Bab 1-4 Laporan KIA Bate
Bab 1-4 Laporan KIA Bate
PENDAHULUAN
1
2
Energi Kronis/KEK pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).
Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan risiko terjadinya kematian
ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.3
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara pada tahun 2013,
angka kematian ibu saat melahirkan ada 126,58/100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan angka kematian bayi ada sebesar 9,29/1000 kelahiran hidup.2
Puskesmas Batealit merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan
umum di wilayah Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara. Bidang kesehatan Ibu
dan Anak dalam tugasnya melaksanakan pembinaan dan pengawasan program
kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh bidan desa di setiap wilayah kerjanya.
Pada kecamatan Batealit terdapat 11 desa yang melakukan kegiatan program
kesehatan ibu dan anak.
Pada tahun 2016 ini belum dilakukan evaluasi program kesehatan ibu dan
anak di wilayah Kecamatan Batealit. Dengan demikian, pelaksanaan evaluasi
program kesehatan Ibu dan Anak di wilayah Kecamatan Batealit menjadi penting
untuk dilakukan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Melaksanakan kegiatan Evaluasi Program Kesehatan Ibu Dan Anak Periode
Tahun 2015 Kecamatan Batealit.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui Pencapaian Program Kesehatan Ibu dan Anak meliputi:
a. Pencapaian akses pelayanan antenatal (cakupan K1)
b. Pencapaian pelayanan ibu hamil (cakupan K4)
c. Pencapaian deteksi kehamilan risiko tinggi oleh tenaga kesehatan
d. Pencapaian deteksi kehamilan risiko tinggi oleh masyarakat
e. Persentase ibu hamil dengan anemia
f. Persentasi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis
g. Pencapaian persalinan oleh tenaga kesehatan
h. Pencapaian pelayanan neonatus pertama (KN 1)
i. Pencapaian pelayanan kesehatan neonatus 0-28 hari (KN Lengkap)
3
_______________________________________________________x100%
20% x jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
1.4.8 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus
Adalah cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara definitif
oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan
di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Penanganan definitif
adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi neonatus
yang pelaporannya dihitung 1 kali pada masa neonatal. Kasus komplikasi
yang ditangani adalah seluruh kasus yang ditangani tanpa melihat hasilnya
hidup atau mati.
Indikator ini menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam
menangani kasus-kasus kegawatdaruratan neonatal, yang kemudian
ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya, atau dapat dirujuk ke tingkat
pelayanan yang lebih tinggi.
Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Jumlah neonatus dengan komplikasi yang mendapat penanganan
definitif di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
______________________________________________________ x100%
15 % x jumlah sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
1.4.9 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi 29 Hari - 12 Bulan (Kunjungan
Bayi)
Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4
kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari 2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan,
dan satu kali pada umur 6 8 bulan dan 1 kali pada umur 9 - 11 bulan sesuai
standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Dengan indikator ini dapat diketahui efektifitas, continuum of care dan
kualitas pelayanan kesehatan bayi.
Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Jumlah bayi yang telah memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan sesuai
standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
_____________________________________________________ x100%
8
1.6 Metodologi
1.6.1 Metode Pendekatan Sistem
INPUT
1. Man
Narasumber :- Kepala Puskesmas Batealit
- Pembimbing mahasiswa di Puskesmas Batealit
- Staf Puskesmas Batealit yang berkaitan dengan
program Kesehatan Ibu dan Anak (bidan koordinator
program KIA)
Pelaksana : Dokter Komprehensif FK Undip
Sasaran : Program Kesehatan Ibu dan Anak Kecamatan Batealit
2. Money
Swadaya mahasiswa
3. Material
Buku dan artikel mengenai Kesehatan Ibu dan Anak
Data dasar mengenai Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2016
Data laporan kesehatan Ibu dan Anak tahun 2016
4. Machine
Alat transportasi
Laptop dan printer
Kamera digital
Kertas dan alat tulis
5. Method
Mengumpulkan data dasar Kesehatan Ibu dan Anak Kecamatan Batealit
tahun 2016
Menghitung sasaran ibu hamil, ibu bersalin, dan bayi Kecamatan Batealit
Tahun 2016
Mengumpulkan data capaian Kesehatan Ibu dan Anak Kecamatan Batealit
tahun 2016
10
4. Kecamatan Batealit
Merupakan nama Kecamatan di Kabupaten Jepara yang
menjadi tempat terlaksananyaProgram Kesehatan Ibu dan
Anak.
