Tidak ada cara yang optimal dalam menciptakan Fungsi Internal Audit, karena masing masing perusahaan memiliki tipe bisnis, masa geografis, struktur organisasi serta kebutuhan internal audit yang berbeda satu sama lain dan harus berdasarkan atas Internasional Standard for the Professional Practisce of Internal Auditing. Manajer puncak yang akan menjadi Chief Audit Executive ditantang untuk membangun fungsi internal audit baru dengan berbagai macam pilihan, sesuai dengan keseluruhan bisnis perusahaan, struktur logistic dan geografi, resiko pengendaliannya, dan keseluruhan budaya perusahaan B. Piagam Audit : Komite Audit dan Kewenangan Manajemen Audit charter (Piagam Audit) adalah dokumen formal, yang disetujui oleh komite audit, untuk menjelaskan misi, independensi, objektivitas, lingkup, tanggung jawab, kewenangan, akuntabilitas, dan standar internal audit perusahaan. Internal audit memiliki bebas kendali untuk mengetahui luasnya kisaran pencatatan dan megajukan pertanyaan pada tingkat apapun, beberapa proses dalam memberikan wewenang juga perlu suatu kewenangan. Fungsi internal harus melapor kapda komite audit atas dewan didalam struktur perusahaan. Komite audit inimemiliki kewenangan dalam hak dan tanggung jawab yang berhubungan dengan kewenangan formal suatu dokumen atau resolusi ( internal audit charter). C. Membangun Internal Audit Staff Setiap fungsi internal audit memerlukan seseorang yang diberi tugas dan tanggung jawab internal audit, tersiri atas staf pendukung dan administrasi. Di dalam internal audit, terdapat bermacam-macam posisi untuk berbagai tingkat dan tipe internal audit sendir di dalam sebuah perusahaan. a) Tugas CAE Harus ada seseorang yang bertanggung jawab atas seluruh fungsi internal audit, penanggung jawab ini dulunya disebut dengan direktur namun sekarang telah berganti gelar menjadi CAE, kebanyakan dari senior manajemendalam perusahaan akan menjadi penanggung jawab terakhir atas keseluruhan fungsi audit. b) Tanggung Jawab Manajemen Internal Audit Tingkat supervisor atau manajemen yang mengelola fungsi internal audit bergantung pada ukuran keseluruhan perusaahan yang nantinya menciptakan fungsi secara efektifdengan perencanaan tertutup, pemantauan serta pengawasan. c) Tanggung Jawab Staf Internal Audit Internal audit merupakan tempat yang baik untuk non ahli yang baru saja lulus. Perusahaan memiliki kebutuhan teknisi dan akan mempekerjakan teknisi baru yang bergelar sarjana muda atau membutuhkan orang dalam periklanan dan menambah calon dengan kemampuan periklanan maupun komunikasi yang tepat, namun tingkat awal calon staff internal audit dapat berasal dari tingkat area universitas d) Sistem informasi Spesialis Audit Kemampuan yang dibutuhkan para ahli system informasi audit dalam internal audit bergantung pada jangka waktu teknis fungsi perusahaan. Perusahaan dengan aplikasi yang berbasis perencanaan sumberdaya perusahaan, diatur terkait dengan aplikasi yang terikat pada database kompleks yang memerlukan perangkat kemampuan ahli system audit informasi yang berdebeda dengan perusahaan yang memiliki sumberdaya teknologi informasi aplikasi berbasis web.
e) Spesialis Auditor Lainnya
Banyak kemungkinan perusahaan menambah anggota untuk mendukung tim internal audit untuk beberapa tugas pemantauan dan dokumentasi pengendalian internal organisasi; tim internal audit yang besar biasanya memerlukan staf untuk mendukung laptop komputer dan sumberdaya lain yang diperlukan.
