HUBUNGAN LAYANAN INFORMASI DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN
PENGGUNA BPJS PBI DI RUANG MELATI RSUD KERTOSONO
Ria Susana1, Heru Wahyudi2,Sri Nuryati3
1Mahasiswa STIKes Satria Bhakti Nganjuk, 2Dosen STIKes Satria Bhakti Nganjuk, 3Dosen STIKes Satria Bhakti Nganjuk ABSTRACT Background. Layanan informasi merupakan salah satu faktor yang mempegaruhi kepuasaan pasien. Dari wawancara yang dilakukan 8 dari 12 orang menyatakan kurang puas terhadap pelayanan yang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan layanan informasi dengan tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS PBI di ruang Melati RSUD Kertosono. Methods. Desain penelitian menggunakan korelasional dengan pendekatan cross sectional dengan 30 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental sampling. variabel independen yaitu pelayanan informasi, sedangkan variabel dependen yaitu tingkat kepuasan. Variabel independen dan variabel dependen diukur menggunakan kuisioner. Data di analisa menggunakan spearman rank dengan signifikansi = 0,05. Result. Hasil penelitian menunjukan hampir seluruhnya yaitu 27 responden (90 %) mendapatkan layanan informasi baik dan hampir seluruhnya yaitu 29 responden (96,6 %) memiliki tingkat kepuasan kategori puas. Hasil uji statistik mengunakan uji Spearman rank , p value = 0,001. Berarti p value = 0,001 (0,05) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak yang diartikan bahwa ada hubungan layanan informasi dengan tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS PBI di ruang Melati RSUD Kertosono. Koefisien korelasi yaitu 0.557 dengan tingkat hubungan sedang. Conclusion. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan ada hubungan layanan informasi dengan tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS PBI di ruang Melati RSUD Kertosono. Layanan informasi yang baik berdampak pada kemudahan pasien memahami informasi. Pasien merasa puas mengambil keputusan setelah memahami informasi yang ada di rumah sakit. Kata kunci : layanan informasi, tingkat kepuasan, pasien BPJS PBI. Background. Information service is one of the factors that mempegaruhi patient satisfaction. From interviews conducted 8 out of 12 people expressed less satisfied with the services performed. The purpose of this study was to determine the relationship of information services with the level of patient satisfaction BPJS PBI user in the room Melati Room Regional public hospital Kertosono Methods.Research design using correlational with cross sectional approach implemented on 04 - 14 August 2017 in Melati room of Regional public hospital Kertosono with 30 respondents. Sampling technique using Accidental sampling. Independent variables ie service information, while the dependent variable is the level of satisfaction. Independent variables and dependent variables were measured using questionnaires. Data were analyzed using spearman rank with significance = 0,05. Result. The results showed almost all of which are 27 respondents (90%) get good information service and almost all of 29 respondents (96.6%) have satisfaction category satisfaction level. The results of statistical tests using Spearman rank test, p value = 0.001. Means p value = 0.001 (0.05) so that Ha accepted and Ho is rejected which means that there is a relationship of information service with the level of patient satisfaction of organizer of social health insurance beneficiaries user In Melati Room Regional public hospital Kertosono. The correlation coefficient is 0.557 with moderate degree of relationship. Conclusion.Based on the results of the study concluded there is a relationship of information services with the level of patient satisfaction organizer of social health insurance beneficiaries user In the Melati Room Regional public hospital Kertosono. Good information services have an impact on the patient's ease of understanding information. Patients feel satisfied to make decisions after understanding the information in the hospital. Keyword : information service, satisfaction level, BPJS PBI PENDAHULUAN Pelayanan jaminan kesehatan dapat sekitar 5,4 juta belum sampai ke peserta terlaksana secara nasional dengan karena berbagai faktor, seperti sudah dilakukannya perjanjian kerjasama antara meninggal, pindah alamat, tidak miskin lagi, BPJS dan fasilitas kesehatan yang ada serta masih memegang kartu lama (Kemensos diseluruh Indonesia. BPJS (Badan RI, 2016). Di Jawa timur pengguna BPJS Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan mencapai 12.361.242 orang (BPJS Jatim, adalah badan hukum yang dibentuk untuk 2016). Sementara itu, pengguna BPJS yang menyelenggarakan program