Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI VERTEBRATA

PERCOBAAN I

LOKASI DAN WAKTU SENSASI RESEPTOR PENGECAP

OLEH

NAMA :HUSNA

STAMBUK : F1D1 15 043

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN PEMBIMBING : JUSRIANTI

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

APRIL 2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indra pada makhluk hidup salah satunya adalah indra pengecap pada

mamalia dan vertebrata yang lain, Indra pengecapnya berupa lidah. Bagian

lidahnya itu terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus

dari zat-zat kimia (disebut kemoreseptor). Reseptor tersebut adalah kuncup-

kuncup pengecap. Suatu zat dapat dirasakan jika zat tersebut harus larut dalam

mulut sehingga dapat menstimulus tunas pengecap atau tunas perasa. Untuk

perasa kebanyakan terdapat pada permukaan lidah walaupun beberapa

ditemukan pada langit-langit lunak tinggi dibelakang mulut dan lengkung

langit-langit.

Sel-sel reseptor pengecap adalah sel-sel epithelium yang telah

termodifikasi yang terorganisir menjadi kuncup pengecap dan tersebar di

sejumlah bagian permukaan lidah atau mengalami penjuluran yang mirip

putting disebut papilla pada lidah. Kita mengenal empat persepsi pengecapan

dasar yaitu rasa manis, pahit, asam dan asin yang masing-masing di deteksi

pada bagian tertentu atau muatan molekuler tertentu yang berkaitan dengan

molekul reseptor yang terpisah.

Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap

dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang

memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan,

mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang pengecap (taste pores).

Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa dasar yaitu manis,


masam, asin dan pahit. Lidah reseptor-reseptor yang sensitif terhadap rasa

manis terdapat pada ujung lidah, sedangkan untuk rasa masam terdapat pada

bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal lidah sensitif untuk rasa pahit dan bagian

samping depan sensitif terhadap rasa asin. Berdasarkan uraian diatas maka

perlu dilakukan praktikum lokasi dan waktu sensasi reseptor pengecap.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengetahui lokasi reseptor pengecap pada manusia ?

2. Bagaimana mengetahui variasi waktu sensasi ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui lokasi reseptor pengecap pada manusia.

2. Untuk mengetahui variasi waktu sensasi.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui lokasi reseptor pengecap pada manusia.

2. Dapat mengetahui variasi waktu sensasi.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Reseptor

Reseptor adalah ujung perifer khusus neuron-neuron aferen, reseptor

berespons terhadap rangsangan tertentu, mengubah bentuk-bentuk energi

rangsangan menjadi sinyal listrik, bahasa sistem saraf. Terdapat jalur-jalur

tersendiri yang berlabel dari reseptor-reseptor ke, sehingga informasi mengenai

jenis dan lokasi rangsangan dapat dipecahkan oleh, walaupun semua informasi

datang dalam bentuk potensial aksi. Namun, apa yang dipersepsikan oleh otak

dari berbagai masukan tersebut adalah suatu abstraksi dan bukan realitas. Satu-

satunya rangsangan yang dapat dideteksi adalah rangsangan yang ada

reseptornya. Selain itu, sewaktu sinyal-sinyal sensorik naik melalui pengolahan

yang semakin lama semakin kompleks, sebagian informasi mungkin ditekan,

sementara bagian-bagian lain mungkin diperkuat (Nurcahyani, 2005).

B. Sel-sel Reseptor

Sel reseptor pengecap adalah sel epitel termodifikasi dengan banyak

lipatan permukaan atau mikrovili, sedikit menonjol melalui poripori pengecap

untuk meningkatkan luas permukaan sel yang terpajan dalam mulut. Membran

plasma mikrovili mengandung reseptor yang berikatan secara selektif dengan

molekul zat kimia. Hanya zat kimia dalam larutan atau zat padat yang telah

larut dalam air liur yang dapat berikatan dengan sel reseptor (Jenny, 2007).

Sel-sel reseptor pengecap adalah sel-sel epithelium yang telah

termodifikasi yang terorganisir menjadi kuncup pengecap dan tersebar di

sejumlah bagian permukaan lidah atau mengalami penjuluran yang mirip


putting disebut papilla pada lidah. Kita mengenal empat persepsi pengecapan

dasar yaitu rasa manis, pahit, asam, dan asin yang masing-masing di deteksi

pada bagian tertentu atau muatan molekuler tertentu yang berkaitan dengan

molekul reseptor yang terpisah (Campbell, 2004).

