Anda di halaman 1dari 6

ek

SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

EFEK WAKTU PERLAKUAN PANAS TEMPER TERHADAP KEKUATAN TARIK


DAN KETANGGUHAN IMPAK BAJA KOMERSIAL
Bakri* dan Sri Chandrabakty *

Abstract
The purpose of this paper is to analyze the effect of variable tempering time of heat treatment on
strength and toughness of commercial steel. The specimens both tensile strength and impact
toughness were austenitized at 1000oC during 45 minute and quenched in oil, then followed by
tempering during 1 hour, 2 hours, 3 hours, and 4 hours. The result represents that tensile strength
and toughness value are not significantly influence of various tempering time.
Keywords: Commercial steel, tensile strength, impact toughness

Abstrak
Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisa efek waktu perlakuan panas temper terhadap
kekuatan dan ketangguhan baja komersial. Spesimen kekuatan tarik dan ketangguhan impak di
austenisasi pada temperature 1000oC selama 45 menit dan di-quenching ke dalam oli. Proses ini
dilanjutkan dengan proses temper selama 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa kekuatan tarik dan ketangguhan tidak terlalu signifikan perubahannya
terhadap variasi waktu temper.
Kata kunci: Baja komersial, kekuatan tarik, ketangguhan impak.

1. Pendahuluan perlakuan panas yang diikuti dengan


Baja komersial yang sering pemanasan temper agar didapatkan
dipakai sebagai bahan perkakas dalam kekuatan dan ketangguhan yang
pembuatan komponen mesin-mesin diinginkan.
produksi teknologi tepat guna di Penelitian ini dilakukan untuk
laboratorium Teknik Mesin UNTAD menganalisa efek variasi waktu
diperoleh dari pasaran dengan perlakuan panas temper terhadap
berbagai ukuran / dimensi. Jenis baja kekuatan dan ketangguhan baja
komersial adalah baja dalam bentuk komersial sebagai bahan untuk
batangan. komponen mesin-mesin produksi
Baja ini untuk keperluan teknologi tepat guna.
komponen mesin produksi seperti bahan
poros, bahan pasak dan sebagainya 2. Tinjauan Pustaka
diharapkan memiliki kekuatan dan 2.1 Perlakuan panas
ketangguhan yang baik, agar pada Proses perlakuan panas bertujuan
saat digunakan dapat menahan beban untuk meningkatkan sifat keuletan,
dan bertahan dalam waktu memperbaiki kualitas permesinan,
pengoperasian. menurunkan tegangan dalam,
Selama ini, bahan tersebut yang meningkatkan sifat kekerasan dan sifat
diperoleh dari pasaran tidak dilakukan kekuatan tarik, dan menghasilkan sifat
perlakuan sebelum digunakan Salah tangguh.
satu cara dalam memperbaiki kualitas Pada saat material dipanaskan
bahan tersebut adalah dengan ada tiga faktor penting yang perlu
diperhatikan yaitu temperatur logam

* Staf Pengajar Jurusan D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 2, Mei 2006: 97 - 102

yang dipanaskan, lamanya logam mematahkan atau merusak suatu


ditahan pada temperatur tersebut dan bahan, hal ini biasa dinyatakan dalam
kecepatan pendingin, dan material hubungan tegangan regangan.
yang berada disekeliling logam pada
saat dipanaskan, seperti pada

