Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yusep Yazid Sy

Kelas : Farmasi 4C
NIM : 31114170

Mekanisme Toksisitas Paracetamol dalam hati.?


Parasetamol (acetaminophen, N-asetil-p-aminofenol) merupakan obat
analgesik dan antipiretik yang telah bertahun-tahun digunakan secara aman dan
efektif pada semua usia. Meskipun obat ini aman untuk dikonsumsi pada dosis
terapeutik, pada penggunaan dosis tunggal yang besar, obat ini dapat
menimbulkan kerusakan hati yang berakibat fatal.
Kerusakan hati akibat parasetamol terjadi akibat peningkatan akumulasi metabolit
hepatotoksik N-acetyl-p-benzoquinone imine (NAPQI) yang dihasilkan dalam
biotransformasi parasetamol. Metabolit ini umumnya akan mengalami
detoksifikasi di dalam hati oleh glutation endogen.
Overdosis parasetamol dapat terjadi pada penggunaan akut maupun
penggunaan berulang. Overdosis parasetamol akut dapat terjadi jika seseorang
mengkonsumsi parasetamol dalam dosis besar dalam waktu 8 jam atau kurang.
Kejadian toksik pada hati (hepatotoksisitas) akan terjadi pada penggunaan 7,5-10
gram dalam waktu 8 jam atau kurang. Kematian bisa terjadi (mencapai 3-4%
kasus) jika parasetamol digunakan sampai 15 gram.
Pada dosis terapi (500-2 gram), 5-15% obat ini umunya dikonversi oleh
enzim sitokrom P450 di hati menjadi metabolit reaktifnya, yang disebut N-acetyl-
p-benzoquinoneimine NAPQI). Proses ini disebut aktivasi metabolik, dan NAPQI
berperan sebagai radikal bebas yang memiliki lama hidup yang sangat singkat.
Meskipun metabolisme parasetamol melalui ginjal tidak begitu berperan, jalur
aktivasi metabolik ini terdapat pada ginjal dan penting secara toksikologi. Dalam
keadaan normal, NAPQI akan didetoksikasi secara cepat oleh enzim glutation dari
hati. Glutation mengandung gugus sulfhidril yang akan mengikat secara kovalen
radikal bebas NAPQI, menghasilkan konjugat sistein. Sebagiannya lagi akan
diasetilasi menjadi konjugat asam merkapturat, yang kemudian keduanya dapat
diekskresikan melalui urin.
Pada paparan parasetamol overdosis, jumlah dan kecepatan pembentukan
NAPQI melebih kapasitas hati dan ginjal untuk mengisi ulang cadangan glutation
yang diperlukan. NAPQI kemudian menyebabkan kerusakan intraseluler diikuti
nekrosis (kematian sel) hati, dan bisa juga menyebabkan kegagalan ginjal
(walaupun lebih jarang kejadiannya).

DAFTRA PUSTAKA

Benson GD, Koff RS, Tolman KG. The therapeutic use of acetaminophen in
patiens with liver disease. Am J Ther 2005; 12: 133-41.

Wilmana PF. Analgetik anti-piretik analgesic antiinflamasi nonsteroid danobat


pirai. Dalam: Ganiswara SG, Setiabudy R, Suyatna FD, Purwantyastuti,
editors. Farmakologi dan Terapi. 4 ed. Jakarta: Gaya Baru; 1995. hal.
th

214-5.

Anda mungkin juga menyukai