Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kurikulum 1968 di indonesia


Kurikulum 1968 merupakan realisasi darii TAP MPRS No. XXVII/MPRS/1966, Bab
II pasal 2 ayat (3) berbunyi : Pendidikan agama menjadi pelajaran di sekolah-sekolah
mulai darii sekolah dasar sampai dengaan universitas negeri. Dengaan tujuan
pendidikannya dirumuskan dalam pasal 3 yangg berbunyi : Membentuk manusia
Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yangg dikehendaki oleh
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan isi Undang-Undang 1945.
Pada kurikulum ini lebih menitik beratkan pada mempertinggi mental-moral-budi
pekerti dan memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, membina atau mengembangkan fisik yangg kuat dan sehat, sebagaimana
tercantum dalam pasal 4 yangg berbunyi :
Untukk mencapai dasar dan tujuan, maka isi pendidikan ialah sebagai berikut :
a. Mempertinggi mental moral budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama
b. Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
c. Membina/mengembangkan fisik yangg kuat dan sehat.
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan darii Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya
perubahan struktur kurikulum darii Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 sebagai perwujudan darii
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Pada prinsipnya, kelahiran kurikulum 1968 sangatlah bersifat politis : mengganti
Rencana Pendidikan 1964 yangg dicitrakan sebagai produk Orde Lama, dengaan
tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati.
Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curriculum, artinya materi pelajaran pada
tingkat bawah mempunyai korelasi dengaan kurikulum sekolah lanjutan. Jumlah mata
pelajarannya 9, yangg memuat hanya mata pelajaran pokok saja. Muatan materi
pelajarannya sendiri hanya teoritis, tak lagi mengkaitkannya dengaan permasalahan
faktual di lingkungan sekitar. Metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pendidikan dan psikologi pada akhir tahun 1960-an. Salah satunya
ialah teori psikologi unsur. Contoh penerapan metode pembelajan ini ialah metode eja
ketika pembelajaran membaca. Begitu juga pada mata pelajaran lain, anak belajar
melalui unsur-unsurnya dulu.
1. Struktur mata pelajaran pada kurikulum 1968 antara lain:
a. Pembinaan Jiwa Pancasila
Kelompok jiwa pancasila ialah kelompok segi pendidikan yangg terutama
ditujukan kepada pembentukkan mental dan moral Pancasila serta
pengembangan manusia yangg sehat dan kuat fisiknya dalam rangka
pembinaan bangsa.
Pendidikan agama
Pendidikan kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Bahasa daerah
Pendidikan olahraga

b. Pengembangan pengetahuan dasar

Kelompok pengembangan pengetahuan dasar ialah kelompok mata


pelajaran yangg ditujukan pada penguasaan pengetahuan dasar untukk
melanjutkan pendidikan dan pembinaan kecakapan khusus.
Berhitung
IPA
Pendidikan kesenian
Pendidikan kesejahteraan keluarga

c. Pembinaan kecakapan khusus


Kelopok pembinaan kecakapan khusus ialah mata pelajaran yangg terutama
ditujukan kepadapenguasaan ketrampilan yangg praktis fungsional.
Sebagai alat formal dipergunakan mata pelajaran yangg terbagi dalam tiga
kejuruan, yaitu :

Kejuruan agraria, dengaan segi pendidikan pertanian, peternakan,


dan perikanan
Kejuruan teknik, dengaan segi pendidikan pekerjaan tangan dan
perbengkelan
Kejuruan ketatalaksanaan/ jasa, dengaan segi pendidikan koperasi,
tabungan dan PKK.
Contoh: Kerangka kurikulum SD 1968

(Bagi SD yang brebahasa pengantar bahasa indonesia dari kelas I)

no Kelompok / segi pendidikan Kelas keterangan

I II III IV V VI

1. Pembinaan jiwa Pendidikan agama 2 2 3 4 4 4 Di kelas I dan


pancasila II satu jam
Pendidikan 2 2 4 4 4 4
pelajaran = 30
kewarganegaraan
menit

Pendidikan bahasa 8 8 8 8 8 8
Di kelas III
indonesia
sampai VI satu

Pendidikan olahraga 2 2 3 3 3 3 jam pelajaran


= 40 menit
2. Pembinaan Berhitung 7 7 7 7 7 7
pengetahuan dasar
Ilmu Pengetahuan 2 2 4 4 4 4
Alam

Pendidikan kesenian 2 2 4 4 4 4

Pendidikan 1 1 2 2 2 2
kesejahterahan
keluarga

3. Pembinaan Pendidikan 2 2 5 5 5 5
Kecakapan khusus kejuruhan
2. Sistem penilaian hasil belajar siswa.
Pada kurikulum 1968 hanya merubah struktur mata pelajarannya saja maka
sistem penilaian hasil belajar siswa tetap menggunakan sistem penilaian pada
kurikulum 1964 yaitu rapor bagi kelas 1 dan 2 yang asalnya berupa skor 10-100
menjadi A,B, C, dan D.Sedangkan bagi kelas 3 sampei 6 tetap menggunakan
angka skor 10-100.
3. Kelebihan dan kekurangan dari kurikulum 1968
a. Kelebihan dari kurikulum 1986
Pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
b. Kekurangan dari kurikulum 1986
Hanya memuat mata pelajaran pokok saja.
Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan
permasalahan faktual di lapangan.

