Anda di halaman 1dari 18

PRESENTASI KASUS

PURPURA SENILIS

Pembimbing:
dr. Ismiralda Oke Putranti, Sp. KK

oleh :
Kharisma Naufal Yudantono
G4A015192

SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RSUD PROF DR MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2017
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi kasus yang berjudul:


PURPURA SENILIS

Disusun oleh :
Kharisma Naufal Yudantono
G4A015192

Presentasi kasus ini telah dipresentasikan dan disahkan sebagai salah satu tugas di
bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Purwokerto, Agustus 2017

Pembimbing,

dr. Ismiralda Oke Putranti, Sp. KK


NIP. 19790622 201012 2 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Sang pencipta alam
semesta yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, nikmat, serta kasih sayang-Nya
kepada penulis sehingga presentasi kasus yang berjudul Purpura Senilis ini
dapat diselesaikan.
Laporan presentasi kasus ini merupakan salah satu tugas di Kepaniteraan
Klinik SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

2
Purwokerto. Penulisan presentasi kasus ini dapat terwujud atas bantuan berbagai
pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. dr. Ismiralda Oke P, Sp.KK selaku dosen pembimbing;
2. Dokter-dokter spesialis kulit dan kelamin di SMF Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto;
3. Orang tua serta keluarga penulis atas doa dan dukungan yang tidak pernah
henti diberikan kepada penulis;
4. Rekan-rekan co-assisten Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin dari FK Unsoed.
5. Seluruh pihak terkait yang telah membantu penulis dalam menyusun tugas ini.
Dalam penyusunan presentasi kasus ini penulis menyadari bahwa masih
memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan penyusunan presentasi kasus di masa yang akan datang. Semoga
laporan presentasi kasus ini bermanfaat bagi semua pihak yang ada di dalam
maupun di luar lingkungan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

Purwokerto, Agustus 2017

Kharisma Naufal Yudantono

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. 2
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 3
DAFTAR ISI........................................................................................................ 4
II. LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien............................................................................................... 5
B. Anamnesis...................................................................................................... 5
C. Pemeriksaan Fisik........................................................................................... 6
D. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................. 7
F. Resume........................................................................................................... 8

3
G. Diagnosis Banding......................................................................................... 8
H. Diagnosis Kerja.............................................................................................. 8
I. Terapi.............................................................................................................. 8
J. Prognosis........................................................................................................ 9
III. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi........................................................................................................... 10
B. Epidemiologi.................................................................................................. 10
C. Etiopatogenesis............................................................................................... 10
D. Manifestasi Klinis........................................................................................... 11
F. Diagnosis Banding......................................................................................... 12
G. Penatalaksanaan.............................................................................................. 12
H. Prognosis........................................................................................................ 13
IV. PEMBAHASAN............................................................................................. 14
V. KESIMPULAN................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 18

4
II. LAPORAN KASUS

A. Identitas
Nama : Tn. F
Usia : 61 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Kalierang RT 04/01, Bumiayu, Kab. Brebes
Tanggal Periksa : 12 Agustus 2017
No Jaminan : 02017774

B. Anamnesis
Keluhan Utama:
Bercak merah kehitaman di kedua tangan.
Keluhan Tambahan:
Kulit bersisik halus
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD Margono Soekarjo pada tanggal 10
Agustus 2017 dengan penurunan kesadaran sejak 1 hari sebelum masuk RS.
Pasien dirawat di RS dengan diagnosa SNH. Selain penurunan kesadaran,
pasien juga mengeluhkan adanya bercak merah kehitaman. Bercak merah
kehitaman tersebut sudah muncul sejak 6 bulan sebelum masuk RS, bercak
merah kehitaman tersebut menetap namun tidak menimbulkan keluhan yang
dapat mengganggu aktivitas pasien. Pasien menyangkal adanya nyeri, gatal,
atau rasa baal. Pada bercak merah kehitaman tersebut juga terdapat kulit
kering bersisik yang mudah lepas.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat keluhan serupa belum pernah dialami pasien.
- Riwayat penyakit kulit lainnya disangkal
- Riwayat alergi baik pada makanan ataupun obat-obatan disangkal.
- Riwayat penyakit tekanan darah tinggi disangkal
- Riwayat DM dan kolesterol tinggi diakui.
- Riwayat kontak bahan-bahan iritatif disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)
- Penyakit serupa pada anggota keluarga disangkal.
- Riwayat alergi pada anggota keluarga disangkal.
- Riwayat penyakit sistemik pada anggota keluarga disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama dengan istrinya dalam rumah berukuran 7x10
m2. Pasien adalah seorang petani dan istrinya adalah ibu rumah tangga. Pasien
berobat dengan menggunakan jaminan kesehatan berupa BPJS non PBI.

