Anda di halaman 1dari 6

Gowa-Tallo sebelum menjadi kerajaan yang bercorak Islam kabarnya sering berperang dengan

kerajaan lainnya yang berada di Sulawesi Selatan kala itu, misalnya dengan Bone, Luwu,
Soppeng, dan Wajo. Sejak Gowa-Tallo resmi menjadi kerajaan Islam pada tahun 1605 M, Islam
menjadi alasan yang kuat untuk meluaskan lagi kekuasaan dengan tujuan islamisasi; agar
kerajaan-kerajaan lainnya selain tunduk pada kerajaan Gowa-Tallo juga harus menjadikan Islam
sebagai agama mereka. Wajo berhasil ditaklukan pada tanggal 10 Mei 1610 sedangkan kerajaan
Bone berhasil dikuasai tanggal 23 November 1611 Masehi. Islam di kerajaan Gowa-Tallo selain
telah menyebabkan runtuhnya kerajaan yang menjadi musuh Kerajaan Gowa-Tallo, juga telah
berhasil membawa kerajaan tersebut kepada masa-masa kejayaan.

Sejak akhir abad ke-15 Masehi,pedagang muslim sudah sampai di sulawesi atau wilayah
kekuasaan kerajaan Gowa-Tallo. Dan pada awal abad ke-16 pedagang Melayu Islam sudah
menetap dan melakukan aktivitas perdagangan di wilyah ini. Gowa dan Tallo merupakan negeri
yang kaya akan beras putihnya dan juga kapur barus.

Opening

Terlihat beberapa orang sedang beraktifitas. Beberapa orang lewat dengan memikul karung
gabah. Mereka yang dilalui terlihat ramah. Kemudian seketika, aktifitas tersebut berubah
menjadi pasar pusat perdaganngan.

Adegan 1

(terlihat dua orang pedagang muslim. Diatas perahu)

Pedagang 1: kita memasuki kawasan kerajaan yang kaya akan beras. Kita akan berdagang
disana.

Pedagang 2: betul sekali. Aku juga mendengar bahwa raja mereka sangat bijaksana dan terbuka
bagi pendatang yang masuk kewilayahnya

Pedagang 1: kita datang bukan hanya untuk berdagang, tapi sekaligus menyiarkan islam

Pedagang 2: hal itu merupakan salah satu tujuan kita

(Mereka berduapun turun lalu membawa barang dagangannya dan menukarnya secara
barter)
Islam masuk ke wilayah kerajaan gowa tallo melalui para pedagang muslim dalam proses
perdagangan yang damai, oleh para dai dan orang suci (wali) yang datang dari India atau Arab
yang sengaja bertujuan mengislamkan orang-orang kafir. Dan perlahan merekapun menetap di
daerah tersebut.(Mereka pun keluar.)

Adegan 2

(suasana di istana kerajaan) masuk Raja tonipalangga I duduk diatas tahtanya. Bersama
dua orang pengawalnya.

Permaisuri 1: aku mendengar bannyak orang pendagang. Yang masuk kewilayah kita.

Dayang 1: betul permaisuri. Mereka adalah pedagang yang katanya datang dari timur tengah.

Permaisuri 1: tapi akujuga mendengar mereka juga akan menetap dinegeri kita

Dayang 1: mereka bukan hanya akan menetap dan berdagang. Tapi, mereka membawa sebuah
syiar

Permaisuri 1: kalau begitu, aku berharap. Mereka bisa mendapatkan apa yang mereka
inginkan dinegeri kita. Mereka harus dihormati dan diberi perlindungan.

Dayang 1: saya akan menyampaikan pesan permaisuri kepada orang-orang kerajaan dan rakyat
kita

Permaisuri 1: baguslah kalau begitu. Laksanakan.

Dalam Pattorioloanga ri Togowaya (Lontara Sejarah Gowa) didapati keterangan pada masa raja
yang memerintah Gowa yaitu Raja Tonipalangga I (1546-1565) yang merupakan raja Gowa ke-
10, datang menghadap utusan orang-orang Melayu bernama Datuk Anakkoda Bonang seorang
ulama sekaligus pedagang dari Minangkabau yang meminta diberi hak untuk kawasan
perkampungan di Makassar. Kabarnya mereka kemudian diizinkan untuk menempati daerah-
daerah di sekitar pelabuhan Somba Opu tepatnya di Kampung Mangallekana.)

