Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PEMBAHASAN
A. Pengertian air bersih
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh
semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dimanfaatkan
dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Dalam pengamatan dan pelestarian
sumber daya air harus terus diperhatikan segenap pengguna air termasuk juga oleh pemerintah
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sehingga pemanfaatan air untuk berbagai
kepentingan harus dilakukan dengan cara yang bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan
generasi sekarang dan generasi mendatang (Effendi, 2003).Masalah utama yang dihadapi oleh
sumber daya air meliputi permasalahan kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi
kebutuhan yang terus meningkat dan juga permasalahan kualitas air untuk keperluan domestik
yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain
berdampak negatif terhadap sumber daya air, termasuk penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat
menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi mahluk hidup yang bergantung pada sumber
daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara
seksama (Effendi, 2003)
Dengan peradaban serta semakin bertambahnya jumlah penduduk di dunia ini, dengan sen
dirinya menambah aktivitas kehidupannya yang mau tidak mau menambah pengotoran ata
u pencemaran air yang pada hakikatnya dibutuhkan. Padahal beberapa abad yang lalu, ma
nusia dalam memenuhi kebutuhan akan air (khususnya air minum) cukup mengambil dari
sumber
sumber air yang ada di dekatnya dengan menggunakan peralatan yang sangat sederhana.
Namun sekarang ini, khususnya di kota yang sudah langka akan sumber air minum yang
bersih tidak mungkin mempergunakan cara demikian. Di mana-
mana air sudah tercemar, dan ini berarti harus mempergunakan suatu peralatan yang mod
ern untuk mendapatkan air minum agar terbebas dari berbagai penyakit (Sutrisno, 2004).
Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk hidup diantaranya
sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang digunakan harus bebas dari
kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Sumber air minum yang memenuhi syarat
sebagai air baku air minum jumlahnya makin lama makin berkurang sebagai akibat ulah manusia
sendiri baik sengaja maupun tidak disengaja. Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia
adalah air minum. Menurut ilmu kesehatan setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu
tanpa makan tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).Akan tetapi air
yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering ditemui air tersebut
mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru
membahayakan kelangsungan hidup manusia. Berdasarkan masalah tersebut, maka perlu
diketahui kualitas air yang bisa digunakan untuk kebutuhan manusia tanpa menyebabkan akibat
buruk dari penggunaan air tersebut. Kebutuhan air bagi manusia harus terpenuhi baik secara
kualitas maupun kuantitasnya agar manusia mampu hidup dan menjalankan segala kegiatan dalam
kehidupannya.

1. Sumber Air
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyediaan air
bersih, karena tanpa sumber air maka suatu sistem penyediaan air bersih tidak akan berfungsi
(Sutrisno,
2004). Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dina
makan siklus hidrologi. Untuk lebih jelasnya digambarkan sebagai berikut:

Gambar Siklus Hidrologi (Suyono, 1993)


Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum
a) Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3 %
dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.
b) Air Atmosfer
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai
turun, karena masih mengandung banyak kotora. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif
terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan
mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan
boros terhadap pemakaian sabun.
c) Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini a
kan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-
batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya.
d) Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah di dalam zona jenuh dimana tekanan
hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer. Air tanah terbagi atas air tanah dangkal
dan air tanah dalam. Air tanah dangkal, terjadi karena adanya daya proses peresapan air dari
permukaan tanah. Air tanah dangkal ini pada kedalaman 15,0 m2 sebagai sumur air minum, air
dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agar baik, segi kuantitas kurang cukup dan tergantung pada
musim. Air tanah dalam, terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah
dalam, tak semudah pada air tanah dangkal karena harus digunakan bor dan memasukkan pipa
kedalamannya sehingga dalam suatu kedalaman biasanya antara 100-300 m2.
e) Mata air
Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak terpengaruh
oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam tanah.

