Anda di halaman 1dari 45

Struktur dan Pola Hubungan Sosial Ekonomi Juragan dengan Buruh (Dety Sukmawati)

Struktur dan Pola Hubungan Sosial


Ekonomi Juragan dengan Buruh di
Kalangan Nelayan Pantai Utara Jawa Barat
(Studi tentang Simbiosis antara Juragan dengan
Nelayan Buruh di Pondok Bali Kecamatan Legon
Kulon Kabupaten Subang)

Dety Sukmawati*)

Abstract
The Objectives of the study were to know the performance of fishermen social
structure, in the socio economic relation between the fishermen and the owner, their
income and factors that labour fishermen worked with the owner. The study was
conducted by using survey method. The respondents were selected by simple
random sampling. The results of the study indicated that the fishermen consisted of
several groups. They were entrepreneur owner, labour owner, owner as the main job
and owner as the side-job. They worked and needed each other as ships captain,
engineer, middle-man and cooker with labourer was in a weak-position. Their
income were more than Rp. 100.000 per seaferin.
Key Word : Simbiosis, Fiherman, Owner and Labour.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran struktur sosial masyarakat nelayan di
daerah Pantura, jenis simbiosis yang terjadi dalam hubungan sosial ekonomi
juragan dengan nelayan buruh, pendapatan rumah tangga nelayan buruh dan
juragan, dan faktor-faktor apa saja yang mendorong dan menarik nelayan buruh
untuk bekerja pada juragan nelayan. Penelitian ini menggunakan metode survai.
Teknik penentuan responden dilakukan secara Simple Random Sampling (SRS).
Hasil Penelitian menunjukkan gambaran Struktur Sosial Masyarakat Nelayan di
Pantura dari beberapa juragan yang ada pada masyarakat nelayan terbagi menjadi
beberapa kelompok juragan yaitu : Juragan pengusaha , Juragan kuli, Juragan
sebagai mata pencaharian pokok, Juragan sebagai sambilan. Struktur pekerja pada
nelayan pada saat melakukan pekerjaannya di laut atau di perahu adalah :
Nakhoda, Motoris, Orang Tengah, Koki. Simbiosis yang terjadi adalah mutualisma
yakni simbiosis yang saling membutuhkan antara juragan dengan buruh dan
sebaliknya dan simbiosis mutualisma yang lebih lemah pada posisi nelayan buruh.
Tidak semua masyarakat nelayan dikatakan sebagai lapisan masyarakat yang
miskin atau lapisan bawah. Keadaan nelayan buruh pada umumnya mempunyai
pendapatan di atas Rp. 100.000,00 dalam satu kali melaut.
Kata Kunci : Simbiosis Nelayan, Juragan dan Buruh.

