Anda di halaman 1dari 10

A.

Aldrete Score (dewasa)


Penilaian :
Nilai Warna
Merah muda, 2
Pucat, 1
Sianosis, 0
Pernapasan
Dapat bernapas dalam dan batuk, 2
Dangkal namun pertukaran udara adekuat, 1
Apnoea atau obstruksi, 0
Sirkulasi
Tekanan darah menyimpang <20% dari normal, 2
Tekanan darah menyimpang 20-50 % dari normal, 1
Tekanan darah menyimpang >50% dari normal, 0
Kesadaran
Sadar, siaga dan orientasi, 2
Bangun namun cepat kembali tertidur, 1
Tidak berespons, 0
Aktivitas
Seluruh ekstremitas dapat digerakkan, 2
Dua ekstremitas dapat digerakkan,1
Tidak bergerak, 0
Jika jumlahnya > 8, penderita dapat dipindahkan ke ruangan

B. Steward Score (anak-anak)


Pergerakan
Gerak bertujuan 2
Gerak tak bertujuan 1
Tidak bergerak 0
Pernafasan
Batuk, menangis 2
Pertahankan jalan nafas 1
Perlu bantuan 0
Kesadaran
Menangis 2
Bereaksi terhadap rangsangan 1
Tidak bereaksi 0
Jika jumlah > 5, penderita dapat dipindahkan ke ruangan.

C. Bromage Score (spinal anestesi)


Kriteria Nilai
Gerakan penuh dari tungkai, 0
Tak mampu ekstensi tungkai, 1
Tak mampu fleksi lutut, 2
Tak mampu fleksi pergelangan kaki, 3
Jika Bromage Score 2 dapat pindah ke ruangan.
A. Definisi
a. Penilaian Status Fisik Menurut ASA
Skala yang paling luas adalah digunakan untuk memperkirakan resiko yaitu klasifikasi status
fisik menurut ASA. Tujuannya adalah suatu sistem untuk menilai kesehatan pasien sebelum operasi.
Pada tahun 1963 American Society of Anesthesiologists (ASA) mengadopsi sistem klasifikasi status
lima kategori fisik; sebuah kategori keenam kemudian ditambahkan.

Kelas Status Fisik

Seorang pasien yang normal dan sehat, selain penyakit yang akan
ASA I
dioperasi.

ASA II Seorang pasien dengan penyakit sistemik ringan sampai sedang.

Seorang pasien dengan penyakit sistemik berat yang belum


ASA III
mengancam jiwa.

Seorang pasien dengan penyakit sistemik berat yang mengancam


ASA IV
jiwa.

Penderita sekarat yang mungkin tidak bertahan dalam waktu 24 jam

dengan atau tanpa pembedahan, kategori ini meliputi penderita yang


ASA V
sebelumnya sehat, disertai dengan perdarahan yang tidak terkontrol,

begitu juga penderita usia lanjut dengan penyakit terminal.

III
KESIMPULAN DAN SARAN

Sebelum dilakukannya anestesi dalam setiap tindakan operasi sebaiknya dokter dan
perawat anestesi melakukan evaluasi atau penilaian dan persiapan pra anestesi pada pasien-
pasien yang akan melakukan tindakan operasi.
Selain itu perlu diperhatikan pertimbangan-pertimbangan anestesi seperti
anamnesa pasien, mengetahui riwayat pasien sangatlah penting, yang termasuk riwayat adalah
indikasi prosedur operasi, informasi mengenai anestesi sebelumnya, dan pengobatan saat
ini.Pemeriksaan fisik pasien yang harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati tapi
focus, perhatian ekstra ditujukan untuk evaluasi terhadap jalan napas, jantung, paru,
dan pemeriksaan neurologi dan juga dilakukan evaluasi resiko perdarahan dan thrombosis
serta evaluasi jalan nafas (mallampati). Pemeriksaan umum seperti tanda vital, kepala dan
leher, precordium, paru-paru, abdomen, ektremitas, punggung dan neurologi.
Pemeriksaan penunjang juga dilakukan jika ada indikasi tertentu yang didapatkan dari
anamnesa dan pemeriksaan fisik. Setelah itu baru dilakukan pengklasifikasian status fisik
pasien menggunakan ASA ( American Society of Anaesthesiologist)
yang merupakan klasifikasi yang lazim digunakan untuk menilai status fisik pasien pra-
anestesi.

5 Momen Guna
1. Sebelum kontak dengan pasien - Melindungi pasien dari kuman yang anda bawa
- Juga untuk melindungi pasien
2. Sebelum tindakan aseptik
- Melindungi anda dan lingkungan dari kuman
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
- Melindungi anda dan lingkungan dari kuman
4. Setelah Kontak dengan pasien
- Melindungi anda dan lingkungan dari kuman
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar
pasien
Faktor penting yang harus diperhatikan pada pemakaian APD :
1. Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum memasuki ruangan (tindakan
atau operasi)
2. Gunakan dengan hati-hati jangan menyebarkan kontaminasi
3. Lepas dan buang secara hati-hati ke tempat limbah infeksius yang telah disediakan di ruang
ganti khusus. Lepas masker di luar ruangan
4. Segera lakukan pembersihan tangan dengan langkah-langkah membersihkan tangan sesuai
pedoman
Langkah-Langkah memakai APD pada perawatan ruang isolasi kontak dan airborne adalah
sebagai berikut :
1. Kenakan baju kerja sebagai lapisan pertama pakaian pelindung
2. Kenakan pelindung kaki
3. Kenakan sepasang sarung tangan pertama
4. Kenakan gaun luar
5. Kenakan celemek plastik
6. Kenakan sepasang sarung tangan kedua.
7. Kenakan masker
8. Kenakan penutup kepala
9. Kenakan pelindung mata
Prinsip pemakaian APD :

1. Gaun Pelindung
- Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga pergelangan tangan dan
selubungkan ke belakang punggung
- Ikat di bagian belakang leher dan pinggang

2. Masker
- Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher
- Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung
- Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat dengan baik
- Periksa ulang pengepasan masker

3. Kacamata atau pelindung wajah


Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas

4. Sarung tangan
Tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan gaun isolasi
Demikianlah sekilas tentang pemakaian APD bagi tenaga kesehatan, terimakasih.