5
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Jelek
Kesadaran : Sopor/E3M4V2
Vital sign
Tekanan Darah : 120/ 70 mmHg
Nadi : 58 x/menit, regular, isi tegangan cukup
Respiratory Rate : 16 x/menit, kedalaman cukup, reguler
Suhu : 36, 4oC peraksila
Status generalis
Kepala : Mesochepal, rambut hitam, dengan distribusi merata
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-),
kelopak mata edema (-/-)
Hidung : Simetris, deviasi septum nasi (-), Sekret (-)
Telinga : Bentuk daun telingan normal, secret (-)
Mulut : Mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-)
Thorax : Simetris, Retraksi (-), Ketertinggalan Gerak (-)
Paru {Vesikuler (+/+), Rbk (-/-), Rbh (-/-), Wh (-/-)}
Jantung {BJ I dan II reguler, Gallop (-), Murmur (-)}
Abdomen : Datar, BU (+) normal, timpani, supel, nyeri tekan (-)
Extremitas : Akral hangat, sianosis (-), kelemahan (-), edema (-),
capillary refill time < 2 detik

Status dermatologis

Lokasi : Regio antebrachii dextra et sinistra

6
Efloresensi : Makula eritem berwarna ungu kehitaman, berbatas tegas,
disertai dengan ekimosis numular sampai dengan plakat.

D. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium tanggl 9 Agustus 2017
Hemoglobin : 11.4
Hematokrit : 31% (L)
Eritrosit : 3.2 (L)
Leukosit : 6370
Trombosit : 583000 (H)
Albumin : 3.3 (L)
Globulin : 4.4 (H)
SGOT : 54 (H)
SGPT : 18
Ureum : 60.2 (H)
Creatinin : 2.21 (H)

Hasil laboratorium tanggal 5 Agustus 2017


Total protein : 6.49
Albumin : 2.42 (L)
Globulin : 4.07 (H)

Kesimpulan : Hasil laboratorium menunjukkan trombositosis dan


hipoalbumin.

E. Resume
Pasien datang ke IGD RSUD Margono Soekarjo pada tanggal 10
Agustus 2017 dengan kondisi tidak sadar sejak 1 hari yang lalu dan susp.
SNH. Pasien datang dengan keluhan muncul bercak merah kehitaman di
daerah tangan kanan dan kaki. Keluhan awalnya muncul sudah sejak 6 bulan
yang lalu dan hanya terdapat 1-2 buah bercak merah kehitaman namun
semakin hari semakin meluas dan menyebar ke seluruh tangan kanan dan kiri.
Bercak merah kehitaman semakin memberat saat pasien berada di rumah

7
sakit dan diberikan obat-obatan steroid. Pasien belum pernah melakukan
pengobatan untuk keluhan kulitnya tersebut sebelumnya.
Pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan pasien dalam keadaan
umum jelek, kesadaran sopor, status generalis dalam batas normal. Status
dermatologis didapatkan makula eritem berwarna ungu kehitaman, berbatas
tegas, disertai dengan ekimosis numular sampai dengan plakat. di regio
antebrachii dextra et sinistra

