Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) diantaranya adalah
menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian anak. Dua
tujuan ini juga merupakan tujuan utama pembangunan di bidang kesehatan di
Indonesia.Pencapaian tujuan MDGs ini secara nasional merupakan agregat dari
data masing-masing wilayah Kabupaten/Kota. Sebagaimana diketahui bahwa
target MDGs 4adalah menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi
23/1.000 kelahiran hidup dan angka Kematian Balita (AKBA) menjadi 32 per
1000 kelahiran hidup. Hasil sementara Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
ntahun 2015 menunjukan AKB 22 per 1.000 kelahiran hidup dan AKBA 26 per
1.000 kelahiran hidup. Artinya target MDGs 4 dalam penurunan kematian bayi
dan balita, tercapai. Meski demikian jumlah kematian Balita secara absolut
masihg tetap tinggi, terutama kematian pada kelompok usisa neonatal. Penyebab
kematian utama kematian bayi dan Balita sebagian besar dapat dicegah. Untuk itu,
upaya pencegahan kesakitan dan kematian bayi dan Balita ini menjadi upaya
prioritas dan perlu diperkuat dan ditingkatkan.1
Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2012 menyebutkan bahwa
AngkaKematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
sebesar10,75/1.000 kelahiran hidup, sudah melampaui target Millenium
Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 (17/1.000 kelahiran hidup). Angka
Kematian Balita (AKABA) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
sebesar11,85/1.000 kelahiran hidup, sudah melampaui target
MilleniumDevelopment Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 (23/1.000 kelahiran
hidup).Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
sebesar116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila
dibandingkandengan AKI pada tahun 2011 yang sebesar 116,01/100.000
kelahiran hidup.2,3Penyebab tidak langsung kematian Ibu antara lain Kurang

1
2

Energi Kronis/KEK pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).
Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan risiko terjadinya kematian
ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.3
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara pada tahun 2013,
angka kematian ibu saat melahirkan ada 126,58/100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan angka kematian bayi ada sebesar 9,29/1000 kelahiran hidup.2
Puskesmas Batealit merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan
umum di wilayah Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara. Bidang kesehatan Ibu
dan Anak dalam tugasnya melaksanakan pembinaan dan pengawasan program
kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh bidan desa di setiap wilayah kerjanya.
Pada kecamatan Batealit terdapat 11 desa yang melakukan kegiatan program
kesehatan ibu dan anak.
Pada tahun 2016 ini belum dilakukan evaluasi program kesehatan ibu dan
anak di wilayah Kecamatan Batealit. Dengan demikian, pelaksanaan evaluasi
program kesehatan Ibu dan Anak di wilayah Kecamatan Batealit menjadi penting
untuk dilakukan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Melaksanakan kegiatan Evaluasi Program Kesehatan Ibu Dan Anak Periode
Tahun 2015 Kecamatan Batealit.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui Pencapaian Program Kesehatan Ibu dan Anak meliputi:
a. Pencapaian akses pelayanan antenatal (cakupan K1)
b. Pencapaian pelayanan ibu hamil (cakupan K4)
c. Pencapaian deteksi kehamilan risiko tinggi oleh tenaga kesehatan
d. Pencapaian deteksi kehamilan risiko tinggi oleh masyarakat
e. Persentase ibu hamil dengan anemia
f. Persentasi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis
g. Pencapaian persalinan oleh tenaga kesehatan
h. Pencapaian pelayanan neonatus pertama (KN 1)
i. Pencapaian pelayanan kesehatan neonatus 0-28 hari (KN Lengkap)
3

j. Pencapaian penanganan komplikasi neonatus


k. Pencapaian pelayanan kesehatan bayi 29 hari - 12 bulan (kunjungan
bayi)
l. Pencapaian pelayanan anak balita (12 - 59 bulan)
m. Jumlah bayi yang memiliki buku KIA
n. Pencapaian anak prasekolah yang dilayani SDI-DTK 2 kali setahun
o. Persentase pelayanan kesehatan anak balita sakit yang dilayani dengan
MTBS
2. Melakukan analisis penyebab masalah dan pemecahan masalah atas
pencapaian program program Kesehatan Ibu dan Anak.
1.3 Manfaat
1. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan dan masyarakat
mengenai pencapaian Program Kesehatan Ibu dan Anak periode 2015
di Kecamatan Batealit
2. Memperoleh pemecahan dari masalah yang merupakan penyebab tidak
tercapainya Program Kesehatan Ibu dan Anak periode 2015 di
Kecamatan Batealit
3. Meningkatkan pencapaian sehingga Program Kesehatan Ibu dan Anak
Periode 2015 di Kecamatan Batealit dapat berhasil
1.4 Batasan Operasional
Laporan berjudul Evaluasi Program Kesehatan Ibu Dan Anak Periode
Januari-Juni Tahun 2016 Kecamatan Batealit Pada ini memiliki batasan-batasan
sebagai berikut :
1.4.1 Akses Pelayanan Antenatal (Cakupan K1)
Adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal
oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan
pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan
masyarakat.
4

Rumus yang dipakai untuk perhitungannya adalah:


Jumlah ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal
oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja dan kurun waktu tertentu
_______________________________________________________ x100%
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja dalam 6 bulan
Jumlah sasaran ibu hamil dalam 6 bulan dapat diperoleh melalui proyeksi,
dihitung berdasarkan perkiraan jumlah ibu hamil dengan menggunakan
rumus: 1,10x angka kelahiran kasar (CBR) x jumlah penduduk
Angka kelahiran kasar (CBR) yang digunakan adalah angka terakhir CBR
kabupaten/kota yang diperoleh dari kantor perwakilan Badan Pusat Statistik
(BPS) di kabupaten/kota. (Pusat Data Kesehatan Depkes RI, tahun 2007).
1.4.2 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (Cakupan K4)
Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1
kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester
ke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini
dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap (memenuhi
standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan), yang
menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah, di
samping menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan
program KIA.
Rumus yang dipergunakan adalah:
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4
kali sesuai standar oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
_____________________________________________________ x100%
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun
1.4.3 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Pn)
Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, di suatu wilayah
kerja dalam kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diperkirakan
proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan dan ini
5

menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam pertolongan


persalinan sesuai standar.
Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan kompeten
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
_____________________________________________________ x100%
Jumlah sasaran ibu bersalin disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 6 bulan dihitung dengan menggunakan
rumus:1,05 X angka kelahiran kasar (CBR) X jumlah penduduk
1.4.4 Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama (KN 1)
Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada
6-48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Dengan indikator ini dapat diketahui akses/jangkauan pelayanan kesehatan
neonatal.
Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada
6 48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
_____________________________________________________ x100%
Jumlah sasaran bayi bisa didapatkan dari perhitungan berdasarkan
jumlah perkiraan (angka proyeksi) bayi dalam satu wilayah tertentu
Jumlah sasaran bayi ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut: jumlah sasaran bayi = crude birth ratex jumlah penduduk
1.4.5 Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0-28 hari (KN Lengkap)
Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali
pada hari ke 3- hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8 - hari ke 28 setelah lahir
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Dengan indikator ini dapat diketahui efektifitas dan kualitas pelayanan
kesehatan neonatal.
6

Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :


Jumlah neonatus yang telah memperoleh 3 kali pelayanan kunjungan
neonatal sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
_______________________________________________________ x100%
Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
1.4.6 Deteksi Faktor Risiko dan Komplikasi oleh Masyarakat
Adalah cakupan ibu hamil dengan faktor risiko atau komplikasi yang
ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat serta dirujuk ke
tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Masyarakat disini, bisa Ibu dan Anak ataupun ibu hamil, bersalin, nifas itu
sendiri.
Indikator ini menggambarkan peran serta dan keterlibatan masyarakat dalam
mendukung upaya peningkatan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas.
Rumus yang dipergunakan :
Jumlah ibu hamil yang berisiko yang ditemukan kader atau dukun bayi
atau masyarakat di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
_______________________________________________________ x100%
20% x jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
1.4.7 Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri (PK)
Adalah cakupan Ibu dengan komplikasi kebidanan di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara definitif sesuai dengan
standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan
rujukan. Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan
terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi
kebidanan.
Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara professional kepada ibu
hamil bersalin dan nifas dengan komplikasi.
Rumus yang dipergunakan :
Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan definitif
di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
7

_______________________________________________________x100%
20% x jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
1.4.8 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus
Adalah cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara definitif
oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan
di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Penanganan definitif
adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi neonatus
yang pelaporannya dihitung 1 kali pada masa neonatal. Kasus komplikasi
yang ditangani adalah seluruh kasus yang ditangani tanpa melihat hasilnya
hidup atau mati.
Indikator ini menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam
menangani kasus-kasus kegawatdaruratan neonatal, yang kemudian
ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya, atau dapat dirujuk ke tingkat
pelayanan yang lebih tinggi.
Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Jumlah neonatus dengan komplikasi yang mendapat penanganan
definitif di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
______________________________________________________ x100%
15 % x jumlah sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
1.4.9 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi 29 Hari - 12 Bulan (Kunjungan
Bayi)
Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4
kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari 2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan,
dan satu kali pada umur 6 8 bulan dan 1 kali pada umur 9 - 11 bulan sesuai
standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Dengan indikator ini dapat diketahui efektifitas, continuum of care dan
kualitas pelayanan kesehatan bayi.
Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Jumlah bayi yang telah memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan sesuai
standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
_____________________________________________________ x100%
8

Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun


1.4.10 Cakupan Pelayanan Anak Balita (12 - 59 Bulan)
Adalah cakupan anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan
sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun,
pemantauan perkembangan minimal 2x setahun, pemberian vitamin A 2x
setahun.
Rumus yang digunakan adalah :
Jumlah anak balita yg memperoleh pelayanan sesuai standar disuatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
_____________________________________________________ x100%
Jumlah seluruh anak balita disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun
1.4.11 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Sakit yang dilayani
dengan MTBS
Adalah cakupan anak balita (umur 12-59 bulan) yang berobat ke
Puskesmas dan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar (MTBS)
di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Rumus yang digunakan adalah :
Jumlah anak balita sakit yg memperoleh pelayanan sesuai tatalaksana
MTBS di Puskesmas di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
_____________________________________________________ x100%
Jumlah seluruh anak balita sakit yang berkunjung ke Puskesmas disuatu
wilayah kerja dalam 6 bulan terakhir
Jumlah anak balita sakit diperoleh dari kunjungan balita sakit yang datang
ke puskesmas (register rawat jalan di Puskesmas). Jumlah anak balita sakit
yang mendapat pelayanan standar diperoleh dari format pencatatan dan
pelaporan MTBS

1.5 Dasar Kebijakan


Dasar kebijakan dari penelitian ini adalah dari Buku Pedoman Pemantauan
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak.
9

1.6 Metodologi
1.6.1 Metode Pendekatan Sistem
INPUT
1. Man
Narasumber :- Kepala Puskesmas Batealit
- Pembimbing mahasiswa di Puskesmas Batealit
- Staf Puskesmas Batealit yang berkaitan dengan
program Kesehatan Ibu dan Anak (bidan koordinator
program KIA)
Pelaksana : Dokter Komprehensif FK Undip
Sasaran : Program Kesehatan Ibu dan Anak Kecamatan Batealit
2. Money
Swadaya mahasiswa
3. Material
Buku dan artikel mengenai Kesehatan Ibu dan Anak
Data dasar mengenai Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2016
Data laporan kesehatan Ibu dan Anak tahun 2016
4. Machine
Alat transportasi
Laptop dan printer
Kamera digital
Kertas dan alat tulis
5. Method
Mengumpulkan data dasar Kesehatan Ibu dan Anak Kecamatan Batealit
tahun 2016
Menghitung sasaran ibu hamil, ibu bersalin, dan bayi Kecamatan Batealit
Tahun 2016
Mengumpulkan data capaian Kesehatan Ibu dan Anak Kecamatan Batealit
tahun 2016
10

Menentukan masalah mengenai Kesehatan Ibu dan Anak Kecamatan


Batealit tahun 2016
Mengidentifikasi penyebab masalah dengan pendekatan sistem dengan
wawancara pada Koordinator Program Kesehatan Ibu dan Anak Kecamatan
Batealit
1. Menanyakan apakah ada kekurangan dari segi input
2. Menanyakan apakah ada kekurangan dari segi proses
3. Menanyakan apakah ada kekurangan dari segi environment
Melakukan analisis kemungkinan penyebab masalah dalam program
Kesehatan Ibu dan Anak di Kecamatan Batealit Tahun 2016
Merumuskan alternatif pemecahan masalah program Kesehatan Ibu dan
Anak di Kecamatan Batealit Tahun 2016
Menentukan plan of action pemecahan masalah program Kesehatan Ibu
dan Anak di Kecamatan Batealit Tahun 2016
PROSES
1. P1 (Perencanaan) :
a. Kegiatan : Pertemuan dengan Pemegang program Kesehatan KIA
Puskesmas Batealit
Tujuan :
Memperoleh pengarahan evaluasi dan data Kesehatan Ibu dan Anak dan
SPM KIA Puskesmas Batealit 2016
Lokasi : Puskesmas Batealit
Waktu : Senin, 22 Agustus 2016 pukul 07.30 -08.00 WIB
Sasaran : Pemegang Program Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas
Batealit
Pelaksana : Dokter Komprehensif FK UNDIP
b. Kegiatan : Pertemuan dengan Pemegang Program Kesehatan Ibu dan
Anak Puskesmas Batealit
Tujuan :
- Mengkonfirmasi capaian program Kesehatan Ibu dan Anak
11