*)
Dosen Universitas Winaya Mukti
50
Jurnal Kependudukan Padjadjaran, Vol. 10, No. 1, Januari 2008 : 50 - 63
Pendahuluan desa dan hubungan timbalbalik
Usaha perikanan merupakan antara manusia dan sekitarnya
upaya pemanfaatan sumber hayati memberikan ciri khas kehidupan di
guna dimanfaatkan bagi kepentingan desa. Kegiatan sosial yang timbul
hidup masyarakat. Berdasarkan dalam lingkungan desa biasanya
kegiatannya usaha perikanan dapat berkisar tentang kehidupan sehari-
dibedakan menjadi dua kelompok hari sekitar desa dan terikat erat
yaitu budidaya perikanan darat dan dengan prinsip-prinsip hubungan
perikanan laut terutama tangkapan. kekerabatan. Kondisi sosial ekonomi
Ada pomeo di kalangan nelayan akan berdampak pada perubahan
bahwa orang kaya di pesisir pendapatan, kesempatan kerja, pola
sebenarnya tidak dapat kaya jika tidak tenaga kerja dan sebagainya
ada orang miskin. Ungkapan ini (Mubyarto, 1992).
mengabsahkan peranan nelayan Wilayah Pantai Utara Jawa
buruh yang begitu besar dalam Barat atau lebih dikenal sebagai
mencari ikan di laut. Keberhasilan Pantura, merupakan salah satu
mereka turut menyumbang kekayaan sentra produksi perikanan laut.
dan penumpukan harta benda orang- Penduduk yang berumur 15 tahun
orang kaya. ke atas yang bekerja pada sektor
Hubungan atau jaringan kerja Perikanan di Kabupaten Subang
di antara golongan penduduk baik 5.760 orang, Peternakan 4.010,
menurut usia atau jenis kelamin dan Pertanian tanaman pangan 285.090
juga di antara berbagai lapisan orang, Perkebunan 10.361 orang
masyarakat yang terlibat di bidang dan pertanian lainnya 28.01 orang
usaha perikanan bisa diibaratkan (Sensus penduduk,2000). Di Kabu-
sebagai suatu jaring laba-laba yang paten Subang terdapat beberapa
saling berkaitan. Jaring yang daerah nelayan di Pantai Pondokbali
terkonsentrasi memiliki satu fokus Kecamatan Legonkulon, dan
atau tujuan, yakni menjual Kelapa-Kelapa. Dengan adanya
tangkapan ikan ke pasaran atau daerah nelayan, diharapkan potensi
konsumen, baik di pasar atau alam khususnya potensi laut yang
daerah lain (Mubyarto, 1984). terdapat di Kabupaten Subang
dapat meningkatkan kesejahteraan
Menurut Sajogyo dan Pudjiwati para nelayan.
(1982), ada dua prinsip yang saling
melengkapi, yang membagi masya- Pantai Pondokbali Kecamatan
rakat desa ke datam dua kelompok Legonkulon sebagai salah satu sentra
sosial yang pada dasarnya berbeda. daerah nelayan di Kabupaten Subang
Kedua prinsip itu adalah di satu bahkan Jawa Barat mata pencaharian
pihak mengabdi dan di lain pihak sebagian besar pendu-duknya adalah
meme-rintah atau memperabdi. nelayan. Berdasarkan kedudukannya,
Selanjut-nya atas dasar kedua nelayan yang terdapat di wilayah
prinsip ini, maka masyarakat desa tersebut terbagi menjadi dua yaitu
dapat dibagi ke dalam kelompok nelayan yang mempunyai alat - atat
petani dan buruh. produksi untuk menangkap ikan
seperti perahu, yang biasanya disebut
Kehidupan masyarakat desa
sebagai juragan, dan nelayan buruh
pada umumnya tidak dapat dipisahkan
yaitu nelayan yang hanya memiliki
dengan ekosistemnya. Hubungan
sumber
kekerabatan antara warga
51
Struktur dan Pola Hubungan Sosial Ekonomi Juragan dengan Buruh (Dety Sukmawati)
daya jasa tenaga dan dimanfaatkan Kecamatan Legonkulon Kabupaten
untuk bekerja sebagai buruh pada Subang.
pemilik perahu (juragan).
Nelayan buruh yang hanya
memiliki sumber daya jasa tenaga
sangat membutuhkan akan keterse- Perumusan Masalah
diaan fasilitas untuk mendukung Berdasarkan uraian pada latar
keberlangsungan operasi penang- belakang, maka dapat diidentifikasi
kapan ikan di laut guna memenuhi masalah sebagai berikut:
kebutuhannya. Sarana perahu atau 1. Bagaimana gambaran struktur
kapal yang ada di Daerah Pantura sosial masyarakat nelayan di
dewasa ini didominasi oleh para Daerah Pantura.
juragan. Dalam menjalankan pe-
2. Jenis simbiosis bagaimanakah
rahu atau kapal yang dimilikinya
yang terjadi dalam hubungan
tersebut para juragan mempekerja-
sosial ekonomi juragan dengan
kan para nelayan buruh yang ada di
nelayan buruh.
wilayah tersebut.
4. Berapa pendapatan rumah
Fenomena awal menunjukkan tangga nelayan buruh dan
adanya hubungan antara juragan juragan.
dan nelayan buruh pada masyarakat
nelayan di Pantai Pondokbali 3. Faktor-faktor apa saja yang
merupakan suatu hubungan timbal mendorong dan menarik nelayan
balik. Hubungan timbal balik yang buruh untuk bekerja pada
terjadi adalah juragan mempunyai juragan nelayan.
sarana dalam hal ini perahu, dan
sarana tersebut tidak bisa
beroperasi tanpa ada nelayan buruh
yang mengoperasikannya. Metode Penelitian
Para juragan kapal membutuh- Metode yang digunakan adalah
kan tenaga nelayan buruh untuk metode survei, metode survei
mengoperasikan sarananya se- adalah penyelidikan yang diadakan
hingga dapat menghasilkan keun- untuk memperoleh fakta-fakta dan
tungan bagi juragan tersebut. Begitu gejala-gejala yang ada dan mencari
juga dengan nelayan buruh mem- keterangan-keterangan secara fak-
butuhkan sarana untuk menunjang tual (Moh. Nazir.1988).
mata pencahariannya sebagai Variabel yang diteliti adalah :
nelayan, sehingga mendapatkan 1. Gambaran struktur sosial
penghasilan untuk memenuhi masyarakat nelayan di Daerah
kebutuhan hidupnya. Namun sejauh Pantura.
mana simbiosis tersebut apakah
2. Pola simbiosis pada hubungan
mutualistis, komensalis, atau
sosial ekonomi juragan- nelayan
justru parisitis.
buruh
Bertitik tolak dan hal tersebut di
3. Faktor-faktor yang mendorong
atas, perlu kiranya diteliti struktur dan menarik nelayan buruh untuk
dan Pola Hubungan Sosial Ekonomi bekerja pada juragan nelayan.
Juragan dengan Buruh di Kalangan
Nelayan di wilayah Pantai Utara
khususnya di Pantai Pondokbali
52
Jurnal Kependudukan Padjadjaran, Vol. 10, No. 1, Januari 2008 : 50 - 63
Populasi dan Sampel Penelitian 2. Setelah ukuran sampel di-
Penetapan Desa Legonkulon peroleh, selanjutnya responden
sebagai daerah penelitian ditetapkan ditentukan secara acak
secara purposive (sengaja) dengan berdasarkan sampling frame.
pertimbangan bahwa desa tersebut Berdasarkan perhitungan diperoleh
merupakan wilayah administratif ukuran sampel nelayan di Desa
Pondokbali. Nelayan yang beroperasi Legonkulon adalah sebanyak :
di Pondokbali adalah nelayan yang
mayoritas bermukim di Desa
n 108 52 orang
Legonkulon, karena Pondokbali 108 x (0,1) 2 1
adalah daerah pantai yang merupakan
Responden juragan nelayan
bagian dari Desa Legonkulon
ditetapkan secara penelusuran,
Kecamatan Legonkulon Kabupaten
dalam arti penetapan juragan
Subang. Setelah ditetap-kan wilayah
dimulai dari menanyakan dahulu
penelitian, langkah berikutnya adalah
kepala nelayan buruh, kepada siapa
menetapkan responden dari pihak
mereka bekerja. Berdasarkan data
nelayan. Dari pihak nelayanlah
yang diperoleh dari nelayan buruh,
kemudian ditelusuri siapa yang
maka ditetapkan juragan nelayan 52
menjadi juragan mereka. Dengan
orang sebagai responden.
demikian ada keterkaitan antara
responden nelayan dengan pihak
juragan. Jenis, Sumber dan
Populasi dalam penelitian ini Cara Pengumpulan Data
adalah nelayan yang menjadi Data primer diperoleh hasil
nelayan buruh di Pondokbali wawancara dengan responden dan
Kecamatan Legonkulon Kabupaten atau pengisian kuisioner oleh
Subang dan bukan nelayan responden, dan observasi terhadap
mandiri yang berjumlah 108 orang. aktivitas nelayan buruh serta
Adapun teknik penentuan juragan.nelayan. Data sekunder
responden dilakukan secara Simple dilakukan secara observasi terhadap
Random Sampling (SRS), dengan berbagai literatur dan sumber
langkah-langkah sebagai berikut : lainnya yang merupakan data yang
1. Menentukan besamya ukuran telah siap analisis.
sampel ditentukan formulanya Teknik pengumpulan data
menurut Yamane (dalam Rahmat, primer diperoleh dan hasil wawan-
1997) yakni sebagai berikut: cara dengan responden, serta
N menggunakan alat bantu berupa
beberapa pertanyaan kunci (inter-
n = ----------------------
view guide), sedangkan pendalaman
N.d2 + 1 terhadap masalah-masalah yang
spesifik digunakan alat bantu berupa
Keterangan: kuisioner yang telah ditentukan
n = Ukuran sampel sebelumnya.
N = Ukuran populasi petani Teknik Analisis
nelayan buruh = 108 orang
d = Batas toleransi kesalahan yaitu
1. Gambaran struktur sosial
10%
masyarakat nelayan. Pola sim-
53
Struktur dan Pola Hubungan Sosial Ekonomi Juragan dengan Buruh (Dety Sukmawati)
biosis pada hubungan sosial 3. Juragan sebagai mata penca-
ekonomi juragannelayan buruh, harian pokok adalah juragan
dan faktor pendorong dan yang memperoleh pendapatan
penarik nelayan buruh di Daerah keluarganya hanya dari
Pondokbali untuk bekerja pada kedudukannya sebagai juragan.
juragan, dianalisis secara des- 4. Juragan sebagai sambilan
kriptif dengan menggambarkan adalah merupakan pekerjaan
melalui model hubungan antara sampingan juragan tersebut
nelayan buruh dengan juragan, dalam menambah pendapatan
serta tabulasi data yang keluarganya. Pada umumnya
mendukung analisis tersebut. yang menjadi juragan ini adalah
2. Pendapatan rumah tangga Pegawai Negeri Sipil (PNS).
nelayan buruh dan juragan Struktur pekerja pada nelayan
digambarkan dalam analisis : pada saat melakukan pekerjaannya
I=RC di laut atau di perahu adalah :
I = income (pendapatan) 1. Nahkoda, yaitu mempunyai
R = Revenue (penerimaan) tanggung jawab atas jalannya
C = Cost (Biaya) operasi penangkapan ikan, yang
Revenue = memegang kepemimpinan atas
Quantity (Ton) x Price (Rp) anak buah kapal yang
Cost = dibawanya, dan merupakan
Fixed Cost + Variable Cost tangan kanan dari juragan di
mana dia bekerja. Nakhoda
Fixed Cost =
bertindak selaku kapten kapal.
Biaya tetap (Rupiah/Tahun)
2. Motoris yaitu orang yang
Variable Cost =
bertanggungjawab alas mesin
Biaya variabel (Rp/Tahun)
dari perahu tersebut.
3. Orang tengah yaitu orang yang
Hasil dan Pembahasan bekerja menarik jaring bergantian.
Gambaran Struktur Sosial 4. Koki atau dapur yaitu orang yang
Masyarakat Nelayan di Pantura bekerja menyiapkan makanan.
Dari beberapa juragan yang Peranan juragan adalah me-
ada pada masyarakat nelayan laksanakan hak dan kewajiban
terbagi menjadi beberapa kelompok sebagaimana mestinya yaitu:
juragan yaitu membayar upah sesuai pekerjaan
1. Juragan pengusaha adalah yang dilakukannya, memberikan
juragan yang mempunyai perahu ikatan pinjaman kepada keluarga
banyak (Lebih dari 5 unit perahu) nelayan buruh yang bekerja pada
dan dalam pengelolaannya se- dirinya, membayar tunjangan kepada
perti layaknya seorang pengu- anak buah yang tidak melakukan
saha. pekerjaan akibat ke-celakaan pada
saat melaut, mengatur pekerjaan dan
2. Juragan kuli adalah juragan yang
memberi-kan jaminan sosial. Di pihak
mempunyai perahu tetapi pada
lain hak dari juragan adalah memper-
saat melaut, yang menjadi
oleh hasil dari pekerjaan yang telah
nahkodanya adalah pemilik
ditentukan oleh juragan tersebut.
perahu (juragan) itu sendiri.
Petani nelayan yang mempunyai
54
Jurnal Kependudukan Padjadjaran, Vol. 10, No. 1, Januari 2008 : 50 - 63
kedudukan sebagai nelayan buruh kapal dapat mencapai kedudukan
mempunyai kewajiban melakukan sebagai juragan yang merupakan
pekerjaan menurut petunjuk juragan, lapisan teratas jika mereka
dan memperoleh hak dari apa yang mempunyai etos kerja yang tinggi.
ia kerjakan. Pada masyarakat nelayan ke-
Kedudukan sebagai juragan yang dudukan seorang juragan, terutama
telah dimiliki oleh petani nelayan juragan pengusaha mempunyai
adalah kedudukan yang dicapai kedudukan yang paling tinggi baik
dengan usaha-usaha yang disengaja, pada saat membawahi anak buah
yaitu melalui usaha yang gigih atau kapal yang baru tiba dari melaut
ulet, akan tetapi kedu-dukan ini maupun dalam struktur sosial pada
bersifat terbuka bagi siapa saja masyarakat nelayan pada umumnya.
bergantung dari kemampuan masing- Untuk lebih jelasnya mengenai
masing dalam mengejar serta gambaran struktur stratifikasi sosial
mencapai tujuan-tujuannya. Tidak pada masyarakat nelayan dapat dilihat
menutup kemungkinan bagi seorang pada Gambar berikut.
nahkoda maupun anak buah
Gambar 1
Struktur Stratifikasi Sosial Pada Masyarakat Nelayan

