Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN LOKASi DAN WAKTU

SENSASI RESEPTOR PENGECAPAN

Mata Kuliah : Fisiologi Hewan


Dosen Pengampu : 1. Dr. Tri Jalmo, M.Si.
2. Dr. Dina Maulina, M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok 5B
Balqis 2113024008
Dina Silviana 2113024012
Marisky Catur Riyanti 2113024058
Nabila Agnia Putri 2113024080
Monicha Dwi Azhari 2113024082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
LEMBAR KERJA MAHASISWA

Judul Praktikum : Lokasi Dan Waktu Sensasi Reseptor Pengecapan

Tujuan Praktikum : Menegetahui lokasi reseptor pengecap pada manusia serta


mengetahui variasi waktu sensasi

Alat dan Bahan

Alat:
1. Gelas beker 4 buah
2. Sendok/pengaduk
3. Pisau
4. Cotton bud
5. Kertas tisu H.
Bahan :
1. Gula pasir
2. Jeruk nipis
3. Kopi hitam
4. Garam dapur
5. Air tawar
6. Vit c

Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan di meja kerja.


2. Larutkan masing-masing 5 gram gula pasir, 5 gram garam dapur, dan 5 gram
kopi hitam ke dalam 20 mL air tawar pada gelas beker yang berbeda-beda.
Selanjutnya, potonglah jeruk nipis menjadi beberapa bagian dan peraslah pada gelas
beker secukupnya.
3. Bersihkan rongga mulut dengan berkumur menggunakan air tawar.
4. Celupkan cotton bud pada tiap-tiap larutan. Gunakan cotton bud yang berbeda
untuk setiap larutan.
5. Tempelkan cotton bud yang telah dicelupkan pada larutan gula pasir pada ujung
lidah, tepi lidah bagian depan, tepi lidah bagian belakang, dan pangkal lidah.
6. Catatlah rasanya dan tentukan daerah yang paling tajam rasanya.
7. Lakukan pula langkah nomor 3-6 untuk larutan garam dapur, kopi hitam dan
jeruk nipis.
8. Catatlah hasil kegiatan dalam bentuk tabel.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Table 1. lokasi reseptor pengecap


No Probandus Reseptor pengecap
1 2 3 4 5
1 Qiqi + + + + +
2 ubed + + + + +
Keterangan: (+): terasa
(-): tidak terasa

Table 2. waktu sensasi


No Probandus Waktu Sensasi
1 2 3 4 5
1 Qiqi 4 dt 8 dt 2 dt 7 dt 10 dt
2 ubed 2 dt 2 dt 8 dt 2dt 2 dt
Keterangan:
(1). Ujung lidah (gula halus)
(2). Ujung lidah (gula pasir)
(3). Tepi depan lidah (garam)
(4). Tepi belakang lidah (vit.C)
(5). Pangkal lidah (kopi)