- Mengidentifikasi masalah berdasarkan capaian program kesehatan


Ibu dan Anak
- Merumuskan alternative pemecahan masalah
- Melakukan pengambilan keputusan pemecahan masalah
Lokasi : Puskesmas Batealit
Waktu : Kamis, 27 Agustus 2015 Pukul 07.30-08.30 WIB
Sasaran : Pemegang Program Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas
Batealit
Pelaksana : Dokter Komprehensif FK UNDIP
2. P2 (Pelaksanaan dan Pengendalian):
Pelaksanaan
Meminta ijin pemegang program KIA untuk:
o Memperoleh SPM Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Batealit
tahun 2016
o Memperoleh data Kesehatan Ibu dan Anak Kecamatan Batealit
tahun 2016, yang terdiri dari:
1. Data Kesehatan Ibu
K1, K4, Deteksi Resiko Tinggi, Bumil, Neonatus, dan
Persalinan oleh Nakes
2. Data Kesehatan Anak
Cakupan KN : KN 1 dan KN Lengkap
Cakupan neonatus komplikasi yang ditangani
Cakupan kunjungan bayi (= Kunjungan Campak)
Cakupan pelayanan Balita
Jumlah Balita (0-59 bulan) yang mempunyai buku KIA
Cakupan anak prasekolah (60-71 bulan) dilayani SDIDTK
min. 2 kali/tahun
Jumlah Balita
Mencatat data cakupan kesehatan ibu dan anak
12

Menghitung data pencapaian program Kesehatan Ibu dan Anak dengan


cara membandingkan data cakupan program Kesehatan Ibu dan Anak
dengan target pada SPM (Standar Pelayanan Minimal)
Mencatat program program Kesehatan Ibu dan Anak yang menjadi
masalah (pencapaian tidak memenuhi target Puskesmas)
Pengendalian
Mengatur dan mengarahkan pelaksanaan apabila ada hal hal yang diluar
rencana agar tujuan dapat dicapai

3. P3 (Pengawasan dan Pertanggung jawaban):


Pengawasan
Mengamati seluruh proses pelaksanaan untuk menjamin kegiatan berjalan
sesuai rencana
Pertanggung jawaban
Pembuatan laporan tentang pelaksanaan kegiatan, perolehan data, dan
penggunaan sumber daya
OUTPUT
1. Data Pencapaian Program Kesehatan Ibu dan Anak Kecamatan Batealit Periode
Tahun 2016 meliputi:
a. Pencapaian akses pelayanan antenatal (cakupan K1)
b. Pencapaian pelayanan ibu hamil (cakupan K4)
c. Pencapaian deteksi kehamilan risiko tinggi oleh Tenaga Kesehatan
d. Pencapaian deteksi kehamilan risiko tinggi oleh Masyarakat
e. Persentase ibu hamil dengan anemia
f. Persentasi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis
g. Pencapaianpersalinan oleh tenaga kesehatan
h. Pencapaianpelayanan neonatus pertama (KN 1)
i. Pencapaianpelayanan kesehatan neonatus 0-28 hari (KN lengkap)
j. Pencapaianpenanganan komplikasi neonatus
k. Pencapaian pelayanan kesehatan bayi 29 hari - 12 bulan (kunjungan bayi)
13

l. Pencapaianpelayanan anak balita (12 - 59 bulan)


m. Jumlah bayi yang memiliki buku KIA
n. Pencapaian anak prasekolah yang dilayani SDI-DTK 2 kali setahun
o. Persentasepelayanan kesehatan anak balita sakit yang dilayani dengan
MTBS
2. Analisis penyebab masalah dan pemecahan masalah atas pencapaian program
program Kesehatan Ibu dan Anak.
a. Metode Pengamatan Terlibat
Metode pengamatan terlibat akan dilakukan dalam rangka mendapatkan
data program Kesehatan Ibu dan Anak masalah yang terdapat pada input,
proses, dan lingkungan program Kesehatan Ibu dan AnakKecamatan Batealit.
Metode yang akan dilakukan adalah dengan ikut terlibat dan mengamati secara
langsung kegiatan harian di KIA di Puskesmas Batealit.
b. Cara Kerja
1. Identifikasi istilah
Evaluasi
Program Kesehatan Ibu dan Anak
Tahun 2016
Kecamatan Batealit
2. Klarifikasi istilah
1. Evaluasi
Kegiatan, proses penentuan sejauh mana tujuan telah
tercapai.
2. Program Kesehatan Ibu dan Anak
Adalah kegiatan pelayanan kesehatan ibu, dan pelayanan
kesehatan Ibu dan Anak, pelayanan kesehatan anak, remaja
dan usila serta pembinaan peningkatan gizi Ibu dan Anak
dan masyarakat.
3. Tahun 2016
Merupakan waktu data yang akan dievaluasi
14

4. Kecamatan Batealit
Merupakan nama Kecamatan di Kabupaten Jepara yang
menjadi tempat terlaksananyaProgram Kesehatan Ibu dan
Anak.
3. Penyusunan daftar masalah
1) Apakah tujuan evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Anak
tahun 2016 Kecamatan Batealit?
2) Apa saja hal yang perlu disiapkan dalam pelaksanaan
kegiatan ini?
3) Sarana dan prasarana apa saja yang diperlukan dalam
kegiatan ini?
4) Kapan kegiatan evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Anak
Kecamatan Batealit tahun 2016 dilaksanakan?
5) Data apa saja yang perlu dikumpulkan pada evaluasi
Program Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2016 Kecamatan
Batealit?
6) Bagaimana prosedur pelaksanaan evaluasi Program
Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2016 Kecamatan Batealit?
7) Kendala apa saja yang mungkin timbul dalam pelaksanaan
kegiatan dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasinya?
8) Apa indikator keberhasilan kegiatan ini?
9) Apakah alternatif pemecahan masalah yang dirumuskan
dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ada?
3. Pengelompokkan masalah
1) Tujuan :
Apakah tujuan evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Anak
tahun 2016 Kecamatan Batealit?
2) Pelaksanaan :
o Apa saja hal yang perlu disiapkan dalam pelaksanaan
kegiatan ini?
15

o Sarana dan prasarana apa saja yang diperlukan dalam


kegiatan ini?
o Kapan kegiatan evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Anak
tahun 2016 Kecamatan Batealit?
o Data apa saja yang perlu dikumpulkan pada evaluasi
Program Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2016 Kecamatan
Batealit?
o Bagaimana prosedur pelaksanaan evaluasi Program
Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2016 Kecamatan Batealit?
3) Evaluasi :
o Kendala apa saja yang mungkin timbul dalam pelaksanaan
kegiatan dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasinya?
o Apa indikator keberhasilan kegiatan ini?
4) Hasil :
o Apakah alternatif pemecahan masalah yang dirumuskan
dapat digunakan memecahkan masalah yang ada?
4. Pengumpulan data
Cara pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan ini adalah
dengan menggunakan metode pengamatan terlibat.
5. Pengolahan data
Data yang diperoleh, dilakukan tabulasi secara manual, lalu
dianalisis secara deskriptif berdasarkan pendekatan sistem.
6. Perumusan masalah
Perumusan masalah dilakukan dengan cara menentukan adanya
kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang diinginkan,
yang menimbulkan rasa tidak puas dan rasa tanggung jawab untuk
mencari alternatif pemecahan masalah dalam Program Kesehatan
Ibu dan Anak tahun 2016 Kecamatan Batealit.
7. Pemecahan masalah
16

