Anda di halaman 1dari 4

PENYELIDIKAN LAPISAN BATUAN DENGAN METODE GEOLISTRIK DI WILAYAH

BALINGARA KECAMATAN AMPANA TETE KABUPATEN TOJO UNA-UNA


SULAWESI TENGAH

Badaruddin
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah

ABSTRAK
Telah dilakukan survei geolistrik hambatan jenis dengan konfigurasi Wenner sebanyak 2 titik di Desa
Balingara, Kec. Ampana Tete, Kab. Tojo Una-una Sulawesi Tengah. Pengukuran menggunakan resistivitymeter.
Pengolahan data dilakukan dengan Analisis data hasil pengukuran diolah dengan menggunakan software
Res2Dinv, selanjutnya diinterpretasi untuk memperoleh gambaran lapisan bawah permukaan dan kedalaman
perlapisan material. Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa (a) distribusi tahanan jenis baik dengan konfigurasi
wenner pada daerah penyelidikan geolistrik memiliki lapisan batuan yang sedikit bervariasi, (b) Semakin besar
nilai resisitivitasnya berarti kondisi batuan atau tanah semakin berongga, sedangkan untuk nilai resisitivitas
yang kecil menunjukkan strukturtanah semakin padat dan dapat mengalirkan arus listrik dengan lebih baik, dan
(c) Interpretasi hasil penelitian disesuaikan dengan tabel resistivitas menunjukkan nilai batuan dibawah 100 m
diduga merupakan batuan yang terdiri dari pasir, pasir lempung, sisipan lempung. Untuk nilai resistivitas diatas
100 m diduga lapisan batuan yang terdiri dari bongkah, kerakal dan kerikil.

1. PENDAHULUAN Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai


Salah satu potensi yang dimiliki desa Balingara hambatan jenislapisan batuan, dimana hasil
dalam menambah Pendapatan Asli Daerah pendugaan geolistrik ini akan memberikan
(PAD) untuk kabupaten Tojo Una-una yaitu gambaran tentang keadaan lapisan batuan
Sirtukil (pasir, batu, dan kerikil) atau lebih bawah permukaan tanah diwilayah DAS
dikenal dengan galian C yang mempunyai Balingara, seperti ketebalan, kedalaman,
kualitas yang bisa dikelolah dan tersebar sehingga diharapkan dapat membantu
dialiran sungai Balingara sampai kearah muara. perencanaan penambangan material sirtukil.

Dalam upaya pengembangan sirtukil diperlukan 2. TINJAUAN PUSTAKA


usaha mencari sumber-sumber sirtukil potensial Metode Geolistrik
di wilayah tersebut yaitu dengan melihat Metode geolistrik resistivitas merupakan
lapisan bawah permukaannya menggunakan metode geolistrik yang mempelajari sifat
metode geolistrik hambatan jenis. resistivitas (tahanan jenis) listrik dari lapisan
batuan di dalam bumi (Hendrajaya dan Idam,
Metode geolistrik hambatan jenis dikenal 1990). Pada metode ini arus listrik diinjeksikan
dengan banyak konfigurasi elektroda, ke dalam bumi melalui 2 buah elektroda arus
diantaranya adalah: konfigurasi Wenner, dan dilakukan pengukuran beda potensial
konfigurasi Schlumberger, konfigurasi Wenner- melalui 2 buah elektroda potensial. Dari hasil
Schlumberger, konfigurasi Dipol-dipol, pengukuran arus dan beda potensial listrik akan
Rectangle Line Source dan sistem gradien 3 dapat dihitung variasi harga resistivitas pada
titik (Hendrajaya dan Idam, 1990). lapisan permukaan bumi di bawah titik ukur
(Sounding point) (Apparao, 1997).
Pengukuran geolistrik hambatan jenis yang
diterapkan pada penelitian ini yaitu konfigurasi Pada metode ini dikenal banyak konfigurasi
Wenner. Analisis data hasil pengukuran diolah elektroda, diantaranya yang sering digunakan
dengan menggunakan software Res2Dinv, adalah: konfigurasi Wenner, konfigurasi
selanjutnya diinterpretasi untuk memperoleh Schlumberger, konfigurasi Wenner-
gambaran lapisan bawah permukaan dan Schlumberger, konfigurasi Dipol-dipol,
kedalaman perlapisan material. Rectangle Line Source dan sistem gradien 3
titik (Hendrajaya dan Idam, 1990).

