(Kekuatan) 430-1497-1-PB PDF
(Kekuatan) 430-1497-1-PB PDF
Abstract
The purpose of this paper is to analyze the effect of variable tempering time of heat treatment on
strength and toughness of commercial steel. The specimens both tensile strength and impact
toughness were austenitized at 1000oC during 45 minute and quenched in oil, then followed by
tempering during 1 hour, 2 hours, 3 hours, and 4 hours. The result represents that tensile strength
and toughness value are not significantly influence of various tempering time.
Keywords: Commercial steel, tensile strength, impact toughness
Abstrak
Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisa efek waktu perlakuan panas temper terhadap
kekuatan dan ketangguhan baja komersial. Spesimen kekuatan tarik dan ketangguhan impak di
austenisasi pada temperature 1000oC selama 45 menit dan di-quenching ke dalam oli. Proses ini
dilanjutkan dengan proses temper selama 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa kekuatan tarik dan ketangguhan tidak terlalu signifikan perubahannya
terhadap variasi waktu temper.
Kata kunci: Baja komersial, kekuatan tarik, ketangguhan impak.
* Staf Pengajar Jurusan D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 2, Mei 2006: 97 - 102
(N/mm2)
pengerasan permukaan. U
Pada proses pengerasan,
pemanasan suatu material dilakukan
sampai mencapai temperatur tertentu
B
atau temperatur austenisasi suatu Y
material yang diproses. Tujuan proses ini
adalah untuk memperoleh tingkat P
kekerasan material yang diproses. Dari
proses ini diharapkan adanya
perubahan yang menghasilkan struktur
mikro dengan fasa martensit.
Menurut reaksi proses
pendinginan, sifat kekerasan suatu (%)
material yang dihasilkan kadang kala
tidak diharapkan karena tingkat
kekerasannya terlalu tinggi yang Gambar 1. Grafik hubungan Tegangan -
menyebabkan material bersifat rapuh. Regangan
Kondisi ini dapat di atasi dengan
melakukan proses temper (tempering Pada awal pembebanan hanya
process), disamping mengurangi terjadi perubahan bentuk
kekerasan material juga dapat (perpanjangan) yang elatis, yaitu
menambah keuletan material. Proses perpanjangan yang berbanding lurus
temper dilakukan pada temperatur di dengan beban atau regangan awal
bawah kira-kira 723oC. berbanding lurus dengan besarnya
Temper merupakan suatu tegangan, disamping itu ia mampu balik
perlakuan panas yang digunakan untuk (reversible). Setelah tegangan
mengurangi kegetasan (brittle) pada ditiadakan, regangan lenyap. Apabila
baja tanpa menurunkan secara beban menjadi dua kali lebih besar,
signifikan dari kekerasan dan maka dalam daerah elastis
kekuatannnya. Dengan temper perpanjangannya akan menjadi dua
mikrostruktur baja akan homogen dan kali pula (hukum Hooke masih berlaku).
tegangan sisa akibat pemanasan yang Pada pembebanan tertentu
tinggi selama di-quenching tereliminasi dimana hukum Hooke tidak berlaku
atau dapat diminimalisasi. Baja yang garis itu mulai melengkung dan
dikeraskan seharusnya ditemper deformasi elastis masih terjadi . Bilamana
sebelum dii gunakan beban dinaikkan akan terjadi deformasi
permanen yang cukup kuat. Gejala ini
2.2 Sifat mekanis material disertai oleh proses mengulur. Seperti
Sifat mekanis material yang diperlihatkan pada Gambar 1.
merefleksikan hubungan antara Deformasi permanen akan terjadi kalau
deformasi terhadap beban atau gaya. beban dinaikkan sampai di atas Y.
Sifat mekanis material adalah kekuatan, Beban yang terendah pada
keuletan, ketangguhan dan kekerasan. kondisi mengulur ditunjukan dengan Y
Dalam penelitian ini, sifat mekanis (Gambar 1). Setelah melampaui fasa
yang ditinjau adalah sifat kekuatan dan penguluran, beban akan naik sampai
ketangguhan. mencapai harga maksimum (U =
a. Kekuatan Tarik Ultimate) di sertai oleh deformasi
Kekuatan merupakan ukuran permanen ( perpanjangan yang
besar gaya yang diperlukan untuk permanen). Dari grafik (Gambar 1)
98
Efek Waktu Perlakuan Panas Temper Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan
Impak Baja Komersial
(Bakri dan Sri Chandrabakty)
terlihat bahwa di samping deformasi impak dan kekuatan tarik baja AISI 420
yang elastis terdapat pula deformasi dimana ketangguhan impak cenderung
yang permanen atau perpanjangan naik seiring dengan naiknya
yang non-elastis. Walaupun volume temperature temper, sebaliknya
batang mengalami sedikit kekuatan tarik cenderung menurun
pertambahan, pertambahan panjang dengan kenaikan temperatur temper.