2. Persyaratan Kualitas Air


Secara langsung atau tidak langsung pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas
air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap
air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum berpedoman pada standar kualitas air terutama
dalam penilaian terhadap produk air minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan
sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air (Suparmin, 2000). Kualitas air
tanah dipengaruhi beberapa hal antara lain iklim, litologi, waktu dan aktivitas manusia. Seperti
diuraikan sebagai berikut:
a) Iklim meliputi curah hujan dan temperatur. Perubahan temperatur berpengaruh terhadap
pelarutan gas. Semakin rendah temperatur maka gas yang tertinggal sebagai larutan semakin
banyak. Curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan melarutkan unsur-unsur kimia antara
lain, oksigen, karbon dioksida, nitrogen, dan unsur lainnya.
b) Litologi yaitu jenis tanah dan batuan dimana air akan melarutkan unsur-unsur padat dalam
batuan tersebut.
c) Waktu yaitu semakin lama air tanah itu tinggal disuatu tempat akan semakin banyak unsur
yang terlarut.Aktivitas manusia yaitu kepadatan penduduk berpengaruh negatif terhadap air tanah
apabila kegiatannya tidak memperhatikan lingkungan seperti pembuangan sampah dan kotoran
manusia (Suparmin, 2000).

B. Sistem penyediaan Air Bersih


Sistem penyediaan air bersih meliputi beberapa komponen pokok antara lain: unit sumber baku,
unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, dan unit produksi.
a) Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada unit
ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan yang
jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan.
b) Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih
atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula
belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi
manusia.
c) Unit transmisi dan unit distribusi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang
menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon
atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi.
d) Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air
bersih (Sutrisno, 2004).

C. Pengolahan Air Bersih


Secara umum, pengolahan air terdiri dari 3 aspek, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan
biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya
penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtrasi, adsorpsi, dan lain-lain. Pada
pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain,
biasanya bahan ini digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air.
Sedangkan pada pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan mikroorganisme sebagai
media pengolahnya.
Secara umum, skema pengolahan air bersih di daerah-daerah di Indonesia
adalah sebagai berikut :
1. Bangunan Intake (Bangunan Pengumpul Air)
Bangunan intake berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air.
Sumber air utamanya diambil dari air sungai. Pada bangunan ini terdapat bar screen (penyaring
kasar) yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air, misalnya
sampah, daun-daun, batang pohon, dsb.
2. Bak Prasedimentasi (optional)
Bak ini digunakan bagi sumber air yang karakteristik turbiditasnya tinggi (kekeruhan yang
menyebabkan air berwarna coklat). Bentuknya hanya berupa bak sederhana, fungsinya untuk
pengendapan partikel-partikel diskrit dan berat seperti pasir, dll. Selanjutnya air dipompa ke
bangunan utama pengolahan air bersih yakni WTP.
3. WTP (Water Treatment Plant)
Ini adalah bangunan pokok dari sistem pengolahan air bersih. Bangunan ini beberapa bagian,
yakni koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi.
a. Koagulasi
Disinilah proses kimiawi terjadi, pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel
koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air kotor biasanya berbentuk koloid dengan
berbagai partikel koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk
memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya, analoginya seperti memisahkan air
pada susu kedelai. Pada unit ini terjadi rapid mixing (pengadukan cepat) agar koagulan dapat
terlarut merata dalam waktu singkat. Bentuk alat pengaduknya dapat bervariasi, selain rapid
mixing, dapat menggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis (menggunakan
batang pengaduk).
b. Flokulasi
Selanjutnya air masuk ke unit flokulasi. Tujuannya adalah untuk membentuk dan memperbesar
flok (pengotor yang terendapkan). Di sini dibutuhkan lokasi yang alirannya tenang namun tetap
ada pengadukan lambat (slow mixing) supaya flok menumpuk. Untuk meningkatkan efisiensi,
biasanya ditambah dengan senyawa kimia yang mampu mengikat flok-flok tersebut.
c. Sedimentasi
Bangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi
oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel kolid
(biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Pada masa kini, unit
koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah ada yang dibuat tergabung yang disebut unit aselator.
d. Filtrasi
Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran. Media butiran ini
biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Cara ini
dilakukan dengan metode gravitasi.
e. Desinfeksi
Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan bakteri yang hidup,
sehingga ditambahkanlah senyawa kimia yang dapat mematikan kuman ini, biasanya berupa
penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan
selanjutnya, yakni reservoir.
4. Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan
melalui pipa-pipa secara gravitasi. Karena kebanyakan distribusi di Indonesia menggunakan
konsep gravitasi, maka reservoir biasanya diletakkan di tempat dengan posisi lebih tinggi
daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi, bisa diatas bukit atau gunung.

Anda mungkin juga menyukai