Anda di halaman 1dari 7

STANDAR PELAYANAN

Topik : Antenatal Disahkan tanggal


Sub Topik : Revisi kedua 31 Juli 2006
Kelompok Pelayanan : KIA
PUSKESMAS : NANGA PINOH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


ANTENATAL CARE

No. Dok : /VII/2006 No Revisi : 02/VII/2006 No hal

Tgl terbit Ditetapkan Kepala Puskesmas

Protap
Pelayanan
Antenatal Care dr. Sien Setiawan
NIP 19641215 200502 1 002

PENGERTIAN : pemeriksaan kehamilan/sebelum lahir

TUJUAN : Setiap ibu hamil mendapat :


- Pelayanan ANC sesuai standar
- Mendapat pengobatan sesuai indikasi

PROSEDUR

I Persiapan

A. Tenaga :
1. Bidan 1 orang
2. Pembantu Bidan 1 orang
3. Petugas RR 1 orang
B. Kebutuhan sarana :
1. Sarana non medis
a. Meja kursi 2 set
b. Ruang pemeriksaan sesuai standar
c. Bed pemeriksaan sesuai standart ( tinggi 70 cm, lebar 70 cm, panjang 2 m )
d. Bantal, selimut
e. Tempat cuci tangan dan sabun cuci tangan
f. Handuk
g. Alat tulis
h. Tissue gulung
i. Staturemeter
j. Status ibu hamil
k. Register ibu hamil
l. Buku KIA
m. Formulir rujukan
n. Kertas resep
o. Tempat sampah 3 buah
p. Penggaris lurus
q. Senter

1
Sarana medis
a. Tensimeter lengkap dengan manset 1 buah
b. Stetoskop 1 buah
c. Termometer 1 buah
d. Reflek hamer
e. Jam tangan dengan jarum etik / stopwacth
f. Timbangan dewasa
g. Funandoscop 1 buah
h. Meteran
i. Kapas 1 rol
j. Alkohol 70 %

II Pelaksanaan

A. Anamnesa
1. Identitas Ibu
a. Nama ibu / suami
b. Umur ibu / suami
c. Pendidikan ibu / suami
d. Pekerjaan ibu / suami
e. Alamat
2. Keluhan sekarang
3. Kehamilan sekarang
a. HPHT
b. Umur kehamilan
c. Imunisasi
d. Mulai merasakan gerakan janin
e. Obat / jamu yang dikonsumsi
f. Kekhawatiran khusus
4. Riwayat penyakit yang lalu
a. Hipertensi
b. DM
c. Asma
d. TBC
e. Riwayat keturunan kembar
f. Lain lain : riwayat alergi obat
5. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
a. GPA
b. Jumlah anak hidup
c. Jumlah anak mati
d. Kapan persalinan terakhir
e. Penolong persalinan
f. Cara persalinan yang lalu
g. Kelainan

B. Pemeriksaan
1. Fisik umum.

a. Pemeriksaan berat badan


1) Pastikan timbangan badan berfungsi dengan baik dan atur penunjuk pada titik
nol
2) Minta pasien melepas sepatu/sandal dan meletakkan barang bawaan yang berat
3) Mintalah pasien naik ke atas timbangan dengan posisi berhadapan dengan
pemeriksa
4) Perhatikan jarum penunjuk berhenti, dari arah depan tegak lurus dengan angka
5) Informasikkan hasil pengukuran pada pasien , catat pada kartu status pasien.
6) Tanyakan kepada penderita apakah ada yang ditanyakan tentang hasil
pengukuran berat badannya.

2
b. Pengukuran tinggi badan
1) Pasang staturemeter didinding.
2) Minta pasien melepas alas kaki dan tutup kepala(topi).
3) Mintalah pasien berdiri tegak menempel pada dinding.
4) Letakkan penggaris diatas ubun-ubun penderita sejajar dengan tempat pijakan.
5) Perhatikan angka yang ditunjuk penggaris.
6) Informasikan hasil pengukuran pada pasien.
7) Catat pada kartu status pasien.