D. Pendekatan Organisasi Departemen Internal Audit
Logistik dan biaya sering menjadi factor kunci karena tidak ada cara yang optimal dalam menciptakan Fungsi Internal Audit, karena perbedaan tipe bisnis, masa geografis, struktur organisasi serta kebutuhan internal audit. Biasanya perusahaan yang menggunakan operasi worldwide memerlukan internal audit untuk melakukan review dalam situs perusahaan tersebut yang dapat diselenggarakan secara desentralisasi dengan team local yang lebih dekat dengan operasi actual. Risiko yang dihadapi adalah kesulitan bagi CAE untuk mengatur kekompakan fungsi internal audit, dan internal audit local akan lebih memisahkan diri dengan bagian inti fungsi internal audit. Namun, internal audit local dapat mengamati operasi local perusahaan dan dapat berada dalam situs dengan cepat, tanpa penundaan akibat waktu perjalanan. E. Kebijakan dan Prosedur Internal Audit Setiap internal audit mengembangkan kebjiakan dan prosedur yang memerintah fungsinya sebagai petunjuk untuk seluruh staf audit dan sebagai pegangan untuk pengguna jasa audit. Internal audit prosedur bergantung ukran fungsi dan kesluruhan perusahaan dan harus mengandung beberapa element yaitu :
Piagam audit dan kewenangan dokumen internal audit yang lain
Kode etik perusahaan yang didalamnya terkandung peraturan peraturan Prosedur dan aturan departemen internal audit yang lain Standr Internal Audit
F. Pengembangan Profesional :Membangun Fungsi Internal Audit yang kuat
Internal audit merupakan fungsi internal dan yang merupakan bagian dari gaya operasi perusahaan dan ketaan terhadap peraturan. Eskipun merupakan bagian dari perusahaan namun tetap bersifat independen, unik, dan special. Besifat unik karena dengan adanya perkecualian dengan ketua eksekutif officer dan terkadang pemberian nasihat, dan merupankan unit yang hanya melaporkan secara langsung kepada komite audit. Internal audit akan slalu unik di setiap perusahaan dengan hak dan kewajibannya untuk menilai risiko, menjadwalkan review dan mengajukan permintaan atas perbaikan apabila diperlukan. Hal ini merupakan peran yang menunjukkan perhatian perofesional dan kehormatan dari seluruh anggota internal audit.
Chapter 13 : INTERNAL AUDIT KEY COMPETENCIES
A. Pentingnya Kunci Kompetensi Internal Audit
Moeller merekomendasikan kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seorang auditor internal, yaitu : Interview skills : auditor internal mampu mewawancarai manajer unit atau karyawan pada tingkat produksi, memberikan pertanyaan yang layak, sehingga bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Analytical skills : auditor internal harus harus memiliki kemampuan untuk melihat kejadian- kejadian yang tidak berhubungan dengan data-data yang ada, sehingga dapat memberikan gambaran kepada auditor mengenai suatu hal yang dianggap tidak biasa dan material. Testing and analysis skills : berhubungan dengan analytical skills, seorang auditor harus mampu mereview data-data kejadian atau populasi untuk menguji kinerja, sehingga dapat menentukan apakah sudah efektif atau belum. Documentation skills : mampu mengambil hasil dari observasi audit, pengujian data dan dokumen, baik secara verbal maupun grafis, dalam menggambarkan lingkungan yang sudah diobservasi. Recommending results and corrective actions : berdasarkan pendokumentasian, auditor harus mampu memberikan dan mengembangkan rekomendasi yang efektif sebagai tindakan korektif. Communication skills : auditor internal harus mampu mengkomunikasikan hasil kerja audit sesuai dengan rekomendasinya kepada karyawan dan senior manajemen. Negotiating skills : karena sering terjadi perbedaan pendapat antara penemuan dan rekomendasi, auditor harus mampu menegosiasikan hasil observasinya secara sukses. Commitments to learning : auditor harus memiliki keinginan untuk belajar dan menjalani pendidikan berkelanjutan.
