Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar
mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru atau dosen dan
siswa/mahasiswanya bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam
komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi
tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan
verbalisme, ketidaksiapan siswa/mahasiswa, kurangnya minat dan kegairahan, dan
sebagainya.
Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan media secara
terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut
disamping penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain, juga untuk meningkatkan
keserasian dalam penerimaan informasi.
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar
mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan
tepat agar dapat digunakan sacara tepat guna. Berikut ini akan dijelaskan kriteria pemilihan
media dan prosedur pemilihan media pembelajaran yang tepat agar dapat digunakan secara
tepat guna.

II. RUMUSAN MASALAH

A. Apa yang dimaksud dengan media jadi dan media rancangan ?


B. Apa saja dasar pertimbangan pemilihan media ?
C. Apa saja kriteria dalam pemilihan media pembelajaran?
D. Bagaimana prosedur pemilihan media pembelajaran yang tepat?

III. PEMBAHASAN

A. Media Jadi dan Media Rancangan


Dalam Arief S. Sadiman, 1993:83, media menurut batasannya adalah perangkat lunak
yang berisikan pesan atau informasi pendidikan yang lazimnya disajikan dengan
menggunakan peralatan. Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan
dalam dua jenis, yaitu
1. media jadi (media by utilization) dan
2. media rancangan (media by design).
Disebut media jadi (media by utilization) karena sudah merupakan komoditi
perdagangan dan terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai. Sedangkan disebut
media rancangan (media by design) karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus
untuk maksud dan tujuan tertentu.
Masing-masing jenis media ini mempunyai kelebihan dan keterbatasannya. Kelebihan
dari media jadi adalah hemat dalam waktu, tenaga dan biaya untuk pengadaannya.
Sebaliknya untuk mempersiapkan media yang dirancang secara khusus untuk memenuhi
kebutuhan tertentu akan memeras banyak waktu, tenaga maupun biaya karena untuk
mendapatkan keandalan dan kesahihannya diperlukan serangkaian kegiatan validasi.
Adapun kekurangan dari media jadi yaitu belum tentu sesuai dengan tujuan atau kebutuhan
dalam proses pembelajaran. Contoh sederhana: Pada saat kita menyampaikan pelajaran IPS
tentang wilayah Indonesia, peta Indonesia yang tersedia di sekolah ukurannya kecil, dilihat
dari siswa yang duduk dibelakang tidak jelas. Hal ini akan mengganggu siswa untuk dapat
menerima informasi atau tujuan pembelajaran yang kita sampaikan. Selain itu juga
menjadikan budaya yang konsumtif yaitu menggantungkan membeli produk yang dibuat
orang lain. Kurang kreatif, tidak mau berinisiatif untuk membuat produk media
pembelajaran sendiri dikarenakan terbiasa menggunakan produk orang lain. Sedangkan
media rancangan mempunyai kelebihan antara lain: sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
diinginkan, karena dirancang khusus oleh guru atau dibuat sendiri oleh guru. Contoh
sederhana: Pada saat pelajaran IPA tentang rangkaian listrik seri dan pararel guru hanya
menunjukkan gambar saja dari masing-masing rangkaian listrik tersebut. Hal ini sangat
tidak efisien dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kecuali apabila guru
bersama-sama murid merancang membuat rangkaian listrik seri dan pararel sendiri jauh
lebih berhasil tujuan pembelajaran yang diharapkan. Selain itu juga dapat menumbukan
kreativitasyaitu mampu membuat karya dan mewujudkan ide-ide dalam menciptakan media
pembelajaran. Juga kebanggan institusi/personil: karena dengan banyaknya media
pembelajaran yang dirancang sendiri oleh guru di sekolah tersebut akan dapat membawa
nama harum sekolah. Misalnya karya guru tersebut diikutkan dalam lomba membuat alat
pembelajaran. Banyaknya media pembelajaran sekarang ini, guru dituntut untuk lebih
selektif dalam memilih media untuk dapat memenuhui kebutuhan pembelajaran sehingga
tujuan yang diharapkan dapat benar-benar tercapai.

B. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media


1. Alasan Teoritis Pemilihan Media
Memang tepat adanya bahwa media identik dengan guru, karena media pembelajaran
merupakan salah satu komponen utama dalam pembelajaran, selain tujuan, materi, metode
dan evaluasi, maka sudah seharusnya dalam pembelajaran guru menggunakan media.
Proses pemilihan media menjadi penting karena kedudukan media yang strategis untuk
keberhasilan pembelajaran. Alasan pokok pemilihan media dalam pembelajaran karena
didasari atas konsep pembelajaran sebagai sebuah sistem yang didalamnya terdapat suatu
totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan.
Jika dilihat dari prosedur pengembangan desain instruksional maka diawali dengan
perumusan tujuan instruksional khusus sebagai pengembangan dari tujuan instruksional
umum, kemudian dilanjutkan dengan menentukan materi pembelajaran yang menunjang
ketercapaian tujuan pembelajaran serta menentukan strategi pembelajaran yang tepat.
Upaya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran, ditunjang oleh media yang sesuai dengan
materi, strategi yang digunakan, dan karakteristik siswa.
Analisis penyebab rendahnya hasil belajar dapat meninjau ketepatan seluruh komponen
diantaranya : mungkin keberhasilan ini disebabkan karena rumusan tujuan tidak sesuai
dengan row input dan tujuan awal siswa. Penyebab yang lain bisa dari materi kurang sesuai
dengan tujuan. Apabila dua komponen telah dianalisis, tujuan dan materi sudah sesuai
maka selanjutnya perlu dikaji penerapan strategi dan penggunaan media pembelajaran.
Jika strategi dan media sudah tepat, maka perlu dikaji evaluasi yang digunakan apakah
sudah tepat bentuknya, jenis, instrumen evaluasi dan prosedur evaluasinya.
Mekanisme tersebut jelas menunjukkan pendekatan sistem dalam pembelajaran dengan
pengertian bahwa setiap komponen dalam pembelajaran saling berkaitan satu sama lain,
saling berinteraksi, saling berhubungan, saling terobos, dan saling ketergantungan. Uraian
diatas juga menggambarkan dengan jelas bagaimana kedudukan media dalam
pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan sistem pembelajaran.
Penggunaan media akan meningkatkan kebermaknaan (meaningful learning) hasil belajar.
Dengan demikian pemilihan media menjadi artinya dan ini menjadi alasan teoritis
mendasar dalam pemilihan media.
Pengkajian sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Gerlach dan Elly tersebut
menempatkan komponen media sebagai bagian integral dalam keseluruhan sistem
pembelajaran. Dengan demikian, secara teoritis model tersebut menjadi dasar alasan
mengapa kita perlu melakukan pemilihan terhadap media, agar memiliki keseuaian dengan
tujuan (spesification of objective), kesesuaian dengan isi (spesification of content), strategi
pembelajaran (determination of strategy), dan waktu yang tersedia (allocation of time).
2. Alasan Praktis Pemilihan Media
Alasan praktis berkaitan dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan mengapa guru
menggunakan media. Terdapat beberapa penyebab orang memilih media, dijelaskan oleh
Syarif Sadiman (1996:84) sebagai berikut:
a. Demonstration
Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah
konsep, alat, kegunaan, cara mengoperasikan dan lain-lain. Media berfungsi sebagai alat
peraga pembelajaran, misalnya seorang guru sedang menerangkan teknik mengoperasikan
Overhead Projector (OHP). Pada saat menjelaskannya menggunakan alat peraga berupa
OHP dengan cara mendemonstrasikan, guru tersebut menjelaskan, menunjukkan dan
memperlihatkan cara-cara mengoperasikan OHP.
b. Familiarity
Pengguna media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan media,
yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut, merasa sudah menguasai media
tersebut, jika menggunakan media lain belum tentu bisa dan untuk mempelajarinya
membutuhkan waktu, tenaga dan biaya, sehingga terus menerus ia menggunakan media
yang sama.
Misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan media Over Head Projector
(OHP), kebiasaan menggunakan media tersebut didasarkan alasan karena sudah akrab dan
menguasai detail dari media tersebut, meski sebaiknya guru menggunakan media yang
variatif, karena dalam konsepnya tidak ada satu media yang sempurna. Dalam arti kata
tidak ada media yang cocok untuk semua tujuan pembelajaran, semua situasi dan semua
karakteristik siswa.
c. Clarity
Alasan ketiga mengapa guru menggunakan media adalah untuk lebih memperjelas pesan
pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih konkrit. Pada praktek pembelajaran,
masih banyak guru tidak menggunakan media, metode yang digunakan dengan ceramah.
Cara seperti ini memang tidak merepotkan guru untuk menyiapkan media, cukup dengan
menguasai materi maka pembelajaran dapat berlangsung. Namun apakah pembelajaran
seperti ini akan berhasil? Cara pembelajaran seperti ini cendenrung akan menyebabkan
verbalistis atau pesan yang disampaikan guru tidak sama dengan persepsi siswa.
Misalnya guru IPA di Sekolah Dasar sedang menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup,
diantaranya makhluk hidup dapat bernapas dengan insang dan paru-paru. Jika guru tidak
mengemas materi tersebut menjadi konkrit, maka siswa yang tidak pernah melihat insang
dan paru-paru akan membayangkan bentu-bentuk lain yang tidak sesuai dengan
kenyataannya. Disinilah banyak pengguna media memiliki alasan bahwa menggunakan
media adalah untuk membuat informasi lebih jelas dan konkrit sesuai kenyataannya.
d. Active Learning
Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan guru. Salah satu aspek yang
diupayakan guru adalah siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Namun tidak selamanya
mampu membuat siswa aktif hanya dengan cara ceramah atau tanya jawab, namun
diperlukan media untuk menarik minat belajar siswa. Sebagai contoh seorang guru
memanfaatkan teknologi computer berupa CD interaktif untuk mengajarkan materi fisika.
Dengan CD interaktif, siswa lebih aktif mempelajari materi dan menumbuhkan
kemandirian belajar, guru hanya mengamati dan mereview penguasaan materi oleh siswa.
Cara seperti ini membuat siswa lebih termotivasi, terlebih kemasan CD interaktif dengan
multimedia menarik perhatian dan membuat pesan pembelajaran lebih lengkap dan jelas.