1
Ada 2 jenis penyelidikan tahanan jenis, yaitu Sandstone(BatuPasir) 200-8.000
Horizontal Profilling (HP) dan Vertical Shales(BatuTulis) 20-2.000
Elektrical Sounding (VES) atau penyelidikan Sand(Pasir) 1-1.000
kedalaman, dengan perbedaan penampang
Clay(Lempung) 1 100
anisotropis pada arah yang horizontal dan
GroundWater 0,5300
perbedaan pendugaan anisotropis pada arah
(AirTanah)
SeaWater (AirAsin) 0,2
yang vertikal. Hasil profiling dan sounding
sering dipengaruhi oleh kedua variasi yang Magnetite(Magnetit) 0,01-1.000
vertikal dan jenis formasi listrik. Distribusi DryGravel 600-10.000
vertikal dan horizontal tahanan jenis di dalam (KerikilKering)
Alluvium(Aluvium) 10 800
volume batuan disebut penampang geolistrik Gravel(Kerikil) 100600
(Karanth, K.R, 1987).
(Sumber:Telford, 1990)

a. Sifat Kelistrikan Batuan


b. Metode Geolistrik Hambatan Jenis
Berdasarkan harga resistivitas listriknya,
Metoda geolistrik hambatan jenis adalah salah
batuan/mineral digolongkan menjadi 3
satu dari kelompok metode geolistrik yang
(Santoso, 2002), yaitu :
digunakan untuk mempelajari keadaan bawah
permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran
1. Konduktor baik : < 1.000 m listrik dalam batuan di bawah permukaan bumi.
2. Konduktor pertengahan: = 1.0005.000 Pembahasan tentang kelistrikan bumi, sesuai
m dengan sifatnya cenderung membahas sifat-sifat
3. Isolator : > 5.000 m kelistrikan bumi. Metode geolistrik hambatan
jenis merupakan metode geolistrik yang
Konduktor baik dengan nilai < 1.000 m, mempelajari sifat hambatan jenis dari lapisan
yaitu pembawa muatan bebas bergerak batuan di dalam bumi (Telford, dkk., 1990).
diseluruh bahan penghantar. Pembawa muatan Prinsip dasar metode ini adalah menginjeksikan
itu dapat memberikan tanggapan terhadap arus ke dalam tanah melalui elektroda arus dan
medan listrik yang nyaris hingga kecil dan terus mengukur harga potensial yang dihasilkan
bergerak selama muatan mendapat pengaruh melalui elektroda potensial (Bhattacharya, dkk.,
medan listrik. Konduktor pertengahan, dengan dalam Musa, 2004). Penurunan potensial yang
nilai = 1.000m - 5.000 m, yaitu terukur di permukaan bumi akibat injeksi
mempunyai sifat listrik diantara penghantar dan sumber arus mengikuti asumsi bahwa bumi
isolator. Didalam medan listrik bahan ini tersusun oleh lapisan-lapisan dalam medium
berperilaku seperti penghantar. Sedangkan homogen isotropis (Telford, dkk., 1990).
isolator, mempunyai nilai > 5.000 m, yaitu
sifat listrik yang mengalir sangat sedikit atau c. Konfigurasi Wenner
bahkan tidak sama sekali akibat pengaruh
medan listrik dari luar (Reitz, dkk., 1993). Konfigurasi wenner bertujuan untuk
Berikut ini beberapa nilai resistivitas mendeskripsikan variasi reisistivitas batuan
material-material bumi. secara vertikal dan horisontal yang mana akan
menghasilkan penampang tahanan jenis dalam
Tabel 1.Nilai resistivitas batuan 2 dimensi. Metode pengukurannya diawali
dengan melakukan pengukuran untuk spasi
Material Resistivitas (m)
tetap sebesar a pada suatu lintasan yang lurus
Pyrite(Pirit) 0,01100 (Gambar 1). Selanjutnya pengukuran diulang
Quartz(Kwarsa) 500-800.000 kembali dari titik awal lintasan dengan
Calcite(Kalsit) 12
1x10 -1x10 15 memvariasikan posisi elektroda arus, (C1,C2)
RockSalt(GaramBatu) 30 -1x1013 dan elektroda potensial (P1,P2) pada jarak spasi
Granite(Granit) 200-100.000 elektroda yang lebih besar dari spasi pertama
(na). Makin sensitif dan besar arus yang
Andesite(Andesit) 1,7x102 - 45x104
dihasilkan alat, maka semakin leluasa
Basalt (Basal) 200-100.000 memperbesar jarak spasi elektroda, sehingga
Limestone(Gamping) 500-10.000 semakin dalam pula lapisan yang dapat kita