B. Kemampuan Interview Auditor Internal
Wawancara merupakan langkah awal dalam proses audit internal. Fungsi dari perencanaan internal audit harus menampilkan review beberapa area, penilaian dari pengendalian internal, 3elati dari proses operasional termasuk mengidentifikasi tujuan audit, waktu, dan sumber daya yang digunakan untuk melakukan audit. C. Analytical Skills Mengadopsi definisi dari sumber web Wikipedia, analytical skills menunjuk pada kemampuan untuk visualize, kepandaian berbicara, dan mengatasi masalah kompleks dan konsepnya dan untuk membuat keputusan yang dibuat dengan memahami dasar dari informasi yanhg tersedia. Keahliannya mencakup kemampuan internal auditor ditunjukkan dalam memakai cara berpikir logika untuk pertemuan dan menganalisis informasi, mendesain dan menguji solusi untuk masalah, dan perumusan rencana. D. Testing and Analysis Skills Saat internal auditor harus mengembangkan keputusan awal menggunakan pendekatan analytical, tantangan berikutnya adalah mempunyai kemampuan untuk menguji, review, dan assess the materials. Syarat untuk kompetensi internal audit adalah analisis dari hasil test. Internal auditor memilih sampel dan menyelenggarakan pengujian internal audit, lalu hasilnya dianalisis. Dalam penyelenggaraan tiap sampel ditetapkan audit objektif, internal auditor harus mereview hasil dari kesalahan-kesalahan yang mungkin dideteksi dalam sampel untuk menentukan apakah itu sebenarnya kesalahan, jika tepat, sifat dan penyebab kesalahan. E. Internal Auditor Documentation Skills Auditor internal memiliki beberapa tantangan dalam mempersiapkan sebuah dokumentasi memadai yang mencakup seluruh pekerjaannya. Di dalam memenuhi kebutuhan tersebut seorang auditor internal butuh untuk mengembangkan suatu audit work documentation skills. Sebuah fungsi audit internal seharusnya terdiri dari beberapa standar praktek terbaik guna memenuhi kebutuhan pendokumentasian secara elektronik. F. Rekomendasi Hasil dan Tindakan Koreksi Setiap auditor internal seharusnya memfikirkan kerja audit mereka dalam hal: Tujuan audit, Apa yang ditemukan, Mengapa ditemukan kesalahan atau ketidakpatuhan, lalu Apa dapat mengkoreksi kesalahan tersebut, serta apa rekomendasi dari auditor internal untuk tindakan koreksi. Auditor internal pada semua level sebaiknya mengembangkan kompetensi berfikir tentang hal-hal tersebut. Mengkaji ulang bukti dan membuat ketepatan rekomendasi audit dapat menjadi sulit jika audit menemukan pembatas yang kompleks atau area yang sangat tidak jelas. G. Kemampuan Komunikasi Auditor Internal Auditor internal pada semua level sebaiknya mengembangkan kemampuan untuk berdiskusi dan mempresentasikan temuan audit dan rekomendasi audit internal yang terkait. Mereka juga harus mampu berkomunikasi dengan yang lainnya dalam perusahaan tentang kerja mereka secara tepat dan untuk membantu yang lainnya dalam memahami nilai dari auditor internal. H. Kemampuan Bernegosiasi Auditor Internal Internal auditor harus berkomunikasi dalam rangka negosiasi mengenai isu atau pendapat, baik itu berhadapan secara langsung, melalui telepon, ataupun tulisan. Berikut adalah beberapa elemen kunci dari proses negosiasi. I. Komitmen untuk Belajar Auditor Internal Semua auditor internal harus menanamkan komitmen untuk belajar secara konstan dan berkelanjutan sebagai bentuk kompetensi yang paling utama. Contohnya, di tahun 2008, SEC mengkonversikan aturan-aturan akuntansi dari GAAP menjadi IFRS (international financial reporting standards). Walaupun auditor internal tidak perlu memahami secara mendalam atas perubahan aturan akuntansi ini, namun mereka harus mengetahui dampak-dampak yang mungkin terjadi atas perubahan tersebut. J. Pentingnya Core Competencies Auditor Internal Kompetensi-kompetensi yang tersaji pada bab ini sangat penting bagi semua auditor internal. Ketika topiknya adalah kemampuan berkomunikasi yang bagus atau kemampuan untuk belajar pada daerah yang kurang dikuasai, hal tersbut bagus untuk dipraktekkan, keakraban yang kuat dan penggunaan kunci kompetensi audit internal yang didiskusikan disini merupakan elemen yang dibutuhkan bagi setiap CBOK auditor internal.