C. Kriteria Dalam Pemilihan Media Pembelajaran


1. Kriteria Umum

Secara singkat dapat dikatakan bahwa dasar pertimbangan dalam pemilihan media adalah
dapat terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran. Mc. M. Connel
(1974) dengan tegas mengatakan if the medium fits use it artinya jika media sesuai
gunakanlah. Diperlukan analisis terhadap factor-faktor yang mempengaruhi kesesuaian
media, diantaranya : tujuan pembelajaran, materi pembalajaran, karakteristik siswa,teori
pembelajaran, modalitas belajar siswa (auditif, visual dan kinestetik), lingkungan,
ketersediaan fasilitas pendukung, dan lain-lain. Secara teoritik setiap media memiliki
kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh terhadap afektifitas program
pembelajaran.

a. Kesesuaian dengan Tujuan (instructionagoals). Perlu di kaji tujuan


pembelajaran apa yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dari
kajian Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
ini bisa dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.

b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran (instructional content), yaitu bahan


atau kajian apa yang akan diajarkan pada program
pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya, dari bahan atau pokok bahasan
tersebut sampai sejauhmana kedalaman yang harus dicapai, dengan demikian kita
bisa mempertimbangkan media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan tersebut.

c. Kesesuaian dengan Karakteristik Pebelajar atau siswa. Dalam hal ini media haruslah
familiar dengan karakteristik siswa/guru. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan cirri
media yang akan digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa, baik secara kuantitatif
(jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasaan lain) dari siswa terhadap
media yang akan digunakan. Terdapat media yang cocok untuk
sekelompok siswa, namun tidak cocok untuk siswa yang lain.
d. Kesesuaian dengan teori.Pemilihan media harus didasarkan atas kesesuaian dengan
teori. Media yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap suatu media yang
dianggap paling disukai dan paing bagus, namun didasarkan atas teori yang di angkat
dari penelitian dan riset sehingga telah teruji validitasnya.
e. Kesesuaian dengan gaya belajar siswa. Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis
siswa, bahwa siswa belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa.
f. Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang
tersedia. Bagaimana bagusnya sebuah media, apabila tidak didukung oleh fasilitas dan
waktu yang tersedia, maka kurang efektif. Misalnya guru IPA merencanakan untuk
mengadakan pembelajaran dengan memanfaatkan TV Edu, tentu saja guru tersebut
harus mengalokasikan waktu yang tepat sesuai dengan jam tayang dalam TV edu
tersebut.