JARUM BEDAH

Jarum bedah disebut juga jarum hecthing (Suturu needles atau


Surgical needles) digunkana untuk menjahit luka, umumnya luka operasi.
Pada umumnya terbuat dari logam (stainless steel)
Biasanya jarum-jarum bedah dijial tersendiri, lepas dari benang
badahnya. Tapi sekarang banyak dijual jarum-jarum bedah berikut
benangnya dalam kemasan satu-satu. Jarum yang demikian disebut
Atroumatic needle, karena menimbulkan trauma, sebab benang tersebut
langsung dijepit kedalam ujung jarum yang satunya lagi.

Klasifikasi

Pemilihan jarum bedah antara lain : jarum yang digunakan agar


berperan aktif dalam penyembuhan luka dan tidak merubah atau merusak
jaringan tubuh. Bentuk, ukuran, dan rancangan jarum dipilih yang sesuai
dengan prosedur operasi.
Struktur Jarum Bedah
Bagian bagian dari jarum bedah, terdiri atas:

o Ujung jarum ( point of needle )


o Badan / Batang ( body / shat needle )
o Mata jarum ( eye needle )

Jarum Bedah

Ujung Jarum Bedah


Taper. Ujung jarum taper dengan batang bulat atau empat persegi
cocok digunakan untuk menjahit daerah aponeurosis, otot, saraf,
peritoneum, pembuluh darah, katup.

Blunt. blunt point dan batang gepeng cocok digunakan untuk


menjahit daerah usus besar, ginjal, limpa, hati
Triangular. Ujung segitiga dengan batang gepeng atau empat
persegi. Bisa dipakai untuk menjahit daerah kulit, fascia, ligament, dan
tendon.

Tapercut. Ujung jarum berbentuk segitiga yang lebih kecil dengan


batang gepeng, bisa digunakan untuk menjahit fascia, ligaments, uterus,
rongga mulut, dan sebagainya.
BENANG BEDAH

Disebut juga Suture. Menurutnya jenis bahannya benang bedah dibagi


dalam 2 golongan:
1. Yang diabsorpsi oleh tubuh
Misalnya : Collagen (Catgus Crhomic), Polyglatin 910 (Coated Vicryl) dan
Polyglycolic acid (Dexon)
2. Yang tidak diabsorpsi oleh tubuh
Misal : linen, sutera, Polypropilen, Polyamid/nylon, dan stainless steel.

Ukuran:
Ukuran terbesar adalah 1 dan ukuran terkecil adalah 11-0 atau 12-0.
Ukuran dimulai dari nomor 1 dan ukuran bertambah besar dengan
bertambah 1, sedangkan apabila ukuran bertambah kecil maka ditambah 0.
Ukuran benang system Eropa ( metric gauge ) adalah metric 0,1 (
0,010 0,019 mm ) sampai metric 10 ( 1,00 1,09 ).
ukuran benang system Amerika ( imperial gauge ) ukuran 11-0 (
0,010 0,019 ) sampai ukuran 7 ( 1,00 1,09 ).
Dalam kemasan selain dicantumkan diameter juga panjang benang
dalam cm.

Instrument adalah alat-alat yang digunakan untuk tindakan pembadahan. Instrument terbagi menjadi
2 macam yaitu :
a. Instrument dasar (basic instrument)
Instrument dasar digunakan untuk pembedahan yang sifatnya sederhana dan tidak memerlukan
instrument tambahan.
- Pinset anatomis ( Tissue forceps ) : 2 buah
- Pinset chirurgis ( Dissecting forceps ) : 2 buah
- Gunting metzembaum ( Metzemboum scissor ) : 1 buah
- Gunting jaringan ( Surgical scissor ) : 1 buah
- Gunting lurus ( Surgical scissor straiht ) : 1 buah
- Desinfeksi klem ( washing and dressing forcep ) : 1 buah
- Doek klem ( towel klem ) : 4 buah
- Mosquito klem ( (Baby mosquito klem pean ) : 2 buah
- Klem pean bengkok ( Forcep pean curve ) : 3 buah
- Klem kocher bengkok ( Forcep kocher curve ) : 10 buah
- Alise klem ( Allies clamp ) : 2 buah
- Haak tajam gigi 4 ( wound hook sharp ) : 2 buah
- Langenbeck ( Rectractor US army ) : 2 buah
- Nald volder ( Needle holder ) : 2 buah
- Handle mess : 1 buah
b. Instrument tambahan
Instrument tambahan yang dimaksud adalah alat-alat yang dipergunakan untuk tindakan
pembedahan yang sifatnya kompleks dalam macam pembedahan maupun jenis pembedahan.
c. Linen Set
Duk besar : 3
Duk sedang : 4
Duk kecil : 4
Duk kombinasi : 1
Duk lubang : 1
Scort/baju Operasi : 4
Sarung meja Mayo : 1
Perlak : 2
Handuk kecil : 4
d. Bahan Habis Pakai
Mess
Jarum
Benang jahit
Handscoun
Underpad
Sufratul
Sponsngostan
Urin bag
Kateter
Spuit
Betadine 10 %
NS 0,9 %
Jelly
Kassa
Hepavirk

Anda mungkin juga menyukai