PEMBAHASAN
6
Manusia hidup bergantung pada alam sekitar. Mula-mula mereka
hidup secara berpindah-pindah (nomaden) mencari tempat-tempat yang
menyediakan hidup dan makan. Mereka lalu berpindah-pindah dari suatu
tempat ke tempat lain setelah bahan makanan habis dan tidak didapat.
Namun seiring dengan kemajuan kehidupan manusia, bukan berarti
ketergantungan dan kebutuhannya terhadap alam semakin berkurang.
Mereka tetap membutuhkan alam sekitarnya bagi kemakmuran dan
kesejahteraan hidupnya. Untuk itu, manusia harus menjaga
keharmonisan hubungannya dengan alam dan makhluk di sekitarnya,
yaitu dengan cara berakhlak yang baik kepadanya. Dalam ajaran Islam,
akhlak kepada alam seisinya dikaitkan dengan tugas manusia sebagi
khalifah di muka bumi. Adapun firman allah yang berbunyi :
7
Berakhlak dengan alam sekitarnya dapat dilakukan manusia dengan
cara melestarikan alam sekitarnya sebagai berikut :
1. melarang penebangan pohon-pohon secara liar
2. melarang perburuan binatang secara liar
3. melakukan reboisasi
4. membuat cagar alam dan suaka margasatwa
5. mengendalikan erosi
6. menetapkan tata guna lahan yang lebih sesuai
7. memberikan pengertian yang baik tentang lingkungan kepada seluruh
lapisan masyarakat
8. memberikan sanksi-sanksi tertentu bagi pelanggar-pelanggarnya
8
1. Memerhatikan dan merenungkan penciptaan alam. Allah berfirman :
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS Al Baqarah[2] : 29)
9
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan
dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian
kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat
kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan".(QS. Al Baqarah[2] : 36)
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyatabagimu.(QS.
Al Baqarah[2] : 168)
10
Bahkan ada yang lebih radikal lagi jawabannya, karena alam
sudah terlalu sering disakiti, dirusak, dizholimi (dieksploitasi) oleh
manusia, maka alam itu marah yang mem babi buta. Dan kalau alam itu
sudah marah dan murka maka dampaknya adalah kepada manusia itu
sendiri. Semua jawaban di atas apabila disimpulkan, karena umat
manusia sudah tidak lagi memelihara dan menjaga akhlak yang baik
terhadap alam dan lingkungan hidup yang ada disekitarnya. Sudah
bosan rasanya telinga kita mendengar berita-berita yang
menggambarkan tentang prilaku manusia yang berbuat tidak adil
terhadap alam dan lingkungan.
Padahal dampak dari perbuatannya itu akan kembali lagi kepada
manusia itu sendiri. Sebut saja misalnya penebangan liar
(penggundulan) hutan tanpa memperhatikan undang-undang yang
berlaku, mengakibatkan banjir bandang dan longsor. Membakar hutan
secara ilegal, untuk kepentingan oknum para pengusaha Kelapa Sawit,
mengakibatkan asap tebal dimana-mana bahkan sampai ke negara
tetangga. Dan pengeboran minyak tanpa memperhatikan peraturan
yang berlaku, berdampak luapan lumpur yang tidak terkendali seperti di
Sidoarjo dan lain-lain.
Kenapa manusia tega berbuat demikian? Allah Swt. berfirman
dalam Al-Quran:
11
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia (Q.S. Al-I-Imraan
3:14).
Ayat ini mengisyaratkan bahwa setiap manusia diberi potensi hawa
nafsu untuk mendapatkan rasa cinta kepada wanita cantik, ingin
memiliki harta benda yang banyak seperti emas, perak, kuda pilihan
(kendaraan mewah), binatang ternak dan sawah ladang (Az-
Zuhaily:1998) Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan semuanya
itu, walaupun dengan berbagai cara, tidak peduli apakah cara yang
digunakan itu merusak alam dan lingkungan atau tidak yang penting
bagi dirinya bahwa tujuan itu tercapai. Maka dari sinilah awal
mula proses terjadinya kerusakan alam yang mengakibatkan
bencana yang sangat dasyat di negeri ini.
Artinya:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar) (Q.S. al-Rum, 30 : 41).
12
perbuatannya sendiri. Ini sesuai dengan hukum kausal. Karena manusia
merusak lingkungannya sendiri, maka timbullah berbagai kesulitan hidup dan
malapetaka.
13