2. Kriteria Khusus

Sejumlah kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran yang tepat menurut
Erickson (Hidayat:2011) dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim
dari; access, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty.

a. Acces
Media yang diperlukan dapat tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan siswa
b. Cost
Media yang akan dipilih atau digunakan, pembiayaannya dapat dijangkau.
c. Technology
Media yang akan digunakan apakah teknologinya tersedia dan mudah
menggunakannya.
d. Interactivity
Media yang akan dipilih dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas.
Sehingga siswa akan terlibat (aktif) baik secara fisik, intelektual dan mental.
e. Organization
Dalam memilih media pembelajaran tersebut, secara organisatoris mendapatkan
dukungan dari pimpinan sekolah (ada unit organisasi seperti pusat sumber belajar yang
mengelola).
f. Novelty
Media yang dipilih tersebut memiliki nilai kebaruan, sehingga memiliki daya tarik bagi
siswa yang belajar.

D. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran yang Tepat

Menurut, Henich dan kawan-kawan (Arsyad Azhar, 2010:67) megajukan model


perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE.
ASSURE adalah singkatan dari Analyze learner characteristics, State objective, Select, or
modify media, Utilize, Require learner response, and Evaluate). Model ini menyarankan
enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut:

a. Analisis Learner Characteristics


Tahap pertama adalah melakukan analisis terhadap karakteristik siswa. Secaragaris
besar karakteristik siswa terbagi dua, yaitu karakteristik umum dan khusus.
b. State Objectives
Langkah selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
diharapkan tercapai. Pengkajian terhadap tujuan atau kompetensi ini akan di jadikan
pijakan untuk prosedur selanjutnya.
c. Select, Modify or Design materials.
Selanjutnya adalah kegiatan memilih media, memodifikasi media yang sudah ada
atau merancang sesuai kebutuhan.Langkah ini dilakukan sesuai dengan langkah dua di
atas yaitu penentuan tujuan/kompetensi.
d. Utilitize Materialas
Setelah media tersebut dipilih mana yang sesuai dengan karakteristik siswa, sesuai
dengan tujuan pembelajaran lalu langkah selanjutnya digunakan dalam pembelajaran
menggunakan media dalam pembelajaran perlu diperhatikan langkah-langkah
menggunakannya.
e. Require Learner respose
Selanjutnya perlu diamati bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media
tersebut.
f. Evaluate
Tahap akhir dalam pemilihan media model ASSURE adalah melakukan
evaluasi. Evaluasi pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat suatu
keputusan tentang nilai suatu objek.
Dilihat dari bentuknya, cara-cara pemilihan media dapat dikelompokkan menjadi tiga
model yaitu model flowchart yang menggunakan sistem pengguguran (atau eliminasi)
dalam pengambilan keputusan pemilihan, model matriks yang menangguhkan proses
pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi dan
model checklist yang juga menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya
dipertimbangkan. Meskipun belum ada penelitian khusus tentang hal ini, tampaknya
model checklist lebih sesuai untuk membakukan prosedur pemilihan media jadi,
model matriks lebih serasi untuk digunakan dalam pemilihan media rancangan, sedang
model flowchart dapat digunakan baik untuk menggambarkan proses pemilihan media jadi
maupun media rancangan.
Pada flowchart diatas, hal yang dijadikan sebagai masukan adalah permintaan akan
kebutuhan film tertentu (misalnya dari fakultas). Setelah melewati berbagai tahapan
pengguguran, kesimpulan akhirnya adalah membeli atau tidak. Ingat bahwa pada tahap
evaluasi, semua persyaratan atau kriteria telah dituangkan dalam format evaluasi
(kuesioner, opinioner, checklist) yang biasanya telah dibakukan.
Andensor melihat pemilihan media sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
pengembangan intruksional. Untuk keperluan itu dia membagi media dalam sepuluh
kelompok, yaitu media audio, media cetak, media cetak bersuara, media proyeksi (visual)
diam, media proyeksi dengan suara, media visual gerak, media audio visual gerak, objek,