Lapisan Atas
1 Juragan
pengusaha

2 Juragan sebagai mata


pencaharian pokok

3
Juragan sebagai sambilan

4 Juragan sebagai kuli


Kelompok masyarakat berkemampuan
5 professional (nakhoda, juru masak, dsb)

Kelompok masyarakat perajin industri kecil /


6 menengah

7
Kelompok nelayah buruh
Lapisan Bawah
55
Struktur dan Pola Hubungan Sosial Ekonomi Juragan dengan Buruh (Dety Sukmawati)
Dalam struktur sosial masya- inilah yang paling mempunyai
rakat nelayan, para juragan kesempatan untuk menyampai-
memegang peranan penting dalam kan pendapat dan inisiatifnya.
mengendalikan perekonomian ne- 2. Lapisan 5 dan 6 adalah seke-
layan. Keputusan untuk melaut atau lompok orang yang mempunyai
tidak tergantung kepada juragan. Ini kemampuan profesional adalah
berarti ketersediaan ikan di TPI mereka yang hanya memiliki
dipengaruhi oleh para juragan tadi. cadangan pangan saja. Pada
Sementara Nakhoda dan lainnya golongan ini mereka masih
hanya para pelaksana. Ketersediaan mudah menyampaikan pendapat
ikan berpengaruh terhadap kelompok dan inisiatif, asal kepentingan
perajin industri kecil/menengah mereka terpenuhi dan diberikan
terutama industri rumah tangga yang kesempatan.
mengolah ikan, seperti ikan asin dan
3. Nelayan Buruh (lapisan 7) adalah
terasi. Berproduksi tidaknya ke-
mereka yang tidak memiliki baik
lompok ini tergantungg kepada
modal, cadangan pangan
penyediaan bahan baku dari nelayan
maupun pengembangan usaha.
hasil melaut. Pengadaan baku dari
Pada golongan ini banyak
luar sulit dilakukan karena harga yang
diantara mereka yang berada di
diterima para perajin akan lebih mahal
bawah garis kemiskinan.
dibandingkan hasil nelayan lokal.
Modal yang digunakan oleh
juragan untuk perbekalan pada saat
Dalam percaturan elit desa
melaut, pada umumnya meminjam
memegang peranan penting dalam
di KUD Mina, yang
keputusan-keputusan yang diambil
pengembaliannya setelah tiba dari
di desa. Dalam beberapa pertemuan
melaut. Modal perbekalan yang
yang melibatkan mereka, suara para
diberikan KUD Mina kepada juragan
juragan ini didengar baik oleh
tersebut berdasarkan ukuran perahu
pamong desa maupun oleh masya-
yang digunakan untuk melaut yaitu :
rakat terutama masyarakat nelayan.
Dari gambaran tersebut dapat 1. Perahu besar (25 - 50 GT) : 8 -
dirasakan betapa ketergantungan 15 juta ke atas
masayarat nelayan terhadap para 2. Perahu sedang (15 - 20 GT) : 5 -
juragan begitu tinggi. 8 juta
Masyarakat nelayan jika 3. Perahu kecil (3 - 10 GT) : 3 - 5
dilihat dari stratifikasi sosial yang juta
ada didasarkan atas kemampuan Akses ke permodalan yang
ekonomi. Ada ciri-ciri tersendiri dari besar kebanyakan hanya ada pada
kelompok sosial yang ada pada lapisan juragan, sedangkan untuk
stratifikasi tersebut selain yang nelayan kecil cukup sulit untuk
telah dikemukakan. Ciri-ciri mengakses modal yang begitu
terscbut adalah sebagai berikut : besar, mengingat kemampuan yang
1. Juragan (lapisan 1 sampai 4) ter-batas.
adalah lapisan elit yang selain Dalam hubungan timbal balik
memiliki cadangan pangan juga antara juragan dengan nelayan buruh
memiliki modal cadangan pada masyarakat nelayan masih
pengembangan usaha. Golongan terdapat beberapa kekurangan
56
Jurnal Kependudukan Padjadjaran, Vol. 10, No. 1, Januari 2008 : 50 - 63
dari kedua pihak. Nelayan yang bagian dan hasil ikan tersebut di
mempunyai kedudukan sebagai tempat pelelangan ikan yang lain,
juragan mempunyai kewajiban sehingga hal ini dapat merugikan
memberikan jaminan sosial dan juragan. Terhadap kerugian yang
pembayaran tunjangan kepada anak diterima akibat dari ketidak jujuran
buah yang tidak melakukan yang dimiliki oleh anak buah kapal
pekerjaan akibat kecelakaan. Tetapi dan nahkoda, juragan tidak
kebanyakan juragan tidak melaku- melakukan tindakan apa-apa karena
kannya, karena mereka mempunyai juragan tersebut mempunyai
pemikiran walaupun dari beberapa pemikiran pasti akan ada balasannya
kewajiban yang harus dilakukan sendiri dari apa yang dilakukannya.
tidak dilaksanakan pasti nelayan
buruh yang ada tetap mau bekerja Dasar hubungan kekuasaan
padanya, karena nelayan ini juragan adalah kemampuan
mempunyai ketergantungan yang ekonomi yang dimilikinya, dan
tinggi kepada juragan dalam sebaliknya nelayan buruh tidak
memenuhi kebutuhan hidup untuk memiliki ke-mampuan ekonomi
keluarganya. karena itu nelayan buruh membalas
jasa dengan memberikan pelayanan
Selain adanya pemikiran tidak dan kesetiannya kepada juragan.
amanah yang dimiliki para juragan, Unsur timbal balik ini merupakan ciri
juga didukung kondisi keadaan dan utama yang membedakan hubungan
nelayan buruh yang tidak memiliki juragan-nelayan buruh .
posisi tawar. Lemahnya posisi tawar
disebabkan rendahnya tingkat Perbedaan status sosial ini tidak
pendidikan yang dimiliki oleh menimbulkan jarak sosial antar
nelayan buruh, sehingga mereka lapisan , karena acuan kehidupan
sulit mencari alternatif pekerjaan bermasyarakat yang dianut adalah
selain menjadi buruh nelayan, didasarkan pada norma-norma dan
padahal dilihat dari risikonya pada nilai-nilai yang merupakan prioritas
saat melaut cukup tinggi. Bagi utama cara mereka bertindak dan