Anakoda Bonang :(kepada Raja Tonipalangga) saya utusan orang melayu menghadap dan
mempunyai empat macam yang kami harap-harapkan dari Tuanku;
Raja :apa itu?
Anakoda Bonang;: kami minta supaya jangan dimasuki pekarangan kami dengan begitu saja,
jangan dimasuki rumah kami dengan begitu saja, janganlah kami dikenakan peraturan
nigayang bila ada anak kami, dan janganlah kami dikenakan peraturan nirappung bila ada
kesalahan kami.(Maka diperkenankanlah (permintaan itu) oleh Raja,)

Raja: Sedangkan kerbauku bila lelah kuturunkan ke dalam air, bila bebannya berat saya
turunkan sebagian, apalagi engkau sesamaku manusia, akan tetapi janganlah engkau melakukan
pembunuhan dalam kerajaanku di luar pengetahuanku.

Anakoda Bonang : terima kasih karaeng.

Raja,: Berapa macam (orang) yang kau masukkan ke dalam permintaan itu ?

Anakkoda Bonang : Semua kami yang bersarung ikat ialah (orang) Pahang, Patani, Campa,
Minangkabau, dan Johor.
Raja : baiklah kalau begitu saya menerima permintaan kamu
Anakkoda bonang : tabe kareng saya permisi.

(Anakkoda boning pun keluar. Lalu masuk pabicara).

Hubungan baik antara pendatang Melayu dengan penduduk setempat, menyebabkan mereka
mendapatkan tempat istimewa di hati raja. Tidak mengherankan, jika Raja Gowa berikutnya,
yaitu Tonijallo (1565-1590) memberikan fasilitas tempat ibadah, sebuah masjid, di tempat
pemukiman mereka, di Mangallekana. Kemudia selajutnya Raja Gowa I Manga rangi Daeng
Manrabbiamemerintah. Disebutkan dalam Lontara Wajo. bahwa Mubaligh yang menyebarkan
islam disebut Dato Tallu (Tiga Datuk) atau Datuk Tallua dalam bahasa Makassar; yaitu Datori
Bandang (Abdul Makmur atau Khatib Tunggal), Datori Pattimang (Datuk Sulaiman atau Khatib
Sulung), dan Datori Tiro (Abdul Jawad atau Khatib Bungsu).

Adegan 3

Masuk tiga orang muballigh, Datori Bandang (Abdul Makmur atau Khatib Tunggal),
Datori Pattimang (Datuk Sulaiman atau Khatib Sulung), Datori Tiro (Abdul Jawad atau
Khatib Bungsu).

Datori bandang : sekarang kita akan melakukan sebuah tugas yang tentunya berat, namun
apabila kita melakukannya dengan sungguh-sungguh maka pahalanya sangat besar.
Datori Pattimang : kita akan akan menyebarkan agama islam dan ini adalah salah satu
kewajiban kita. Semoga Allah senantiasa memberkahi kita.

Datori Tiro : baiklah kalau begitu kita membagi tenaga dan daerah sasaran dakwah. agar
semua daerah dapat mengetahui ajaran yang kita bawa.

Datuk ri Bandang : saya akan berdakwah di daerah Gowa (yang kemudian mengislamkan raja
Gowa-Tallo,)

Datuk Patimang : saya akan melakukan dakwah di daerah Luwu,

Datuk ri Tiro : saya akan berdakwah di daerah Bulukumba.

Datuk ri bandang : marilah kita berdoa, semoga Allah memudahkan urusan kita.(mereka pun
berdoa, lalu mereka pun keluar menyebar untuk mendakwahkan islam).

Para Mubaligh ini berhasil mengislamkan raja Gowa dan Tallo, Karaeng Matowaya dari Tallo, I
Mallingkang Daeng Manyonri (Karaeng Tallo) tanggal 9 Jumadil Awal 1014 H (22 September
1605 M) dengan gelar Sultan Abdullah. Selanjutnya Karaeng Gowa I Manga rangi Daeng
Manrabbia pada tanggal 19 Rajab 1016 H (9 November 1607 M). dan islam pun menjadi agama
resmi kerajaan. Semenjak Islam menjadi agama resmi di Kerajaan Gowa-Tallo, raja gowa yaitu
Sultan Alauddin semakin kuat dalam kedudukannya karena beliau juga diakui sebagai Amirul
Mukminin atau kepala agam Islam. Raja ini juga dinilai aktif dalam menyebarkan agama islam.

Adegan 4
Masuk raja gowa I Manga rangi Daeng Manrabbia (sultan alauddin). Duduk diatas
tahtanya bersama permaisurinya.
(Masuk pengawal)
Pengawal : tabe karaeng. Ada utusan dari orang-orang melayu ingin bertemu dengan karaeng
sultan alauddin: silahkan. Suruh dia masuk.

Lalu masuk datuk ri bandang. Menghadap raja.