3. Penyusunan daftar masalah
1) Apakah tujuan evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Anak
tahun 2016 Kecamatan Batealit?
2) Apa saja hal yang perlu disiapkan dalam pelaksanaan
kegiatan ini?
3) Sarana dan prasarana apa saja yang diperlukan dalam
kegiatan ini?
4) Kapan kegiatan evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Anak
Kecamatan Batealit tahun 2016 dilaksanakan?
5) Data apa saja yang perlu dikumpulkan pada evaluasi
Program Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2016 Kecamatan
Batealit?
6) Bagaimana prosedur pelaksanaan evaluasi Program
Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2016 Kecamatan Batealit?
7) Kendala apa saja yang mungkin timbul dalam pelaksanaan
kegiatan dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasinya?
8) Apa indikator keberhasilan kegiatan ini?
9) Apakah alternatif pemecahan masalah yang dirumuskan
dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ada?
3. Pengelompokkan masalah
1) Tujuan :
Apakah tujuan evaluasi Program Kesehatan Ibu dan Anak
tahun 2016 Kecamatan Batealit?
2) Pelaksanaan :
o Apa saja hal yang perlu disiapkan dalam pelaksanaan
kegiatan ini?
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evaluasi
Definisi Evaluasi
Menurut kamus besar Indonesia, evaluasi adalah suatu penilaian
dimana penilaian itu ditujukan pada orang yang lebih tinggi atau yang
lebih tahu kepada orang yang lebih rendah, baik itu dari jabatan
strukturnya atau orang yang lebih rendah keahliannya. Evaluasi adalah
suatu proses penelitian positif dan negatif atau juga gabungan dari
keduanya.4
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara
objektif dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan sebelumnya,
dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk
perencanaan yang akan dilakukan di depan.5
Jenis-Jenis Evaluasi
Jika dilihat dari pentahapannya, secara umum evaluasi dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Evaluasi tahap perencanaan
Yaitu evaluasi yang digunakan dalam tahap perencanaan untuk
mencoba memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai
alternatif dan kemungkinan terhadap cara pencapaian tujuan yang
ditetapkan sebelumnya.
2. Evaluasi pada tahap pelaksanaan
Pada tahap ini evaluasi adalah suatu kegiatan yang melakukan analisa
untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan
rencana. Terdapat perbedaan antara konsep menurut penelitian ini
dengan monitoring. Evaluasi bertujuan terutama untuk mengetahui
apakah yang ingin dicapai sudah tepat dan bahwa program tersebut
direncanakan untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Sedangkan
monitoring bertujuan melihat pelaksanaan proyek sudah sesuai dengan
18
rencana dan bahwa rencana tersebut sudah tepat untuk mencapai tujuan,
sedangkan evaluasi melihat sejauh mana proyek masih tetap dapat
mencapai tujuan, apakah tujuan tersebut sudah berubah dan apakah
pencapaian program tersebut akan memecahkan masalah yang akan
dipecahkan.
3. Evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan
Dalam hal ini konsep pada tahap pelaksanaan, yang membedakannya
terletak pada objek yang dinilai dengan yang dianalisa, dimana tingkat
kemajuan pelaksanaan dibanding rencana tetapi hasil pelaksanaan
dibanding dengan rencana yakni apakah dampak yang dihasilkan oleh
pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang akan atau
ingin dicapai.5
Fungsi Evaluasi
Evaluasi memiliki tiga fungsi utama dalam analisis kebijakan, yaitu:
1. Evaluasi memberi informasi yang salah dan dapat dipercaya mengenai
kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan
kesempatan yang telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam
hal ini evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu
dan target tertentu telah dicapai.
2. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap
nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas
dengan mendefenisikan dan mengoperasikan tujuan dan target.
3. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis
kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.
Informasi tentang tidak memadai kinerja kebijakan yang dapat
memberi sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan. 6
2.5 Deteksi Dini Faktor Risiko dan Komplikasi Kebidanan dan Neonatus
oleh Tenaga Kesehatan Maupun Masyarakat
Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang dilakukan
untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi
kebidanan. Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal , tetapi
tetap mempunyai risiko untuk terjadinya komplikasi.
