Anda di halaman 1dari 4

Ana Nurun Niswah Said

A31114031

RMK Audit Internal Bab 12 & 13

Chapter 12 : INTERNAL AUDIT CHARTERS AND BUILDING

THE INTERNAL AUDIT FUNCTION

A. Menciptakan Fungsi Internal Audit


Tidak ada cara yang optimal dalam menciptakan Fungsi Internal Audit, karena masing masing
perusahaan memiliki tipe bisnis, masa geografis, struktur organisasi serta kebutuhan internal audit
yang berbeda satu sama lain dan harus berdasarkan atas Internasional Standard for the Professional
Practisce of Internal Auditing.
Manajer puncak yang akan menjadi Chief Audit Executive ditantang untuk membangun fungsi
internal audit baru dengan berbagai macam pilihan, sesuai dengan keseluruhan bisnis perusahaan,
struktur logistic dan geografi, resiko pengendaliannya, dan keseluruhan budaya perusahaan
B. Piagam Audit : Komite Audit dan Kewenangan Manajemen
Audit charter (Piagam Audit) adalah dokumen formal, yang disetujui oleh komite audit, untuk
menjelaskan misi, independensi, objektivitas, lingkup, tanggung jawab, kewenangan, akuntabilitas,
dan standar internal audit perusahaan. Internal audit memiliki bebas kendali untuk mengetahui luasnya
kisaran pencatatan dan megajukan pertanyaan pada tingkat apapun, beberapa proses dalam
memberikan wewenang juga perlu suatu kewenangan. Fungsi internal harus melapor kapda komite
audit atas dewan didalam struktur perusahaan. Komite audit inimemiliki kewenangan dalam hak dan
tanggung jawab yang berhubungan dengan kewenangan formal suatu dokumen atau resolusi ( internal
audit charter).
C. Membangun Internal Audit Staff
Setiap fungsi internal audit memerlukan seseorang yang diberi tugas dan tanggung jawab internal
audit, tersiri atas staf pendukung dan administrasi. Di dalam internal audit, terdapat bermacam-macam
posisi untuk berbagai tingkat dan tipe internal audit sendir di dalam sebuah perusahaan.
a) Tugas CAE
Harus ada seseorang yang bertanggung jawab atas seluruh fungsi internal audit, penanggung jawab
ini dulunya disebut dengan direktur namun sekarang telah berganti gelar menjadi CAE, kebanyakan
dari senior manajemendalam perusahaan akan menjadi penanggung jawab terakhir atas keseluruhan
fungsi audit.
b) Tanggung Jawab Manajemen Internal Audit
Tingkat supervisor atau manajemen yang mengelola fungsi internal audit bergantung pada ukuran
keseluruhan perusaahan yang nantinya menciptakan fungsi secara efektifdengan perencanaan
tertutup, pemantauan serta pengawasan.
c) Tanggung Jawab Staf Internal Audit
Internal audit merupakan tempat yang baik untuk non ahli yang baru saja lulus. Perusahaan
memiliki kebutuhan teknisi dan akan mempekerjakan teknisi baru yang bergelar sarjana muda atau
membutuhkan orang dalam periklanan dan menambah calon dengan kemampuan periklanan
maupun komunikasi yang tepat, namun tingkat awal calon staff internal audit dapat berasal dari
tingkat area universitas
d) Sistem informasi Spesialis Audit
Kemampuan yang dibutuhkan para ahli system informasi audit dalam internal audit bergantung
pada jangka waktu teknis fungsi perusahaan. Perusahaan dengan aplikasi yang berbasis
perencanaan sumberdaya perusahaan, diatur terkait dengan aplikasi yang terikat pada database
kompleks yang memerlukan perangkat kemampuan ahli system audit informasi yang berdebeda
dengan perusahaan yang memiliki sumberdaya teknologi informasi aplikasi berbasis web.

e) Spesialis Auditor Lainnya


Banyak kemungkinan perusahaan menambah anggota untuk mendukung tim internal audit untuk
beberapa tugas pemantauan dan dokumentasi pengendalian internal organisasi; tim internal audit
yang besar biasanya memerlukan staf untuk mendukung laptop komputer dan sumberdaya lain yang
diperlukan.