B. Kurikulum 1975 di indonesia.

Menteri Pendidikan Republik Indonesia Sjarif Thajeb, menjelaskan tentang latar


belakang ditetapkanya Kurikulum 1975 sebagai pedoman pelaksanaan pengajaran di
sekolah. Penjelasan tersebut sebagai berikut:

1. Sejak Tahun 1969 di Negara Indonesia telah banyak perubahan yang


terjadi sebagai akibat lajunya pembangunan nasional, yang mempunyai
dampak baru terhadap program pendidikan nasional. Hal-hal yang
mempengaruhi program maupun kebijaksanaan pemerintah yang
menyebabkan pembaharuan.
2. Pada Kurikulum 1968, faktor kebijaksanaan pemerintah dalam rangka
pembangunan nasional belum diperhitungkan, sehingga diperlukan peninjauan
agar sesuai dengan tuntutan masyarakat yang sedang membangun.

Atas dasar petimbangan tersebut maka dibentuklah kurikulum tahun


1975 sebagai upaya untuk mewujudkan strategi pembangunan di bawah
pemerintahan orde baru .
Dalam Kurikulum 1975, menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Berorientasi pada tujuan. Dalam hal ini pemerintah merumuskan tujuan-tujuan


yang harus dikuasai oleh siswa ( khirarki) tujuan pendidikan, yang meliputi :
tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan
instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.
2. Menganut pendekatan integrative artinya setiap pelajaran memiliki arti dan
peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih
integratif.
Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah
kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam
bentuk tingkah laku siswa.
3. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus
respon (rangsang-jawab) dan latihan (Drill). Pembelajaran lebih banyak
menggunaan teori Behaviorisme, yakni memandang keberhasilan dalam belajar
ditentukan oleh lingkungan dengan stimulus dari luar, dalam hal ini sekolah dan
guru.

Kurikulum 1975 memuat pedoman yang meliputi unsur-unsur :


a. Tujuan institusional.
Berlaku mulai SD, SMP maupun SMA.Tujuan Institusional adalah tujuan
yang hendak dicapai lembaga dalam melaksanakan program pendidikannya.
b. Struktur Program Kurikulum
Struktur program adalah kerangka umum program pengajaran yangvakan
diberikan pada tiap sekolah.
c. Garis-Garis Besar Program Pengajaran
Sesuai dengan namanya, Garis-Garis Besar Program Pengajaran, pada bagian
ini dimuat hal-hal yang berhubungan dengan program pengajaran, yaitu.
Tujuan Kurikuler, yaitu tujuan yang harus dicapai setelah mengikuti program
pengajaran yang bersangkutan selama masa pendidikan.
Tujuan Instruksional Umum, yaitu tujuan yang hendak dicapai dalam setiap
satuan pelajaran baik dalam satu semester maupun satu tahun.
Pokok bahasan yang harus dikembangkan untuk dijadikan bahan pelajaran
bagi para siswa agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Urutan penyampaian bahan pelajaran dari tahun pelajaran satu ke tahun
pelajaran berikutnya dan dari semester satu ke semester berikutnya.
1. Struktur mata pelajaran kurikulum 1975.
Struktur mata pelajaran kurikulum 1975 meliputi:
Pendidikan agama
Pendidikan Moral Pancasila
Bahasa Indonesia
IPS
Matematika
IPA
Olah raga dan kesehatan
Kesenian
Keterampilan khusus

Contoh struktur mata pelajaran SD kurikulum 1975.

No Bidang studi Kelas keterangan


I II III IV V VI
1. Pendidikan 2 2 2 2 2 2 Di kelas I
agama dan II satu
2. Pendidikan 2 2 2 3 3 3 jam
Moral pelajaran
Pancasila =30 menit
3. Bahasa 8 8 8 8 8 8 Di kelas III
Indonesia sampai
4. IPS - - 2 2 2 2 dengan VI
5. Matematika 6 6 6 6 6 6 satu jam
6. IPA 2 2 3 4 4 4 pelajaran =
7. Olah raga 2 2 3 3 3 3 40 menit.
dan
kesehatan
8. Kesenian 2 2 3 4 4 4
9. Keterampilan 2 2 4 4 4 4
khusus

2. Sistem penilaian kurikulum 1975.

Dengan melaksanakan PPSI, penilaian diberikan pada setiap akhir pelajaran atau pada
akhir satuan pelajaran tertentu. Inilah yang membedakan dengan kurikulum
sebelumnya yang memberikan penilaian pada akhir semester atau akhir tahun saja.
PPSI adalah sistem yang saling berkaitan dari satu instruksi yang terdiri atas urutan,
desain tugas yang progresif bagi individu dalam belajar.

