Anda di halaman 1dari 3

Nama anggota kelompok :

1. Wirda ardania. (15670003)


2. Khalid asauri. (15670007)
3. Lely fransiska dewi. (15670009)
4. Husnul khotimah. (15670010)
5. Novyananda salmasfattah. (15670020)

TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN (TTK) SERING KELUAR MASUK

Apotek memiliki beragam pengertian salah satunya sebagi tempat bekerjanya tenaga
teknis kefarmasian. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukannya praktek kefarmasian oleh apoteker. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan No.1027/MenKes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat.

Apotek merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang wajib menyediakan,


menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik. Pelayanan kefarmasian
yang dilakukan oleh apoteker di apotek merupakan bentuk pelayanan dan tanggung jawab
langsung profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasiannya untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien. Apoteker merupakan salah satu profesi di bidang kesehatan.Tenaga
Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kefarmasian menurut UU Tenaga Kesehatan
ini adalah apoteker dan tenaga teknis kefarmasian (Diploma D3). Tenaga teknis kefarmasian
meliputi sarjana farmasi, ahli madya farmasi, dan analis farmasi.Permenkes 889 tahun 2011
pada Bab I (Ketentuan Umum) menyatakan Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang
membantu Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten
Apoteker.

Berkembang pesatnya sebuah apotek merupakan impian bagi setiap pemilik apotek
tersebut. salah satu faktor yang mendukung adalah solidaritas antar sesama pegawai ataupun
pekerja di dalam apotek tersebut, jika hal ini dapat dicapai maka akan terbentuk sebuah
kekeluargaan yang harmonis antarsesama dan hal ini menunjang pelayanan apotek kepada
pasien, sehingga apotek tersebut akan maju dan memiliki income yang sepadan. Namun , tidak
dapat dihindari sebuah permasalahan yang ada dalam lingkup pekerja membuat suasana tidak
harmonis lagi, sehingga banyak Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang memilih untuk keluar
atau resign.

Hal inilah yang akan di bahas pada tugas ini, penulis akan memaparkan beberapa
permasalahan dan solusinya terkait dengan (TTK ) yang sering keluar masuk di apotek.

Permasalahan 1. Apoteker bekerja pada 3 tempat berbeda.

Permenkes no.31 tahun 2016

Pasal 18
(1) SIPA bagi Apoteker di fasilitas kefarmasian hanya diberikan untuk 1 (satu) tempat
fasilitas kefarmasian.
(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) SIPA bagi
Apoteker di fasilitas pelayanan kefarmasian dapat diberikan untuk paling banyak 3
(tiga) tempat fasilitas kefarmasian
(3) Dalam hal Apoteker telah memiliki Surat Izin Apotek, maka Apoteker yang
bersangkutan hanya dapat memiliki 2 (dua) SIPA pada fasilitas pelayanan kefarmasian
lain.

Bekerja di tiga tempat berbeda telah dirasakan oleh seorang Doni S.farm, Apt.. dia
bekerja di Apotek Al Azhar , sebagi guru di SMK Farmasi, dan bekerja di RSIA . Setelah
berjalan 2 tahun, ternyata terjadi perombakan jadwal pada SMK Farmasi, sehingga hal ini
berdampak pada pengaturan jam kerja di tiga tempat tersebut, karena tidak sanggup membagi
waktu, Doni memutuskan untuk resign dari Apotek dia bekerja.

Solusi

Direktur harus mengetahui akar permasalahannya. Permasalahannya adalah adanya


perombakan jadwal SMK farmasi, jarak rumah dan apotek yang jauh, dan kewajiban lainnya.
Sehingga solusinya yaitu menaikkan gaji doni , supaya dia tidak resign dari apotek atau
merekrut sorang apoteker yang bersedia untuk bekerja diapoteknya dengan konsekuensi yang
ada.
Permasalahan 2. Kenyamanan antara pegawai apotek

Humairoh sebagai AA baru disebuah apotek Al Azhar merasa tidak nyaman saat
bekerja di apotek tersebut dikarenakan saat APA tidak berada ditempat . sering terjadi
kesenjangan sosial antara AA baru dan AA lama. Hal ini dikarenakan AA lama bekerja lebih
baik dibanding AA baru.

Solusi

Ujian kehidupan memang akan dialami oleh manusia , termasuk masalah pada dunia
kerja. Kurang harmonisnya antar pekerja, hal ini bisa disebabkan karena belum tercipntanya
sebuah keakraban antar sesama pekerja, untuk itu seorang direktur harus dapat mengataur
waktu untuk meningkatkan keharmonisan saat bekerja, semisal ada rapat rutin setiap satu bulan
sekali, evaluasi mingguan, dan sebaginya. Dimana hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana
nyaman saat bekerja.

Permasalahan 3.Upah yang minim

Wisnu seorang apoteker disalah satu apotek xx yang berada di Desa xx. Ia mengeluh
karena memiliki gaji yang lebih minim dibanding gaji apoteker yang bertempat di kota.
Sehingga Wisnu ingin mengundurkan diri dari apotek tersebut dan berpindah ke apotek yang
berada di kota. Akan tetapi, ia mau tetap bekerja di apotek tersebut asalkan gajinya sama
dengan gaji apoteker yang bertempat di kota. Sehingga ia mengajukan surat permintaan
kenaikan gaji kepada Direktur pemilik apotek tersebut.

Solusi

Seharusnya sebagai Direktur pemilik apotek, ia sudah membuat surat kesepakatan


mengenai upah atau gaji yang diterima oleh apoteker. Sebagaimana yang telah dijelaskan UU
No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pada UU No.13 Tahun 2003 tersebut diatur segala
aspek yang berkenaan dengan ketenagakerjaan. Besaran upah atau gaji atau jasa profesi sudah
selalu disepakati saat awal apoteker diterima bekerja. Sehingga setiap apotek seharusnya sudah
memiliki surat perjanjian mengenai kesepakatan gaji atau upah antara Direktur dan Apoteker.
Jadi hal yang mengatur tentang kenaikan upah atau gaji sudah termuat di surat perjanjian
tersebut. Jika didalam surat perjanjian gaji apoteker bisa berubah-ubah maka Direktur pemilik
apotek tersebut berhak untuk menerima permintaan apoteker mengenai kenaikan gajinya.

Anda mungkin juga menyukai