D. Pendekatan Organisasi Departemen Internal Audit


Logistik dan biaya sering menjadi factor kunci karena tidak ada cara yang optimal dalam
menciptakan Fungsi Internal Audit, karena perbedaan tipe bisnis, masa geografis, struktur organisasi
serta kebutuhan internal audit. Biasanya perusahaan yang menggunakan operasi worldwide
memerlukan internal audit untuk melakukan review dalam situs perusahaan tersebut yang dapat
diselenggarakan secara desentralisasi dengan team local yang lebih dekat dengan operasi actual. Risiko
yang dihadapi adalah kesulitan bagi CAE untuk mengatur kekompakan fungsi internal audit, dan
internal audit local akan lebih memisahkan diri dengan bagian inti fungsi internal audit. Namun,
internal audit local dapat mengamati operasi local perusahaan dan dapat berada dalam situs dengan
cepat, tanpa penundaan akibat waktu perjalanan.
E. Kebijakan dan Prosedur Internal Audit
Setiap internal audit mengembangkan kebjiakan dan prosedur yang memerintah fungsinya sebagai
petunjuk untuk seluruh staf audit dan sebagai pegangan untuk pengguna jasa audit. Internal audit
prosedur bergantung ukran fungsi dan kesluruhan perusahaan dan harus mengandung beberapa
element yaitu :

Piagam audit dan kewenangan dokumen internal audit yang lain


Kode etik perusahaan yang didalamnya terkandung peraturan peraturan
Prosedur dan aturan departemen internal audit yang lain
Standr Internal Audit

F. Pengembangan Profesional :Membangun Fungsi Internal Audit yang kuat


Internal audit merupakan fungsi internal dan yang merupakan bagian dari gaya operasi perusahaan
dan ketaan terhadap peraturan. Eskipun merupakan bagian dari perusahaan namun tetap bersifat
independen, unik, dan special. Besifat unik karena dengan adanya perkecualian dengan ketua eksekutif
officer dan terkadang pemberian nasihat, dan merupankan unit yang hanya melaporkan secara
langsung kepada komite audit. Internal audit akan slalu unik di setiap perusahaan dengan hak dan
kewajibannya untuk menilai risiko, menjadwalkan review dan mengajukan permintaan atas perbaikan
apabila diperlukan. Hal ini merupakan peran yang menunjukkan perhatian perofesional dan
kehormatan dari seluruh anggota internal audit.

Chapter 13 : INTERNAL AUDIT KEY COMPETENCIES

A. Pentingnya Kunci Kompetensi Internal Audit


Moeller merekomendasikan kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seorang auditor internal, yaitu
:
Interview skills : auditor internal mampu mewawancarai manajer unit atau karyawan pada tingkat
produksi, memberikan pertanyaan yang layak, sehingga bisa mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.
Analytical skills : auditor internal harus harus memiliki kemampuan untuk melihat kejadian-
kejadian yang tidak berhubungan dengan data-data yang ada, sehingga dapat memberikan
gambaran kepada auditor mengenai suatu hal yang dianggap tidak biasa dan material.
Testing and analysis skills : berhubungan dengan analytical skills, seorang auditor harus mampu
mereview data-data kejadian atau populasi untuk menguji kinerja, sehingga dapat menentukan
apakah sudah efektif atau belum.
Documentation skills : mampu mengambil hasil dari observasi audit, pengujian data dan
dokumen, baik secara verbal maupun grafis, dalam menggambarkan lingkungan yang sudah
diobservasi.
Recommending results and corrective actions : berdasarkan pendokumentasian, auditor harus
mampu memberikan dan mengembangkan rekomendasi yang efektif sebagai tindakan korektif.
Communication skills : auditor internal harus mampu mengkomunikasikan hasil kerja audit sesuai
dengan rekomendasinya kepada karyawan dan senior manajemen.
Negotiating skills : karena sering terjadi perbedaan pendapat antara penemuan dan rekomendasi,
auditor harus mampu menegosiasikan hasil observasinya secara sukses.
Commitments to learning : auditor harus memiliki keinginan untuk belajar dan menjalani
pendidikan berkelanjutan.