Oleh karenanya deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang
adanya faktor risiko dan komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini
mungkin, merupakan kunci keberhasilan dalam penurunan angka kematian
ibu dan bayi yang dilahirkannya.
Faktor risiko pada ibu hamil adalah :
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2. Anak lebih dari 4
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5
cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan
5. Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl
6. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul
dan tulang belakang
7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan
ini
8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: tuberkulosis,
kelainan jantung - ginjal - hati, psikosis, kelainan endokrin (diabetes
mellitus, sistemik lupus eritematosus, dll), tumor dan keganasan
9. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik
terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat
kongenital
23
Faktor risiko pada neonatus adalah sama dengan faktor risiko pada ibu
hamil. Ibu hamil yang memiliki faktor risiko akan meningkatkan risiko
terjadinya komplikasi pada neonatus. Deteksi dini untuk komplikasi pada
neonatus dengan melihat tanda-tanda atau gejala-gejala sebagai berikut:
1. Tidak mau minum/menyusu atau memuntahkan semua
2. Riwayat kejang
3. Bergerak hanya jika dirangsang/ letargis
4. Frekwensi Napas < 30x/menit dan > 60x/menit
5. Suhu tubuh < 35,50C dan > 37,50C
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
7. Merintih
8. Ada pustul kulit
9. Pus di mata
10. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut
11. Mata cekung dan turgor kulit perut kembali sangat lambat
12. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
13. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI
14. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) < 2500 gram
15. Kelainan kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit
Komplikasi pada neonatus antara lain:
1. Prematuritas dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) < 2500 gram
2. Asfiksia
3. Infeksi bakteri
4. Kejang
5. Ikterus
6. Diare
7. Hipotermia
8. Tetanus neonatorum
9. Masalah pemberian ASI
10. Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital, dll.
25
Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit
dan sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar
yang meliputi :
1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat
dalam Buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran
berat badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada Buku
KIA/KMS.Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut- turut atau
berat badan anak balita di bawah garis merah harus dirujuk ke sarana
pelayanan kesehatan
2. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
minimal 2 kali dalam setahun.Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan
perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan
kemandirian minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan).Pelayanan
SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan)
maupun di luar gedung
3. Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun
4. Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita
5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan
pendekatan MTBS
30
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 INPUT
1. Kegiatan : Pertemuan dengan Kepala Puskesmas Batealit (dr.
Fauziah Lubis)
Waktu : Selasa, 9 Agustus 2016 pukul 07.30-08.00 WIB
Tempat : Puskesmas Batealit
Tujuan :
Menjalin hubungan baik dengan Kepala Puskesmas Batealit
Mendapatkan pengarahan mengenai topik kasus dan pembimbing
Hasil :
Dokter kompre memperkenalkan diri kepada Kepala Puskesmas
Batealit yaitu dr. Fauziah Lubis
Mendapatkan pengarahan singkat mengenai tugas yang harus
dikerjakan salah satunya penelitian dan satu kasus yang di
presentasikan.
