Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 AKHLAK KEPADA ALAM SEKITARNYA


Alam ialah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi beserta
isinya, selain Allah. Allah melalui al-Quran mewajibkan kepada manusia
untuk mengenal alam semesta beserta isinya.
Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan oleh Allah untuk
mengelola bumi dan mengelola alam semesta ini. Manusia diturunkan ke
bumi untuk membawa rahmat dan cinta kasih kepada alam seisinya. Oleh
karena itu, manusia mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam
sekitarnya, yakni melestarikannya dengan baik. Ada kewajiban manusia
untuk berakhlak kepada alam sekitarnya. Ini didasarkan kepada hal-hal
sebagi berikut :
1. Bahwa manusia hidup dan mati berada di alam, yaitu bumi
2. Bahwa alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakan
oleh al-Quran
3. Bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga
pelestarian alam yang bersifat umum dan yang khusus
4. Bahwa Allah memerintahkan kepadaa manusia untuk mengambil
manfaat yang sebesar-besarnya dari alam, agar kehidupannya
menjadi makmur
5. Manusia berkewajiban mewujudkan mewujudkan kemakmuran
dan kebahagiaan di muka bumi.

Manusia wajib bertanggung jawab terhadap kelestarian alam atau


kerusakannya, karena sangat memengaruhi kehidupan manusia. Alam
yang masih lestari pasti dapat memberi hidup dan kemakmuran bagi
manusia di bumi. Tetapi apabila alam sudah rusak maka kehidupan
manusia menjadi sulit, rezeki sempit dan dapat membawa kepada
kesengsaraan. Pelestarian alam ini wajib dilaksanakan oleh semua
lapisan masyarakat, bangsa dan negara.

6
Manusia hidup bergantung pada alam sekitar. Mula-mula mereka
hidup secara berpindah-pindah (nomaden) mencari tempat-tempat yang
menyediakan hidup dan makan. Mereka lalu berpindah-pindah dari suatu
tempat ke tempat lain setelah bahan makanan habis dan tidak didapat.
Namun seiring dengan kemajuan kehidupan manusia, bukan berarti
ketergantungan dan kebutuhannya terhadap alam semakin berkurang.
Mereka tetap membutuhkan alam sekitarnya bagi kemakmuran dan
kesejahteraan hidupnya. Untuk itu, manusia harus menjaga
keharmonisan hubungannya dengan alam dan makhluk di sekitarnya,
yaitu dengan cara berakhlak yang baik kepadanya. Dalam ajaran Islam,
akhlak kepada alam seisinya dikaitkan dengan tugas manusia sebagi
khalifah di muka bumi. Adapun firman allah yang berbunyi :

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:


"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al Baqarah[2] : 30).

Akhlak manusia terhadap alam bukan hanya semata-mata untuk


kepentingan alam, tetapi jauh dari itu untuk memelihara, melestarikan dan
memakmurkan alam ini. Dengan memenuhi kebutuhannya sehingga
kemakmuran, kesejahteraan, dan keharmonisan hidup dapat terjaga.

7
Berakhlak dengan alam sekitarnya dapat dilakukan manusia dengan
cara melestarikan alam sekitarnya sebagai berikut :
1. melarang penebangan pohon-pohon secara liar
2. melarang perburuan binatang secara liar
3. melakukan reboisasi
4. membuat cagar alam dan suaka margasatwa
5. mengendalikan erosi
6. menetapkan tata guna lahan yang lebih sesuai
7. memberikan pengertian yang baik tentang lingkungan kepada seluruh
lapisan masyarakat
8. memberikan sanksi-sanksi tertentu bagi pelanggar-pelanggarnya

Manusia di bumi sebagai khalifah, mempunyai tugas dan kewajiban


terhadap alam sekitarnya, yakni melestarikan dan memeliharanya dengan
baik.
Allah berfirman :

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu


(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang
lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS. Al Qashash[28] :77)

Adapun akhlak manusia terhadap alam yang wajib dilaksanakan


adalah sebagai berikut.

8
1. Memerhatikan dan merenungkan penciptaan alam. Allah berfirman :

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya


malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
(QS. Ali Imran[3] : 190)

2. Memanfaatkan alam beserta isinya, karena Allah ciptakan alam dan


isinya ini untuk manusia. Allah berfirman :

Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit


sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah, padahal kamu mengetahui.(QS. Al Baqarah[2] : 22)

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS Al Baqarah[2] : 29)

9
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan
dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian
kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat
kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang
ditentukan".(QS. Al Baqarah[2] : 36)

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyatabagimu.(QS.
Al Baqarah[2] : 168)

2.2 Bencana alam dan kearifan manusia


Setiap kali muncul/terjadi suatu bencana, sering orang bertanya-
tanya, ada apa dengan bencana? Setiap orang beragam dalam
menjawab pertanyaan seperti ini. Ada yang menjawab,terjadi karena
pergeseran lempengan-lempengan yang ada di dasar laut, sehingga
berpotensi menimbulkan gempa tektonik dan tsunami. Ada lagi yang
menjawab, mungkin karena alam sudah tidak bersahabat dengan kita.

