Anda di halaman 1dari 2

Story About Jonah Son of Amittea

Telah habis sabarnya atas pembangkangan kaumnya,


Sembari mengancamkan azab bagi kaumnya,
Dia tinggalkan Ninevah/Ninawa, negerinya.

Dialah Jonah Son of Amittea (Yunus ibn Matta).

Tapi dia pergi dgn kemarahan,


Dia pergi sebelum perintah Allah untuk menghentikan seruannya,
Dia berhenti sebelum waktunya.

Kita tahu ringkasnya,


Yunus menumpang sebuah kapal yg akhirnya dia terpaksa dibuang samudera,
Seekor ikan besar membuka mulut menyambut tubuhnya yg terjun ke samudera.

Demikianlah Yunus,
Dalam perut ikan yg gelap mencekik hingga ke hati,
Dia menangisi kelemahannya,
Terucap doa yg diabadikan al-Qur'an,
"L Ilaha ill Anta, Subhnaka, Inni kuntu minadzlimin."
Tiada sesembahan yg hak disembah selain Engkau, Maha Suci Engkau, Sungguh aku termasuk orang
yang berbuat aniaya.
| QS. al-Anbiya: 87

Maka doa Yunus yg tak rinci,


Tak tergambar apa yg dipintanya,
Dijawab Allah dengan karunia yg membawa kejayaan.

Dia hanya mengakui ketakberdayaan & laku aniaya pada diri sendiri,
Maka Allah yang Maha Kuat, Maha Perkasa mengulurkan pertolongan-Nya.

Mari kita berkaca pada doanya Yunus,


Pada pinta para Nabi yg terabadikan dalam al-Qur'an,
Kita menemukan lafadz doa sekaligus keindahan adab.

Dalam doanya...
Tak ada pinta di sana,
Tak ada desakan di sana,
Tak ada rajuk-rajuk manja,
Tak ada Iba memelas,
Apalagi kalimat perintah yg pongah meminta segera terkabulkan doanya.

Itulah seindah & seagungnya doa,


Dua hal mencukupi,
Merunduk mengakui keagungan Allah & berlirih mengadukan kelemahan diri.

"Berdoalah menyeru Rabb-mu dengan tadharru' (merendah diri) & khufyah (memelankan suara).
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yg melampaui batas."
| QS. Al-A'raf: 55

Maka berbahagialah yg saat ditimpa musibah,


dia segera merundukkan diri di hadapan keagungan Allah serta berlirih mengadukan kelemahan,
kesilapan & kehinaan diri.

Anda mungkin juga menyukai