yang di atas mengakibatkan reduksi Hal ini sejalan dengan penelitian yang
penampang yang untuk sebagian dilakukan oleh Hasta Kuntara (2005)
bersifat elastis dan untuk sebagian dengan baja X165CrMoV12 untuk
bersifat non-elastis atau permanen. bahan cetakan.
Ketahanan suatu bahan Pengaruh waktu tempering
terhadap deformasi plastik di kenal terhadap sifat mekanis bahan berupa
dengan istilah kekuatan luluh (yield kekerasan dan kekuatan dimana
strength). Nilai dari kekuatan luluh kekerasan turun dengan kenaikan
adalah besar gaya pada saat luluh waktu temper tetapi kekuatan tarik
dibagi dengan luas penampang. Untuk tidak terlalu berpengaruh terhadap
baja lunak, titik luluhnya dapat terlihat waktu temper (V.N.Potluri, 2002).
dengan jelas sedangkan pada bahan
yang yang tanpa batas proporporsional 3. Metode Penelitian
yang jelas, kekuatan luluhnya Dalam penelitian ini, pengujian
didefinisikan sebagai tegangan yang dilakukan terhadap benda uji yang
diperlukan untuk menghasilkan telah di-temper pada temperatur 600oC
regangan plastik sebesar 0,2%. dengan waktu yang berbeda-beda
Setelah kondisi luluh (yielding), yaitu 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam.
tegangan sampai mencapai deformasi Sebelum di temper benda di-austenisasi
plastik pada bahan meningkat sampai pada temperatur 1000oC selama 45
mencapai kekuatan maksimum dan menit yang kemudian dicelupkan ke
kemudian turun sampai bahan patah dalam oli.
(fracture). Kekuatan tarik (tensile Jenis pengujian yang dilakukan
strength) suatu bahan ditetapkan adalah pengujian tarik (tensile testing)
dengan membagi gaya maksimum dan pengujian impak (impact testing).
dengan luas penampang mula. Namun 3.1 Pengujian Tarik
pada bahan yang ulet, luas Alat uji tarik yang digunakan
penampang mengecil pada waktu adalah Universal Testing Machine (UTM).
beban maksimum dilampaui. Data yang diperoleh dari pengujian ini
adalah :
b. Ketangguhan Impak
Beban tarik yang diberikan
Ketangguhan adalah jumlah
Perpanjangan (elongasi)
energi yang diserap bahan sampai
terjadi perpatahan. 3.2. Pengujian Impak
Energi yang diserap tergantung Kekuatan impak dari suatu bahan
dari besarnya usaha yang dilakukan adalah kemampuan bahan dalam
terhadap luas penampang material. menerima beban impak (dinamis) yang
Material yang mempunyai kekerasan diukur dengan besarnya energi yang
yang tinggi biasanya mempunyai diperlukan untuk mematahkan batang
ketangguhan yang lebih lebih rendah uji dengan palu ayun.
dibanding dengan bahan yang Dalam pengujian ini digunakan uji impak
kekerasannya lebih rendah. Charpy.
Beberapa penelitian telah
dilakukan untuk mengetahui korelasi 4. Hasil dan Pembahasan
sifat mekanis material terhadap 4.1. Efek perlakuan panas temper
pengaruh temper . Sigit Gunawan (2005) terhadap kekuatan tarik
telah meneliti korelasi antara pengaruh Pengaruh perlakuan panas
suhu temper terhadap ketangguhan temper dengan variasi waktu terhadap
99
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 2, Mei 2006: 97 - 102
kekuatan tarik material baja komersial waktu temper (suhu temper 600oC)
dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil (Gambar 3). Nilai ketangguhan
pengujian tersebut menunjukkan berfluktuasi terhadap lama waktu
pengaruh waktu temper pada baja temper yaitu 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4
komersial yang tidak terlalu signifikan jam. Namun, ketangguhan material
perubahannya terhadap nilai kekuatan baja komersial ini naik dari kondisi
tarik (Gambar 2). Hal ini sejalan dengan standar (tanpa perlakuan) dibanding
penelitian yang dilakukan oleh V.N. dengan material yang mengalami
Potluri pada baja Stainless tipe 422. perlakuan panas temper untuk semua
Namun, hasil autenisasi dan quenching variabel waktu temper. Dalam hal ini,
tanpa perlauan panas temper terlihat material baja komersial sebelum
penurunan kekuatan tarik dan elongasi digunakan untuk keperluan komponen
terhadap perlakuan panas temper mesin sebaiknya dilakukan perlakuan
dengan semua variasi waktunya. panas temper agar ketangguhan baja
Pada pengujian tarik dari baja bisa lebih stabil.
