KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
hal 37).
proteinuria masif lebih dari 3,5 gram per 1, 73 m2 luas permukaan badan
biasanyan berupa oliguria dengan urin berwarna gelap, atau urin yang
kental akibat proeinuria berat. Tanda yang terlihat jelas adalah oedema
hal 304)
Dari beberapa pengertian diatas, penulis mengambil kesimpulan
secara tiba-tiba.
B. ETIOLOGI
sebabnya )
Glomerulonefritis membranosa
Glomerulonefritis membranoproliperatif
Glomerulonefritis pascastreptokokok
2. Glomerulonefritis sekunder
amiloidosis).
Sedangkan Tisher (1997, hal 38) menyebutkan bahwa penyebab
sekunder yakni :
Glomerulonefritis membranosa
Nefropati IgA
Glomerulonefritis proliferatif
2. Kelainan sekunder
sel sabit
rematoid arthritis
37).
natrium dan air. Kejadian ini menimbulkan edema perifer, anasarka dan
D. MANIFESTASI KLINIK
dapat normal atau berupa torak hialin, granula, lipoid; terdapat pula sel
darah putih. Pada fase non nefritis, uji fungsi ginjal tetap normal atau
4. hipoalbuminemia < 30 g / l
5. edema anasarka
6. hiperlipidemia / hiperkolesterolemia
8. hematuria, hipertensi
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
F. PENATALAKSANAAN
a. Medis
Pengobatan :
3. Diuretik
b. Keperawatan
G.
H. PATHWAYS KEPERAWATAN
Nefrotik sindrom
glomerulunefritis
proteinuria
Resiko infeksi
Volume darah efektif menurun
edema
kelelahan
Intoleransi
aktivitas
Sumber :
Defisit perawatan diri
Doengoes, M.E. 2000
Soeparman, 1990
Tisher, C. 1997
I. FOKUS KEPERAWATAN
keperawatan, meliputi :
1. pengkajian
format pengkajian konseptual Gordon yang terdiri dari 11 pola. Hal ini
Pada klien dengan nefrotik sindrom, hal yang perlu di kaji menurut 11
a. Persepsi kesehatan
Tanyakan tentang pola makan klien sebelum dan selama sakit, kaji
status nutrisi klien dengan, kaji input cairan klien selama 24 jam,
Kaji pola bab dan bak klien sebelum sakit dan selama sakit.apakah
proteinuria.
d. Pola aktivitas
Kaji tanda tanda vital terutama tekanan darah, kaji adanya tanda
- tanda kelelahan,
Kaji persepsi diri klien meliputi body image, harga diri, peran diri,
Kaji pola komunikasi klien terhadap keluarga, klien satu ruang, dan
perawat.
i. Pola seksualitas
dideritanya
k. Pola spiritual
Kaji persepsi klien dilihat dari segi agama, apakah klien memahami
2. Diagnosa keperawatan
hal 578).
Kriteria hasil :
Intervensi :
penurunan perfusi.
2. Pantau / hitung keseimbangan pemasukan dan
kondisi edema.
Kriteria hasil:
perawat.
kateterisasi.
sekunder.
efektif.
Kriteria hasil :
kebutuhan diet.
urine.
Kriteria hasil :
Terjadi peningkatan mobilitas.
Intervensi :
intoleransi aktivitas.
e. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan efek
Intervensi :
cairan.
Kriteria hasil :
vaskularisasi.
komplikasi kulit.
Kriteria hasil :
kemampuan diri.
Intervensi :
kebutuhan.
diperlukan.
kemandirian klien
Kriteria hasil :
Intervensi :
klien.
RESUME KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 41 tahun
Pendidikan : Tamatan SD
Pekerjaan : Petani
Nama : Ny. C
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Petani
Hubungan dengan klien : Istri
1. Persepsi Kesehatan
b. Keluhan utama
100 mg, prednison 3-2-0 atau pagi 3 x 5 mg, siang 2x5 mg.
f. Riwayat alergi
sebungkus rokok.
rendah garam
b. Kebiasaan makan :
habis 1 porsi
menurut data instalasi gizi terdiri dari menu tinggi protein dan
satu gelas
f. Status nutrisi
3. Pola Eliminasi
a. Bak
terpasang.
b. Bab
lunak.
4. Pola Aktivitas
b. Mobilisasi
c. Pernapasan
d. Kesadaran : composmentis
21.00 WIB dan Bangun Pukul 05.00WIB, saat siang klien lebih
6. Persepsi / Kognitif
cm
dideritanya
tubuhnya
baik.
dari penyakitnya.
hospitalisasi.