10
Bahkan ada yang lebih radikal lagi jawabannya, karena alam
sudah terlalu sering disakiti, dirusak, dizholimi (dieksploitasi) oleh
manusia, maka alam itu marah yang mem babi buta. Dan kalau alam itu
sudah marah dan murka maka dampaknya adalah kepada manusia itu
sendiri. Semua jawaban di atas apabila disimpulkan, karena umat
manusia sudah tidak lagi memelihara dan menjaga akhlak yang baik
terhadap alam dan lingkungan hidup yang ada disekitarnya. Sudah
bosan rasanya telinga kita mendengar berita-berita yang
menggambarkan tentang prilaku manusia yang berbuat tidak adil
terhadap alam dan lingkungan.
Padahal dampak dari perbuatannya itu akan kembali lagi kepada
manusia itu sendiri. Sebut saja misalnya penebangan liar
(penggundulan) hutan tanpa memperhatikan undang-undang yang
berlaku, mengakibatkan banjir bandang dan longsor. Membakar hutan
secara ilegal, untuk kepentingan oknum para pengusaha Kelapa Sawit,
mengakibatkan asap tebal dimana-mana bahkan sampai ke negara
tetangga. Dan pengeboran minyak tanpa memperhatikan peraturan
yang berlaku, berdampak luapan lumpur yang tidak terkendali seperti di
Sidoarjo dan lain-lain.
Kenapa manusia tega berbuat demikian? Allah Swt. berfirman
dalam Al-Quran:

Telah dihiasi pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa apa


yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang banyak
dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan

11
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia (Q.S. Al-I-Imraan
3:14).
Ayat ini mengisyaratkan bahwa setiap manusia diberi potensi hawa
nafsu untuk mendapatkan rasa cinta kepada wanita cantik, ingin
memiliki harta benda yang banyak seperti emas, perak, kuda pilihan
(kendaraan mewah), binatang ternak dan sawah ladang (Az-
Zuhaily:1998) Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan semuanya
itu, walaupun dengan berbagai cara, tidak peduli apakah cara yang
digunakan itu merusak alam dan lingkungan atau tidak yang penting
bagi dirinya bahwa tujuan itu tercapai. Maka dari sinilah awal
mula proses terjadinya kerusakan alam yang mengakibatkan
bencana yang sangat dasyat di negeri ini.

Kerusakan lingkungan hidup adalah akibat perbuatan manusia, dan


oleh karena itu ia (manusia) harus bertanggung jawab di dunia dan di
akhirat. Prinsip ini didasarkan pada Q.S. al-Rum, 30 : 41.

Artinya:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar) (Q.S. al-Rum, 30 : 41).

Dari ayat ini dapat difahami, bahwa kerusakan-kerusakan yang terjadi di


muka bumi ini, baik dalam bentuk kerugian karena perbuatan manusia,
ataupun bencana yang menimpa manusia adalah karena perbuatan manusia
sendiri. Musibah yang menimpa manusia pada hakekatnya adalah natijah dari

12
perbuatannya sendiri. Ini sesuai dengan hukum kausal. Karena manusia
merusak lingkungannya sendiri, maka timbullah berbagai kesulitan hidup dan
malapetaka.

Jadi, sebagai konsekuensi dari perbuatan melakukan kerusakan itu,


manusia harus bertanggungjawab. Tanggungjawab di dunia berupa :
a) Kembali sadar dan tidak mengulangi perbuatannya yang merugikan
lingkungan itu, seperti yang diisyaratkan oleh ayat
b) memperbaiki lingkungan yang telah dirusaknya, sehingga dapat
berfungsi kembali sesuai tujuan penciptaannya
a) membayar ganti rugi, sekiranya perbuatannya itu merugikan negara
atau masyarakat. Sedangkan tanggungjawab akhirat, berupa sanksi
yaitu dosa dan neraka. Jadi, seorang yang merusak lingkungan, harus
diberi sanksi, baik sanksi negara maupun sanksi agama.

13

Anda mungkin juga menyukai