis Jenis Pemetaan Sosial
Social mapping sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, asalkan tahu data apa
yang akan dicari dan bagaimana mencarinya. Serta kemampuan komunikasi dan
menggali data di lapangan. Untuk itu di pecahkan menjadi dua bentuk :
1. INTERNAL
Social mapping yang dilakukan oleh pihak bagian dari lembaga itu sendiri.
diantaranya oleh:
a Person In Charge (PIC)
b Community Development Officer
c Petugas Lapangan
2. INDEPENDENT
Social mapping yang dilakukan oleh pihak diluar dari lembaga itu sendiri .
diantaranya oleh :
a Akademisi
b LSM
c Lembaga penelitian
Page 4
2.5 Output yang diharapkan dalam pemetaan sosial
1. Data Demografi : jumlah penduduk, komposisi penduduk menurut usia, gender,
mata pencaharian, agama, pendidikan, dll.
2. Data Geografi : topografi, letak lokasi ditinjau dari aspek geografis, aksesibilitas
lokasi, pengaruh lingkungan geografis terhadap kondisi sosial masyarakat, dll.
3. Data psikografi : nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut, mitos, kebiasaan-
kebiasaan, adat istiadat, karakteristik masyarakat, pola hubungan sosial yang ada,
motif yang menggerakkan tindakan masyarakat, pengalaman-pengalaman
masyarakat terutama terkait dengan mitigasi bencana, pandangan, sikap, dan
perilaku terhadap intervensi luar, kekuatan sosial yang paling berpengaruh, dll.
4. Pola komunikasi : media yang dikenal dan digunakan, bahasa, kemampuan baca
tulis, orang yang dipercaya, informasi yang biasa dicari, tempat memperoleh
informasi
2.6 Perspektif dalam pemetaan sosial
1 Komponen masyarakat : (individu, keluarga, komunitas, masyarakat sipil, institusi
negara).
2 Dimensi-dimensi masyarakat (struktur sosial, relasi sosial, proses sosial, nilai
sosial), yaitu dimensi struktur sosial, relasi sosial. Proses kehidupan sosial, dan
nilai-nilai sosial didaerah / daerah perbatasan dengan komunitas yang lain yang
banyak pengaruhnya dari budaya-budaya luar.
2.7 Indikator dalam pemetaan sosial
1. Untuk memperoleh informasi tentang kemajuan sosial sangat tergantung pada
ketersediaan indikator-indikator sosial.
2. Definisi indikator sosial: definisi operasional atau bagian dari definisi operasional
dari suatu konsep utama yang memberikan gambaran sistem informasi tentang
suatu sistem sosial.
2.8 Asumsi pemetaan sosial
1. Ada hubungan antar kondisi spasial (tata ruang) dengan fungsi-fungsi yang berlaku
pada masyarakat.
2. Kondisi sosial merupakan informasi atau fakta sosial yang dapat menggambarkan
pola-pola, keteraturan, perubahan, dinamika sosial.
Page 5
3. Pemetaan Sosial merupakan cara untuk mengkaji Social Inquary
Page 6
4. Kartu Laporan Penduduk (Citizen Report Cards). Teknik ini sering digunakan
oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Mirip dengan Survey Kepuasan
Klien, penelitian difokuskan pada tingkat korupsi yang ditemukan oleh
penduduk biasa. Penemuan ini kemudian dipublikasikan secara luas dan
dipetakan sesuai dengan tingkat dan wilayah geografis.
5. Laporan Statistik. Pekerja sosial dapat pula melakukan pemetaan sosial
berdasarkan laporan statistik yang sudah ada. Laporan statistik mengenai
permasalahan sosial seperti jumlah orang miskin, desa tertinggal, status gizi,
tingkat buta huruf, dll. biasanya dilakukan dan dipublikasikan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) berdasarkan data sensus.
b. Pemantauan Cepat (Rapid Appraisal Methods)
Metode ini merupakan cara yang cepat dan murah untuk mengumpulkan
informasi mengenai pandangan dan masukan dari populasi sasaran dan
stakeholders lainnya mengenai kondisi geografis dan sosial-ekonomi.