8. Pola Hubungan Sosial
klien adalah seorang laki laki, suami dari istrinya dan ayah dari
dengan istrinya.
adalah ujian dari Allah SWT. Klien selalu berdoa agar penyakitnya
terapi
1. pemeriksaan fisik
S: 37C RR : 20 x/mnit
b. inspeksi
rapi
kotor
Tangan : terpasang infuse D5% pada tangan
kiri
c. Palpasi
d. Perkusi
e. Auskultasi
20 x /menit.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Hitung jenis
Eosinofil 0 % 1-3
Batang 0 % 2-6
Segmen 90 % 50-70
Limposit 10 % 20-40
Monosit 0 % 2-8
3. Pemeriksaan Roentgen
berikut:
injeksi Lasix 2 x 40 mg
B. PENGELOMPOKAN DATA
I. Data Subyektif
hari
permenit
3. Perut membesar
penyakitnya
tabel 2
- perut membesar
2 jam.
akibat edema
DO : - aktivitas dibantu
keluarga
- konjungtiva anemis
- TD : 110 / 70 mmHg, S : 37
C, N : 64 x / mnit, RR : 20 X
permenit
lemas.
DO : - muluit kotor
- gigi kotor
perawat perawatannya
penyakitnya
.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- perut membesar
ditandai dengan :
permenit
ditandai dengan :
DO : - mulut kotor
- gigi kotor
dengan :
tabel 3
5. lakukan perawatan
secara rutin
6. kolaborasi
pemberian
antibiotik.
keperawatan selama
Hari / No. Rencana
No Paraf
Tujuan Tindakan
tanggal DP
2 x 24 jam dan warna
mL cairan /
pembatasan
natrium sesuai
indikasi
5. kolaborasi
pemberian obat
diuretik.
3. Rabu, 3 Setelah dilakukan
lemas klien
- klien mampu
beraktivitas secara
mandiri
kebutuhan personal
hygiene
Hari / No. Rencana
No Paraf
Tujuan Tindakan
tanggal DP
dengan optimal 2. Berikan bantuan
nyaman penghematan
energi, contoh
duduk, melakukan
tugas secara
bertahap.
4. libatkan keluarga
dalam perawatan
penyakitnya penyakitnya
perawatannya.
E. IMPLEMENTASI
26 juli 2006
mengobservasi TD : 110/70
N :64x/mnt, RR :
20x/mnt
Rabu 08.30 1 Mengkaji klien
tubuhnya lemas
Rabu 09.00 2,2 memantau urine
WIB
mengkaji klien minum
cairan putih(200mL)
infus
D5%10 tpm
Rabu 09.10 2,3, Menganjurkan klien mengikuti
daerah tusukan.
Rabu 10.00 5 Mengkaji klien belum
personal hygiene
Rabu 10.30 5 Memberika klien
mulutnya sudah
nafas segar.
Rabu 10.45 5 mengajarkan klien paham
duduk )
No Hari/Tanggal Jam No. Implementasi Respon klien paraf
DP
3 menganjurkan klien mengikuti
mengatakan
daerah kateter.
36,5C, N :
84x/mnt, RR :
20x/mnt
Rabu 12.30 1 memberika klien
syok
obat masuk
No Hari/Tanggal Jam No. Implementasi Respon klien paraf
DP
2 memberikan klien bersedia
injeksi Lasix 40 diinjeksi
obat masuk
Rabu 12.40 1 memberikan obat klien meminum
Letonal 1 x100mg
Prednisone2x5mg
Rabu 13.00 6 melakukan kontrak klien dan keluarga
memberikan kontrak
penkes tentang
Sindrom Nefrotik
Rabu 14.15 2,3 Menganjurkan klien beristirahat
sore.
No Hari/Tanggal Jam No. Implementasi Respon klien paraf
DP
Rabu 17.00 1,2, mengukur TTV TD : 130/80mmHg,
80x/mnt, RR :
20x/mnt
2 Menghitung urine Urine tampung 300
11.30 WIB
Rabu 19.30 3 mengkaji klien masih
WIB
istirahat beristirahat
Rabu 24.00 1 memberika obat masuk,
mg
Kamis, 06.00 2 mengkaji input dan urine tampung 600
21.00 WIB
klien minum 2
3 S : 37C
N : 86x/mnt
RR : 20x/mnt
F.
G. EVALUASI KEPERAWATAN
kassa infus
- infus bersih
- kateter bersih
1 gram
kateter
masih edema
jumlahdan warna.
jam
fase akut
- TD : 130/90mmHg
- S : 36,5C
- N : 84x/mnt
- RR : 20x/mnt.
P : lanjutkan intervensi :
- mulut bersih
P : lanjutkan intervensi :
diperlukan.
bertahap.
perawatan
kassa infus
dan fungsiolaesa)
- infus bersih
- kateter bersih
P : lanjutkan intervensi:
kateter
masih edema
selama 24 jam
4. kolaborasi pemberian
diuretik
- TD : 130/90mmHg
- S : 37C
- N : 86x/mnt
- RR : 20x/mnt.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi :
2. Anjurkan aktivitas
bertahap
perawatan
4.
kamis 07.00 4 S : - klien merasa nyaman
- mulut bersih
hygiene
diperlukan.
3. Ajarkan teknik
libatkan keluarga
kapan.
penyakitnya.