jaminan berkunjung atau berobat di RSUD Kertosono kesehatan. Fasilitas kesehatan yang bekerja pada tahun 2015 mencapai 43.436 orang sama dengan BPJS Kesehatan berupa fasilitas dimana 27.230 orang adalah pengguna BPJS kesehatan tingkat pertama dan fasilitas PBI dan 16.206 adalah pengguna BPJS Non kesehatan rujukan tingkat lanjutan PBI. (Kemenkes, RI., 2013). Menurut Kemenkes Menurut Haryanti (2000), salah satu RI (2004) ada 4 hak peserta BPJS Kesehatan, faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien salah satunya adalah memperoleh informasi dalam pelayanan atau pemberian asuhan tentang hak-hak peserta dalam pelayanan keperawatan adalah komunikasi. Komunikasi kesehatan sesuai dengan ketentuan yang yaitu tata cara penyampaian informasi yang berlaku. Persepsi pasien terhadap kualitas diberikan pihak penyedia jasa dalam pelayanan dipengaruhi oleh kenyataan menanggapi dengan cepat keluhan-keluhan kualitas pelayanan yang sesungguhnya dan dari pasien terutama perawat dalam komunikasi rumah sakit. Pasien akan merasa memberikan respon terhadap keluhan pasien. puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan METODE (Lupiyoadi, 2001). Tingkat kepuasan sendiri Desain penelitian pada skripsi ini adalah fungsi dan perbedaan antara kinerja menggunakan desain korelasi dengan yang dirasakan dengan harapan (Kotler dkk, pendekatan Cross sectional, yaitu suatu 2006). Berdasarkan hasil studi pendahuluan pendekatan penelitian untuk melihat suatu yang dilakukan oleh peneliti di RSUD hubungan diantara beberapa variabel yang Kertosono pada tanggal 2 Nopember 2016, diukur secara bersamaan dan hanya sekali peneliti menemukan bahwa dari 12 pasien pengukuran atau pengamatan tanpa ada tindak pengguna BPJS PBI yang diwawancarai, 8 lanjut (Nursalam,2013). diantaranya mengatakan petugasnya kurang Populasi dalam penelitian ini adalah pasien tanggap terhadap pasien, pelayanan yang pengguna BPJS PBI yang dirawat di Ruang diberikan terkesan lambat dan kurang serius. Melati RSUD Kertosono dalam sebulan rata- Menanggapi issue tersebut ternyata pihak rata mencapai 90 orang. Teknik sampling rumah sakit beralasan bahwa tindakan mengunakan accidental sampling dan sampel tertentu yang membutuhkan biaya tambahan yang sesuai kriteria inklusi yaitu Pasien oleh karena tidak ditanggung oleh BPJS, pengguna BPJS PBI yang dirawat di Ruang maka harus menunggu kesanggupan keluarga Melati RSUD Kertosono, kesadaran compos pasien untuk pembiayaannya, baru dilakukan mentis, pasien yang dirawat hari ke 3 di tindakan. Ruang Melati RSUD Kertosono dan usia Pengguna BPJS di Indonesia pada awal dewasa. Sedangkan kriteria Jika pasien tidak diluncurkannya program ini (bulan Maret) kooperatif, maka pasien dieksklusikan dari mencapai 163.327.183 orang (BPJS, 2014). keikutsertaannya menjadi responden dalam Adapun sampai dengan saat ini BPJS penelitian ini dan sampel sejumlah 30 Kesehatan telah mendistribusikan 93% dari responden. total Kartu Indonesia Sehat untuk peserta Variabel independen yang digunakan Penerima Bantuan Iuran (KIS-PBI). Sisanya dalam penelitian ini adalah ialah layanan informasi dan pengumpulan data Baik 27 90 0 0 0 0 menggunakan kueisioner. Sedangkan Cukup 2 6,6 1 3,3 0 0 variabel dependen yang digunakan dalam Kurang 0 0 0 0 0 0 penelitian ini adalah tingkat kepuasan pasien. p value = 0,001 dan pengumpulan data menggunakan kueisioner. PEMBAHASAN Menurut Moenir (2008), layanan HASIL PENELITIAN informasi kurang efektif jika pemberi Hampir setengahnya dari responden informasi memiliki pengetahuan yang kurang berusia > 55 tahun yaitu sebanyak 14 atau tidak seimbang sehingga menjadi responden, sebagian besar berjenis kelamin hambatan dalam memberikan informasi. perempuan yaitu sebanyak 19 responden Berdasarkan uji SPSS dengan data demografi (63%), sebanyak 13 responden (44%) tidak ada yang berkaitan langsung dengan berpendidikan SD, hampir setengahnya dari layanan informasi. Menurut Moenir (2008), responden berkerja sebagai IRT yaitu layanan informasi kurang efektif jika pemberi sebanyak 13 responden (43%). informasi memiliki pengetahuan yang kurang Berdasarkan penelitian ini juga dapat atau tidak seimbang sehingga menjadi diketahui yaitu layanan informasi baik 27 hambatan dalam memberikan informasi. agar (90%), layanan informasi cukup 3 (10%), layanan komunikasi berhasil, hendaknya layanan informasi kurang 0 (0%). dipakai saluran-saluran komunikasi yang sudah Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa biasa digunakan dan sudah dikenal oleh umum. hampir seluruhnya yaitu 29 responden (96,6 Misal: media cetak, televisi dan telepon. %) memiliki tingkat kepuasan kategori puas. Menurut Rangkuti (2006) memaparkan Data tingkat kepuasan pada pasien BPJS PBI bahwa tingginya angka kesakitan pada ruang Melati RSUD Kertosono. Berdasarkan perempuan dari pada laki-laki menyebabkan uji statistik hubungan layanan informasi perempuan membutuhkan pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien pengguna yang lebih banyak, berdasarkan uji SPSS data BPJS PBI di ruang Melati RSUD Kertosono demografi dengan tingkat kepuasan tidak ada dengan uji statistik Spearman rank yang berhubungan. Menurut Wijono (2000), didapatkan p value 0,001 = 0,05. tingkat kepuasan pada masyarakat dan pasien Sehingga ada hubungan layanan informasi adalah kualitas pelayanan, petugas memiliki dengan tingkat kepuasan pasien pengguna rasa empati yang tinggi, respek dan tanggap BPJS PBI di ruang Melati RSUD Kertosono. akan kebutuhan pasien. Pelayanan harus sesuai Tabel 2. Hubungan layanan informasi dan dengan kebutuhan pasien serta ramah. Menurut tingkat kepuasan pada pasien BPJS PBI ruang Santoso (2009), berpendapat tingkat kepuasan Melati RSUD Kertosono. seseorang dapat di dukung oleh faktor kenyamanan, hubungan petugas dengan pasien, Karakteristik n f (%) keahlian petugas kesehatan dan biaya yang Kepuasan Pasien terjangkau. Baik 27 90 Cukup 3 10 KESIMPULAN Kurang 0 0 Berdasarkan penelitian ini dapat Tingkat Kepuasan disimpulkan Pelayanan informasi pasien BPJS Puas 29 96,6 PBI dari 30 responden hampir seluruhnya yaitu Cukup Puas 1 3,3 27 responden (90%) mendapat layanan Kurang Puas 0 0 informasi baik. Serta Kepuasan pelayanan Layanan Informasi Tingkat Kepuasan pasien BPJS PBI dari 30 responden hampir pasien seluruhnya yaitu 27 responden (96,6%) Puas Cukup Puas Kurang puas mendapatkan kepuasan pelayanan. Ada n f(%) n f(%) n f(%) hubungan layanan informasi dengan tingkat kepuasan pasien pengguna BPJS PBI di Ruang Gunawan (2007). Analisis Kepuasan Pasien melati RSUD Kertosono. Hasil uji statistik Rawat Inap Bangsal Jantung Di mengunakan uji Spearman rank , p value = RSUD Raden Mattaher Jambi. 0,001. Berarti p value = 0,001 (0,05) dan r Jurnal Manajemen Fakultas = 0, 557, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Ekonomi Universitas Jambi, Vol 1 No.1 Januari Maret, pp: 11-16. Diharapkan RSUD Kertosono sebagai fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan Firdaus. 2005. Tehnik mengukur kepuasan mampu meningkatkan pelayanan informasi pelanggan dan penguna jasa dalam dalam segala bentuk agar terciptanya era modern, Jakarta: PPM kemudahan pasien dalam pendapat pelayanan informasi BPJS dan masyarakat diharapkan Gerson, Richard F. 2004. Mengukur Kepuasan mampu menerima segala bentuk pelayanan Pelanggan. Cetakan kedua, Jakarta: informasi dengan baik dan dapat PPM memanfaatkan dengan maksimal pelayanan informasi di rumah sakit. Haryanti.2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya. Universitas DAFTAR PUSTAKA Airlangga Alkaa'ida Feras., 2011. The Mediating Effect of Hayaza, Y.T. 2013. Analisis Kepuasan Pasien Patient Satisfaction in the Patients' Terhadap Kualitas Pelayanan Kamar Perceptions of Healthcare Quality Obat di Puskesmas Surabaya Utara. Patient Trust Relationship. Jurnal ilmiah Mahasiswa International Journal of Marketing Universitas Surabaya, Vol. 2 No. 2, Studies. Vol. 3, No. 1; February. Februari, Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu 62 Hidayat, A.A.A. (2009). Metode Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Keperawatan dan Teknis Analisis Rineka Cipta Data. Jakarta: Salemba Medika. Ashri Nooraida. 2013. Definisi-Definisi Hurihsan, (2006). Analisis Kepuasan Pasien Informasi. Terhadap Kualitas Pelayanan Kamar http://www.academia.edu//5524982/ Obat di Puskesmas Medan Utara. Definisi-Definisi_Informasi.com. Jurnal ilmiah Mahasiswa Sumatra Diakses 11 Desember 2016. Selatan, Vol. 2 No. 2, Februari BPJS-Kesehatan.(2015). PMK No 59 Tahun Ibrahim. Amin.2008. Panduan Kegiatan 2014 Tentang Plafon Alat Bantu pengawasan Bimbingan dan Kesehatan. Konseling di sekolah. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Desimawati, Dian Wahyuni, 2013, Hubungan Jagiyanto,2002. Pelayanan Komunikasi Yang Layanan Keperawatan Dengan Efektif dan Prima, Tiga Serangkai; Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jakarta. Inap (online). (http://www.repository-unej.ac.id. Kemenkes, RI, 2010. Klasifikasi Rumah Sakit. Peraturan Menteri Kesehatan Erman dan Prayitno. 2004. Layanan Republik Indonesia Nomor bimbingan dan konseling kelompok. 340/Menkes/Per/III/2010, Jakarta Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan _________, 2013. Buku Pegangan Sosialisasi Universitas Negeri Padang. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial