Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005

ANALISIS KANDUNGAN LEMAK KASAR


PADA PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN
PENGEXTRAK BENSIN BIASA YANG DISULING

SRIYANA S
Loka Penelitian Sapi Potong Grati-Pasuruan

RINGKASAN

Lemak adalah zat yang tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam khloroform, eter dan benzena . Lemak
berfungsi sebagai pemasok energi bagi tubuh . Untuk itu di dalam menyusun pakan ternak kandungan lemak didalamnya
juga perlu diperhatikan karena kandungan lemak yang terlalu tinggi/rendah dalam pakan dapat mempengaruhi kondisi
ternak, status faali, status fisiologis dan produksi . Dengan mengetahui kandungan lernak dalam bahan pakan maka kita
dapat menghitung sesuai dengan kebutuhan . Percobaan dilakukan di Laboratorium pakan Loka Penelitian Sapi Potong
Grati . Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui nilai hasil analisis lemak kasar dengan menggunakan pengextrak
lemak bensin biasa hasil suling dengan bila menggunakan pengextrak petroleum benzine pa yang selama ini kita
gunakan sebagai bahan pengekstrak di dalam analisis leniak kasar . Bahan pakan yang digunakan dalam percobaan ini
terdiri dari : HMT (Rumput Gajah, Rumput Lapangan, Daun Lamtoro dan Daun Gamal), Limbah Pertanian (Jerami Padi,
Jerami Jagung, Jerami Kedelai, Jerarni Kacang tanah, Tumpi Jagung , Dedak Padi, Kulit Ketela Pohon), Limbah Industri
pengolahan hasil pertanian (Pollard Onggok, Bungkil Kopra, Bungkil Biji Kapuk, Bungkil Kedelai, Ampas Tahu, Kulit
Coklat, MBM) .
Posedur analisis kadar leniak digunakan metode Shoxlet yang dimodifkasi . I-lasil analisis menunjukkan bahwa
pengujian beberapa bahan pakan yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang tidak berbedajauh . Nilai perbandingan
terkecil terdapat pada bahan Ampas tahu dan Daun Gamal yaitu : 0,096% dan 0,2%. Sedangkan nilai hasil perbandingan
terbesar terdapat pada bahan Tumpi Jagung, Onggok dan Bungkil Kedelai yaitu : 8,904%, 6,424% dan 6.312% Diketahui
bahwa bahan yang mempunyai kadar lemak rendah menunjukkan nilai hasil perbandingan yang lebih tinggi . Secara
umum nilai perbandingan antara bahan pengextrak benzine pa dan bensin biasa hasil suling tidak menunjukkan
perbedaan jauh nilai hasil analisisnya . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bensin biasa hasil suling dapat
digunakan sebagai bahan pengextrak dalam penetapan kadar lemak kasar pada pakan ternak karena selain mempunyai
daya larut yang tinggi, effisien penggunaannya juga dapat menekan biaya analisis .
Kata kunci : Harga bahan kimia,petroleum benzine,ektraksi lemak.