Mendapatkan tugas untuk menemui pendamping yang bersangkutan
sehingga mendapatkan rincian tugas
2. Kegiatan : Pertemuan dengan pemegang buku program (Ibu Heny)
Waktu : Senin, 15 Agustus 2016, pukul 10.00-11.00 WIB
Tempat : Ruang TU Puskesmas Batealit
Tujuan :
Menjalin hubungan baik dengan pemegang buku program
Mendapatkan informasi mengenai profil puskesmas dan program-
program yang ada di Puskesmas Batealit sebagai pertimbangan
31
3.2 PROSES
Perencanaan (P1)
Kegiatan : Pertemuan dengan pemegang Program Kesehatan Ibu dan
Anak Puskesmas Batealit
Tujuan :
o Mengkonfirmasi capaian program Kesehatan Ibu dan Anak
o Mengidentifikasi masalah berdasarkan capaian program kesehatan
Ibu dan Anak
o Merumuskan alternative pemecahan masalah
o Melakukan pengambilan keputusan pemecahan masalah
Lokasi : Puskesmas Batealit
Waktu : Jumat, 26 Agustus 2016 Pukul 07.30-08.30 WIB
Sasaran : Pemegang Program Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas
Batealit
Pelaksana : Dokter komprehensif FK UNDIP
33
3.3 OUTPUT
1. Data Pencapaian Program Kesehatan Ibu dan Anak Kecamatan Batealit Periode
Tahun 2016 meliputi:
a. Pencapaian akses pelayanan antenatal (cakupan K1)
b. Pencapaian pelayanan ibu hamil (cakupan K4)
c. Pencapaian deteksi kehamilan risiko tinggi oleh tenaga kesehatan
d. Pencapaian deteksi kehamilan risiko tinggi oleh masyarakat
e. Persentase ibu hamil dengan anemia
f. Persentasi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis
g. Pencapaian persalinan oleh tenaga kesehatan
h. Pencapaian pelayanan neonatus pertama (KN 1)
i. Pencapaian pelayanan kesehatan neonatus 0-28 hari (KN Lengkap)
j. Pencapaian penanganan komplikasi neonatus
k. Pencapaian pelayanan kesehatan bayi 29 hari - 12 bulan (kunjungan bayi)
l. Pencapaian pelayanan anak balita (12 - 59 bulan)
m. Jumlah bayi yang memiliki buku KIA
n. Pencapaian anak prasekolah yang dilayani SDI-DTK 2 kali setahun
o. Persentase pelayanan kesehatan anak balita sakit yang dilayani dengan
MTBS
2. Analisis penyebab masalah dan pemecahan masalah atas pencapaian program
program Kesehatan Ibu dan Anak.
36
Hasil pengamatan dari kegiatan Program KIA Kecamatan Batealit Tahun 2015
yang sudah terlaksana dari bulan Januari Juli didapatkan bahwa terdapat
program-program KIA yang belum memenuhi pencapaian. Pada hasil pencapaian
Program Kesehatan Ibu, K1 ibu hamil, Neonatus dan Persalinan Nakes sudah
memenuhi pencapaian 100% tetapi pencapaian program yang masih dibawah
100% antara lain K4 ibu hamil (95,12%), Deteksi Resiko Tinggi oleh Tenaga
Kesehatan (91,65%), dan Deteksi Resiko Tinggi oleh Masyarakat (32,08%). Pada
hasil pencapaian Program Kesehatan Anak, Pelayanan Neonatus Pertama dan
Pelayanan Neonatus 0-28 hari sudah mencapai 100% tetapi pencapaian program
37
yang masih dibawah 100% antara lain Komplikasi Neonatus Tertangani (18,31%),
Kunjungan Bayi (97,74%), Pelayanan Balita (21,20%), dan Anak Prasekolah
dengan SDIDTK 2x/ tahun (2,61%) .
Berdasarkan hasil diskusi bersama narasumber dari 3 bidan desa yang
pencapaiannya terendah di antara desa yang lain didapatkan penyebab kurangnya
pencapaian program KIA antara lain:
Program Ibu
1. K4 Ibu Hamil (95,12%)
Penyebab
Input
Man 1. Bidan kurang memiliki inisiatif unbtuk mengunjungi ibu hamil yang
tidak datang pemeriksaan K4
2. Bidan sulit membagi antara waktu piket di puskesmas (KIA) dengan
praktek di PKD
3. Adanya ibu hamil yang melakukan K-1 di bidan atau Puskesmas
Batealit namun K-2 dan K-3 di tempat lain, kemudian melakukan
persalinan di Bidan atau Puskesmas Batealit
4. Kelahiran prematur dan abortus
5. Kurangnya jumlah bidan selain bidan desa untuk piket di puskesmas
(KIA)
Money Belum ada anggaran (terutama biaya transport) untuk melakukan kunjungan
ke rumah ibu hamil yang tidak datang pemeriksaan K4