Setelah menemukan masalah dari hasil evaluasi Program


Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2016 Kecamatan Batealit, dicari
alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan sasaran dan
sumber daya yang tersedia.
17

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evaluasi
Definisi Evaluasi
Menurut kamus besar Indonesia, evaluasi adalah suatu penilaian
dimana penilaian itu ditujukan pada orang yang lebih tinggi atau yang
lebih tahu kepada orang yang lebih rendah, baik itu dari jabatan
strukturnya atau orang yang lebih rendah keahliannya. Evaluasi adalah
suatu proses penelitian positif dan negatif atau juga gabungan dari
keduanya.4
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara
objektif dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan sebelumnya,
dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk
perencanaan yang akan dilakukan di depan.5
Jenis-Jenis Evaluasi
Jika dilihat dari pentahapannya, secara umum evaluasi dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Evaluasi tahap perencanaan
Yaitu evaluasi yang digunakan dalam tahap perencanaan untuk
mencoba memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai
alternatif dan kemungkinan terhadap cara pencapaian tujuan yang
ditetapkan sebelumnya.
2. Evaluasi pada tahap pelaksanaan
Pada tahap ini evaluasi adalah suatu kegiatan yang melakukan analisa
untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan
rencana. Terdapat perbedaan antara konsep menurut penelitian ini
dengan monitoring. Evaluasi bertujuan terutama untuk mengetahui
apakah yang ingin dicapai sudah tepat dan bahwa program tersebut
direncanakan untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Sedangkan
monitoring bertujuan melihat pelaksanaan proyek sudah sesuai dengan
18

rencana dan bahwa rencana tersebut sudah tepat untuk mencapai tujuan,
sedangkan evaluasi melihat sejauh mana proyek masih tetap dapat
mencapai tujuan, apakah tujuan tersebut sudah berubah dan apakah
pencapaian program tersebut akan memecahkan masalah yang akan
dipecahkan.
3. Evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan
Dalam hal ini konsep pada tahap pelaksanaan, yang membedakannya
terletak pada objek yang dinilai dengan yang dianalisa, dimana tingkat
kemajuan pelaksanaan dibanding rencana tetapi hasil pelaksanaan
dibanding dengan rencana yakni apakah dampak yang dihasilkan oleh
pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang akan atau
ingin dicapai.5
Fungsi Evaluasi
Evaluasi memiliki tiga fungsi utama dalam analisis kebijakan, yaitu:
1. Evaluasi memberi informasi yang salah dan dapat dipercaya mengenai
kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan
kesempatan yang telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam
hal ini evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu
dan target tertentu telah dicapai.
2. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap
nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas
dengan mendefenisikan dan mengoperasikan tujuan dan target.
3. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis
kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.
Informasi tentang tidak memadai kinerja kebijakan yang dapat
memberi sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan. 6

2.2 Pelayanan Antenatal


Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
19

Pelayanan Kebidanan (SPK).Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi


anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan
laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai
risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan).
Dalam penerapannya terdiri atas:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Test laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan golongan
darah, hemoglobin, protein urine dan gula darah puasa.Pemeriksaan
khusus dilakukan di daerah prevalensi tinggi dan atau kelompok
berisiko, pemeriksaan yang dilakukan adalah hepatitis B, HIV, Sifilis,
malaria, tuberkulosis, kecacingan dan thalasemia.
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan
danPencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan
Dengan demikian maka secara operasional, pelayanan antenatal disebut
lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar
tersebut. Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan antenatal adalah
minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian
pelayanan yang dianjurkan sebagai berikut :
-Minimal 1 kali pada triwulan pertama
-Minimal 1 kali pada triwulan kedua
-Minimal 2 kali pada triwulan ketiga
20

Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin


perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko,
pencegahan dan penanganan komplikasi.
Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan
antenatalkepada Ibu hamil adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan
dan perawat.

2.3 Pertolongan Persalinan


Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayananpersalinan
yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten.Pada
kenyataan di lapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan
tenaga kesehatan dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh
karena itu secara bertahap seluruh persalinan akan ditolong oleh tenaga
kesehatan kompeten dan diarahkan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan hal- hal sebagai
berikut :
1. Pencegahan infeksi
2. Metode pertolongan persalinan yang sesuai standar
3. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang
lebih tinggi
4. Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
5. Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir
Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan pertolongan
persalinanadalah : dokter spesialis kebidanan, dokter, dan bidan.

2.4 Pelayanan Kesehatan Neonatus


Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus
sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik
di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus :
21

1. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6 48 Jam


setelah lahir
2. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu harike 3
sampai dengan hari ke 7 setelah lahir
3. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8
sampai dengan hari ke 28 setelah lahir
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat
kelainan/masalah kesehatan pada neonatus. Risiko terbesar kematian
neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan
pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat
dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan
melakukan pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan pemeriksaan
menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk
memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang meliputi :
1. Pemeriksaan dan Perawatan Bayi Baru Lahir
Perawatan tali pusat
Melaksanakan ASI Eksklusif
Memastikan bayi telah diberi Injeksi Vitamin K1
Memastikan bayi telah diberi salep mata antibiotik
Pemberian imunisasi Hepatitis B0
2. Pemeriksaan menggunakan metode MTBM
Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi
bakteri,ikterus, diare, berat badan rendah dan masalah pemberian
ASI
Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 bila belum diberikan pada waktu
perawatan bayi baru lahir
Konseling terhadap ibu dan anak untuk memberikan ASI eksklusif,
pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir
di rumah dengan menggunakan buku KIA
22

Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan


Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan neonates
adalah: dokter spesialis anak, dokter, bidan dan perawat.

2.5 Deteksi Dini Faktor Risiko dan Komplikasi Kebidanan dan Neonatus
oleh Tenaga Kesehatan Maupun Masyarakat
Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang dilakukan
untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi
kebidanan. Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal , tetapi
tetap mempunyai risiko untuk terjadinya komplikasi.
Oleh karenanya deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang
adanya faktor risiko dan komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini
mungkin, merupakan kunci keberhasilan dalam penurunan angka kematian
ibu dan bayi yang dilahirkannya.
Faktor risiko pada ibu hamil adalah :
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2. Anak lebih dari 4
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5
cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan
5. Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl
6. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul
dan tulang belakang
7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan
ini
8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: tuberkulosis,
kelainan jantung - ginjal - hati, psikosis, kelainan endokrin (diabetes
mellitus, sistemik lupus eritematosus, dll), tumor dan keganasan
9. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik
terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat
kongenital
23