C. Lidah

Lidah adalah salah satu dari panca indera yang berfungsi sebagai alat

pengecap. Pengecap rasa pada lidah disebut dengan taste buds. Taste buds

mengandung pori-pori atau dikenal sebagai taste pore yang mengandung

mikrovili dan membawa sel gustatoris yang akan distimuli oleh berbagai cairan

kimiawi. Mikrovili merupakan reseptor permukaan bagi rasa. Serabut nervus

sensorik dari taste buds pada bagian anterior lidah menghantarkan impuls ke

batang otak melalui chorda tympani (cabang dari nervus facialis). Bagian

posterior lidah menghantar impuls ke batang otak melalui nervus

glossopharyng sedangkan taste buds pada pharynx dan epiglottis diinervasi

oleh nervus vagus untuk menginterpretasikan rasa. Taste buds mengandung

beberapa reseptor rasa yaitu rasa asam, asin, manis, pahit dan umami. Rasa

asam sering digunakan untuk mendeteksi keasaman, rasa asin dapat

memodulasi diet untuk kestabilan elektrolit tubuh, rasa manis penting untuk

menambah energi tubuh, rasa pahit dapat mendeteksi berbagai toksin dan rasa

umami digunakan untuk mendeteksi asam amino (Dhio, 2014).

Indera pengecap mulai berkurang saat manusia mencapai umur 50

tahun. Perubahan-perubahan kecil terjadi di 20 tahun pertama dalam hidup.

Saat mencapai umur 30 tahun, manusia memiliki 245 taste buds pada tiap
papilla di lidah. Saat berumur 70 tahun, jumlah taste buds di setiap papilla

berkurang hingga berjumlah 88 saja dimana rasa manis dan asin lebih dulu

terasa efeknya. Selain karena usia, penurunan indera pengecap juga dapat

disebabkan oleh kebiasaan buruk seperti merokok karena rongga mulut

merupakan daerah yang paling mudah terpapar efek merugikan akibat merokok

(Tjandra 2003).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat 6 April 2018 pukul 13.30-

Selesai WITA, dan bertempat di Laboratorium Zoologi, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Nama bahan dan fungsinya


No. Nama Alat Fungsi
1 2 3
1. Gula pasir, garam dapur dan Objek yang digunakan sebagai
jeruk nipis perasa
2. Tissue Sebagai pembersih lidah dan
membatu mengeringkan lidah
3. Air Media membersihkan mulut

2. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Nama alat dan fungsinya


No. Nama Alat Fungsi
1 2 3
1. Stopwatch Untuk menghitung waktu sensasi
2. Alat tulis Mencatat hasil pengamatan
3. Pisau Untuk memotong jeruk nipis
C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut :

a. Menentukan lokasi reseptor pengecap

1. Membersihkan rongga mulut dengan cara berkumur-kumur menggunakan

air tawar.

2. Mengambil sedikit bahan yang sudah disediakan yaitu gula pasir, garam

dapur dan jeruk nipis diletakkan secara berturut-turut di ujung lidah

depan, tepi kiri lidah belakang, tepi kanan lidah belakang dan pangkal

lidah.

3. Mencatat hasil pengamatan.

b. Menghitung waktu sensasi

a. Metode kering

1. Membersihkan rongga mulut dengan cara berkumur-kumur

menggunakan air tawar.

2. Mengeringkan lidah menggunakan tissue dan pertahankan lidah tetap

menjulur keluar.

3. Meletakkan bahan yang sudah disediakan yaitu gula pasir, garam

dapur dan jeruk nipis, bersamaan dengan stopwatch dan setelah

sensasi terasa segera mematikan stopwatch.

4. Mencatat hasil pengamatan.


b. Metode basah

1. Membersihkan rongga mulut dengan cara berkumur-kumur

menggunakan air tawar.

2. Menunggu hingga 3 menit sebelum melakukan waktu sensasi.

3. Meletakkan bahan yang sudah disediakan yaitu gula pasir, garam

dapur dan jeruk nipis, bersamaan dengan stopwatch dan setelah

sensasi terasa segera mematikan stopwatch.

4. Mencatat hasil pengamatan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Lokasi Reseptor Pengecap


No Probandus Bahan Lokasi Pengecap
Ujung Lida Tengah Tepi Belakang Pangkal lidah
1. Fira Gula + - - -
Garam +++ + ++ +
Jeruk ++ +++ ++ +
2. Fikri Gula - - - -
Garam + - + -
Jeruk +++ +++ ++ +
Keterangan :
+++ = Kuat
++ = Sedang
+ = Lemah
- =Tidak Terasa

Tabel 4. Hasil Pengamaatan Waktu Sensasi Reseptor


No Metode Probandus Bahan Waktu Sensasi (Detik)
Ujung Lidah Tengah Tepih Lidah
1. Basah Isna Ariska Gula 12,75 24,79 24,58
Garam 3,12 5,04 9,73
Jeruk 2,05 3,25 2,35
Asrullah Gula 9,78 16,88 11,62
Garam 2,74 4,71 3,93
Jeruk 1,31 6,52 4,05
2. Kering Anas Gula 24,63 34,92 16,33
Garam 3,35 8,83 12,87
Jeruk 2,63 7,6 2,40
Naneng Gula 1,8 4,6 6,0
Garam 5,8 1,5 9,7
Jeruk 1,6 1,0 2,3

B. Pembahasan

Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir Lidah

adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu

pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai


indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah dapat

berperan dalam tindakan bicara. Struktur lainnya yang berhubungan dengan

lidah sering disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari bahasa

Yunani, Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada

tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang

pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.

Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang

disebut papila. Terdapat tiga jenis papila dlidah, yaitu papila filiformis, papila

sirkumvalata, dan papila fungiformis. Terdapat satu jenis papila yang tidak

terdapat pada manusia, yakni papila folliata pada hewan pengerat.

papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap

berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk

menompang.

Sensasi rasa dari pengecapan terjadi menurut mekanisme berikut.

Bahan yang masuk ke dalam mulut lalu terkena permukaan lidah. Ujung luar

sel-sel kecap tersusun mengelilingi pori kecap yang kecil. Dari ujung setiap sel,

keluar menonjol melalui pori kecap melalui rongga mulut. Beberapa mikrovili,

atau rambut kecap dengan panjang sekitar 2-3 mikron, lebar 0,2 mikron.

Mikrovili merupakan reseptor permukaan bagi rasa. Jalinan diantara sel-sel

kecap merupakan jalinan cabang-cabang terminal beberapa serabut saraf kecap

yang dirangsang oleh sel-sel kecap. Serabut-serabut ini mengadakan invaginasi

jauh ke dalam lipatan membran sel kecap, sehingga terdapat hubungan yang

sangat erat antara sel kecap dan saraf. Saraf akan membawa impuls tersebut ke
otak. Otak akan menerjemahkannya sebagai rasa suatu makanan. Beberapa

puting kecap dapat dipersarafi oleh serabut kecap yang sama (Guyton, 2001).

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai lokasi

reseptor pengecap, disini semua bahan yang diujikan seperti gula, jeruk nipis

dan garam dapur diletakkan di lidah probandus sesuai dengan posisi bahan

dilidah, yaitu rasa manis didepan lidah, pada bagian tepi depan rasa asin,

bagian tepi belakang rasa asam dan bagian pangkal lidah dengan rasa pahit.

Ketiga probandus menyebutkan rasa yang benar walaupun ada yang kuat,

sedang, lemah dan tidak berasa. Hal ini menandakan ketiga probandus tersebut

tidak mengalami gangguan apa-apa dan dapat dikatakan normal karena dapat

merasakan dengan baik sesuai teori yang ada.

Pengamatan selanjutnya mengenai waktu sensasi. Pengamatan ini

menggunakan dua metode yaitu metode kering dan basah, pada metode kering

lidah dikering terlebih dahulu sebelum perlakuan dan tetap dijulurkan keluar

tetapi pada metode basah yaitu tetap didalam mulut dengan membiarakan agar

tetap basah, selanjutnya bahan yang telah disediakan diletakkan sesuai tempat

yang sudah ditentukan dan dicatat waktu jika probandus sudah mulai merasa

ada sensasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu semua probandus memilki

mempunyai waktu sensasi pengecap yang berbeda-beda. Hal ini, disebabkan

karena adanya perbedaan genetik setiap orang dan faktor- faktor luar yang lain

yaitu suhu dan usia.


V. PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Lokasi reseptor pengecap manusia yaitu harus mengetahui lokasi-lokasi

pengecap sesuai teori yang telah ada yaitu rasa manis didepan lidah, pada

bagian tepi depan rasa asin, bagian tepi belakang rasa asam dan bagian

pangkal lidah dengan rasa pahit.

2. Untuk mengetahui variasi waktu sensasi yaitu dilakukan menggunakan dua

metode yaitu metode kering dan basah, dari kedua metode tersebut di

dapatkan hasil yang berbeda-beda dari ketiga probandus.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah agar dalam

pelaksanaan praktikum sekira praktikan aktif dalam melakukan praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Erlangga: Jakarta.

Dhio M, F., 2014. Perbedaan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Manis dan Rasa
Pahit pada Perokok dan Non Perokok, Skripsi, Fakultas Kedokteran
Gigi, Universitas Mahasaraswati Denpasar: Denpasar.

Girianto. 2003. Resiko Terjadinya Stroke Pada Pengaruh Kebiasaan Merokok.


Universitas Airlangga: Surabaya

Guyton, A. C., 2001, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta

Jenny, S., 2007, Perbedaan Persepsi Pengecap Rasa Asin Antara Usia Subur Dan
Usia Lanjut, Jurnal Majalah Ilmu Faal Indonesia, 6(3): 20-23

Nurcahyani. 2005. Struktur dan Perkembangan Hewan. Universitas Lampung.


Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai