Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

PERCOBAAN VIII
IRITABILITAS OTOT DAN SYARAF

OLEH :

NAMA : MASITA
STAMBUK : F1D1 15 041
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : WINA REZKY

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh mahluk hidup terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-

masing mempunyai fungsi tertentu. Organ-organ tubuh dapat bekerja sama

dengan baik, diperlukan adanya koordinasi (pengaturan). Sistem koordinasi

pada manusia dan dikontrol oleh sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon.

Jaringan saraf mengintegrasikan dan mengkoordinasikan fungsi-fungsi jaringan

lain dalam tubuh.

Sistem syaraf merupakan sistem koordinasi atau sistem kontrol yang

bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsang ke seluruh tubuh, dan

memberikan respon terhadap rangsangan tersebut. Rangsangan dapat berasal

dari luar tubuh seperti suhu, cahaya, suara, bau, tekanan dan lain-lain.

Rangsangan yang berasal dari dalam tubuh seperti rasa lapar, haus, letih, dan

lain-lain, dalam menjalankan tugasnya, sistem syaraf dengan alat indera serta

sistem hormon membentuk koordinasi tubuh.

Sistem saraf dan otot bekerja karena adanya rangsangan dari luar tubuh

maupun dalam tubuh. Rangsangan yang diterimah oleh permukaan kulit tubuh

akan diteruskan oleh sistem saraf dan diterjemahkan ke sistem saraf pusat yaitu

otak, kemudian otot akan memberikan reaksi fisik maupun reaksi lainnya.

Rangsangan tersebut tidak hanya di terima begitu saja tetapi harus di teruskan

secara elektrokimia menyusuri membran ke bagian lain dari suatu sel yang

kemudian akan memberikan reaksi. Berdasarkan uraian tersebut, maka

dilakukan praktikum iritabilitas otot dan saraf.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana mengetahui

sifat iritabilitas dan konduktivitas otot dan saraf ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui

sifat iritabilitas dan konduktivitas otot dan saraf.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah dapat mengetahui

sifat iritabilitas dan konduktivitas otot dan saraf.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Otot

Otot memiliki kemampuan untuk memanjang dan memendek atau yang

lebih sering disebut dengan kontraksi dan relaksasi. Manusia bergerak

dihasilakan oleh kontraksi otot yang memeberikan gaya terhadap pergerakan

anggota badan. Gerak sadar merupakan hasil sinyal perintah dari pusat sistem

saraf ditransmisikan melalui saraf tulang belakang (Spinal cord) kemudian di

lanjutakan ke otot agar menghasilakan gaya. Otot berfungsi dengan baik dan

normal apabila antara sistem saraf, spinal cord berhubung secara utuh dan

bekerja dengan baik (Syaputrah, 2004).

B. Iribilitas Otot

Kontraksi otot berawal dengan adanya potensi aksi atau pengantar

implus saraf motorik menuju motor eendplate di membran otot rangka. Potensi

aksi atau pengantar implus di saraf motorik pelepsan Ach dalam akan sangat

banyak dipolarisasi di endplate yang menjadi potensial aksi yang selanjtnya

akan menjalar sepanjang memberan sel otot dan tubulus. Keseimbagan

merupakan kemampuan mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tempu

terutama pada saat posisi tegak (Utomo, 2010).

E.Kerja Otot

Cara kerja otot yaitu dapat berkontraksi yang dapat menyebabkan otot

memendek, bagian tegahnya bergelembung atau membesar. Otot memendek

maka tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan tertarik atau terangkat.
Kemampuan otot untuk mengerakan tulang kesatu arah tertentu merupakan

kontraksi satu macam otot saja. Hal ini agar tulang dapat kembali keposisi

semula. Kerja dua otot yang berbeda untuk berkontraksi dengan berlawanan

arah yang dapat menggerakan tulang kembali ke posisi semula (Setiawan, dkk.,

2013).

C. Implus Saraf

Susunan sistem saraf manusia tersusun atas sistem saraf pusat dan

sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang

belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan

sistem saraf otonom. Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan

sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam

rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama

otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak.

Otak besar (telencephalon, cerebrum) adalah bagian depan yang paling

menonjol dari otak depan (Muhamad, 2009).

Implus saraf di tandai dengan adanya stimulus yang berkontraksi

sebagai respon secara normal terhadapnya. Otot gabungan yang memiliki

jaringan an iribilitas akan berkontraksi dengan adanya stimulus, listrik,

mekanis, kimiawi, dan panas yang secara langsung. Kontraksi otot meliputi

perubahan mekanis sebagai akibat akhir dari beberapa perubahan internal yang

tidak bisa di ketahui pada proses pemendekan otot yang tidak dapat dilihat

(Purwanto,2008).
DAFTAR PUSTAKA

Muhamad, K., 2009, Organ pada Sistem Syaraf Manusia dan Mekanisme Kerja
Dalam Tubuh, Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Purwanto S., 2008, Mengatasi Insomnia dengan Terapi Relaksasi, Universitas


Muhammadiyah, Surakarta.

Setiawan A., Mammed S., Widya A., Dan Istriyati., 2013, Pertumbuhan dan
Perkembangan Otak Fetus Mencit Setelah Induksi Ochratoxin A Selama
Periode Organogenesis, Jurnal Biologi Papua, 5(1): 15-20

Syaputrah, 2004, Morfologi, Anatomi, dan Fisiologi Otot Manusia saat


Berkontraksi, Jurnal Kensley Mc, 1(7) :111

Utomo B, 2010, Hubungan antara Kekuatan Otot dan Daya Tahan Otot Anggota
Gerak Bawah dengan Kemampuan Fungsional Lanjut Usia, Skripsi,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 27 November 2017 pukul

12.30-15.00 WITA, dan bertempat di Laboratorium Unit Zoologi, Jurusan

Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu

Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada tabel 1.

Tabel 1. Nama bahan dan kegunaan.


No. Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
Katak (Limnonectes Sebagai objek pengamatan
1
melanostictus)
2 Larutan NaCl 5 % Sebagai bahan rangsangan osmotis
3 Larutan HCl 1% Sebagai bahan rangsangan khemis

C. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada tabel 2.

Tabel 2. Nama alat dan kegunaan.


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
Untuk tempat membedah katak
1 Papan bedah
(Limnonectes melanostictus)
Untuk membedah katak (Limnonectes
2 Alat bedah
melanostictus)
Untuk merusak otak katak (Limnonectes
3 Jarum pentul
melanostictus)
4 Pipet tetes Untuk mengambil larutan
5 Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Memegang katak batu (Limnonectes melanostictus) dengan punggung

menghadap ke atas.

3. Menusukkan jarum pentul melalui foramen magnum ke arah interior sampai

ke tulang tengkorak dan memutar-mutarkan jarum pentul tersebut hingga

otak rusak.

4. Setelah otak rusak maka langkah selanjutnya adalah membedah katak

(Limnonectes melanostictus).

5. Meletakkan katak (Limnonectes melanostictus) pada papan bedah, kemudian

mengguting kulitnya mulai dari 3cm di atas paha ke arah transversal

melingkari tubuh, kemudian menarik kulit ke bawah hingga terlepas dari

tubuh.

6. Membuka perutnya dan membuang viceralnya, hingga tampak saraf

ischiadicus di sisi kanan dan sisi kiri vetebranya.

7. Membuang sisa-sisa bagian lain yang tidak diperlukan dengan hati-hati

hingga menemukan saraf yang berlekatan dengan ujung otot gastrocnemius.

8. Memberikan perlakuan

Memberikan berbagai jenis rangsangan terhadap otot dan saraf,

dilakukan secara bergantian, setiap kali selesai dengan satu jenis

rangsangan.

a. Sebelum saraf diputuskan dari medulla spinalis


Rangsangan mekanis

Mencubit saraf dengan pinset, lalu mengamati apa yang terjadi.

Melalukan pula perlakuan terhadap otot gastrocnemius

Rangsangan osmotis

Meneteskan 2-3 tetes NaCl 5% pada saraf, lalu mengamati apa yang

terjadi. Melalukan pula perlakuan terhadap otot gastrocnemius.

Rangsangan khemis

Meneteskan 2-3 tetes HCl 1% pada saraf, lalu mengamati apa yang

terjadi. Melalukan pula perlakuan terhadap otot gastrocnemius.

b. Setelah memutuskan saraf dari medulla spinalis

Memutuskan saraf dari medulla spinalis, kemudian mengulangi

masing-masing perlakuan di atas terhadap otot dan saraf.

9. Mendokumentasikan hasil pengamatan.

10. Mencatat hasil pengamatan.

Anda mungkin juga menyukai