10. Riwayat persalinan dengan komplikasi: persalinan dengan seksio


sesarea, ekstraksivakum/ forseps
11. Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan paska persalinan,
Infeksi masa nifas, psikosis post partum (post partum blues)
12. Riwayat ibu dan anak menderita penyakit kencing manis, hipertensi
dan riwayat cacat kongenital
13. Kelainan jumlah janin: kehamilan ganda, janin kembar siam
14. Kelainan besar janin: pertumbuhan janin terhambat, janin besar
15. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada
usiakehamilan lebih dari 32 minggu
Catatan: penambahan berat badan ibu hamil yang normal adalah 9-12 kg
selama masa kehamilan.
Komplikasi pada ibu hamil, bersalin dan nifas antara lain :
1. Ketuban pecah dini
2. Perdarahan pervaginam :
Ante Partum: keguguran, plasenta previa, solusio plasenta
Intra Partum: robekan jalan lahir
Post Partum: atonia uteri, retensio plasenta, plasenta inkarserata,
kelainan pembekuan darah, subinvolusi uteri
3. Hipertensi dalam kehamilan: tekanan darah tinggi (sistolik > 140 mmHg,
diastolik > 90 mmHg), dengan atau tanpa edema pretibial.
4. Ancaman persalinan prematur
5. Infeksi berat dalam kehamilan: demam berdarah, tifus abdominalis, sepsis
6. Distosia: persalinan macet, persalinan tak maju
7. Infeksi masa nifas
Sebagian besar kematian ibu dapat dicegah apabila mendapat penanganan
yang adekuat di fasilitas pelayanan kesehatan. Faktor waktu dan transportasi
merupakan hal yang sangat menentukan dalam merujuk kasus risiko tinggi.
Oleh karenanya deteksi faktor risiko pada ibu baik oleh tenaga kesehatan
maupun masyarakat merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah
kematian dan kesakitan ibu.
24

Faktor risiko pada neonatus adalah sama dengan faktor risiko pada ibu
hamil. Ibu hamil yang memiliki faktor risiko akan meningkatkan risiko
terjadinya komplikasi pada neonatus. Deteksi dini untuk komplikasi pada
neonatus dengan melihat tanda-tanda atau gejala-gejala sebagai berikut:
1. Tidak mau minum/menyusu atau memuntahkan semua
2. Riwayat kejang
3. Bergerak hanya jika dirangsang/ letargis
4. Frekwensi Napas < 30x/menit dan > 60x/menit
5. Suhu tubuh < 35,50C dan > 37,50C
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
7. Merintih
8. Ada pustul kulit
9. Pus di mata
10. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut
11. Mata cekung dan turgor kulit perut kembali sangat lambat
12. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
13. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI
14. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) < 2500 gram
15. Kelainan kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit
Komplikasi pada neonatus antara lain:
1. Prematuritas dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) < 2500 gram
2. Asfiksia
3. Infeksi bakteri
4. Kejang
5. Ikterus
6. Diare
7. Hipotermia
8. Tetanus neonatorum
9. Masalah pemberian ASI
10. Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital, dll.
25

2.6 Penanganan Komplikasi Kebidanan


Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan
komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar
oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Diperkirakan sekitar 15-20% ibu hamil akan mengalami komplikasi
kebidanan. Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat
diduga sebelumnya, oleh karenanya semua persalinan harus ditolong oleh
tenaga kesehatan agar komplikasi kebidanan dapat segera dideteksi dan
ditangani. Untuk meningkatkan cakupan dan kualitas penanganan
komplikasi kebidanan maka diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan
yang mampu memberikan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi secara
berjenjang mulai dari polindes/poskesdes, puskesmas mampu PONED
sampai rumah sakit PONEK 24 jam.
Pelayanan medis yang dapat dilakukan di Puskesmas mampu PONED
meliputi :
1. Pelayanan obstetri :
a. Penanganan perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas
b. Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan (pre-
eklampsi dan eklampsi)
c. Pencegahan dan penanganan infeksi
d. Penanganan partus lama/macet
e. Penanganan abortus
f. Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi
rujukan
2. Pelayanan neonatus :
a. Pencegahan dan penanganan asfiksia
b. Pencegahan dan penanganan hipotermia
c. Penanganan bayi berat lahir rendah (BBLR)
d. Pencegahan dan penanganan infeksi neonatus, kejang neonatus, ikterus
ringan-sedang
e. Pencegahan dan penanganan gangguanminum
26

f. Stabilisasi komplikasi neonatus untuk dirujuk dan transportasi rujukan

2.7 Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi


Pelayanan neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus dengan
penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan
kematian oleh dokter/bidan/perawat terlatih di polindes, puskesmas,
puskesmas PONED, rumah bersalin dan rumah sakit pemerintah/swasta.
Diperkirakan sekitar 15% dari bayi lahir hidup akan mengalami komplikasi
neonatal. Hari Pertama kelahiran bayi sangat penting, oleh karena banyak
perubahan yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan
di dalam rahim kepada kehidupan di luar rahim.Bayi baru lahir yang
mengalami gejala sakit dapat cepat memburuk, sehingga bila tidak ditangani
dengan adekuat dapat terjadi kematian.Kematian bayi sebagian besar terjadi
pada hari pertama, minggu pertama kemudian bulan pertama kehidupannya.
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam peningkatan akses dan kualitas
penanganan komplikasi neonatus tersebut antara lain penyediaan puskesmas
mampu PONED dengan target setiap kabupaten/kota harus mempunyai
minimal 4 (empat) puskesmas mampu PONED.
Puskesmas PONED adalah puskesmas rawat inap yang memiliki
kemampuan serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan
pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas serta kegawatdaruratan
bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas
rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan melakukan rujukan
ke RS/RS PONEK pada kasus yang tidak mampu ditangani. Untuk
mendukung puskesmas mampu PONED ini, diharapkan RSU
Kabupaten/Kota mampu melaksanakan pelayanan obstetri dan neonatal
emergensi komprehensif (PONEK) yang siap selama 24 jam. Dalam
PONEK, RSU harus mampu melakukan pelayanan emergensi dasar dan
pelayanan operasi seksio sesaria, perawatan neonatus level II serta transfusi
darah.
27

Dengan adanya puskesmas mampu PONED dan RS mampu PONEK maka


kasus-kasus komplikasi kebidanan dan neonatal dapat ditangani secara
optimal sehingga dapat mengurangi kematian ibu dan neonatus.