2
amati. Faktor geometri untuk konfigurasi ini pada daerah penelitian berupa batuan
diberikan oleh persamaan: konglomerat dan batuan sandstone yang
ditemukan dibagian sebelah utara lokasi titik
K 2 a (1) pengukuran diduga berumur Miosen.

Adanya perbedaan harga hambatan jenis yang


diperoleh mencerminkan adanya perbedaan
litologi. Namun demikian, hal ini tidak
menunjukkan bahwa setiap harga hambatan
jenis mewakili satu jenis litologi. Harga
Gambar 1.Konfigurasi elektroda Wenner
hambatan jenis dari litologi merupakan harga
kisaran. Selain berdasarkan pada harga
Nilai hambatan jenis semu untuk kedua metode
resistivitasnya, untuk menduga jenis litologi
tersebut diperoleh melalui persamaan:
juga didukung oleh data geologi, hidrogeologi
V dan faktor formasi. Dengan mempertimbangkan
a K (2)
I hal-hal tersebut, maka nilai hambatan jenis
yang diperoleh diintepretasi sebagai berikut :
3. KONDISI GEOGRAFIS BALINGARA
a. Lapisan tanah penutup dengan nilai
Desa Balingara merupakan bagian dari hambatan jenis yang bervariasi, bergantung
kecamatan Ampana Tete yang terletak di pada kondisi permukaan lokasi titik duga.
sebelah Timur Kecamatan Ampana Tete, b. Lapisan dengan hambatan jenis lebih kecil
tepatnya di pesisir sebelah Selatan teluk dari (<) 100 m di duga batuan yang terdiri
Tomini.Secara geografis letak wilayah dari lempung, pasir lempung dan
Kecamatan Ampana Tete dibatasi oleh
pasir.Lapisan dengan hambatan jenis (>)
Kecamatan Ampana kota dan Ulubongka
sebelah Barat, sebelah Utara Teluk Tomini, 100 mdiintepretasikan sebagai bongkah,
bagian Timur dan Selatan berbatasan kabupaten kerakal, dan kerikil.
Banggai. Kecamatan Ampana Tete merupakan a. Interpretasi hasil penampang konfigurasi
wilayah daratan, dengan luas wilayah 796,02 wenner titik ukur 1
km2 yang secara administratif terdiri 17 desa Diperoleh gambaran tentang susunan
(BPS 2010). Dengan Batas batas wilayah lapisan bawah permukaan, titik duga
sebagai berikut: Sebelah Barat dengan desa diintepretasikan pada gambar dibawah:
longge dan Desa Sabo Timur, Sebelah Timur
dengan Desa
Batuhitam,
Sebelah Selatan
dengan
pegunungan Batu,
Sebelah Utara
dengan Teluk
Tomini.

Gambar 2. Penampang hambatan wenner titik 1.