B. Kemampuan Interview Auditor Internal


Wawancara merupakan langkah awal dalam proses audit internal. Fungsi dari perencanaan internal
audit harus menampilkan review beberapa area, penilaian dari pengendalian internal, 3elati dari proses
operasional termasuk mengidentifikasi tujuan audit, waktu, dan sumber daya yang digunakan untuk
melakukan audit.
C. Analytical Skills
Mengadopsi definisi dari sumber web Wikipedia, analytical skills menunjuk pada kemampuan
untuk visualize, kepandaian berbicara, dan mengatasi masalah kompleks dan konsepnya dan untuk
membuat keputusan yang dibuat dengan memahami dasar dari informasi yanhg tersedia. Keahliannya
mencakup kemampuan internal auditor ditunjukkan dalam memakai cara berpikir logika untuk
pertemuan dan menganalisis informasi, mendesain dan menguji solusi untuk masalah, dan perumusan
rencana.
D. Testing and Analysis Skills
Saat internal auditor harus mengembangkan keputusan awal menggunakan pendekatan analytical,
tantangan berikutnya adalah mempunyai kemampuan untuk menguji, review, dan assess the materials.
Syarat untuk kompetensi internal audit adalah analisis dari hasil test. Internal auditor memilih sampel
dan menyelenggarakan pengujian internal audit, lalu hasilnya dianalisis. Dalam penyelenggaraan tiap
sampel ditetapkan audit objektif, internal auditor harus mereview hasil dari kesalahan-kesalahan yang
mungkin dideteksi dalam sampel untuk menentukan apakah itu sebenarnya kesalahan, jika tepat, sifat
dan penyebab kesalahan.
E. Internal Auditor Documentation Skills
Auditor internal memiliki beberapa tantangan dalam mempersiapkan sebuah dokumentasi
memadai yang mencakup seluruh pekerjaannya. Di dalam memenuhi kebutuhan tersebut seorang
auditor internal butuh untuk mengembangkan suatu audit work documentation skills. Sebuah fungsi
audit internal seharusnya terdiri dari beberapa standar praktek terbaik guna memenuhi kebutuhan
pendokumentasian secara elektronik.
F. Rekomendasi Hasil dan Tindakan Koreksi
Setiap auditor internal seharusnya memfikirkan kerja audit mereka dalam hal: Tujuan audit, Apa
yang ditemukan, Mengapa ditemukan kesalahan atau ketidakpatuhan, lalu Apa dapat mengkoreksi
kesalahan tersebut, serta apa rekomendasi dari auditor internal untuk tindakan koreksi. Auditor internal
pada semua level sebaiknya mengembangkan kompetensi berfikir tentang hal-hal tersebut. Mengkaji
ulang bukti dan membuat ketepatan rekomendasi audit dapat menjadi sulit jika audit menemukan
pembatas yang kompleks atau area yang sangat tidak jelas.
G. Kemampuan Komunikasi Auditor Internal
Auditor internal pada semua level sebaiknya mengembangkan kemampuan untuk berdiskusi dan
mempresentasikan temuan audit dan rekomendasi audit internal yang terkait. Mereka juga harus
mampu berkomunikasi dengan yang lainnya dalam perusahaan tentang kerja mereka secara tepat dan
untuk membantu yang lainnya dalam memahami nilai dari auditor internal.
H. Kemampuan Bernegosiasi Auditor Internal
Internal auditor harus berkomunikasi dalam rangka negosiasi mengenai isu atau pendapat, baik itu
berhadapan secara langsung, melalui telepon, ataupun tulisan. Berikut adalah beberapa elemen kunci
dari proses negosiasi.
I. Komitmen untuk Belajar Auditor Internal
Semua auditor internal harus menanamkan komitmen untuk belajar secara konstan dan
berkelanjutan sebagai bentuk kompetensi yang paling utama. Contohnya, di tahun 2008, SEC
mengkonversikan aturan-aturan akuntansi dari GAAP menjadi IFRS (international financial reporting
standards). Walaupun auditor internal tidak perlu memahami secara mendalam atas perubahan aturan
akuntansi ini, namun mereka harus mengetahui dampak-dampak yang mungkin terjadi atas perubahan
tersebut.
J. Pentingnya Core Competencies Auditor Internal
Kompetensi-kompetensi yang tersaji pada bab ini sangat penting bagi semua auditor internal.
Ketika topiknya adalah kemampuan berkomunikasi yang bagus atau kemampuan untuk belajar pada
daerah yang kurang dikuasai, hal tersbut bagus untuk dipraktekkan, keakraban yang kuat dan
penggunaan kunci kompetensi audit internal yang didiskusikan disini merupakan elemen yang
dibutuhkan bagi setiap CBOK auditor internal.

Anda mungkin juga menyukai