Permaisuri 2 : Selamat datang di kediaman kami.(melihat ke dayangnya) beri tamu kita
jamuan yang istimewa.
Dayang 2 : Baik permaisuri. Kami akan segera menyiapkan jamuannya.
Permaisuri 2 : Kalau boleh tahu, apa tujuan anda tuan.
Datuk ri bandang : Setelah mengetahui kebijaksanaan tuan dan permaisuri. juga atas kebaikan
tuan kepada orang-orang muslim pendatang yang bermukim di wilayah tuan. Maka atas
kelapangan hati tuan kiranya dapat menerima Islam sebagai agama Tuan.
sultan alauddin : Baiklah kalau begitu. Ajari saya dan rakyat kami tentang islam.
Permaisuri 2: Kami akan senang sekali jika tuan mengajari kami tentang apa yang tuan bawa.
(Raja dan datu ri bandang duduk bersila dan berhadapan).
Datuk ri bandang : (bersyahadat) Asyhadu Allah Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna
Muhammadan Rasulullah. Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan Yang haq selain Allah dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah Nabi Utusan Allah.

(maka raja pun mengikuti ucapan datuk ri bandang).

dalam Lontara Pattorioloanga ri Togowaya (Sejarah Kerajaan Gowa) menceritakan tentang


penerimaan Islam Raja Gowa, Sultan Alauddin. Dalam lontara disebutkan:
Ia Raja Gowa mengendalikan pemerintahan semasih berumur tujuh tahun, nama kecilnya,
semoga saya tidak berdosa menyebutkannya, adalah I Mangngarangi, nama daeng-nya adalah I
Daeng Manrabia, nama Arabnya adalah Sultan Alauddin. Setelah ia memerintah dua belas
tahun, ia masuk Islam yang dibawa oleh orang dari Koto Tangah, Minangkabau. Orang inilah
yang mengajarkan kepadanya kalimat syahadat. Ia digelar Datuk ri Bandang setelah ia bertempat
tinggal di Kampung Pammatoang (Bandang). Raja (Gowa) masuk Islam pada hari Jumat, 9
Jumadil Awal bertepatan dengan 22 September.
Menurut Lontarak Bilang Gowa bahwa pada tanggal 9 Nopember 1607, Pertama kali diadakan
shalat Jumat di Tallo, ketika sejak masuk Islam, Dalam tahun ini konon terjadinya perang
Tamapalo).

(Datuk ribandang terlihat seolah-olah berceramah di hadapan raja. Sementara Pabicara bercerita.
Setelah itu datuk ri bandang keluar. Dan pabicara pun keluar).
Rajapun berdiri lalu ke tahtanya.

Adegan 5

sultan alauddin: bahwa barangsiapa diantara kita Gowa dan sekutunya atau daerah
taklukannya melihat suatu jalan kebajikan, maka salah satu dari mereka yang melihat itu harus
menyampaikan kepada pihak lainnya. Gowa sekarang sudah melihat jalan kebajikan yaitu agama
Islam.
(Tiga orang masuk sebagai perwakilan dari Kerajaan Tellumpoccoe)

Utusan : Kami utusan dari kerajaan Bone, Soppeng dan Wajo atas perintah raja kami. telah
menutup aliansi dan tidak bisa menerima ajakan dari raja gowa.
sultan alauddin: baiklah kalau begitu, siapa saja yg tidak menerima secara damai. Kita akan
berperang.

(Raja pun berdiri. Dan memerintahkan pasukannya bersiap berperang)

sultan alauddin: sekarang saatnya kita berperang melawan kekafiran dan kerajaan yang
menolak seruan islam. Bersiaplah.

Di sisi panggung lain. Pasukan dari persekutuan bone, soppeng dan wajo pun bersiap.

sultan alauddin: serang..

(perang pun terjadi).. dan pasukan dari kerajaan Tellumpoccoe. Tunduk dan menyerah..

(keadaan pun gaduh suasana perang. Lalu berhenti.. pabicarapun masuk.)

Kerajaan Luwu dan Mandar tanpa ancaman perang memang sudah mennjadikan Islam sebagai
agama Kerajaan.Begitu juga diterima dikerajaan-kerajaan Enrekang Kerajaan tellu Lembana dan
Tellu Batu Papan. pada tahun 1609 angkatan perang Gowa yang tangguh dikirim ke pedalaman,
mula-mula ke Ajatappareng (Suppak, Sawitto, Rappang, Sidenreng) lalu tunduk dan menerima
Islam sebagai agama kerajaan. Juga dalam tahun 1609 itu Kerajaan Soppeng menerimanya,
tahun 1610 Kerajaan Wajo, dan tahun 1611 Kerajaan Bone.
Maka kerajaan gowa-tallopn berada di puncak kejayaan.

Selesai.

Anda mungkin juga menyukai