F. Diagnosis Banding
- Purpura thrombocytopenic idiopatik
- Vaskulitis alergik
- Dermatitis medikamentosa

G. Diagnosis Kerja
Purpura Senilis

H. Penatalaksanaan
1. Non medikamentosa
a. Anjurkan pasien untuk selalu berhati-hati dalam meminum obat.
b. Anjurkan pasien untuk menggunakan perlindungan sinar matahari saat
berada di luar ruangan.
c. Anjurkan pasien untuk memakai pelembab kulit untuk membantu
melindungi kulit.
d. Motivasi pasien untuk diet lunak dan banyak minum.
e. Menjaga kebersihan badan, pakaian dan lingkungan.
2. Medikamentosa
a. O2 4 lpm NK
b. IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
c. Inj Ceftriaxon 2x1 g IV
d. Inj Citicolin 4x250 mg
e. Inj Ranitidin 2x1 amp
f. KCL 25 meq/12jam
g. KSR 2x1 tab
h. Aspilet 1x80
i. Aspirin 2x250mg per hari
j. Salep (desoksimetason cream II + Asam salisilat 3% + LCD 5% +
Soft U Derm II) 2x1 dioleskn pada lesi

I. Prognosis
1. Quo Ad vitam : ad bonam
2. Quo Ad fungsionam : ad bonam
3. Quo Ad sanationam : Dubia ad bonam

8
4. Quo Ad cosmeticam : Dubia ad bonam

9
III. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Purpura Senilis merupakan suatu kondisi kulit yang berkaitan dengan
orang yang telah lanjut usia, disebabkan oleh adanya dinding pembuluh darah
yang telah rapuh sehingga mudah mengalami ruptur pada saat terkena trauma
ringan (Marie etal., 2017).

B. Epidemiologi
Purpura senilis merupakan suatu penyakit yang umum. Biasanya
ditemukan pada individu yang seringkali terkena sinar matahari secara
langsung dan dalam jangka waktu lama, serta penggunaan oral atau topical
kortikoteroid serta antikoagulan (Braun etal., 2000).
Pada individu dengan usia lebih dari 50 tahun memiliki kemungkinan
terkena purpura senilis sebesar 10 %, presentase tersebut sebanding antara laki-
laki dan perempuan. Sumber lain mengatakan insiden bervariasi sehubungan
dengan usia. Sekitar 2% dari mereka yang berusia 60-70 tahun dan sebanyak
25% dari mereka yang berusia 90-100 tahun dapat memiliki lesi purpura (Ken,
2014 & Schwartz, 2017).

C. Etiopatogenesis
Paparan sinar matahari terus menerus merupakan suatu faktor utama
terjadinya purpura senilis yang menyebabkan melemahnya jaringan ikat pada
kulit sehingga menahan aliran darah menuju kedalam matrix kulit akibatnya
jaringan kulit semakin tipis dan dinding pembuluh darah akan semakin mudah
pecah, diperparah jika adanya trauma mekanis yang merupakan suatu pencetus
sehingga mempercepat terjadi pecahnya pembuluh darah. Pada individu
dengan pemakaian kortikosteroid sistemik maupun topikal dalam jangka waktu
lama juga dapat menyebabkan dinding pembuluh darah mudah pecah, karena
obat-obatan tersebut dapat menghambat sintesis kolagen sehingga dapat
menimbulkan suatu kerusakan kulit (Ken, 2014).
Penyebab lainnya yaitu akibat dari trombositopenia atau jumlah trombosit
rendah dibawah normal, adanya penyakit atau kelainan pada jaringan ikat dan
defisiensi vitamin C. Diabetes mellitus juga berpengaruh terhadap terjadinya

10
purpura senilis, karena berkaitan dengan adanya level gula darah yang tinggi
pada tubuh dalam jangka waktu yang lama (Bel Marra, 2017).

D. Manifestasi Klinis
Diagnosis purpura senilis dapat ditegakkan dengan melihat kenampakan
klinis yaitu adanya ujud kelainan kulit berupa makula eritem hingga berwarna
ungu kehitaman dengan batas tegas biasanya memiliki diameter 1-4 cm. Lesi
tidak mengalami perubahan warna pada memar dan biasanya membaik dalam
waktu tiga minggu. Biasanya timbul pada kulit yang tipis dan sudah tidak
elastis akibat dari efek penuaan pada kulit. Umumnya ditemukan pada individu
berusia lebih dari 60 tahun. Kriteria diagnosis purpura senilis, yaitu (Ken,
2017) :
1. Umumnya pada individu berusia lebih dari 60 tahun baik laki-laki maupun
perempuan
2. Jumlah hitung trombosit normal
3. Purpura pada kulit timbul pada tempat yang mudah terlihat
4. Hemostasis normal
5. Atrofi pada kulit yang terkena