sumber manusia dan lingkungan serta media komputer. Prosedur pemlihannya dimulai
dengan pertanyaan-pertanyaan apakah pesan intruksional. Bila pesan intruksional yang
ingin ditampilkan, apakah akan berfungsi sebagai sarana belajar (media) atau sarana
mengajar (peraga). Prosedur selanjutnya ialah menentukan strategi intruksionalnya, yaitu
apakah ingin memberikan pengalaman belajar sikap keterampilan fisik atau kognitif.
Selanjutnya kita memilih media yang sesuai untuk menentukan pilihan akhir.
Pertimbangan untuk membandingkan ini dapat dilihat misalnya dari kriteria kemudahan
diperolehnya, keluwesan pemakaiannya, kesesuaiannya dengan sumber-sumber kondisi
dan keterbatasan yang ada.
Prosedur lain untuk pemilihan media dibuat dalam bentuk matriks yang ingin melihat
kesesuaian media dengan tingkat kesulitan pengendalian oleh pemakai. Dan delanjutnya
sebagaimana telah diutarakan sebelumnya, prosedur pemilihan media ada yang dituangkan
dalam bentuk checklist. Bentuk checklist ini kadang-kadang juga disebut dengan nama
format evaluasi media
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. Media jadi (media by utilization) karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan
terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai. Sedangkan disebut media
rancangan (media by design) karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus
untuk maksud dan tujuan tertentu.
2. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media
Alasan Teoritis Pemilihan Media
Salah satu komponen utama dalam pembelajaran, selain tujuan, materi,
metode dan evaluasi, maka sudah seharusnya dalam pembelajaran guru
menggunakan media
Alasan Praktis Pemilihan Media
Alasan praktis berkaitan dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan
mengapa guru menggunakan media
3. Kriteria Dalam Pemilihan Media Pembelajaran
Kriteria Umum
Dapat dikatakan bahwa dasar pertimbangan dalam pemilihan media adalah
dapat terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran. Mc. M.
Connel (1974) dengan tegas mengatakan if the medium fits use it artinya jika
media sesuai gunakanlah. Diperlukan analisis terhadap factor-faktor yang
mempengaruhi kesesuaian media, diantaranya : tujuan pembelajaran, materi
pembalajaran, karakteristik siswa,teori pembelajaran, modalitas belajar siswa
(auditif, visual dan kinestetik), lingkungan, ketersediaan fasilitas pendukung, dan
lain-lain
Kriteria Khusus
Sejumlah kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran yang
tepat menurut Erickson (Hidayat:2011) dapat kita rumuskan dalam satu kata
ACTION, yaitu akronim dari; access, cost, technology, interactivity, organization,
dan novelty
4. Model/Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran yang Tepat
Prosedur pemlihannya dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan apakah pesan
intruksional. Bila pesan intruksional yang ingin ditampilkan, apakah akan
berfungsi sebagai sarana belajar (media) atau sarana mengajar (peraga). Prosedur
selanjutnya ialah menentukan strategi intruksionalnya, yaitu apakah ingin
memberikan pengalaman belajar sikap keterampilan fisik atau kognitif.
Selanjutnya kita memilih media yang sesuai untuk menentukan pilihan akhir.
Pertimbangan untuk membandingkan ini dapat dilihat misalnya dari kriteria
kemudahan diperolehnya, keluwesan pemakaiannya, kesesuaiannya dengan
sumber-sumber kondisi dan keterbatasan yang ada.
Dilihat dari bentuknya, cara-cara pemilihan media dapat dikelompokkan menjadi
tiga model yaitu model flowchart yang menggunakan sistem pengguguran (atau
eliminasi) dalam pengambilan keputusan pemilihan, model matriks yang
menangguhkan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh kriteria
pemilihannya diidentifikasi dan model checklist yang juga menangguhkan
keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan.
DAFTAR PUSTAKA

http://karyailmu99.blogspot.co.id/2015/12/kriteria-model-prosedur-pemilihan-media.html
http://halimatuazzahra.blogspot.co.id/2016/04/dasar-pertimbangan-pemilihan-media.html
http://yayanurhidayah.blogspot.co.id/2014/10/makalah-pemilihan-media-pembelajaran.html

Anda mungkin juga menyukai