Material -
Method -
Machine -
Proses
P1 -
P2 -
P3 -
38
Input
Man 1. Kurangnya jumlah Bidan di desa (ada desa yang hanya memiliki 1 bidan
yang terdaftar sebagai staf Puskesmas untuk melaksanakan program
pelayanan balita di desa)
2. Tidak ada dokter, konsultan gizi, dan PLKB yang ikut serta dalam
pelayanan balitadi Posyandu
3. Kader yang tidak tetap (sering berganti-ganti) dengan tingkat pendidikan
yang masih kurang
4. Bidan tidak memiliki waktu untuk melakukan pelayanan balita secara
fokus karena harus bertugas di kantor Puskesmas
5. Kurangnya keaktifan bidan dan kader di beberapa desa untuk membentuk
forum BKB (Bina Keluarga Balita)
Money 1. Belum ada anggaran dari Puskesmas untuk pengadaan PMT yang layak
dengan harapan dapat meningkatkan kunjungan Balita di Posyandu untuk
melakukan penimbangan
Material -
Method -
Kurangnya media edukasi bagi para ibu yang memiliki anak balita
Proses
P1 Tidak ada pembagian jadwal yang sudah direncanakan untuk para tenaga
medis yang bekerja di posyandu
P2 -
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari evaluasi yang telah dilakukan pada tanggal 10 Agustus 5 September
2015didapatkan hasil sebagai berikut:
Pencapaian Program Kesehatan Ibu dan Anak di Kecamatan Batealit
sebagai berikut:
a. Pencapaian akses pelayanan antenatal (cakupan K1) memenuhi target
(100,70%)
b. Pencapaian pelayanan ibu hamil (cakupan K4) tidak memenuhi target
(95,12%)
c. Pencapaian deteksi kehamilan risiko tinggi oleh tenaga kesehatan
memenuhi target (118,4%).
d. Pencapaian deteksi kehamilan risiko tinggi oleh masyarakat
memenuhi target (160,4%).
e. Pencapaian persalinan oleh tenaga kesehatan memenuhi target.
(105,52%)
f. Pencapaian pelayanan neonatus pertama (KN 1) memenuhi target.
(110,39%)
g. Pencapaian pelayanan kesehatan neonatus 0-28 hari (KN Lengkap)
memenuhi target (109,46%)
h. Pencapaian penanganan komplikasi neonatus memenuhi target.
(122,23%)
i. Pencapaian pelayanan kesehatan bayi 29 hari - 12 bulan (kunjungan
bayi) belum dapat dinilai di tempo waktu pelaporan (97,74%)
j. Pencapaian pelayanan anak balita (12-59 bulan) tidak memenuhi
target (21,20%)
k. Pencapaian anak prasekolah yang dilayani SDI-DTK 2 kali setahun
tidak dapat dinilai di tempo waktu pelaporan (2,61%)
40
4.2 Saran
a. K4 Ibu Hamil
1. Perlu adanya kerja sama dengan Akademi Kebidanan terdekat untuk
menempatkan 2 3 bidan muda untuk belajar lapangan sekaligus
membantu bidan desa yang masih kurang
2. Perlu adanya kerjasama dan koordinasi dengan bidan praktek swasta di
wilayah kerja Batealit dalam hal pelayanan, pencatatan, dan pelaporan
pemeriksaan K4 ibu hamil
3. Perlu dibuat suatu anggaran untuk biaya transport para bidan untuk
melakukan kunjungan ke rumah ibu hamil yang tidak datang untuk
melakukan pemeriksaan K4
4. Perlu adanya anggaran swadana atau pengajuan peroposal kerjasama
dengan perusahaan obat/ susu ibu hamil dari puskesmas untuk
pengadaan kelas ibu hamil secara rutin, tanpa harus menunggu dana
BOK
b. Pelayanan Balita
1. Perlu adanya kerja sama dengan Akademi Kebidanan terdekat untuk
menempatkan 2 3 bidan muda untuk belajar lapangan sekaligus
membantu bidan desa yang masih kurang
2. Melibatkan/ mengajak peran serta bidsan praktek swasta dalam
kegiatan pelayanan balita
3. Perlu penugasan kepada dokter, perawat, konsultan gizi, dan PLKB
untuk ikut terjun dalam kegiatan posyandu
4. Perlunya kerjasama antar bidan untuk pembentukan forum BKB (Bina
Keluarga Balita) secara merata di seluruh desa Kecamatan Batealit
dengan cara bidan desa yang posyandunya telah memiliki forum BKB
membantu atau membagikan pengalaman dengan bidan desa yang di
posyandunya belum memiliki forum BKB
5. Perlu adanya pemberian penghargaan (reward) atau perlunya
penganggaran gaji yang layak untuk para kader
41
DAFTAR PUSTAKA