komersial, terjadi deformasi elastis yang
Tabel 2. Nilai ketangguhan terhadap kondisi
diikuti oleh deformasi plastis ketika perlakuan panas temper
terjadi penambahan panjang/elongasi
dan terjadi penurunan luas Perlakuan Panas Ketangguhan
penampang. Work hardening biasa (J/mm2)
terjadi di daerah plastik dan material Standar 1.79
menjadi lebih kuat. Temper 1 Jam 2.78
Hasil temper yang telah Temper 2 Jam 2.90
dilakukan menghasilkan mikrostruktur Temper 3 Jam 2.87
baja homogen dan tegangan sisa Temper 4 Jam 2.85
akibat pemanasan yang tinggi selama
di-quenching tereliminasi atau dapat 600
Austenit +
Kekuatan Tarik (N/mm2)
3.00
1.00
ketangguhan 0.00
100
Efek Waktu Perlakuan Panas Temper Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan
Impak Baja Komersial
(Bakri dan Sri Chandrabakty)
5. Kesimpulan 450
Dari hasil pengujian dan analisa 400
hasil pengujian dapat disimpulkan : 350
1) Kekuatan tarik dan ketangguhan
Tegangan (N/mm2)
300
baja komersial tidak terlalu 250
temper ( 600oC). 50
350
Corrosion Behavior of Type 422
Stainless Steel, Thesis of MSc in 300
150
William D. Callister, Jr., 2001, Material
Science and Engineering- An 100
Inc. 0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0
Lampiran-lampiran Kurva Tegangan- Regangan (%)
Regangan
Gambar 5 Grafik hubungan
Austenisasi + Quenching : 1000oC + Oli Tegangan Regangan
Temper selama 1 jam pada Uji tarik yang
Diameter Spesimen : 9.47 mm ditemper pada temperatur
Panjang : 50 mm 600oC selama 2 Jam
Kekuatan Tarik Max. : 417.19 N/mm2
Kekuatan Luluh : 272.73 N/mm2 Data hasil pengujian untuk Uji tarik yang
% elongasi : 46.30 ditemper pada temperatur 600oC
selama 3 Jam sebagai berikut:
Austenisasi+Quenching : 1000oC + Oli
101
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 2, Mei 2006: 97 - 102
Temper selama 3 jam Data hasil pengujian untuk Uji tarik yang
- Diameter Spesimen : 9.60 mm diaustenisasi dan di-quenching tanpa
- Panjang : 50 mm ditemper sebagai berikut:
- Kekuatan Tarik Max. : 398.50 N/mm2 Austenisasi + Quenching : 1000oC + Oli
- Kekuatan Luluh : 258.76 N/mm2 - Diameter Spesimen : 9.64 mm
- % elongasi : 50.22 - Panjang : 50 mm
- Kekuatan Tarik Max.: 507.20 N/mm2
450 - Kekuatan Luluh : 288.55 N/mm2
400 - % elongasi : 37.02
Tegangan (N/mm2)
350
600
300
500
Tegangan (N/mm2)
250
200 400
150
300
100
50 200
0 100
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
0
Regangan (%)
0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 29.5 34.0
Gambar 6 Grafik hubungan Regangan (% )
Tegangan Regangan
pada Uji tarik yang Gambar 8 Grafik hubungan
ditemper pada Tegangan Regangan
temperatur 600oC selama pada Uji tarik yang
3 Jam diaustenisasi dan di-
quenching tanpa
Data hasil pengujian untuk Uji tarik yang
ditemper
ditemper pada temperatur 600oC
selama 4 Jam sebagai berikut:
Austenisasi+Quenching : 1000oC + Oli
Temper selama 4 jam
- Diameter Spesimen : 9.86 mm
- Panjang : 50 mm
- Kekuatan Tarik Max. : 390.87 N/mm2
- Kekuatan Luluh : 285.91 N/mm2
- % elongasi : 44.55
450
400
Tegangan (N/mm2)
350
300
250
200
150
100
50
0
0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 34.0 39.0 44.0
Regangan (% )
102