c. Pengukuran LILA
1) Beritahu ibu dan jelaskan maksud pemeriksaan.
2) Lengan baju tangan kiri disingsingkan sampai pada pangkal bahu.
3) Ibu disuruh melipat siku.
4) Letakkan titik nol pita LILA pada ujung bahu dan tarik ke ujung siku, bacalah
hasil di ujung sikut tersebut dan tentukan pertengahan dan berilah tanda di
lengan ibu.
5) Pindahkan pita LILA ke pertengahan lengan ibu, dan masukkan ke ujung pita.
6) Eratkan ketangan ibu dan bacalah hasilnya serta beritahukan kepada ibu
normal atau tidak.
7) Apakah ibu sudah mengerti maksud dan tujuan pemeriksaan.

d. Tekanan darah
1) Minta ijin penderita / pengantar untuk dilakukan pemeriksaan
2) Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan.
3) Istirahatkan pasien kurang lebih 5 menit sebelum pengukuran, bila pasien baru
datang dari tempat jauh / jalan / tidak sempat menunggu giliran.
4) Minta pasien membuka lengan atas yang akan diperiksa.
5) Minta pasien untuk duduk dengan nyaman dan santai
6) Gunakan manset yang sesuai sesuai ukuran lengan pasien.
7) Pasang manset 2-3 cm di atas fossa cubiti, melingkar pada lengan tempat
pemeriksaan, setinggi jantung dan balon karet menekan tepat diatas arteri
brakhialis.
8) Tanyakan pada pasien apakah manset terlalu ketat / longgar, bila terlalu ketat /
longgar, pasang sesuai lengan pasien.
9) Hubungkan manset dengan sphygmomanometer Hg, posisi tegak dan level air
raksa setinggi jantung.
10) Raba denyut arteri brakhialis pada lipatan siku untuk meletakkan stetoskop.
11) Raba arteri radialis dengan jari telunjuk dan jari tengah (pastikan tidak ada
penekanan).
12) Tutup katup pengontrol pada pompa manset.
13) Letakkann stetoskop pada telinga, raba denyut arteri brakhialis.
14) Pompa manset sampai denyut arteri radialis tidak teraba lagi.
15) Kemudian tambahkan pompa lagi 20 30 mm Hg.
16) Letakkan stetoskop di atas arteri brakhialis di fossa cubiti / lipatan siku sebelah
dalam.
17) Posisi mata sejajar air raksa, lepas katup pengontrol pelan pelan sehingga air
raksa turun dengan kecepatan 2-3 mmHg /detik atau 1 skala perdetik.
18) Pastikan tinggi air raksa saat terdengar perubahan detakan pertama arteri
brakhialis ( tekanan systole )
19) Lanjutkan menurunkan air raksa saat terjadi perubahan suara yang tiba tiba
melemah ( tekanan doastole )
20) Lepas stetoskop dari telinga dan lepas manset dari lengan pasien.
21) Bersihka earpiece dan diafragma stetoskop dengankapas alkohol.
22) Informasikan pada pasien hasil pengukuran, catat pada kartu status pasien.
23) Tanya kepada pasien adakah yag ditanyakan tentang hasil tekanan darahnya.

3
2. Pemeriksaan Daerah muka.
a. Kepala
1) Beritahu ibu dan jelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan.
2) Periksa apakan rambut mudah dicabut.
3) Perhatikan warnanya.
b. Mata
1) Beritahu ibu dan jelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
2) Ibu jari diletakkan dibawah dan tekan secara lembut kebawah, apakah warna
merah atau tidak.
c. Hidung
d. Telinga
e. Mulut :
1) Perhatikan bibir apakah pucat atau pecah-pecah.
2) Periksa gigi apakah ada caries.
3) Beritahu hasilnya.
4) Catat di kartu ibu.
5) Apakah ibu sudah mengerti maksud dan tujuan pemeriksaan.

3. Pemeriksaan leher.
Minta ijin penderita atau keluarga untuk dilakukan pemeriksaan. Jelaskan maksud dan
tujuan pemeriksaan. Pasien duduk menghadap pemeriksa.
a. Inspeksi
1) Perhatikan kesimetrisan otot leher, trachea, ada tidaknya bendungan vena
jugularis.
2) Pemeriksa berdiri disisi pasien dan mintala pasien untuk menundukkan kepala,
sehingga dagu menempel dada, perhatikan area leher bagian belakang ada
tidaknya nodul.
3) Pemeriksa duduk didepan dan mintalah pasien untuk menoleh kekiri/kanan
sehingga telinga menyentuh bahu, perhatikan fungsi otot
sternocleidomastoideus.
4) Mintalah pasien menengadahkan kepala, perhatikan pada kelenjar tiroid
adakah pembesaran.
5) Mintalah pasien menelan ludah, perhatikan gerakan pada leher depan daerah
tiroid ada tidaknya masa dan kesimetrisan.
b. Palpasi leher
1) Pemeriksa berdiri di depan pasien dan lakukan palpasi secara lembut dengan 3
jari tangan kanan kiri, masing-masing nodus lymfa dengan urutan sebagai
berikut : nodus occipital pada dasar tengkorak, nodus aurikel posterior di atas
mastoides, nodus preaurikular tepat didepan telinga, nodus tonsiler pada sudut
mandibula.
2) Bandingkan kedua sisi leher, perhatikan ukuran, bentuk, gerakan, konsistensi,
rasa nyeri yang timbul.
3) Palpasi trachea : palpasi trachea pada posisi tengahnya, selipkan ibu jari dan
telunjuk di masing masing sisi pada cekungan suprasternal, selusuri ke atas
sampai sulcus mandibula, perhatikan apakah trachea pada posisi tengah atau
deviasi.
c. Palpasi kelenjar tiroid.
1) Pasien duduk, posisi pemeriksa berdiri di belakang pasien.
2) Dengan 2 jari tangan kanan dan kiri, palpasi secara ringan kelenjar tiroid di
bawah cartilago krikoid.
3) Mintalah pasien menelan ludah, rasakan gerakan isthmus.
4) Rabalah sisi kanan kiri trachea dri depan ke belakang, apakah teraba ada
tonjolan ?, minta pasien menelan lagi, palpasi lobus utama, kemudian tepi
lateral kelenjar tiroid, ulangi untuk lobus yang berlawanan.
5) Informasikan hasil pemeriksaan pada pasien, catat kartu status pasien.

4
4. Pasien dipersilahkan naik / tidur di bed pemeriksaan.
a. Pengukuran suhu.
b. Pemeriksaan nadi
1) Minta ijin kepada penderita dan keluarga.
2) Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan.
3) Minta pasien untuk menyingsingkan lengan baju yang mneutupi pergelangan
tangan kanan.
4) Kedua lengan lurus sejajar badan dan menghadap keatas.
5) Lakukan palpasi ringan pada arteri radialis dengan jari telunjuk dan jari
tengah, di atas pergelangan tangan pada sisi ibu jari.
6) Rasakan denyut nadi radialis, hitung denyut tersebut selama satu menit.

c. Pemeriksaan pernafasan.
1) Letakkan telapak tangan kanan pasien di atas dada.
2) Rasakan gerakan nafas dengan memegang tangan kanan pasien atau lihat
gerakan dada naik turun.
3) Hitung frekuensi nafas selama 1 menit, tentukan normal atau tidak ( dewasa 16
20 kali / detik )
4) Informasikan hasil pengukuran dan catat pada kartu status pasien.

5. Pemeriksaan payudara.
a. Bertahu ibu dan jelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
b. 1 tangan penderita diletakkan di atas kepala, 1 tangan yang lain lurus kebawah.
c. Raba ada benjolan atau tidak.
1) Tangan kanan pada pinggir payudara sebelah atas, dengan gerakan dari atas ke
bawah.
2) Tangan kiri pada payudara sebelah bawah, dengan gerakan dari bawah ke atas.
3) Dengan kedua tangan dari samping kanan dan kiri dengan gerakan ke arah
puting susu.
4) Zigzag
d. Periksa puting susu apakah tertarik kedalam atau tidak, adakah kolustrum/cairan
lain.
e. Bergantian dengan payudara satunya.
f. Beri tahu hasilnya normal tifdak.
g. Catat di kartu ibu.

6. Pemeriksaan abdomen.
a. Inspeksi perut; adakah luka bekas operasi / tidak
b. Palpasi adakah pembesaran lien / hepar.
c. Ukur tinggi fundus uteri (pada kehamilan >22 minggu)
1) Beritahu ibu dan jelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan.
2) Ibu diminta berbaring terlentang dengan kaki sedikit ditekuk.
3) Buka bagian perut sampai sympisis pubis dan batas atas fundus uteri.
4) Letakkan titik nol ujung pita pengukur pada batas atas sympisis pubis dan tarik
pita pengukur sampai batas atas fundud uteri.
5) Bacalah ukuran pita pengukur tersebut.
6) Beritahu hasil pemeriksaan dan tanyakan apakah ibu sudah mengerti maksud
dan tujuan pemeriksaaan.
7) Catat di kartu ibu.
d. Pemeriksaan letak janin ( umur kehamilan 16 minggu ke atas )
1) Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien.
2) Dinding perut harus lemas bila kontraksi ditunggu sampai hilang.
3) Suhu tangan pemeriksa di sesuaikan dengan suhu tubuh pasien.
e. Leopold I :
1) Letakkan kedua telapak tangan pada kedua sisi fundus uteri, dan tentukan
tinggi fundus uteri.
2) Tentukan bagian janin yang ada dalam fundus utri.

5
f. Lepoold II :
1) Kedua telapak tangan meraba sisi rahim.
2) Rahim didorong kesatu sisi sambil meraba secara lembut dan perlahan sambil
meraba bagian janin yang ada pada sisi tersbut.
3) Lakukan ke sisi yang lain dengan cara yang sama.
4) Tentukan letak punggung janin.
g. Leopold III :
Tangan kanan diletakkan diatas sympisis dengan ibu jari di sebelah kanan ibu dan
empat jari sebelah kiri ibu sambil menggoyang bagian bawah janin kekiri dan
kekanan secara lembut dan perlahan jangan sampai ibu merasa kesakitan.
h. Leopold IV :
1) Pemeriksa membelakangi ibu
2) Kedua telapak tangan meraba bagian janin yang terletak disebelah bawah dan
seberapa jauh bagian tersebut telah masuk pintu atas panggul.
3) Tentukan bagian janin yang berada di bawah.
4) Perkirakan apakah ada disproporsi kepala janin dan panggul
5) Tentukan seberapa jauh bagian bawah janin tersebut telah masuk pintu atas
panggul.
i. Menetukan penurunan kepala janin.
j. Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan tanyakan apakah ibu sudah mengerti maksud
dan tujuan pemeriksaan.
k. Catat di kartu ibu.

7. Pemeriksaandenyut jantung janin.


a. Kaki ibu diluruskan.
b. Pemeriksa menghadap ke wajah ibu.
c. Phonendoskop diletakkan tegak lurus pada dinding perut bagian punggung janin.
d. Raba denyut nadi pada pergelangan tangan, bedakan antara bunyi denyut jantung
dengan denyut nadi.
e. Cari djj yang terdengar paling kuat.
f. Hitung djj selama satu menit.
g. Tentukan apakah ada tachycardi ( >160/menit atau bradycardi < 120/menit )
h. Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan tanyakan apakah ibu sudah mengerti maksud
dan tujuan pemeriksaan.
i. Catat di kartu ibu.

8. Pemeriksaan genetalia bila ada indikasi.

9. Pemeriksaan kaki dan tungkai (adakah varices atau odem ).

10. Pemeriksaan refleks patella dengan cara.


a. Beritahu ibu dan jelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan.
b. Pemeriksa berdiri pada sisi kanan pasien.
c. Pasien duduk dengan dengan lutut fleksi 90 derajat.
d. Tangan kiri pemeriksa menahan pada fossa poplitea.
e. Carilah dua cekungan pada lutut di bawah patella infolateral/inferomedial.
f. Diantara dua cekuang tersebut terdapat tendon patella yang terasa keras dan
tegang.
g. Ayunkan hammer refleks sebatas kekekuatan ayunan pergelangan tangan diatas
tendon patella.
h. Terlihat gerakan ekstensi pada lutut akibat kontraksi otot quadriceps femoris.
i. Bila reflek kuat dan sangat cepat : tanda kehamilan kemungkinan adanya
hipertensi.
j. Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan tanyakan apakah ibu sudah mengerti maksud
dan tujuan pemeriksaan.
k. Catat di kartu ibu.

6
11. Pemeriksaan penunjang.
a. Laboratorium :
1) Hb : pada trimester I ( kunjungan awal ) dan trimester III
2) Urine protein dan reduksi bila ada indikasi.
b. USG
12. Cuci tangan.
13. Memberi resep obat.
14. Memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan keluhan pasien.
15. Menganjutkan pasien untuk kunjungan ulang sesuai dengan umur kehamilan.

Rujukan : Buku KIA

Anda mungkin juga menyukai