nelayan buruh resikonya adalah bermasyarakat dalam lingkungannya.
nyawa sedangkan bagi juragan Namun demikian karena kesenjang-an
resikonya hanya ekonomi. sosial yang sangat jauh berbeda
kadang menyebabkan intraksi sosial
Nelayan yang mempunyai jarang terjadi terutama antara istri
kedudukan sebagai nelayan buruh juragan dan istri buruh.
yang mempunyai kedudukan untuk
melakukan pekerjaan menurut
petunjuk juragannya, terkadang Simbiosis dalam Hubungan
dalam melakukan pekerjaan pada Sosial Ekonomi Juragan
saat melaut ada anak buah kapal
Dengan Nelayan Buruh
dan nahkoda yang tidak mempunyai
sifat jujur dalam melaporkan hasil Dari berbagai uraian yang telah
ikan pada saat melaut. Sebelum dikemukakan dapat disimpulkan
perahu itu datang ke tempat bahwa simbiosis yang terjadi adalah
pelelangan ikan, anak buah kapal mutualisma yakni simbiosis yang
dan nahkoda menjual beberapa saling membutuhkan antara juragan
terhadap buruh dan sebaliknya.
57
Struktur dan Pola Hubungan Sosial Ekonomi Juragan dengan Buruh (Dety Sukmawati)
Namun mengingat jumlah nelayan mempunyai tanggungan keluarga,
buruh lebih besar dengan tingkat kalaupun ada yang menjadi
ketergantungan kepada juragan yang tanggungannya tidak lebih dari dua
tinggi, maka sesungguhnya simbiosis orang. Jika dibandingkan antara
mutualisma yang terjadi adalah responden yang sudah berkeluarga
simbiosis mutualisma yang lebih dengan yang belum berkeluarga
lemah pada posisi nelayan buruh. biasanya hampir sama, bahkan bagi
yang belum berkeluarga bisa lebih
Sesungguhnya dari lapisan sosial
besar dari pada yang sudah
tersebut juragan sangat membutuhkan
berkeluarga. Penyebab terjadinya
nelayan buruh seba-gai operator di
tingkat pengeluaran bagi responden
lapangan agar alat produksi yang
yang belum menikah lebih besar dari
dimiliki juragan dapat bekerja
pada responden yang sudah menikah
sehingga memberikan hasil. Nelayan
adalah penggunaan lebih cenderung
buruh membutuhkan juragan karena
digunakan untuk memenuhi
merekalah yang memiliki akses ke
kebutuhan hidup yang sifatnya bukan
faktor-faktor produksi. Sesungguhnya
kebutuhan pokok maupun sekunder.
pola patron-client yang biasanya
Uang yang diperoleh dari hasil melaut
terdapat pada struktur sosial
oleh responden yang belum menikah
masyarakat petani dan nelayan
terkadang ada di antara mereka yang
ternyata telah bergeser menjadi
digunakan untuk berfoya-foya dan
hubungan kerjasama majikan-buruh
hiburan seperti dalam peringatan hari
atas dasar upah.
Kemerdekaan Republik Indonesia
atau 17 Agustusan, pesta laut dan
pesta orang hajatan.
Pendapatan Nelayan
Buruh dan Juragan
Hiburan rakyat seperti dongbret
Dilihat dari pola konsumsi , sangat digemari oleh masyarakat
pendapatan yang diperoleh rumah nelayan pantura. Para penari
tangga digunakan untuk memenuhi dongbret diiringi lagu dangdut
keinginan-keinginan dan kebutuhan mengundang penonton untuk ikut
yang harus dipenuhi, dengan menari dengan imbalan sejumlah
demikian pendapatan yang diterima uang bagi para penari tersebut.
akan dialokasikan pada berbagai Hiburan seperti ini tidak kaya tidak
kebutuhan. Berdasarkan penelitian, miskin masyarakat terutama para
pendapatan yang diperoleh rumah nelayan ikut menikmati hiburan
tangga sebagian besar digunakan tersebut.
untuk konsumsi, bahkan bagi rumah
Masyarakat nelayan yang dika-
tangga yang pendapatannya rendah
takan sebagai lapisan masyarakat
seluruh pendapatan yang diterima
miskin, berdasarkan penelitian
digunakan untuk konsumsi. Pada
temyata tidak semua dikatakan
rumah tangga ada kecendenrungan
sebagai lapisan masyarakat yang
semakin tinggi pendapatan suatu
miskin atau lapisan bawah. Keadaan
rumah tangga, maka semakin besar
nelayan buruh yang dijadikan
tingkat pengeluaran untuk konsumsi.
sebagai responden dalam penelitian
Tingginya tingkat pengeluaran pada umumnya mempunyai tingkat
yang digunakan untuk konsumsi pendapatan di atas Rp. 100.000,00
terlihat sekali pada responden yang dalam satu kali waktu melaut,
belum menikah sehingga tidak
58
Jurnal Kependudukan Padjadjaran, Vol. 10, No. 1, Januari 2008 : 50 - 63
bahkan ada yang mencapai jutaan pada juragan nelayan secara umum
rupiah apabila sedang musim ikan disebabkan oleh adanya faktor
dan keadaan rumah yang dimilikinya pendorong dan faktor penarik. Faktor
juga sudah permanen. Meskipun pendorong diartikan sebagai suatu
pendapatan yang diperoleh pada keadaan yang mendorong petani
saat melaut cukup besar namun hal nelayan untuk melakukan pekerjaan
itu tidak besifat tetap sebagai mana sebagai nelayan buruh yang
halnya pegawai negeri. Jika disebabkan karena keberadaan status
keberuntungan tidak dimiliki pada sosial yang dimiliki oleh petani
saat melaut bisa sampai terjadi nelayan. Berdaya tidaknya sese-orang
nelayan tersebut tidak memperoleh dalam kehidupan bermasya-rakat,
pendapatan karena hasil melaut dalam kenyataannya akan banyak
tersebut hanya dapat digunakan ditentukan dan dipengaruhi oleh
untuk membayar perbekalan yang determinan sosial budayanya seperti
digunakan pada saat melaut. posisi status dan wawasan yang
Pola pengeluaran konsumsi yang dimilikinya.
dilakukan oleh nelayan buruh pada Faktor penarik diartikan sebagai