2.8. Pelayanan Kesehatan Bayi


Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang
diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama
periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi :
1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari-2 bulan
2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3-5 bulan
3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6-8 bulan
4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9-11 bulan
Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat
kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat pertolongan, pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan,
imunisasi, serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi tumbuh
kembang.Dengan demikian hak anak mendapatkan pelayanan kesehatan
terpenuhi. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi:
Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3,
Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun
Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK).
lPemberian vitamin A 100.000 IU (6 - 11 bulan)
Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda
tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan buku
KIA
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan bayi adalah:
dokter spesialis anak, dokter, bidan dan perawat.
28

2.9 Pelayanan Kesehatan Anak Balita


Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual
berkembang pesat. Masa ini merupakan masa keemasan atau golden period
dimana terbentuk dasar-dasar kemampuan keindraan, berfikir, berbicara
serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan
moral.Pada masa ini stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi-
fungsi organ tubuh dan rangsangan pengembangan otak. Upaya deteksi dini
gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini menjadi
sangat penting agar dapat dikoreksi sedini mungkin dan atau mencegah
gangguan ke arah yang lebih berat. Bentuk pelaksanaan tumbuh kembang
anak di lapangan dilakukan dengan mengacu pada pedoman Stimulasi,
Deteksi, dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan jajarannya seperti
dokter, bidan perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan tenaga
kesehatan lainnya yang peduli dengan anak.
Kematian bayi dan balita merupakan salah satu parameter derajat
kesejahteraan suatu negara. Sebagian besar penyebab kematian bayi dan
balita dapat dicegah dengan teknologi sederhana di tingkat pelayanan
kesehatan dasar, salah satunya adalah dengan menerapkan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS), di tingkat pelayanan kesehatan dasar.
Bank Dunia, 1993 melaporkan bahwa MTBS merupakan intervensi yang
cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan
oleh Infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak, malaria, kurang gizi
dan yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut. Sebagai upaya
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian balita, Departemen
Kesehatan RI bekerja sama dengan WHO telah mengembangkan paket
pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang mulai
dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1996 dan implementasinya dimulai
1997 dan saat ini telah mencakup 33 provinsi.
29

Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit
dan sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar
yang meliputi :
1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat
dalam Buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran
berat badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada Buku
KIA/KMS.Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut- turut atau
berat badan anak balita di bawah garis merah harus dirujuk ke sarana
pelayanan kesehatan
2. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
minimal 2 kali dalam setahun.Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan
perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan
kemandirian minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan).Pelayanan
SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan)
maupun di luar gedung
3. Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun
4. Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita
5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan
pendekatan MTBS
30

BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara, pengambilan data, dan pengamatan terlibat yang


dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:

3.1 INPUT
1. Kegiatan : Pertemuan dengan Kepala Puskesmas Batealit (dr.
Fauziah Lubis)
Waktu : Selasa, 9 Agustus 2016 pukul 07.30-08.00 WIB
Tempat : Puskesmas Batealit
Tujuan :
Menjalin hubungan baik dengan Kepala Puskesmas Batealit
Mendapatkan pengarahan mengenai topik kasus dan pembimbing

Hasil :
Dokter kompre memperkenalkan diri kepada Kepala Puskesmas
Batealit yaitu dr. Fauziah Lubis
Mendapatkan pengarahan singkat mengenai tugas yang harus
dikerjakan salah satunya penelitian dan satu kasus yang di
presentasikan.
Mendapatkan tugas untuk menemui pendamping yang bersangkutan
sehingga mendapatkan rincian tugas
2. Kegiatan : Pertemuan dengan pemegang buku program (Ibu Heny)
Waktu : Senin, 15 Agustus 2016, pukul 10.00-11.00 WIB
Tempat : Ruang TU Puskesmas Batealit
Tujuan :
Menjalin hubungan baik dengan pemegang buku program
Mendapatkan informasi mengenai profil puskesmas dan program-
program yang ada di Puskesmas Batealit sebagai pertimbangan
31

dalam penentuan topik yang akan diangkat untuk evaluasi


pencapaian program Puskesmas Batealit tahun 2016
Mendapatkan arahan mengenai data yang perlu dicari
Mendapatkan arahan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan
narasumber yang terlibat dalam Program Puskesmas Batealit
Hasil :
Mahasiswa telah memperkenalkan diri kepada pendamping
Mendapatkan informasi mengenai program-program Puskesmas
Batealit dan mendapatkan topik yang akan diangkat yaitu Evaluasi
Program Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2016 Kecamatan Batealit
Kabupaten Jepara
Mendapatkan arahan lebih jauh untuk mendiskusikan topik dengan
narasumber yang tepat yaitu Bidan pemegang program KIA
3. Kegiatan : Pertemuan dengan narasumber (pemegang program:
bidan Ely)
Waktu : Senin, 22 Agustus 2016, pukul 08.00-10.00 WIB
Tempat : Ruang KIA Puskesmas Batealit
Tujuan :
Menjalin hubungan baik dengan narasumber
Mendapatkan jumlah ibu hamil, ibu bersalin, bayi, dan anak
Kecamatan Batealit tahun 2016
Hasil :
Mahasiswa telah memperkenalkan diri kepada narasumber
Mendapatkan buku kohort yang berisi rekapitulasi hasil kegiatan
bidan desa di Kecamatan Batealit di bidang KIA antara lain daftar
nama ibu hamil, ibu bersalin, bayi, dan anak Kecamatan Batealit
tahun 2016
5. Kegiatan : Telaah pustaka
Waktu : Kamis, 25 Agustus 2016, pukul 13.00-15.00 WIB
Tempat : Ruang dokter kompre Puskesmas Batealit
Tujuan :
32

Mendapatkan referensi mengenai aspek yang harus dievaluasi dalam


menilai Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2016 Kecamatan Batealit
Hasil :
Mendapat referensi mengenai Kesehatan Ibu dan Anak berupa buku
Pemantauan Wilayah Setempat KIA dan pustaka mengenai
metodologi penelitian yang terlampir pada tinjauan pustaka
6. Kegiatan : Menentukan metode pengumpulan data
Waktu : Kamis, 25Agustus 2016, pukul 15.00-16.00 WIB
Tempat : Ruang dokter kompre Puskesmas Batealit
Tujuan : Mendapatkan metode pengumpulan data yang paling
sesuai.
Hasil :
Metode pengumpulan data adalah metode pengamatan terlibat.Hal ini
dilakukan agar peneliti dapat melihat langsung keadaan sebenarnya
dari kegiatan harian puskesmas.

3.2 PROSES
Perencanaan (P1)
Kegiatan : Pertemuan dengan pemegang Program Kesehatan Ibu dan
Anak Puskesmas Batealit
Tujuan :
o Mengkonfirmasi capaian program Kesehatan Ibu dan Anak
o Mengidentifikasi masalah berdasarkan capaian program kesehatan
Ibu dan Anak
o Merumuskan alternative pemecahan masalah
o Melakukan pengambilan keputusan pemecahan masalah
Lokasi : Puskesmas Batealit
Waktu : Jumat, 26 Agustus 2016 Pukul 07.30-08.30 WIB
Sasaran : Pemegang Program Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas
Batealit
Pelaksana : Dokter komprehensif FK UNDIP
33

Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)


1. Kegiatan : Mencari SPM Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Batealit tahun
2016
Waktu : Jumat, 26 Agustus 2016, pukul 09.30-10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Batealit
Tujuan : Mendapat informasi mengenai SPM Kesehatan Ibu dan Anak
Puskesmas Batealit
Hasil : Mendapatkan SPM Puskesmas Batealit tahun 2015
2. Kegiatan : Mencari sasaran ibu hamil, ibu bersalin, dan bayi Kecamatan
Batealit tahun 2016