Gambar penampang Lidah


B. PEMBAHASAN

praktikum tentang lokasi dan sensasi reseptor pengecap pada


manusia bertujuan untuk mengetahui lokasi reseptor pengecap pada
manusia serta mengetahui variasi waktu sensasi. Menurut teori ada 4
pengecap dasar yang digunakan untuk mengetahui lokasi reseptor dan
variasi waktu sensasinya, Dimana pada bagian ujung lidah lebih sensitif
terhadap rasa manis, pada bagian tepi depan lidah lebih sensitif terhadap
rasa asin, bagian tepi belakang lidah lebih sensitif terhadap rasa asam
dan pada bagian pangkal lidah lebih sensitif terhadap rasa pahit.
Pada praktikum pertama mengenai penentuan lokasi reseptor
pengecap. Disini semua bahan yang diujikan diletakkan di lidah
probandus sesuai dengan posisi rasa bahan di lidah. Contoh, jika bahan
rasanya manis diletaakkan di ujung lidah depan. Namun, probandus
dalam keadaan mata tertutup. Hasilnya, kedua probandus dapat
menyebutkan rasa yang benar pada masing-masing bahan uji dan dalam
penentuan lokasi pengecapan yang tepat. Ini menandakan kedua lidah
probandus tidak mengalami gangguan apa-apa dan dapat dikatakan
normal karena dapat merasa dengan benar.
Pengamatan dilanjutkan dengan melakukan praktikum kedua
mengenai penentuan waktu reseptor. Disini lidah probandus diletakkan
bahan di bagian lidah yang sesuai dengan rasa bahan uji tersebut. Lidah
probandus dikondisikan tetap terjulur dan dalam keadaan kering.
Dicatat waktu jika probandus sudah mulai merasa.
Berdasarkan data tersebut setiap praktikan memiliki sensari reseptor
yang berbeda-beda hal tersebut terjadi adanya perbedaan genetik setiap
orang yang menyebabkan berbedanya jumlah kuncup kecap di
permukaan lidah. Kuncup kecap adalah salah satu sel reseptor yang
menerima impuls berupa senyawa kimia rasa yang akan diteruskan ke
system saraf pusat untuk diterjemahkan (Jalmo, 2007).
Tingkat sensitivitas lidah seseorang juga mempengaruhi
kemampuannya mengecap suatu rasa. Ada beberapa hal yang
mempengaruhi sensitivitas ini. Sensitivitas mungkin disebabkan
struktur dari lidah itu sendiri yang rusak atau tidak bagus akibat dari
pola makan seseorang. Hal lain yang mempengaruhi sensitivitas adalah
proses pengantaran rangsang dari organ menuju otak, hal tersebut
biasanya terjadi pada orang yang kondisi tubuhnya lemah (sakit)
sehingga daya tanggap terhadap rangsang sedikit terganggu. Cepat
lambatnya seseorang dalam mengecap rasa dapat dipengaruhi oleh
kecepatan penghantaran rangsang yang diberikan jika dalam
penyampaian rangsang tersebut terjadi gangguan maka dapat
mempengaruhi waktu sensasi yang dihasilkan. Selain itu jenis kelamin
juga kemungkinan mempengaruhi sensasi reseptor pengecap. (Jalmo,
2007).
Sensasi rasa dipengaruhi oleh saliva (air liur). Hal ini disebabkan
karena saliva akan melarutkan dan mengkatalis zat yang masuk ke
dalam mulut. Kuncup kecap hanya akan dapat terstimulasi bila zat
tersebut telah dikatalis oleh saliva (chemoreseptor), sehingga apabila
konsentrasi saliva terlalu rendah maka dibutuhkan waktu yang lebih
lama untuk mengkatalis zat-zat tersebut, dan semakin lambat pula
respon rasa tersebut (Jalmo, 2007). Dalam praktikum lidah dibiarkan
terjulur, sehingga produksi saliva sedikit yang menyebabkan lamanya
probandus dalam menangkap rasa.
Faktor lain yang mempengaruhi reseptor perasa adalah suhu dan
usia. Suhu kurang dari 20° atau lebih dari 30° akan mempengaruhi
sensitifitas kuncup rasa (taste bud). Suhu yang terlalu panas akan
merusak sel-sel pada kuncup rasa sehingga sensitifitas berkurang,
namun keadaan ini cenderung berlangsung cepat karena sel yang rusak
akan cepat diperbaiki dalam beberapa hari. Suhu yang terlalu dingin
akan membius kuncup lidah sehingga sensifitas berkurang (Jalmo,
2007).
Usia mempengaruhi sensitifitas reseptor perasa. Menurut Sunariani
(2007), pada orang yang berusia lanjut terdapat penurunan sensitifitas
dalam menraskan rasa asin. Hal ini disebabkan pada orang berusia
lanjut karena berkurangnya jumlah papilla sirkumvalata seiring dengan
bertambahnya usia dan penurunan fungsi transmisi kuncup rasa pada
lidah sehingga mengurangi sensasi rasa (Jalmo,2007). Jalmo, Tri.
2007. Buku Ajar Fisiologi Hewan. Bandar Lampung: Unila
Dari bahan-bahan tersebut mengandung bahan-bahan yang
berbeda. Rasa manis yang dirasakan oleh lidah berasal dari senyawa
polisakarida atau molekul gula, dan sakarin yang dikonsumsi oleh
manusia. Sedangkan senyawa yang dirasakan oleh bagian lidah
pengecap rasa pahit adalah substansi tastan yang memiliki afinitas
cukup tinggi terhadap asam lemak (bersifat lipofilik). Pada rasa asam
terjadi karena konsenterasi H+ meningkat pada pengecap rasa asam.
Dan pada rasa asin disebabkan oleh masuknya ion Na + dan tertangkap
oleh lidah.
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa. hampir semua


manusia memiliki letak reseptor pengecap pada lidah yang sama. Karena hal ini
sudah diteorikan oleh para ilmuwan. Lidah merupakan alat indra pengecap. Selain
itu lidah juga memiliki banyak fungsi lain, misalnya sebagai alat berbicara,
membantu mengatur letak makanan ketika dikunyah, membantu dalam proses
menelan makanan dan lain-lain. Sebagai indra pengecap, lidah peka terhadap
berbagai macam cita rasa seperti rasa manis, asin, asam, dan pahit. Setiap bagian
lidah peka terhadap rasa tertentu yakni, bagian ujung lidah peka terhadap rasa
manis, bagian pangkal lidah peka terhadap rasa pahit, bagian tepi depan lidah peka
terhadap rasa asin, dan bagian tepi lidah belakang peka terhadap rasa asam. Namun,
saat mencobanya kita pasti menyadari bahwa mau di bagian lidah manapun kita
meletakkan suatu makanan, rasanya akan tetap sama, yang membedakan adalah
tingkat ketajaman rasa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A.,J.B. Reece, & Mitchell. 200. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.
Erlangga. Jakarta.
Frandson, Boron WF & Boulpeap EL. 1992. Medical physiology. EGC. Jakarta.
Guyton AC, Hall JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Irawati S. Ed. EGC.
Jakarta.
Jalmo, Tri. 2007. Buku Ajar Fisiologi Hewan. Bandar Lampung: Unila Junqueira,
L. Carlos, Jose Carneiro &Robert Kelley. 1995. Histologi Dasar. EGC. Jakarta.
Nukmal, Nismah. 2012. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.

LAMPIRAN

Link YouTube: https://youtu.be/a2BBOPBQfvk

Anda mungkin juga menyukai