(N/mm2)
pengerasan permukaan. U
Pada proses pengerasan,
pemanasan suatu material dilakukan
sampai mencapai temperatur tertentu
B
atau temperatur austenisasi suatu Y
material yang diproses. Tujuan proses ini
adalah untuk memperoleh tingkat P
kekerasan material yang diproses. Dari
proses ini diharapkan adanya
perubahan yang menghasilkan struktur
mikro dengan fasa martensit.
Menurut reaksi proses
pendinginan, sifat kekerasan suatu (%)
material yang dihasilkan kadang kala
tidak diharapkan karena tingkat
kekerasannya terlalu tinggi yang Gambar 1. Grafik hubungan Tegangan -
menyebabkan material bersifat rapuh. Regangan
Kondisi ini dapat di atasi dengan
melakukan proses temper (tempering Pada awal pembebanan hanya
process), disamping mengurangi terjadi perubahan bentuk
kekerasan material juga dapat (perpanjangan) yang elatis, yaitu
menambah keuletan material. Proses perpanjangan yang berbanding lurus
temper dilakukan pada temperatur di dengan beban atau regangan awal
bawah kira-kira 723oC. berbanding lurus dengan besarnya
Temper merupakan suatu tegangan, disamping itu ia mampu balik
perlakuan panas yang digunakan untuk (reversible). Setelah tegangan
mengurangi kegetasan (brittle) pada ditiadakan, regangan lenyap. Apabila
baja tanpa menurunkan secara beban menjadi dua kali lebih besar,
signifikan dari kekerasan dan maka dalam daerah elastis
kekuatannnya. Dengan temper perpanjangannya akan menjadi dua
mikrostruktur baja akan homogen dan kali pula (hukum Hooke masih berlaku).
tegangan sisa akibat pemanasan yang Pada pembebanan tertentu
tinggi selama di-quenching tereliminasi dimana hukum Hooke tidak berlaku
atau dapat diminimalisasi. Baja yang garis itu mulai melengkung dan
dikeraskan seharusnya ditemper deformasi elastis masih terjadi . Bilamana
sebelum dii gunakan beban dinaikkan akan terjadi deformasi
permanen yang cukup kuat. Gejala ini
2.2 Sifat mekanis material disertai oleh proses mengulur. Seperti
Sifat mekanis material yang diperlihatkan pada Gambar 1.
merefleksikan hubungan antara Deformasi permanen akan terjadi kalau
deformasi terhadap beban atau gaya. beban dinaikkan sampai di atas Y.
Sifat mekanis material adalah kekuatan, Beban yang terendah pada
keuletan, ketangguhan dan kekerasan. kondisi mengulur ditunjukan dengan Y
Dalam penelitian ini, sifat mekanis (Gambar 1). Setelah melampaui fasa
yang ditinjau adalah sifat kekuatan dan penguluran, beban akan naik sampai
ketangguhan. mencapai harga maksimum (U =
a. Kekuatan Tarik Ultimate) di sertai oleh deformasi
Kekuatan merupakan ukuran permanen ( perpanjangan yang
besar gaya yang diperlukan untuk permanen). Dari grafik (Gambar 1)

98
Efek Waktu Perlakuan Panas Temper Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan
Impak Baja Komersial
(Bakri dan Sri Chandrabakty)
terlihat bahwa di samping deformasi impak dan kekuatan tarik baja AISI 420
yang elastis terdapat pula deformasi dimana ketangguhan impak cenderung
yang permanen atau perpanjangan naik seiring dengan naiknya
yang non-elastis. Walaupun volume temperature temper, sebaliknya
batang mengalami sedikit kekuatan tarik cenderung menurun
pertambahan, pertambahan panjang dengan kenaikan temperatur temper.
yang di atas mengakibatkan reduksi Hal ini sejalan dengan penelitian yang
penampang yang untuk sebagian dilakukan oleh Hasta Kuntara (2005)
bersifat elastis dan untuk sebagian dengan baja X165CrMoV12 untuk
bersifat non-elastis atau permanen. bahan cetakan.
Ketahanan suatu bahan Pengaruh waktu tempering
terhadap deformasi plastik di kenal terhadap sifat mekanis bahan berupa
dengan istilah kekuatan luluh (yield kekerasan dan kekuatan dimana
strength). Nilai dari kekuatan luluh kekerasan turun dengan kenaikan
adalah besar gaya pada saat luluh waktu temper tetapi kekuatan tarik
dibagi dengan luas penampang. Untuk tidak terlalu berpengaruh terhadap
baja lunak, titik luluhnya dapat terlihat waktu temper (V.N.Potluri, 2002).
dengan jelas sedangkan pada bahan
yang yang tanpa batas proporporsional 3. Metode Penelitian
yang jelas, kekuatan luluhnya Dalam penelitian ini, pengujian
didefinisikan sebagai tegangan yang dilakukan terhadap benda uji yang
diperlukan untuk menghasilkan telah di-temper pada temperatur 600oC
regangan plastik sebesar 0,2%. dengan waktu yang berbeda-beda
Setelah kondisi luluh (yielding), yaitu 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam.
tegangan sampai mencapai deformasi Sebelum di temper benda di-austenisasi
plastik pada bahan meningkat sampai pada temperatur 1000oC selama 45
mencapai kekuatan maksimum dan menit yang kemudian dicelupkan ke
kemudian turun sampai bahan patah dalam oli.
(fracture). Kekuatan tarik (tensile Jenis pengujian yang dilakukan
strength) suatu bahan ditetapkan adalah pengujian tarik (tensile testing)
dengan membagi gaya maksimum dan pengujian impak (impact testing).
dengan luas penampang mula. Namun 3.1 Pengujian Tarik
pada bahan yang ulet, luas Alat uji tarik yang digunakan
penampang mengecil pada waktu adalah Universal Testing Machine (UTM).
beban maksimum dilampaui. Data yang diperoleh dari pengujian ini
adalah :
b. Ketangguhan Impak
Beban tarik yang diberikan
Ketangguhan adalah jumlah
Perpanjangan (elongasi)
energi yang diserap bahan sampai
terjadi perpatahan. 3.2. Pengujian Impak
Energi yang diserap tergantung Kekuatan impak dari suatu bahan
dari besarnya usaha yang dilakukan adalah kemampuan bahan dalam
terhadap luas penampang material. menerima beban impak (dinamis) yang
Material yang mempunyai kekerasan diukur dengan besarnya energi yang
yang tinggi biasanya mempunyai diperlukan untuk mematahkan batang
ketangguhan yang lebih lebih rendah uji dengan palu ayun.
dibanding dengan bahan yang Dalam pengujian ini digunakan uji impak
kekerasannya lebih rendah. Charpy.
Beberapa penelitian telah
dilakukan untuk mengetahui korelasi 4. Hasil dan Pembahasan
sifat mekanis material terhadap 4.1. Efek perlakuan panas temper
pengaruh temper . Sigit Gunawan (2005) terhadap kekuatan tarik
telah meneliti korelasi antara pengaruh Pengaruh perlakuan panas
suhu temper terhadap ketangguhan temper dengan variasi waktu terhadap