PENDAHULUAN

Melihat kondisi harga obat dan bahan kimia yang relatif sangat mahal saat ini, terutama bahan-
bahan yang digunakan untuk kebutuhan laboratorium analisis ; misalnya, harga 1 liter petroleum benzine pa
bisa mencapai Rp 160 .000,-, sedangkan untuk 1 liter bensin biasa hanya Rp 2600,- . Dengan sangat mahalnya
bahan-bahan tersebut maka secara tidak langsung akan sangat berpengaruh terhadap harga jual sebuah jasa
analisis .
Analisis lemak kasar merupakan salah satu komponen dari rangkaian analisis proksimat yang sering
dilakukan pada analisis bahan pakan ternak . Dengan mengunakan bensin hasil sulingan ini ternyata dapat
menekan Maya analisis proksimat sebesar 50% dari harga yang tercantum pada PP No . 49 tahun 2002 tentang
Tarif Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yaitu Rp 60 .000,- .
Kemajuan industri pertanian khususnya industri pakan temak saat ini sedang berkembang pesat oleh
sebab itu fungsi laboratorium analisis secara kualitatif dan kuantitatif juga harus ditingkatkan . Salah satu cara
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat adalah memperoleh hasil analisis yang akurat, cepat dan
dengan biaya relatif murah .
Analisis bahan makanan secara kimiawi perlu dilakukan untuk mengetahui dan mengevaluasi nilai
gizinya . Hal yang rutin dilakukan di Laboratorium Loka Penelitian Sapi Potong Grati dalam bidang pakan
adalah analisis proksimat menurut Weende, yang mencakup analisis Air, Protein Kasar, Serat Kasar, Lemak
Kasar, Kadar Abu dan BETN . Analisis mineral yang sering diikutkan dalam analisa proksimat adalah
Calcium dan Phospor .
Analisis lemak dan bagian-bagian lain yang ikut larut dalam pelarut petroleum benzine, eter atau
hexana yaitu : lemak itu sendiri (trigliserida), phospholipida, asam-asam lemak bebas, sterol-sterol, pigmen
karotine, khlorofil dan malam . (Surayah , dan Darwinsyah, 1984) . Menurut Shoxlet dan Woodman, (1941) .

68

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005

Lemak dapat diextraksi dengan petroleum benzine atau eter, kemudian benzen diuapkan dan lemak dapat
diketahui beratnya
Tujuan percobaan ini adalah untuk mencari bahan alternatif petroleu benzinem dengan melakukan
penyulingan bensin biasa yang selanjutnya hasil sulingan digunakan untuk analisis lemak kasar dengan
mengunakan metoda Shoxlet yang dimodifikasi

BAHAN DAN CARA KERJA

Penetapan kadar lemak kasar di dalam bahan pakan ternak telah dijelaskan oleh Woodman, (1941) .
Lemak tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam khloroform, eter dan benzena . Lemak dapat diextraksi
dengan bahan- bahan tersebut dan bensin/eter diuapkan sehingga lemak dapat diketahui beratnya .
Percobaan dilakukan di Laboratorium Loka Penelitian Sapi Potong Grati pada tahun 2000 sampai
dengan September 2004 . Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah bahan yang biasa digunakan
sebagai bahan pakan ternak seperti : Hijauan makanan ternak (HMT), seperti rumput gajah, rumput lapang,
daun lamtoro dan daun gamal ; limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai, jerami
kacangtanah, tumpi jagung, kulit ketela pohon) dan limbah agroindustri (dedak padi, pollard, onggok,
bungkil kopra, bungkil biji kapuk, bungkil kedelai, kulit coklat, Meat Bone Mill (MBM) . Bahan-bahan
tersebut sebagian berasal dari pabrik pakan ternak, peternak , suplayer bahan pakan dan dari bahan penelitian .
Analisis kadar lemak kasar yang dilakukan adalah dengan mengunakan metode Shoxlet yang
dimodifikasi . Dalam penetapan kadar lemak langkah pertama yang dilakukan adalah persiapan bahan dan
alat, dilanjutkan dengan analisis yang dilakukan secara duplo untuk setiap bahan dengan mengunakan bahan
pengextrak petroleum benzine pa (A) dan Bensin biasa yang sudah disuling (B) dengan lama extraksi 6 - 8
jam secara bersamaan dalam alat pengextrak lemak (Shoxlet) . Secara rinci adalah sebagai berikut

a . Persiapan contoh/bahan
Bahan yang akan dianalisis harus dapat mewakili (representative) dimana bahan tersebut harus
homogen agar terjamin keberadaan yang sebenarnya . Bahan yang telah kering langsung digiling dengan
ukuran saringan sebesar 0,5 -1,0 mm .
Bila bahan analisis masih dalam keadaan segar maka terlebih dahulu ditimbang untuk mengetahui
berat basah/segar (a gr), kemudian dipotong-potong sepanjang 5 cm, selanjutnya dikeringkan di udara
terbuka atau dalam oven pada suhu 40-60C selama 1 malam . Bahan yang sudah kering ditimbang kembali
untuk mengetahui berat kering (b gr) dan seterusnya digiling masukkan dalam botol sample atau kantong
plastik yang kering dan bersih untuk selanjutnya diberi label/ nomor analisa .
Perhitungan Kadar Air Awal : ( a- b) X 100
a
b . Persiapan pelarut lemak
Sebelumnya bensin biasa yang digunakan disuling terlebih dahulu dengan menggunakan alat Shoxlet
dan hasil sulingnya digunakan sebagai bahan untuk mengextrak lemak kasar dalam analisis bahan-bahan
tersebut .
Untuk mendapatkan 2,5L bensin hasil suling dibutuhkan bahan-bahan
5 L bensin biasa @ Rp 2600,- = Rp 13 .000,-
Biaya operasional Rp 15 .000,-
Jumlah : Rp 28 .000,-
Jadi harga per liter bensin hasil suling sebesar Rp 11 .200,-
Harga petroleum benzine pa adalah Rp 160 .000,-/liter
Dilihat dari harga perliter antara petroleum benzine pa dan bensin hasil suling sendir ternyata jauh
lebih murah harga bensin hasil suling .
c . Persiapan alat
Timbangan Analitik
Labu Penyari
Shoxlet ( Alat extraksi lemak )
Pendingin yang dihubungkan dengan air kran
Oven
69

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005

d . Cara kerja

Timbang sample sebanyak : 0,5 - 1,0 gram (X gr)


Masukkan dalam kantong kertas saring bebas lemak (7x3 cm) dan kuatkan dengan staples
Oven semalam pada suhu 105 C
Timbang dalam keadaan panas-panas bungkusan tsb satu persatu (Y gr)
Masukkan bungkusan tersebut dalam Shoxiet
Lakukan extraksi dengan petroleum benzene (A) dan bensin hasil suling (B) selama 6-8 jam
Hentikan extraksi, angkat dan angin-anginkan sample hingga kering sampai petroleum menguap
Oven semalam pada suhu 105C
Timbang panas-panas bungkusan tersebut satu persatu (Z gr)

Perhitungan : (Y- Z) x 100


X

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai Gizi bahan pakan


Komposisi kimiawi bahan pakan yang digunakan untuk percobaan ini berdasarkan analisis proksimat
disajikan dalam Tabel 1 .
Tabel 1 . Komposisi kimiawi bahan pakan

Bahan pakan Komposisi Kimiawi


BK* BO* PK* SK* BETN* TDN **
R. Gajah Segar 14,464 5,474 11,012 25,405 52,872 63,271
R. Lapang Segar 26,646 12,978 9,965 28,376 46,254 57,076
D . Lamtoro Segar 26,989 19,325 26349 17,701 44,762 64,106
D . Gamal Segar 18,948 9,857 25,553 11,805 49,066 71,938
A . Tahu Segar 10,623 6,550 24,949 14,331 52,481 76,603
J . . Padi 83,792 69,879 6,248 26,779 51,865 47,753
J . Jagung 75,773 62,771 9,481 28,788 47,304 57,92
J . Kedelai 90,780 82,96 6,506 31,771 51,855 52,612
J . Kacang Tanah 30,015 20,47 11,707 21,314 46,887 56,519
Tumpi Jagung 87,38 75,72 8,651 18,61 60,521 48,653
Dedak Padi 90,896 66,873 6,469 23,708 42,307 47,066
Pollard 88,200 83,737 16,667 4,467 70,842 77,477
Onggok 90,170 86,719 2,84 8,260 84,794 77,741
Klt Ketela pohon 90,655 82,934 4,633 7,610 79,312 62,785
Konsentrat YF P 89,400 75,202 10,57 17,562 53,702 60,808
Bkl . Kopra 88,747 81,84 23,19 9,03 49,84 73,477
Bkl .Biji Kapuk 88,877 82,063 31,307 19,443 36,611 66,388
Bkl . Kedelai 89,413 81,64 52,075 25,528 13,644 80,592
Klt . Coklat 89,369 80,697 14,993 23,244 47,664 60,776
Meat Born Meal (MBM) 93,800 80,544 51,493 3,170 16,523 90,621

Keterangan : BO = Bahan Organik ; PK =,Protein Kasar ; SK = Serat Kasar; BETN = BahanEkstrak Tanpa N dan TDN =
Total Digestible Nutrient., *) = Dihitung berdasarkan 100% BK, **)= Dihitung dengan rumus regresi sesuai petunjuk
Hartadi dkk. . (1997)

Dari hasil analisis terlihat bahwa bahan-bahan tersebut bisa digunakan sebagai pakan ternak dengan
ditunjukkan kandungan nutrisinya yang cukup baik.
Penetapan kadar lemak di dalam bahan pakan telah dijelaskan oleh Woodman, (1941) bahwa lemak
dapat diextraksi dengan menggunakan petroleum benzene/eter, kemudian bensene/eter diuapkan dan lemak
dapat diketahui beratnya . Ternyata bensin hasil suling sendiri jauh lebih murah dibandingkan derngan
petroleum benzine pa yaitu : 10 % . Secara ekonomis penggunaan bensin biasa hasil suling sebagai
pengextrak lemak baik dan biasa digunakan . Selain mempunyai nilai ekonomis baik bensin ini juga memiliki
titik didih mendekati petroleum benzen pa yaitu antara 40C -70C dengan rata rata 55C .

70
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005

Tabel 2 .Perbandingan antara Petroleum benzine pa dengan Bensin biasa hasil penyulingan

Petroleum Benzine pa Bensin biasa hasil suling


Uraian

Titik didih 40C -60 0C 40C -70 0 C


Daya melarutkan Rendah Tinggi
Daya penguapan/Oksidasi Lambat Cepat
Lama Penggunaan 5x 3x
Harga Rp 160 .000,- Rp 11 .200,-
Density (Bobot/1) 0 .65 0 .68

Dari data pengamatan Tabel 2, diketahui bahwa ternyata bensin biasa hasil suling dapat digunakan
sebagai bahan pengextrak lemak karena secara umum tidak menunjukan perbedaan yang mendasar
dibandingkan petroleum benzine pa. Hal ini bisa dilihat dari titik didih maupun densitynya yang relatif
masih sama denngan petroleum benzine pa yaitu dibawah 60C dan 0,68 . Sedangkan daya kemampuan
untuk melarutkan/mengextrak lemak lebih tinggi , diharapakan dapat melarutkan bahan --bahan sejenis lemak
lainnya . Daya penguapan/oksidasinya lebih cepat hal ini dapat diperkecil dengan jalan menutup rapat pada
penyimpanannya . Dengan demikian bahwa bensin hasil suling sendiri dapat digunakan sebagai bahan untuk
mengextraksi lemak didalam penetapan kadar lemak kasar .

Tabel 3 . Kandungan Lemak kasar pada berbagai bahan pakan yang diextraksi dengan bahan
pengextrak petroleum benzine pa dan bahan pengextrak bensin biasa hasil suling an .

Kandungan kadar lemak Beda


Bahan pakan Perbandingan
Benzene pa Bensin Hsl . (C)
(A) Suling (B) C/A x 100%
R .Gajah Segar 1,728 1,715 0,013 0,752
R .Lapang Segar 1,712 1,763 0,051 2,979
D .Lamtoro Segar 3,424 3,604 0,18 5,257
D . Gamal Segar 4,490 4,481 0,009 0,200
A. Tahu Segar 4,164 4,168 0,004 0 .096
J . Padi 1,204 1,186 0,018 1,495
J . Jagung 1,450 1,406 0,044 3,034
J . Kcng Tanah 2,693 2,761 0,068 2 .525
J . Kcng Kedelai 1,980 2,056 0,076 3,838
Tumpi Jagung 0,584 0,532 0,052 8,904
Dedak Padi' 3,560 3,426 0,134 3,764
Pollard 3,608 3,515 0,093 2,577
Klt . Singkong 0,706 0,747 0,041 5,807
Ongggok 0,634 0,676 0,042 6,624
Konsentrat YF 4,015 3,921 0,094 2,341
Bkl . Kopra 11,071 10,944 0,127 1,147
Bkl . Klenteng 5,790 5 .860 0,07 1,209
Bkl . Kedelai 0,950 1,010 0,06 6,315
Kulit Coklat 5,290 5,564 0,274 5,179
MBM 14,490 14,827 0,327 2,256