4. HASIL PENELITIAN
Secara umum, berdasarkan nilai hambatan jenis Titik duga wenner terletak sebelah Utara
yang diperoleh bahwa secara vertikal maupun jembatan balingara (bagian atas jembatan).
lateral ditemukaan adanya lapisan yang Titik koordinat 0059'.19.4"LU dan
0
berbeda. Lapisan-lapisan di bawah permukaan 121 51'08.4BT dengan ketinggian 16m
tersebut umumnya terdapat pada satuan batuan, dpl,membentang dari arah selatan ke utara.Hasil
berdasarkan Peta Geologi, tataan stratigrafi penampang diatas menunjukkan kedalaman
batuan di wilayah Kecamatan Ampana Tete yang terdekteksi mencapai 18m bmt. Dari
desa Balingara berada pada satuan batuan bentuk penampang menunjukkan jenis batuan
sedimen tak terperinci. Batuan yang tersebar hampir merata walaupun memiliki warna

3
berbeda. Hal ini dilihat pada tabel 2.1, bahwa 2. Semakin besar nilai resisitivitasnya berarti
penampang diatas menunjukkan lapisan batuan kondisi batuan atau tanah semakin berongga,
kerakal, kerikil, Karena batuan ini bernilai sedangkan untuk nilai resisitivitas yang kecil
diatas 100 m. menunjukkan strukturtanah semakin padat
dan dapat mengalirkan arus listrik dengan
b. Interpretasi hasil penampang konfigurasi lebih baik.
wenner titik ukur 1 3. Interpretasi hasil penelitian disesuaikan
Titik ukur wenner 2 terletak sebelah utara titik dengan tabel resistivitas menunjukkan nilai
ukur 1 atau dibagian arah bawah jembatan batuan dibawah 100 m diduga merupakan
(dekat muara). Titik koordinat 0058'39.3"LU batuan yang terdiri dari pasir, pasir lempung,
dan 121051'10.6BT dengan ketinggian 1 m sisipan lempung. Untuk nilai resistivitas
dpl, membentang dari arah utara ke selatan. diatas 100 m diduga lapisan batuan yang
terdiri dari
bongkah,
kerakal dan
kerikil.

Gambar 3. Penampang hambatan wenner titik 2

Hasil penampang (Gambar 3) menunjukkan


kedalaman yang terdekteksi mencapai 18 m
DAFTAR PUSTAKA
bmt. Dari bentuk penampang menunjukkan
jenis batuan berbeda. Lapisan dekat garis pantai Apparao, A., 1997, Developments in
memiliki nilai resistivitas 20-100 (warna biru Geoelectrical Methods, A.A. Belkema,
dan biru tua), ini merupakan lapisan pasir, pasir Rotterdam.
lempung, sisipan lempung yang menebal BPS Kab. Tojo Una-Una, 2010, Kecamatan
dibagian awal bentangan sampai jarak 16 m. Ampana Tete Dalam Angka 2010, Palu.
Nilai resistivitas ini juga bisa di pengaruhi
Hendrajaya, L., dan Arif, I., 1988, Geolistrik
intrusi air laut yang masuk dicelah batuan. Dari
Tahanan Jenis, Laboratorium Fisika Bumi,
penampang lapisan ini juga berada dibawah 15
Jurusan FMIPA, ITB. Bandung.
m bmt hampir merata keseluruh penampang.
Pada lapisan dengan nilai resistivitas diatas 100 Karanth, K.R., 1987, Groundwater Assessment,
m (biru muda, hijau, kuning, coklat) di duga Development and Management. Tata
merupakan lapisan berupa bongkah, kerakal, McGraw Hill, New Delhi.
dan kerikil. Lapisan ini menebal kearah selatan Reitz R.J., Frederick J. Milfrod, dan Robert W.
atau arah jembatan dengan kedalaman 14 m Christy., 1993, Dasar Teori Listrik
bmt. Magnet, ITB, Bandung.
Santoso, D., 2002, Pengantar Teknik Geofisika,
Penerbit ITB, Bandung
5. KESIMPULAN Telford. W.M.., Sheriff, R.E., Geldart, L.P.,
nd
Berdasarkan hasil penelitian yang telah 1990, Applied Geophysics, 2 ed,
dilakukan, maka dapat disimpulan sebagai Cambridge University Press, New York.
berikut:
1. Berdasarkan distribusi tahanan jenis baik
dengan konfigurasi wenner pada daerah
penyelidikan geolistrik memiliki lapisan
batuan yang sedikit bervariasi.

Anda mungkin juga menyukai