Pedoman prosedur pengembangan alat penilaian memberikan petunjuk tentang


prosedur penilaian yang akan ditempuh, tentang tes awal (pre test) dan tes akhir (post
test), tentang jenis tes yang akan digunakan dan tentang rumusan soal-soal tes sebagai
bagian dari satuan pelajaran. Tes yang digunakan dalam PPSI disebut criterion
referenced test yaitu tes yang digunakan unuk mengukur efektifitas program/
pelaksanaan pengajaran. Tes tersebut antara lain : ulangan harian, ulangan semester,
dan ujian sekolah. Ulangan harian dan ujian semester dilakukan oleh guru dan dijadikan
sebagai dasar untuk pemberian nilai dalam rapor dan kenaikan kelas, sedangkan ujian
sekolah dikoordinasikan dalam rayon ( tingkat kabupaten atau provinsi) untuk
menentukan kelulusan.

3. Kelebihan dan kekurangan kurikulum 1968.


a. Kelebihan Kurikulum 1975
Menekankan pada pendidikan yang lebih efektif dan efisien dalam hal daya dan
waktu
Menganut sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang
spesifik,dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa
b. Kelemahan Kurikulum 1975
Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan
pembelajaran
C. Kurikulum 1984 di indonesia
Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi
memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahkan sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983
menyiratakan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari
kurikulum 1975 ke kurikulum 1984.
Karena itulah pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh
kurikulum 1984.Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 di
antaranya adalah sebagai berikut.

a. Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung ke dalam
kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
b. Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan
kemampuan anak didik.
c. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di
sekolah.
d. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang.
e. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang
pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah
menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah.
f. Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan lapangan kerja.
Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Berorientasi kepada tujuan instruksional yaitu tujuang harus dicapai siswa.
Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar
siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik,
mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh
pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif,
maupun psikomotor.
Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral
adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar
berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi kelas
dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang
diberikan.
Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian,
baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang
pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa
memahami konsep yang dipelajarinya.
Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa
dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan konkret,
semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan pendekatan
induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari yang mudah menuju ke
sukar dan dari sederhana menuju ke kompleks.
Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah
pendekatan belajar-mengajar yang memberi tekanan kepada proses
pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan
mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses
diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan
pelajaran.

1. Struktur mata pelajaran pada kurikulum 1984


a. Adanya perubahan dalam perangkat mata pelajaran inti. Kalau pada Kurikulum
1975 terdapat delapan pelajaran inti, pada Kurikulum 1984 terdapat enam belas
mata pelajaran inti. Mata pelajaran yang termasuk kelompok inti tersebut adalah
: Agama, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa,
Bahasa dan Kesusasteraan Indonesia, Geografi Indonesia, Geografi Dunia,
Ekonomi, Kimia, Fisika, Biologi, Matematika, Bahasa Inggris, Kesenian,
Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Sejarah Dunia dan Nasional.

b. Penambahan mata pelajaran pilihan yang sesuai dengan jurusan masing-masing.

c. Perubahan program jurusan. Kalau semula pada Kurikulum 1975 terdapat 3


jurusan di SMA, yaitu IPA, IPS, Bahasa, maka dalam Kurikulum 1984 jurusan
dinyatakan dalam program A dan B. Program A terdiri dari.
A1, penekanan pada mata pelajaran Fisika
A2, penekanan pada mata pelajaran Biologi
A3, penekanan pada mata pelajaran Ekonomi
A4, penekanan pada mata pelajaran Bahasa dan Budaya.

Sedangkan program B adalah program yang mengarah kepada keterampilan


kejuruan yang akan dapat menerjunkan siswa langsung berkecimpung di
masyarakat. Tetapi mengngat program B memerlukan sarana sekolah yang
cukup maka program ini untuk sementara ditiadakan.

d. Pentahapan waktu pelaksanaan. Kurikulum 1984 dilaksanakan secara bertahap


dari kelas I SMA berturut tahun berikutnya di kelas yang lebih tinggi.
2. Sistem penilaian pada kurikulum 1984
Penilaian dalam kurikulum 1984 dilakukan dalam ulangan harian (formatif), ulangan
tengan semester (subsumatif), ulangan akhir semester (sumatif), EBTA dan
EBTANAS
3. Kelebihan dan kekurangan kurikulum 1984
a. Kelebihan kurikulum 1984 (CBSA)
Pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
aktif terlibat secara fisik, mental, intlektual dan emosional dengan harapan siswa
memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif,
afektip, maupun psikomotor.
b. Kekurangan Kurikulum 1984 (CBSA)
Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.
Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA, yang terlihat adalah
suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana sini ada
tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajaar model
berceramah.

Anda mungkin juga menyukai