Obstruksi Usus
Obstruksi Usus
Jika penyumbatan di dalam usus tidak diobati, maka makanan atau cairan yang telah
bercampur dengan asam lambung dan gas bisa menumpuk di lokasi penyumbatan tersebut
dan menimbulkan tekanan pada usus. Lambat laun, tekanan ini akan membesar dan bisa
menyebabkan usus bocor. Pada kondisi usus bocor, isi di dalamnya bisa keluar dan masuk ke
rongga perut. Kondisi ini dianggap darurat medis.
Konstipasi
Perut bengkak
Muntah
Hernia
Laparoskopi. Prosedur ini biasanya diterapkan pada penderita adhesi usus atau pada
penyumbatan yang belum terlalu besar. Dokter akan memasukkan alat khusus yang disebut
laparoskop melalui sebuah irisan kecil di perut.
Laparotomi. Dalam prosedur ini, dokter akan membuat irisan di perut untuk mencari tahu
penyebab penyumbatan usus, kemudian mulai melakukan penanganan.
Kolonoskopi. Prosedur ini biasanya diterapkan pada kasus obstruksi usus akibat usus yang
terpelintir. Dokter akan memasukkan selang khusus yang dilengkapi kamera dan lampu di
ujungnya bersamaan dengan selang karet panjang (flatus tube) untuk mengurangi tekanan di
dalam usus dan menguraikan organ tersebut.
Pemasangan stent endoskopik. Metode pengobatan obstruksi usus ini biasanya diterapkan
pada penderita yang sudah lanjut usia atau pada pasien sakit kanker yang menjalani
perawatan paliatif. Stent digunakan untuk menyangga usus agar tetap terbuka. Pemasangan
alat ini dilakukan melalui endoskopi.
Kolostomi. Prosedur ini biasanya diterapkan pada kasus obstruksi usus parah. Dokter akan
membuat stoma atau lubang alternatif untuk mengalirkan kotoran keluar dari tubuh ke dalam
kantung plastik.
Operasi dilakukan pada pasien yang kondisi kesehatannya memenuhi syarat. Bagi pasien
yang belum bisa menjalani operasi, dokter biasanya akan memberikan obat untuk meredakan
gejala untuk sementara. Contoh obat yang mungkin diberikan adalah:
Obat pereda nyeri golongan opioid
Obat steroid