Gambar 2.1 Purpura Senilis pada lengan atas dan lengan bawah

Tempat tersering timbulnya purpura pada kulit yaitu pada daerah


punggung tangan, lengan bawah, permukaan ekstensor lengan atas, terkadang
pada wajah dan leher. Dapat pula terjadi akibat adanya riwayat trauma tumpul
ringan pada kulit sebelum munculnya lesi. Seringkali pasien menyadari bahwa
sebelumnya pernah beberapakali muncul beberapa lesi serupa di masa lalu
namun saat ini sudah membaik. Untuk membedakan antara purpura senilis
dengan memar biasa yaitu pada memar yang biasa cenderung berubah warna,
sedangkan pada memar yang merupakan hasil dari purpura senilis tidak
berubah warna. Memar pada purpura senilis akan menetap sampai hilang.
Dalam beberapa kasus, warna kuning dan cokelat menggantikan warna ungu

11
pada memar untuk waktu yang singkat, sementara pada kasus selain purpura
senilis warna kekuningan akan permanen (Bel Marra, 2017).

E. Diagnosis Banding
Purpura yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan seperti
glukokortikoid topikal atau sistemik dan penggunaan antikoagulan seperti
aspirin dan warfarin. Obat-obatan seperti levofloxacin dapat menghasilkan
fototoksisitas dengan purpuric pruritic dari petechiae konfluen yang terbatas
pada daerah yang terpapar sinar matahari dan disertai pruritus. Purpura senilis
dengan perubahan inflamasi dapat mensimulasikan vaskulitis leukositoklastik
atau dermatosis neutrofilik (Schwartz, 2017).
Pada pseudovaskulitis kulit atau sekumpulan kelainan heterogen yang
terlihat sebagai purpura. Dapat disebabkan oleh deposisi dinding pembuluh
darah dari zat metabolik (amiloid, kalsium), kekurangan nutrisi, purpura
inflamasi nonvaskulitis (dermatitis purpurik berpigmen, reaksi arthropoda,
reaksi virus dan obat-obatan), degenerasi dinding pembuluh darah. dan trauma
dinding pembuluh. Penyakit lain seperti hemofilia, kekurangan vitamin K,
koagulasi intravaskular diseminata, purpura thrombocytopenic idiopatik dan
Purpura psikogenik, dan trauma fisik memiliki ujud jelainan kulit yang serupa
dengan purpura senilis (Schwartz, 2017).

F. Penatalaksanaan
Purpura senilis tidak memerlukan pengobatan apapun. Lesi atau memar
biasanya akan hilang sendiri tanpa menimbulkan komplikasi serius pada
kesehatan, namun penyakit ini bersifat kronik dan rekuren atau berulang
sehingga penyakit ini dapat menetap sepanjang hidup. Meskipun merupakan
bidang penelitian baru, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of
Drugs in Dermatology menunjukkan bahwa dosis dua kali sehari dari
bioflavonoid sitrus merupakan obat alami yang baik untuk purpura senilis.
Studi tersebut menunjukkan penurunan lesi purpura sebesar 50 persen pada
kelompok 70 lansia yang menggunakan campuran "citrus bioflavonoid."
Penelitian lebih lanjut masih terus dilakukan, termasuk penyelidikan tentang
bagaimana suplemen lain dapat mempengaruhi purpura senilis. Sementara itu,
orang-orang yang menderita kondisi tersebut didorong untuk menggunakan

12
perlindungan sinar matahari saat berada di luar ruangan dan memakai
pelembab kulit untuk membantu melindungi kulit. Serta dianjurkan untuk
mengkonsumsi vitamin C sebagai antioksidan.
Bagi banyak orang, purpura senilis adalah kondisi yang datang seiring
bertambahnya usia. Jumlah lansia di negara-negara industri terus meningkat,
sehingga kejadian purpura senilis dan kondisi kulit terkait usia diperkirakan
akan meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun mendatang, maka dari
itu dianjurkan agar melindungi kulit serta menghidari faktor pencetus purpura
senilis kita sejak usia dini.