umumnya apabila memperoleh suatu keadaan nelayan buruh melihat
pendapatan dari hasil melaut segala kemungkinan kesempatan kerja yang
kebutuhannya terpenuhi dan pola diberikan oleh juragan nelayan
makan pun lebih istimewa. Biasanya, kepada nelayan buruh. Jadi secara
hal ini disebabkan mereka mem- umum seorang nelayan buruh mau
punyai pemikiran bahwa mencari uang bekerja pada juragan nelayan karena
dengan pekerjaan melaut tersebut adanya dorongan pada individu yaitu
lebih mudah. Hal ini ter-cermin motif ekonomi dengan melakukan
dengan ungkapan "Sekarang pergi pekerjaan sebagai nelayan buruh
melaut besok pasti dapat uang". Tidak yang bekerja pada juragan nelayan
ada minat dari nelayan buruh tersebut yang diharapkan dapat memperoleh
untuk menabung. pendapatan guna memenuhi
Jika nelayan buruh tidak kebutuhan hidupnya.
memperoleh pendapatan dari hasil Faktor pendorong nelayan
melaut mereka dapat menyesuaikan buruh untuk bekerja pada juragan
dengan menerima apa adanya. Hal nelayan adalah faktor kebutuhan
ini merupakan suatu keunikan yang hidup dan SDM yang rendah.
dimiliki oleh rumah tangga nelayan Dengan adanya faktor pendorong
buruh, dalam pola pengeluaran kebutuhan hidup dan SDM yang
konsumsi. Sangat jarang nelayan rendah merupakan aspek sosial,
buruh yang melakukan saving yang melatar belakangi nelayan
ataupun investasi, sehingga sedikit buruh mau bekerja sebagai nelayan
sekali dari kelas nelayan buruh yang buruh pada juragan nelayan.
berhasil bangkit menjadi juragan. Bertahannya petani nelayan
bekerja pada juragan nelayan
Faktor-Faktor yang Mendorong sebagai nelayan buruh disebabkan
dan Menarik Nelayan Buruh mencari pekerjaan selain sebagai
nelayan buruh memerlukan per-
untuk Bekerja pada Jurangan
syaratan cukup rumit, terutama jika
Alasan yang menyebabkan dilihat dari segi pendidikan yang
tcrjadinya nelayan buruh bckerja dimiliki oleh nelayan buruh relatif
59
Struktur dan Pola Hubungan Sosial Ekonomi Juragan dengan Buruh (Dety Sukmawati)
rendah. Sedangkan untuk menjadi nelayan buruh.
nelayan buruh cukup dengan Faktor penarik nelayan buruh
kemauan, tenaga dan sifat kejujuran. untuk bekerja pada juragan nelayan
Sistem kekerabatan merupakan yang paling banyak adalah faktor
faktor pendorong nelayan buruh sistem upah, ikatan pinjaman dan
untuk bekerja pada juragan nelayan pembagian hasil. Faktor penarik
terutama bagi nelayan pemula yaitu sistem upah, ikatan pinjaman dan
orang yang baru atau pertama kali pembagian hasil tersebut merupa-
melakukan pekerjaan sebagai kan aspek ekonomi yang mendasari
nelayan buruh. Hal ini biasa terjadi terjadinya hubungan sosial ekonomi
pada anak-anak, karena kalau juragan dengan nelayan buruh.
bekerja pada juragan yang tidak ada Sistem upah yang diberikan
hubungan kekerabatan takut tidak kepada nelayan buruh sesuai dengan
terpakai. Selain itu sistem kekera- Sistem bagi hasil yang telah
batan nelayan buruh yang bekerja ditentukan sebelumnya antara juragan
pada juragan yang masih mem- dengan nelayan buruh. Upah yang
punyai hubungan kekerabatan diberikan juragan kepada nelayan
adalah sebagai anak buah kapal buruh harus sesuai dengan
(ABK) yang setia untuk mengabdi pekerjaannya pada saat melaut. Bagi
pada juragannya. Jika tidak ada nelayan yang mempunyai kedudukan
hubungan kekerabatan, dengan pada saat melaut sebagai nahkoda
sangat mudah nelayan buruh mendapatkan dua bagian sedangkan
meninggalkan juragannya untuk anak buah kapal satu bagian. Untuk
berpindah ke juragan yang lainnya. lebih jelasnya mengenai sistem bagi
Keahlian yang dimiliki oleh hasil yang digunakan juragan res-
nelayan buruh merupakan salah ponden dapat dilihat pada Tabel 1.
satu faktor yang mendorong nelayan Ikatan pinjaman yang diberikan
buruh untuk bekerja pada juragan juragan kepada nelayan buruh
nelayan. Keahlian dalam bidang merupakan suatu faktor penarik bagi
kenelayanan yang dimiliki akan nelayan buruh untuk bekerja pada
mempengaruhi kedudukan seorang juragan. Ikatan pinjaman diberikan
nelayan buruh pada saat melaut. juragan kepada nelayan buruh pada
Karena keahlian yang dimiliki saat nelayan buruh tersebut akan
nelayan buruh hanya dalam bidang pergi melaut diberikan oleh juragan
kenelayanan maka mereka hanya berupa uang yang digunakan oleh
mau bekerja pada juragan nelayan istri nelayan buruh untuk memenuhi
sebagai nelayan buruh. kebutuhan keluarga pada saat
Menjelaskan mengenai faktor suaminya sedang melaut.
penarik nelayan buruh bekerja pada Kepercayaan yang diberikan juragan
nelayan juragan adalah kelebihan kepada nelayan buruh merupakan
yang dimiliki oleh juragan nelayan salah satu penarik nelayan buruh
tersebut. Faktor penarik yang diguna- untuk bekerja pada juragan tersebut,
kan oleh juragan agar nelayan buruh terutama bagi nelayan buruh yang
mau bekerja adalah sistem upah yang sudah lama bekerja. Dengan
diberikan pada pembagian hasil, adanya kepercayaan yang diberikan
ikatan pinjaman, kepercayaan yang juragan ini maka nelayan buruh
diberikan dan bonus yang diberikan tersebut makin semangat untuk
oleh juragan kepada bekerja pada juragan.
60
Jurnal Kependudukan Padjadjaran, Vol. 10, No. 1, Januari 2008 : 50 - 63