Metode Pemantauan Cepat meliputi:
1 Wawancara Informan Kunci (Key Informant Interview). Wawancara ini terdiri
serangkaian pertanyaan terbuka yang dilakukan terhadap individu-individu
tertentu yang sudah diseleksi karena dianggap memiliki pengetahuan dan
pengalaman mengenai topik atau keadaan di wilayahnya. Wawancara bersifat
kualitatif, mendalam dan semi-terstruktur.
2 Diskusi Kelompok Fokus (Focus Group Discussion). Disikusi kelompok dapat
melibatkan 8-12 anggota yang telah dipilih berdasarkan kesamaan
latarbelakang. Perserta diskusi bisa para penerima pelayanan, penyandang
masalah kesejahteraan sosial (PMKS), atau para ketua Rukun Tetangga.
Fasilitator menggunakan petunjuk diskusi, mencatat proses diskusi dan
kemudian memberikan komentar mengenai hasil pengamatannya.
3 Wawancara Kelompok Masyarakat (Community Group
Interview). Wawancara difasilitasi oleh serangkaian pertanyaan yang diajukan
kepada semua anggota masyarakat dalam suatu pertemuan terbuka.
Pewawancara melakukan wawancara secara hati-hati berdasarkan pedoman
wawancara yang sudah disiapkan sebelumnya.
Page 7
4 Pengamatan Langsung (Direct Observation). Melakukan kunjungan lapangan
atau pengamatan langsung terhadap masyarakat setempat. Data yang
dikumpulkan dapat berupa informasi mengenai kondisi geografis, sosial-
ekonomi, sumber-sumber yang tersedia, kegiatan program yang sedang
berlangsung, interaksi sosial, dll.
5 Survey Kecil (Mini-Survey). Penerapan kuesioner terstruktur (daftar
pertanyaan tertutup) terhadap sejumlah kecil sample (antara 50-75 orang).
Pemilihan responden dapat menggunakan teknik acak (random sampling)
ataupun sampel bertujuan (purposive sampling). Wawancara dilakukan pada
lokasi-lokasi survey yang terbatas seperti sekitar klinik, sekolah, balai desa.
c. Metode Partisipatoris
Page 8
pengaruh, dan kepentingan-kepentingan berbagai pihak yang terlibat dalam
suatu kegiatan. Metode ini digunakan terutama untuk menentukan apa masalah
dan kebutuhan suatau organisasi, kelompok, atau masyarakat setempat.
3 Beneficiary Assessment. Pengidentifikasian masalah sosial yang melibatkan
konsultasi secara sistematis dengan para penerima pelayanan sosial. Tujuan
utama pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan
partisipasi, merancang inisiatif-inisiatif pembangunan, dan menerima masukan-
masukan guna memperbaharui sistem dan kualitas pelayanan dan kegiatan
pembangunan.
4 Monitoring dan Evaluasi Partisipatoris (Participatory Monitoring and
Evaluation). Metode ini melibatkan anggota masyarakat dari berbagai
tingkatan yang bekerjasama mengumpulkan informasi, mengidentifikasi dan
menganalisis masalah, serta melahirkan rekomendasi-rekomendasi.
Page 9
3. Merumuskan desain pemanfaatan modal sosial untuk
penanggulangan kemiskinan di suatu daerah yang diteliti
b. Kelemahan Pemetaan Sosial :
1. Lembaga harus mempunyai aturan
Kajian dipahami oleh masyarakat pada lembaga lembaga yang ada
di desa yang sudah mapan atau yang mempunyai aturan yang jelas . adapun
paguyuban atau perkumpulan yang ada di masyarakat kadang tidak bisa
dibaca secara jelas . di samping itu koordinasi antar anggota lembaga juga
dirasa masih sangat kurang , bahkan terkesan tidak ada kompetisi dalam
memajukan masyarakat desa .
Mereka menyadari , jika hanya kajian saja yang dilakukan , maka tidak
bisa merubah lembaga yang ada di lingkungan mereka. Masyarakat hanya
mengetahui peran dan fungsi lembaga secara keseluruhan yang ada di
tingkat desa. Namun kajian ini tidak sekaligus bisa atau mampu
memperbaiki lembaga lembaga yang ada. Artinya tidak semua lembaga
dapat diaktifkan namun pengembangan kelembagaan harus disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat lokal .
Page 10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Page 11
DAFTAR PUSTAKA
Page 12