: 20x/mnt
kamis 07.15 2 merapikan linen linen bersih
21.00 WIB
2,3,4 mempert klien berisirahat
ahankan tirah
baring
kamis 08.00 1 merawat Infus bersih
hygiene segar
No Hari/Tanggal Jam No Jenis tindakan Respon klien paraf
DP
kamis 10.00 6 memperj klien bersedia
kesehatan kesehatan.
kamis 10.30 6 memberikan klien memperhatikan
pertanyaan
kamis 11.30 mengukur TTV TD : 160/100 mmHg
N : 88x/mnt
RR: 24x/mnt
kamis 12.00 1,2 memberikan klien bersedia diinjeksi
injeksi Lasix 40
mg
kassa infus
O : - tidak muncul tanda - tanda infeksi
dan fungsiolaesa)
- infus bersih
- kateter bersih
P : lanjutkan intervensi :
infus
masih edema
07.30 WIB
P : lanjutkan intervensi :
jumlahdan warna.
fase akut
- TD : 160/100mmHg
- S : 36,2C
- N : 88x/mnt
- RR : 24x/mnt.
P : lanjutkan intervensi :
perawatan
kamis 13.00 4 S : - klien merasa nyaman
- mulut bersih
A : masalah teratasi
P : pertahankan kondisi
diajukan.
A : masalah teratasi
P : pertahankan kondisi
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
dapat mencakup seluruh aspek yang harus dikaji yaitu bio - psiko - sosio -
spiritual dan kultural yang di dalamnya dapat membantu penulis dalam
Dari pengkajian pada kasus ini, penulis mendapat data yang sesuai
Total protein 3.9 gr/100 mL, Albumin 2.1 gr/100 mL dan edema anasarka.
B. Diagnosa keperawatan
anoreksia.
diuretik.
6. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema
anasarka.
mengenai penyakit.
berikut :
Diagnosa yang muncul pada tinjauan teori tetapi tidak muncul pada
anoreksia.
anasarka.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan efek
diuretik.
533)
lingkungan.
proses penyembuhan.
pada Tn. A. adapun tanda - tanda infeksi adalah kolor (panas), rubor
a. kaji KU klien
b. observasi TTV
infeksi.
d. pertahankan prinsip aseptik dalam prosedur keperawatan.
Implementasi :
rutin
- perut membesar
Intervensinya adalah :
penurunan perfusi.
sesuai indikasi.
Rasional : asupan narium yang terlalu tinggi memperberat kondisi
edema.
Implementasi :
perawat.
Evaluasi :
bahwa edema masih ada dan besar. Jadi masalah ini belum teratasi.
anasarka pada klien. Jika intoleransi aktivitas ini tidak ditangani, maka
Intervensi :
dengan keluarga.
Implementasi :
Evaluasi :
yakni selama perawatan klien jarang melakukan gosok gigi dan klien
diri.
Intervensi :
perawatan diri.
Rasional : kondisi dasar akan menentukan tingkat kekurangan /
kebutuhan.
diperlukan.
kemandirian klien.
Imlementasi:
besar diakibatkan karena gaya hidup yang tidak sehat, klien juga
Intervensi :
a. Kaji status pendidikan klien.
dan hal - hal yang perlu dilakukan klien agar memperingan gejala
yang muncul.
Implementasi :
pertanyaan yang diajukan oleh penulis. Jadi secara teori masalah ini
dapat teratasi.
Diagnosa yang muncul dalam tinjauan teori tetapi tidak muncul dalam
anoreksia.
anasarka.
tanda - tanda lesi pada kulit walaupun klien sudah dirawat 10 hari.
diuretik.
411).
Diagnosa ini tidak muncul karena saat pengkajian klien masih dalam
IMPLIKASI KEPERAWATAN
A. Kesimpulan
rumah sakit.
klien.
keperawatan.
5. Dalam melakukan asuhan keperawatan, kerjasama tim
B. Saran
tim kesehatan.
terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari
Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam jilid II. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
SATUAN PEMBELAJARAN
Waktu : 20 m
biasanya berupa oliguria dengan urin berwarna gelap, atau urin yang
kental akibat proeinuria berat. Tanda yang terlihat jelas adalah oedema
2. penyebab
a. Glomerulonefritis primer
b. Glomerulonefrits sekunder
3. Diet
4. Perawatan
Kegiatan
No Tahapan Waktu
Penyuluh klien
1 Pembukaan 5 menit Memberi salam Klien
Mengingatkan menjawab
Apersepsi mengangguk
tentang
penyakit
Sindrom
Nefrotik
2. Pembelajara 20 menit Menjelaskan Klien
n tentang memperhatikan
pengertian,
penyebab dan
diet serta
perawatan
Sindrom Nefrotik.
Memberi Klien
klien untuk
bertanya
Menjawab
klien mengerti /
Menanyakan paham
kembali materi
pertanyaan
3 penutup 5 menit Mengklar Klien
klien Klien
penyakitnya
Menutup Menja
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
F. Media
1. flipchart
2. Gambar
G. Evaluasi
ginjal.
2. Apa saja yang menyebabkan Penyakit sindrom Nefrotik?
aktivitas.
H. Daftar Pustaka
Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam jilid II. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.