Tabel 1
Sistem Bagi Hasil Juragan - Nelayan Buruh
Potongan untuk Jumlah Persentase
No. Sistem Bagi hasil Perbaikan Kapal (Orang) (%)
(%)
1. 60 % untuk juragan, 40 % untu - 18 34,62
nakhoda dan ABK
2. 50% untuk juragan, 50 % untuk - 10 19,23
nahkoda dan ABK
3. 50% untuk juragan, 50 % untuk 20 4 7,70
nahkoda dan ABK
4. 50% untuk juragan, 50 % untuk 15 8 15,38
nahkoda dan ABK
5. 50% untuk juragan, 50 % untuk 10 9 17,30
nahkoda dan ABK
6. 50% untuk juragan, 50 % untuk 5 3 5,77
nahkoda dan ABK
Jumlah 52 100,00
Selain ikatan pinjaman dan dapat memperoleh kedudukan
kepercayaan juga bonus yang yang lebih baik pada saat melaut
diberikan juragan kepada nelayan yaitu dari ABK menjadi nahkoda.
buruh merupakan salah satu faktor 3. Masih mempunyai hutang pada
penarik yang diberikan juragan agar juragan dan adanya kebutuhan
nelayan buruh tetap bekerja pada bersama.
juragan. Bonus juragan kepada
nelayan buruh biasanya berupa
pakaian waktu menjelang lebaran, Kesimpulan
pada waktu upacara laut (nadran) 1. Gambaran Struktur Sosial
dan hasil dari melaut mendapatkan Masyarakat Nelayan di Pantura
bagian lebih dari ukuran maksimum. Dari beberapa juragan yang ada
Selain adanya faktor pada masyarakat nelayan terbagi
pendorong dan penarik bagi nelayan menjadi beberapa kelompok
buruh untuk bekerja pada juragan, juragan yaitu :
nelayan buruh juga mempunyai a. Juragan pengusaha adalah
beberapa alasan lain untuk bekerja juragan yang mempunyai
pada juragan yaitu : perahu banyak (Lebih dari 5
1. Adanya hak untuk ABK jika ada unit perahu) dan dalam
bantuan dari KUD, seperti dana pengelolaannya seperti la-
paceklik. yaknya seorang pengusaha.
2. Karena sudah lama bekeja dan b. Juragan kuli adalah juragan
telah diberi kepercayaan maka yang mempunyai perahu
akan ada kemungkinan untuk tetapi pada saat melaut,
61
Struktur dan Pola Hubungan Sosial Ekonomi Juragan dengan Buruh (Dety Sukmawati)
c. yang menjadi nahkodanya 2. Simbiosis yang terjadi adalah
adalah pemilik perahu mutualisma yakni simbiosis yang
(juragan) itu sendiri. saling membutuhkan antara
d. Juragan sebagai mata juragan terhadap buruh dan
pencaharian pokok adalah sebaliknya. Namun mengingat
juragan yang memperoleh jumlah nelayan buruh lebih besar
pendapatan keluarganya dengan tingkat ketergantungan
hanya dari kedudukannya kepada juragan yang tinggi, maka
sebagai juragan. sesungguhnya simbiosis
mutualisma yang terjadi adalah
e. Juragan sebagai sambilan
simbiosis mutualisma yang lebih
adalah merupakan pekerjaan
lemah pada posisi nelayan buruh.
sampingan juragan tersebut
dalam menambah penda-
patan keluarganya, pada 3. Tidak semua masyarakat ne-layan
umumnya yang menjadi dikatakan sebagai lapisan
juragan ini adalah Pegawai masyarakat yang miskin atau
Negeri Sipil (PNS). lapisan bawah. Keadaan nelayan
buruh yang dijadikan sebagai
Struktur pekerja pada nelayan pada
responden dalam penelitian pada
saat melakukan pekerjaannya di laut
umumnya mempunyai penda-
atau di perahu adalah :
patan di atas Rp. 100.000,00
1. Nahkoda, mempunyai tanggung dalam satu kali waktu melaut.
jawab atas jalannya operasi
penangkapan ikan, memegang
kepemimpinan atas anak buah Saran
kapal yang dibawanya, dan 1. Bagi kelompok nelayan buruh
merupakan tangan kanan dari perlunya peningkatan pengetahu-
juragan tempat dia bekerja. an dan pendidikan melalui melalui
Nakhoda bertindak selaku kapten pendidikan formal maupun in-
kapal. formal (penyuluhan dari dinas
2. Motoris yaitu orang yang ber- perikanan dan kelauatan
tanggungjawab alas mesin dari 2. Bagi Pemerintah diharapkan
perahu tersebut. memberikan modal melalui PNPM
3. Orang tengah yaitu orang yang atau Kredit Usaha Kecil pada
bekerja menarik jaring bergantian. kelompok nelayan buruhguna
4. Koki atau dapur yaitu orang yang peningkatan modal usaha.
bekerja menyiapkan makanan.
62
Jurnal Kependudukan Padjadjaran, Vol. 10, No. 1, Januari 2008 : 50 - 63