99
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 2, Mei 2006: 97 - 102

kekuatan tarik material baja komersial waktu temper (suhu temper 600oC)
dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil (Gambar 3). Nilai ketangguhan
pengujian tersebut menunjukkan berfluktuasi terhadap lama waktu
pengaruh waktu temper pada baja temper yaitu 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4
komersial yang tidak terlalu signifikan jam. Namun, ketangguhan material
perubahannya terhadap nilai kekuatan baja komersial ini naik dari kondisi
tarik (Gambar 2). Hal ini sejalan dengan standar (tanpa perlakuan) dibanding
penelitian yang dilakukan oleh V.N. dengan material yang mengalami
Potluri pada baja Stainless tipe 422. perlakuan panas temper untuk semua
Namun, hasil autenisasi dan quenching variabel waktu temper. Dalam hal ini,
tanpa perlauan panas temper terlihat material baja komersial sebelum
penurunan kekuatan tarik dan elongasi digunakan untuk keperluan komponen
terhadap perlakuan panas temper mesin sebaiknya dilakukan perlakuan
dengan semua variasi waktunya. panas temper agar ketangguhan baja
Pada pengujian tarik dari baja bisa lebih stabil.
komersial, terjadi deformasi elastis yang
Tabel 2. Nilai ketangguhan terhadap kondisi
diikuti oleh deformasi plastis ketika perlakuan panas temper
terjadi penambahan panjang/elongasi
dan terjadi penurunan luas Perlakuan Panas Ketangguhan
penampang. Work hardening biasa (J/mm2)
terjadi di daerah plastik dan material Standar 1.79
menjadi lebih kuat. Temper 1 Jam 2.78
Hasil temper yang telah Temper 2 Jam 2.90
dilakukan menghasilkan mikrostruktur Temper 3 Jam 2.87
baja homogen dan tegangan sisa Temper 4 Jam 2.85
akibat pemanasan yang tinggi selama
di-quenching tereliminasi atau dapat 600
Austenit +
Kekuatan Tarik (N/mm2)

diminimalisasi. Hal ini dapat terlihat 500 Quenching

dengan kenaikan elongasi (ductility)


dari kondisi perlakuan panas austenisasi 400

dan quenching ke kondisi perlakuan 300


panas temper. 200

Tabel 1. Nilai kekuatan tarik dan elongasi 100

terhadap kondisi perlakuan 0


panas temper ( Lihat bagian 0 1 2 3 4
Lampiran) Waktu Temper ( Jam)

Perlakuan Panas Kekuatan, Elongasi Gambar 2. Hubungan kekuatan tarik Vs


N/mm2 % waktu temper.
Austenisasi +
507.20 37.00
Quenching 3.50

Temper 1 Jam 417.19 46.30


Ketangguhan (J/mm2)

3.00

Temper 2 Jam 385.76 50.52 2.50

Temper 3 Jam 398.50 50.22 2.00


Standar (Tanpa
1.50
Temper 4 Jam 390.87 44.50 Perlakuan Panas)

1.00

4.2. Pengaruh waktu temper terhadap 0.50

ketangguhan 0.00

Ketangguhan material dapat


0 1 2 3 4

Waktu Temper ( Jam)


ditentukan dengan pengujian impak.
Hasil pengujian dapat dilihat di Tabel 2. Gambar 3. Hubungan ketangguhan vs waktu
Nilai ketangguhan baja komersial tidak temper.
terlalu berpengaruh dengan variasi

100
Efek Waktu Perlakuan Panas Temper Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan
Impak Baja Komersial
(Bakri dan Sri Chandrabakty)
5. Kesimpulan 450
Dari hasil pengujian dan analisa 400
hasil pengujian dapat disimpulkan : 350
1) Kekuatan tarik dan ketangguhan