Kandungan kadar lemak yang dianalisis di Laboratorium Loka Penelitian Sapi Potong pada berbagai
bahan pakan disajikan dalam Tabel 3 di atas .
Dari hasil penetapan kadar lemak berdasarkan ekstraksi A dan B ternyata diperoleh nilai hasil
perbandingan terkecil terdapat pada bahan Ampas Tahu ; Daun Gamal dan Rumput Gajah yaitu 0,096% ; 0,2
dan 0,752% . Hal itu kemungkinan disebabkan karena bahan berasal dari bahan yang segar . Sedangkan
nilai perbandingan terbesar terdapat pada bahan Tumpi Jagung ; Onggok dan Bungkil Kedelai yaitu 8,904% ;
6,624% dan 6,312% .Hal ini kemungkinan disebabkan bahan-bahan tersebut selain mempunyai kandungan
lemak rendah juga kandungan seratnya yang cukup tinggi sehingga ikatan partikel lignin didalamnya sulit
terlarut dalam petroleum .

71
Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005

Secara umum nilai perbandingan antara extraksi dengan petroleum benzine pa dan dengan bila
menggunakan petroleum bensin biasa hasil suling tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu jauh yaitu
antara : 0 .096% - 8 .904% dengan rata-rata sekitar 4,50% atau masih di bawah 5 % .Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa petroleum bensin biasa hasil suling dapat digunakan sebagai bahan pengekstrak lemak di
dalam analisis lemak kasar .

KESIMPULAN

I. Benin hasil suling dapat digunakan sebagai pelarut untuk ekstraksi dalam penetapan kadar lemak
kasar .
2 . Benin hasil suling selain mempunyai daya larut tinggi, secara ekonomis relatif lebih murah karena
dapat menekan biaya analisis sebesar 50

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebasar-besarnya kepada
Bapak Drh . Didi Budi Wijono MS dan Bapak Bambang Sudarmadi atas dorongan bimbingan serta sarannya
sehingga tulisan ini dapat tersaji . Tak lupa pula kepada Bapak Muji Supriyono selaku Staf Laboratorium
yang selama ini dengan tulus telah membantu pelaksanaan percobaan ini . Semoga Allah S .W .T membalas
segala amal baiknya .

DAFTAR BACAAN

Anggorodi, R . 1979 . Ilmu Makanan Ternak Umum . PT Gramedia, Jakarta .


AOAC .1980 Official Methods of Analysis of the Assosiation of official Analytical Chemist, Washington, D .
Farihah Wildan, 2002 . Proceding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti Balitvet . Bogor
Hartadi . 1996 . Komposi Bahan Makanan Ternak Untuk Indonesia
Siti Chuzaemi, Hartatik, S . Saleh 1983 . Petunjuk Analisa Bahan Makanan Ternak . Universitas Brawijaya
Malang .
Slamet, S ., Bambang , H ., Suhardi . Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian . Liberty
Yogyakarta .
Surayah, A ., Darwinsyah, L . 1984 . Penuntun Analisa Bahan Makanan Ternak .Balai Penelitian Ternak Bogor .
Yenny Mulyaningsih ., Jernih Rosida, 2002 . Proceding Temu Teknisi Fungsional Non Peneliti . Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor .
Woodman, A .G ., 1941 . Food Analysis 4th Edition, Mc .Graw Hill Book Company, Inc . New York .

72

Anda mungkin juga menyukai