Daftar Pustaka
Mubyarto. 1984. Pengantar Persada. Jakarta.
Ekonomi Syamsudin A.R. 1990. Pengantar
Pertanian. LP3ES.Jakarta Perikanan. Karya Nusantara,
Mubyarto,1992. Desa dan Per- Jakarta.
hutanan Sosial. Kajian Antro- Todaro, Michael P. 1989. Pem-
pologi di Propinsi Jambi. P3PK bangunan Ekonomi di Dunia
UGM. Juni, 1992. Ketiga. Alih bahasa oleh
Nasution 1985. Tenaga dan Kesem- Burhanudin Abdullah. Erlangga,
patan Kerja di Pedesaan Jakarta.
Sumatera Barat Patanas. Pusat Totok Mardikanto. 1990. Koperasi
Penelitian Agro Ekonomi Badan Perikanan Sebagai Allemallf
Penelitian dan Pengembangan dalam Meningkatkan Taraf
Pertanian. Hidup Nelayan atau Pelani
Departemen Pertanian, Jakarta. Tambak. Direktorat Jende-ral
Mohamad Nazir. 1988. Metode Perikanan, Jakarta.
Penelitian. Ghalia Indonesia. Untung Wahono. 1998. Koperasi
Jakarta. Perikanan sebagai Altematif
Sajogyo dan Pudjiwati Sajogyo. dalam Meningkatkan Taraf
1982. Sosiologi Pedesaan. Ya- Hidup Nelayan. Direktorat
yasan Obor Indonesia, Jakarta. Jenderal Perikanan, Jakarta.
Soerjono Soekanto, 1990. Sosiologi
Suatu Pengantar. Grafindo
63

Anda mungkin juga menyukai