Waktu : Jumat, 26 Agustus 2016, pukul 09.00-09.30 WIB


Tempat : Puskesmas Batealit
Tujuan : Mendapatkan sasaran ibu hamil, ibu bersalin, dan bayi Kecamatan
Batealit tahun 2016
Hasil : Didapatkan hasil penghitungan sasaran sebagai berikut:
Sasaran Ibu Hamil : 1755
Sasaran Ibu Bersalin : 1675
Sasaran Bayi : 1595
Sasaran Balita : 6380
Sasaran Anak Prasekolah : 1451
3. Kegiatan : Merekap data Kesehatan Ibu dan Anak Kecamatan Batealit tahun
2016
Waktu : Sabtu, 27Agustus 2016, pukul 13.00-15.00 WIB
Tempat : Puskesmas Batealit
Tujuan : Merekapitulasi data Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2016
Kecamatan Batealit yang meliputi :
a. Data Kesehatan Ibu
K1, K4, deteksi resiko tinggi, ibu hamil, neonatus, dan
persalinan oleh tenaga kesehatan
b. Data Kesehatan Anak
34

Cakupan KN : KN 1 dan KN Lengkap


Cakupan neonatus komplikasi yang ditangani
Cakupan kunjungan bayi (kunjungan campak)
Cakupan pelayanan Balita
Jumlah Balita (0-59 bulan) yang mempunyai buku KIA
Cakupan anak prasekolah (60-71 bulan) dilayani
SDIDTK min. 2 kali/tahun
Jumlah Balita
Hasil : Mendapatkan hasil rekapitulasi data bidang Kesehatan Ibu dan
Anak Kecamatan Batealit tahun 2016
4. Kegiatan : Menganalisis penyebab masalah dan pemecahan masalah atas
hasil pencapaian program Kesehatan Ibu dan Anak yang
diperoleh dari hasil rekapitulasi data
Waktu : Jum,at, 26 Agustus 2016, pukul 13.00-14.00
Tempat : Puskesmas Batealit
Tujuan : Mengetahui penyebab masalah dan memperoleh pemecahan
masalah program Kesehatan Ibu dan Anak
Hasil : Mendapatkan penyebab masalah dan pemecahan masalah
program Kesehatan Ibu dan Anak

P3 (Pengawasan dan Pertanggung jawaban):


1. Kegiatan : Mengawasi rekapitulasi data bidang Kesehatan Ibu dan Anak
Kecamatan Batealit tahun 2016
Waktu : Jum,at, 26 Agustus 2016, pukul 10.00-11.00 WIB
Tempat : Puskesmas Batealit
Tujuan : Melakukan pengawasan rekapitulasi data bidang Kesehatan
Ibu dan Anak Kecamatan Batealit
Hasil : Rekapitulasi data bidang Kesehatan Ibu dan Anak Kecamatan
Batealit, Puskesmas Batealit berjalan lancar.
2. Kegiatan : Memasukkan hasil rekapitulasi data, hasil analisis masalah,
dan pemecahan masalah
35

Waktu : Sabtu, 27Agustus 2016 pukul 14.00-17.00 WIB


Tempat : Ruang dokter kompre Puskesmas Batealit
Tujuan : Memasukkan hasil rekapitulasi data, analisis masalah, dan
pemecahan masalah ke dalam laporan evaluasi
Hasil : Hasil rekapitulasi data, analisis masalah, dan pemecahan
masalah program KIA Kecamatan Batealit tahun 2015 telah
dimasukkan ke dalam laporan evaluasi

3.3 OUTPUT
1. Data Pencapaian Program Kesehatan Ibu dan Anak Kecamatan Batealit Periode
Tahun 2016 meliputi:
a. Pencapaian akses pelayanan antenatal (cakupan K1)
b. Pencapaian pelayanan ibu hamil (cakupan K4)
c. Pencapaian deteksi kehamilan risiko tinggi oleh tenaga kesehatan
d. Pencapaian deteksi kehamilan risiko tinggi oleh masyarakat
e. Persentase ibu hamil dengan anemia
f. Persentasi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis
g. Pencapaian persalinan oleh tenaga kesehatan
h. Pencapaian pelayanan neonatus pertama (KN 1)
i. Pencapaian pelayanan kesehatan neonatus 0-28 hari (KN Lengkap)
j. Pencapaian penanganan komplikasi neonatus
k. Pencapaian pelayanan kesehatan bayi 29 hari - 12 bulan (kunjungan bayi)
l. Pencapaian pelayanan anak balita (12 - 59 bulan)
m. Jumlah bayi yang memiliki buku KIA
n. Pencapaian anak prasekolah yang dilayani SDI-DTK 2 kali setahun
o. Persentase pelayanan kesehatan anak balita sakit yang dilayani dengan
MTBS
2. Analisis penyebab masalah dan pemecahan masalah atas pencapaian program
program Kesehatan Ibu dan Anak.
36

HASIL PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK


KECAMATAN BATEALIT TAHUN 2015

Kesehatan Ibu Kecamatan Batealit Bulan Januari-Juni 2016


No Indikator Target Pembilang Penyebut Cakupan Pencapaian
Hasil Sasaran
1 K1 Ibu hamil 49 879 1755 50,5 99,5
2 K4 Ibu hamil 47,5 806 1675 45,93 93.43
3 Deteksi Resti 10,25 178 351 50,71 102,5
Nakes
4 Deteksi Resti 6,75 193 351 13,96 117,5
Masyarakat
5 Neonatus 51,25 815 1555 51,10 103,75
6 Persalinan Nakes 48,25 809 1633 48,33 100,75

Kesehatan Anak Kecamatan Batealit Bulan Januari-Juli 2015


No Indikator Target Pembilang Penyebut Cakupan Pencapaian
Hasil Sasaran
1 KN 1 55,4 951 1562 61,16 110,39
2 KN Lengkap 55,4 943 1562 60,64 109,46
3 Komplikasi Neonatus 46,7 133 1562 8,55 122,23
Tertangani
4 Kunjungan Bayi 55,4 842 1562 54,15 97,74
5 Pelayanan Balita 49,6 654 6380 10,51 21,20
6 Anak Prasekolah dengan 55,4 21 1451 1,45 2,61
SDIDTK 2x/ tahun

Hasil pengamatan dari kegiatan Program KIA Kecamatan Batealit Tahun 2015
yang sudah terlaksana dari bulan Januari Juli didapatkan bahwa terdapat
program-program KIA yang belum memenuhi pencapaian. Pada hasil pencapaian
Program Kesehatan Ibu, K1 ibu hamil, Neonatus dan Persalinan Nakes sudah
memenuhi pencapaian 100% tetapi pencapaian program yang masih dibawah
100% antara lain K4 ibu hamil (95,12%), Deteksi Resiko Tinggi oleh Tenaga
Kesehatan (91,65%), dan Deteksi Resiko Tinggi oleh Masyarakat (32,08%). Pada
hasil pencapaian Program Kesehatan Anak, Pelayanan Neonatus Pertama dan
Pelayanan Neonatus 0-28 hari sudah mencapai 100% tetapi pencapaian program
37

yang masih dibawah 100% antara lain Komplikasi Neonatus Tertangani (18,31%),
Kunjungan Bayi (97,74%), Pelayanan Balita (21,20%), dan Anak Prasekolah
dengan SDIDTK 2x/ tahun (2,61%) .
Berdasarkan hasil diskusi bersama narasumber dari 3 bidan desa yang
pencapaiannya terendah di antara desa yang lain didapatkan penyebab kurangnya
pencapaian program KIA antara lain:
Program Ibu
1. K4 Ibu Hamil (95,12%)
Penyebab