G. Prognosis
Walaupun jika dilihat dari segi kosmetik kenampakan kulit pada individu
dengan purpura senilis kurang baik, namun purpura senilis bersifat jinak dan
tidak terkait dengan penyakit sistemik atau diskrasia darah. Lesi purpura
sembuh selama satu sampai tiga minggu dan dapat meninggalkan hasil residu
berupa pigmentasi coklat pada kulit. Purpura senilis sifatnya berulang dan
terkait dengan munculnya kembali lesi baru seumur hidup.

13
IV. PEMBAHASAN

A. Penegakkan Diagnosis
Penegakan diagnosis penyakit purpura senilis pada kasus ini
didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa pasien datang ke IGD
RSUD Margono Soekarjo pada tanggal 10 Agustus 2017 dengan kondisi
tidak sadar sejak 1 hari yang lalu dan susp. SNH. Pasien datang dengan
keluhan muncul bercak merah kehitaman di daerah tangan kanan dan kaki.
Keluhan awalnya muncul sudah sejak 6 bulan yang lalu dan hanya terdapat
1-2 buah bercak merah kehitaman namun semakin hari semakin meluas
dan menyebar ke seluruh tangan kanan dan kiri. Bercak merah kehitaman
semakin memberat saat pasien berada di rumah sakit dan diberikan obat-
obatan steroid. Pasien belum pernah melakukan pengobatan untuk keluhan
kulitnya tersebut sebelumnya.
Pasien mengaku belum pernah mengalami keluhan yang serupa.
Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal. Riwayat darah tinggi
disangkal, riwayat kolesterol tinggi dan DM diakui. Pasien juga mengaku
keluarga tidak ada yang pernah mengalami hal serupa, riwayat alergi pada
anggota keluarga, riwayat penyakit sistemik pada keluarga. Pasien tinggal
bersama dengan istrinya dalam rumah berukuran 7x10 m2. Pasien adalah
seorang petani dan istrinya adalah ibu rumah tangga. Pasien berobat
dengan menggunakan jaminan kesehatan berupa BPJS non PBI.
Purpura senilis merupakan suatu penyakit yang umum. Biasanya
ditemukan pada individu yang seringkali terkena sinar matahari secara
langsung dan dalam jangka waktu lama, serta penggunaan oral atau topical
kortikoteroid serta antikoagulan (Braun et al., 2000). Paparan sinar
matahari terus menerus merupakan suatu faktor utama terjadinya purpura
senilis yang menyebabkan melemahnya jaringan ikat pada kulit sehingga
menahan aliran darah menuju kedalam matrix kulit akibatnya jaringan
kulit semakin tipis dan dinding pembuluh darah akan semakin mudah
pecah. Pada individu dengan pemakaian kortikosteroid sistemik maupun
topikal dalam jangka waktu lama juga dapat menyebabkan dinding

14
pembuluh darah mudah pecah, karena obat-obatan tersebut dapat
menghambat sintesis kolagen sehingga dapat menimbulkan suatu
kerusakan kulit (Ken, 2014).
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan pasien dalam keadaan
umum jelek, kesadaran sopor, status generalis dalam batas normal. Status
dermatologis didapatkan makula eritem berwarna ungu kehitaman,
berbatas tegas, disertai dengan ekimosis numular sampai dengan plakat. di
regio antebrachii dextra et sinistra
Sesuai dengan studi pustaka didapatkan bahwa diagnosis purpura
senilis dapat ditegakkan dengan melihat kenampakan klinis yaitu adanya
ujud kelainan kulit berupa makula eritem hingga berwarna ungu kehitaman
dengan batas tegas biasanya memiliki diameter 1-4 cm. Lesi tidak
mengalami perubahan warna pada memar dan biasanya membaik dalam
waktu tiga minggu. Biasanya timbul pada kulit yang tipis dan sudah tidak
elastis akibat dari efek penuaan pada kulit. Umumnya ditemukan pada
individu berusia lebih dari 60 tahun (Ken, 2017). Tempat tersering
timbulnya purpura pada kulit yaitu pada daerah punggung tangan, lengan
bawah, permukaan ekstensor lengan atas, terkadang pada wajah dan leher
(Bel Marra, 2017).

B. Tatalaksana
Pasien ini dilakukan rawat inap karena kondisi pasien yang tidak sadar
susp. SNH. Pada pasien dilakukan stabilisasi dengan diberikan O2 4 lpm NK
dan mencegah dehidrasi dengan diberikan infus NaCl 0.9% 20 tetes per
menit. Pengobatan sistemik yang diberikan adalah Inj Ceftriaxon 2x1 g IV,
Inj Citicolin 4x250 mg, Inj Ranitidin 2x1 amp, KCL 25 meq/12jam, KSR 2x1
tab, Aspilet 1x80, Aspirin 2x250mg per hari. Untuk pengobatan topikal
pasien diberikan salep dari campuran desoksimetason cream II + Acdat + Soft
U Derm II + Asam salisilat 1%+ Vaselin album. Salep tersebut diberikan 2
kali sehari dioleskan pada lesi. Desoksimethason cream dimasukan dalam
campuran salep sebagai antiinflamasi. Pasien diberikan edukasi faktor risiko
apa saja yang dapat menyebabkan purpura senilis sehingga pasien harus
menghindari faktor risiko tersebut, salah satunya yaitu karena alergi obat

15
sehingga pasien harus menghentikan konsumsi obat tersebut. Pasien
disarankan untuk menjaga kebersihan badan, pakaian dan lingkungan.

C. Prognosis
Pada kasus ini prognosis quo ad vitam, functionam adalah bonam
karena pada pasien tidak terjadi komplikasi ke organ lain sehingga fungsi
vitalnya masih normal sehingga pasien masih mampu menjalankan fungsinya
sebagai individu. Untuk prognosis quo ad sanationam dan qou ad
kosmetikum adalah dubia ad bonam karena mungkin terjadi kekambuhan jika
pasien mengonsumsi obat pencetus alergi dan luka bekas lesi sulit untuk
kembali seperti kulit normal.

16
V. KESIMPULAN

1. Purpura Senilis merupakan suatu kondisi kulit yang berkaitan dengan orang
yang telah lanjut usia, disebabkan oleh adanya dinding pembuluh darah yang
telah rapuh sehingga mudah mengalami ruptur pada saat terkena trauma
ringan.
2. Purpura Senilis umumnya ditemukan pada individu berusia lebih dari 60
tahun, pada individu yang seringkali terkena sinar matahari secara langsung
dan dalam jangka waktu lama, serta penggunaan oral atau topical
kortikoteroid serta antikoagulan.
3. Pada pemeriksaan fisik didapatkan makula eritem berwarna ungu kehitaman,
berbatas tegas, disertai dengan ekimosis numular sampai dengan plakat. di
regio antebrachii dextra et sinistra.
4. Penatalaksanaan purpura senilis terdiri dari non medikamentosa dan
medikamentosa. Non medikamentosa dengan memberikan anjuran untuk
lebih berhati-hati dalam minum obat, menggunakan perlindungan sinar
matahari saat berada di luar ruangan dan memakai pelembab kulit untuk
membantu melindungi kulit. Sedangkan terapi medikamentosa menggunakan
salep yang berisi desoksimetason cream II + Asam salisilat 3% + LCD 5% +
Soft U Derm II diberikan secara topical dengan cara dioleskan 2x1 pada lesi
dan berikan aspirin 2x250mg tab dalam sehari.

17
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda A. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta : FKUI.

Katzung BG. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8. Jakarta: EGC.

Ken Hiu-Kan Ip. Senile purpura. University of Auckland. Hamlton New Zealand.
2014.

Marie T, Davis H, Adkins D., etal. Mosby Medical Dictionary Tenth Edition. St
Louis. Elsevier. 2017.

Marra, Bel. What Is Senile Purpura? Causes, Symptoms, Diagnosis, and


Treatment Tips. Aging Skin Bel Mara Health. 2017.

Schwarts, Robert. Actinic Purpura Differential Diagnosis. Medscape. 2017.

18

Anda mungkin juga menyukai