Tegangan (N/mm2)
300
baja komersial tidak terlalu 250

berpengaruh secara signifikan 200

terhadap variasi waktu (1 jam, 2 jam, 150

3 jam dan 4 jam) perlakuan panas 100

temper ( 600oC). 50

2) Kekuatan tarik baja komersial yang 0

diaustenisasi dan quenching tanpa


0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0
Regangan (%)
temper lebih besar disbanding
dengan kekuatan tarik dari baja Gambar 4 Grafik hubungan
komersial yang mengalami proses Tegangan Regangan
temper , tetapi elongasinya lebih pada Uji tarik yang
besar. ditemper pada temperatur
600oC selama 1 Jam
6. Daftar Pustaka
Hasta, Kuntara ,2005, Pengaruh Data hasil pengujian untuk Uji tarik yang
ditemper pada temperatur 600oC
Perlakuan Panas Tempering
selama 2 Jam sebagai berikut:
Terhadap Kekuatan Tarik dan
Austenisasi+Quenching : 1000oC + Oli
Ketangguhan Impak Baja X165
Temper selama 2 jam
CrMoV12 Untuk Cetakan,
- Diameter Spesimen : 9.97 mm
Proceeding STTNas, Yogyakarta.
- Panjang : 50 mm
Sigit Gunawan, 2005, Pengaruh Suhu - Kekuatan Tarik Max. : 385.75 N/mm2
Temper Terhadap Ketangguhan - Kekuatan Luluh : 273.23 N/mm2
Impak dan Kekuatan Tarik Baja - % elongasi : 50.52
AISI 420, Proceeding STTNas,
Yogyakarta.
450
V.N.Potluri, 2004, Effect of Heat 400
Treatment On Deformation and
Tegangan (N/mm2)

350
Corrosion Behavior of Type 422
Stainless Steel, Thesis of MSc in 300

Mechanical Engineering Graduate 250

College University of Nevada. 200

150
William D. Callister, Jr., 2001, Material
Science and Engineering- An 100

Introduction, John Wiley and Sons. 50

Inc. 0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0
Lampiran-lampiran Kurva Tegangan- Regangan (%)
Regangan
Gambar 5 Grafik hubungan
Austenisasi + Quenching : 1000oC + Oli Tegangan Regangan
Temper selama 1 jam pada Uji tarik yang
Diameter Spesimen : 9.47 mm ditemper pada temperatur
Panjang : 50 mm 600oC selama 2 Jam
Kekuatan Tarik Max. : 417.19 N/mm2
Kekuatan Luluh : 272.73 N/mm2 Data hasil pengujian untuk Uji tarik yang
% elongasi : 46.30 ditemper pada temperatur 600oC
selama 3 Jam sebagai berikut:
Austenisasi+Quenching : 1000oC + Oli

101
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 2, Mei 2006: 97 - 102

Temper selama 3 jam Data hasil pengujian untuk Uji tarik yang
- Diameter Spesimen : 9.60 mm diaustenisasi dan di-quenching tanpa
- Panjang : 50 mm ditemper sebagai berikut:
- Kekuatan Tarik Max. : 398.50 N/mm2 Austenisasi + Quenching : 1000oC + Oli
- Kekuatan Luluh : 258.76 N/mm2 - Diameter Spesimen : 9.64 mm
- % elongasi : 50.22 - Panjang : 50 mm
- Kekuatan Tarik Max.: 507.20 N/mm2
450 - Kekuatan Luluh : 288.55 N/mm2
400 - % elongasi : 37.02
Tegangan (N/mm2)

350
600
300
500

Tegangan (N/mm2)
250
200 400
150
300
100
50 200

0 100
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
0
Regangan (%)
0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 29.5 34.0
Gambar 6 Grafik hubungan Regangan (% )
Tegangan Regangan
pada Uji tarik yang Gambar 8 Grafik hubungan
ditemper pada Tegangan Regangan
temperatur 600oC selama pada Uji tarik yang
3 Jam diaustenisasi dan di-
quenching tanpa
Data hasil pengujian untuk Uji tarik yang
ditemper
ditemper pada temperatur 600oC
selama 4 Jam sebagai berikut:
Austenisasi+Quenching : 1000oC + Oli
Temper selama 4 jam
- Diameter Spesimen : 9.86 mm
- Panjang : 50 mm
- Kekuatan Tarik Max. : 390.87 N/mm2
- Kekuatan Luluh : 285.91 N/mm2
- % elongasi : 44.55
450
400
Tegangan (N/mm2)

350
300
250
200
150
100
50
0
0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 34.0 39.0 44.0
Regangan (% )

Gambar 7 Grafik hubungan


Tegangan Regangan
pada Uji tarik yang
ditemper pada
temperatur 600oC selama
4 Jam

102

Anda mungkin juga menyukai