Input

Man 1. Bidan kurang memiliki inisiatif unbtuk mengunjungi ibu hamil yang
tidak datang pemeriksaan K4
2. Bidan sulit membagi antara waktu piket di puskesmas (KIA) dengan
praktek di PKD
3. Adanya ibu hamil yang melakukan K-1 di bidan atau Puskesmas
Batealit namun K-2 dan K-3 di tempat lain, kemudian melakukan
persalinan di Bidan atau Puskesmas Batealit
4. Kelahiran prematur dan abortus
5. Kurangnya jumlah bidan selain bidan desa untuk piket di puskesmas
(KIA)
Money Belum ada anggaran (terutama biaya transport) untuk melakukan kunjungan
ke rumah ibu hamil yang tidak datang pemeriksaan K4

Belum adanya anggaran swadana puskesmas untuk pelaksanaan kelas ibu


hamil, sehingga kelas ibu hamil hanya terlaksana apabila ada dana BOK

Material -

Method -

Machine -

Proses

P1 -

P2 -

P3 -
38

Program Kesehatan Anak


1. Pelayanan Balita (21,20%)
Penyebab

Input

Man 1. Kurangnya jumlah Bidan di desa (ada desa yang hanya memiliki 1 bidan
yang terdaftar sebagai staf Puskesmas untuk melaksanakan program
pelayanan balita di desa)
2. Tidak ada dokter, konsultan gizi, dan PLKB yang ikut serta dalam
pelayanan balitadi Posyandu
3. Kader yang tidak tetap (sering berganti-ganti) dengan tingkat pendidikan
yang masih kurang
4. Bidan tidak memiliki waktu untuk melakukan pelayanan balita secara
fokus karena harus bertugas di kantor Puskesmas
5. Kurangnya keaktifan bidan dan kader di beberapa desa untuk membentuk
forum BKB (Bina Keluarga Balita)
Money 1. Belum ada anggaran dari Puskesmas untuk pengadaan PMT yang layak
dengan harapan dapat meningkatkan kunjungan Balita di Posyandu untuk
melakukan penimbangan

Material -

Method -

Machine Kurangnya alat pengukuran seperti timbangan (microtoise), pengukur tinggi


badan

Kurangnya media edukasi bagi para ibu yang memiliki anak balita

Proses

P1 Tidak ada pembagian jadwal yang sudah direncanakan untuk para tenaga
medis yang bekerja di posyandu

P2 -

P3 Kurang evaluasi dengan pemegang program untuk mencari akar masalah


dari kekurangan dalam Pelayanan Balita
39

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Dari evaluasi yang telah dilakukan pada tanggal 10 Agustus 5 September
2015didapatkan hasil sebagai berikut:
Pencapaian Program Kesehatan Ibu dan Anak di Kecamatan Batealit
sebagai berikut:
a. Pencapaian akses pelayanan antenatal (cakupan K1) memenuhi target
(100,70%)
b. Pencapaian pelayanan ibu hamil (cakupan K4) tidak memenuhi target
(95,12%)
c. Pencapaian deteksi kehamilan risiko tinggi oleh tenaga kesehatan
memenuhi target (118,4%).
d. Pencapaian deteksi kehamilan risiko tinggi oleh masyarakat
memenuhi target (160,4%).
e. Pencapaian persalinan oleh tenaga kesehatan memenuhi target.
(105,52%)
f. Pencapaian pelayanan neonatus pertama (KN 1) memenuhi target.
(110,39%)
g. Pencapaian pelayanan kesehatan neonatus 0-28 hari (KN Lengkap)
memenuhi target (109,46%)
h. Pencapaian penanganan komplikasi neonatus memenuhi target.
(122,23%)
i. Pencapaian pelayanan kesehatan bayi 29 hari - 12 bulan (kunjungan
bayi) belum dapat dinilai di tempo waktu pelaporan (97,74%)
j. Pencapaian pelayanan anak balita (12-59 bulan) tidak memenuhi
target (21,20%)
k. Pencapaian anak prasekolah yang dilayani SDI-DTK 2 kali setahun
tidak dapat dinilai di tempo waktu pelaporan (2,61%)
40

4.2 Saran
a. K4 Ibu Hamil
1. Perlu adanya kerja sama dengan Akademi Kebidanan terdekat untuk
menempatkan 2 3 bidan muda untuk belajar lapangan sekaligus
membantu bidan desa yang masih kurang
2. Perlu adanya kerjasama dan koordinasi dengan bidan praktek swasta di
wilayah kerja Batealit dalam hal pelayanan, pencatatan, dan pelaporan
pemeriksaan K4 ibu hamil
3. Perlu dibuat suatu anggaran untuk biaya transport para bidan untuk
melakukan kunjungan ke rumah ibu hamil yang tidak datang untuk
melakukan pemeriksaan K4
4. Perlu adanya anggaran swadana atau pengajuan peroposal kerjasama
dengan perusahaan obat/ susu ibu hamil dari puskesmas untuk
pengadaan kelas ibu hamil secara rutin, tanpa harus menunggu dana
BOK

b. Pelayanan Balita
1. Perlu adanya kerja sama dengan Akademi Kebidanan terdekat untuk
menempatkan 2 3 bidan muda untuk belajar lapangan sekaligus
membantu bidan desa yang masih kurang
2. Melibatkan/ mengajak peran serta bidsan praktek swasta dalam
kegiatan pelayanan balita
3. Perlu penugasan kepada dokter, perawat, konsultan gizi, dan PLKB
untuk ikut terjun dalam kegiatan posyandu
4. Perlunya kerjasama antar bidan untuk pembentukan forum BKB (Bina
Keluarga Balita) secara merata di seluruh desa Kecamatan Batealit
dengan cara bidan desa yang posyandunya telah memiliki forum BKB
membantu atau membagikan pengalaman dengan bidan desa yang di
posyandunya belum memiliki forum BKB
5. Perlu adanya pemberian penghargaan (reward) atau perlunya
penganggaran gaji yang layak untuk para kader
41

6. Perlu menambah anggaran kegiatan posyandu


7. Perlu pengadaan alat pemeriksaan dan media edukasi di Posyandu
dengan kualitas yang cukup baik
8. Perlu dibuat jadwal resmi dari puskesmas untuk mengatur shift petugas
pelayanan balita secara bergiliran (petugas adalah bidan, dokter,
perawat, konsultan gizi)
9. Perlu diadakan evaluasi setiap melakukan kegiatan posyandu bersama
petugas kesehatan yang lain misal dokter, perawat, konsultan gizi, dan
PLKB
42

DAFTAR PUSTAKA

1. Implementasi Surveilans Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten


Purworejo.Pusat Kesehatan Reproduksi Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada. 2013
2. Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2012
3. Buku Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
4. Profil Puskesmas Batealit Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai