DISUSUN OLEH :
DUWI SUSANTI
NIM. P.09014
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA NY. D
DENGAN POST OPERASI FRAKTUR PHALANX
DISTAL DI RUANG CEMPAKA
RS PANTI WALUYO
SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
DUWI SUSANTI
NIM. P.09014
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nim : P. 09014
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
DUWI SUSANTI
NIM P.09014
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : P. 09014
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ditetapkan di : Surakarta
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keparawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal : Selasa, 1 Mei 2012
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep.,Ns
NIK. 201084050
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
SURAKARTA.
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
v
4. Fakhrudin N Sani, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
B. Pengkajian ........................................................................ 7
F. Evaluasi Keperawatan....................................................... 12
A. Pembahasan ...................................................................... 14
vii
Daftar Pustaka
Lampiran
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
SDN Jeron
SMPN 1 Nogosari
Riwayat Organisasai : -
Publikasi :-
ix
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
ilmu dan teknologi yang secara langsung banyak memberikan perubahan terhadap
pola hidup masyarakat. Perubahan teknologi yang lebih terlihat pada saat ini
bersifat total maupun sebagian. Fraktur dikenal dengan istilah patah tulang.
Fraktur phalanx distal adalah fraktur yang terjadi pada ujung jari karena
trauma yang terjadi pada sendi interphalanx (Robert, 2003). Salah satu penyebab
fraktur karena adanya tekanan atau hantaman yang sangat keras dan diterima
secara langsung oleh tulang. Prinsip menangani fraktur meliputi reduksi yaitu
memperbaiki posisi frakmen yang terdiri dari reduksi tertutup (tanpa operasi) dan
adalah suatu tindakan untuk melihat fraktur langsung dengan teknik pembedahan
(Barbara, 2006).
Fraktur lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan dengan
umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olah raga, pekerjaan atau
kecelakaan. Sedangkan usia lanjut (usila) prevalensi cenderung lebih banyak lagi
terjadi pada wanita berhubungan dengan adanya osteoporosis yang terkait dengan
Indonesia pada tahun 2006 dari 1690 kasus kecelakaan yang mengalami fraktur
jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk
Klasifikasi nyeri ada dua, yaitu akut dan nyeri kronis. Nyeri akut adalah
pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat
kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal sedemikian
rupa (International Association for Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau
lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi
atau diprediksi dan berlangsung kurang dari enam bulan, sedangkan nyeri kronis
adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul
akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal
sedemikian rupa (International Association for Study of Pain); awitan yang tiba-
tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat, terjadi secara konstan atau
berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebih
Menurut Smeltzer, S.C bare B.G (2002), tingkat nyeri dimulai dari 0-10
adalah sebagai berikut: angka 0: tidak nyeri, 1-3: nyeri ringan: secara obyektif
klien dapat berkomunikasi dengan baik, 4-6: nyeri sedang: secara obyektif klien
secara obyektif klien tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap
dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi, 10: nyeri sangat berat:
laporan Asuhan Keperawatan nyeri akut pada post operasi fraktur phalanx distal.
B. Tujuan Penulisan
Terdiri dari 2 (dua) hal yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum:
2. Tujuan Khusus
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. D dengan nyeri post operasi
f. Pasien mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada Ny. D dengan
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
penelitian.
2. Bagi Institusi
phalanx distal.
b. Bagi pendidikan
LAPORAN KASUS
Dalam bab ini menjelaskan tentang Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada
Ny. D dengan post operasi Fraktur Phalanx Distal, dilaksanakan pada tanggal 3-4
April 2012. Asuhan keperawatan ini di mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
A. Identitas Klien
Dari pengkajian pada tanggal 3-4 April 2012 jam 09.30 WIB, pada kasus ini
diperoleh dengan cara auto anamnesa dan allo anamnesa, mengadakan pengamatan
atau observasi langsung, pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis dan catatan
perawat dari data pengkajian tersebut didapat hasil identitas klien, bahwa Ny. D,
Surakarta, tanggal masuk 2 April 2012, dr. T, rawat diruang Cempaka, dokter
jawab Tn. A, umur 41 tahun, pendidikan S1 Hukum, pekerjaan wiraswasta, alamat Jl.
B. Pengkajian
riwayat kesehatan sekarang sebelum masuk Rumah Sakit, pada hari minggu 1 April
2012 klien mengalami kecelakaan yaitu jatuh naik motor ditempat dekat rumahnya.
Satu jam kemudian klien dibawa ke UGD RS Panti Waluyo untuk dijahit dan di
Rontgen, karena dokter bedah libur (hari minggu), dokter jaga menganjurkan klien
untuk kontrol ke dokter bedah pada hari senin, 2 April 2012. Kemudian klien diberi
surat rujuk untuk kontrol ke dokter bedah. Senin, 2 April 2012 sekitar jam 17.00 WIB
klien datang ke RS Panti Waluyo untuk kontrol ke dokter bedah, dari hasil
pemeriksaan Rontgen dokter menganjurkan klien untuk operasi. Klien dan keluarga
menyetujuinya, operasi dilaksanakan jam 22.40 WIB selesai jam 23.20 WIB.
Kemudian klien dirawat diruang Cempaka. Saat dikaji tanggal 3 April 2012 klien
mengeluh nyeri pada ibu jari kaki sebelah kanan, nyeri dirasakan karena post operasi,
nyeri dirasakan senut-senut, skala nyeri 5, nyeri timbul saat digerakkan, ekspresi
wajah meringis, gelisah, tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi: 84 kali per menit,
pernafasan: 22 kali per menit, Suhu: 36,20C, ekstremitas kiri atas terpasang infus RL
pernah dirawat di Rumah Sakit yaitu pada tahun 2010 klien dirawat dan operasi sesar.
Klien mengatakan tidak mempunyai alergi makanan dan obat. Pada riwayat kesehatan
keluarga, dalam keluarga klien tidak mempunyai penyakit Diabetes Militus, Jantung,
Asma dan Hipertensi. Pada riwayat kesehatan lingkungan, sekitar rumah klien bersih
ditemukan data: sebelum sakit klien mengatakan dapat melakukan aktifitas secara
mandiri. Selama sakit klien mengatakan aktivitas dibantu dengan keluarga, untuk
makan dan minum, mobilitas ditempat tidur klien dapat melakukannya secara
mandiri.
Pola istirahat tidur, sebelum sakit klien mengatakan tidur kurang lebih 7-8 jam
sehari, dari jam 21.00-05.00 WIB dengan nyenyak. Selama sakit klien mengatakan
tidak bisa tidur dengan nyenyak karena nyeri yang dirasakan, tidur kurang lebih 4 jam
sehari.
pendengaran, dan bicara jelas. Selama sakit penglihatan, pendengaran, dan bicara
masih jelas, tidak ada gangguan. Klien mengatakan nyeri pada ibu jari kaki sebelah
kanan, nyeri karena post operasi, nyeri dirasakan senut-senut, skala nyeri 5, timbul
tampak baik, kesadaran compos mentis, penilaian Glasgow Coma Skale (GCS) adalah
E4V5M6. Dengan ketentuan mata membuka spontan, verbal berorientasi atau dapat
didapatkan hasil pengukuran tekanan darah: 110/70 mmHg, nadi: 84 kali per menit,
Bentuk kepala mesocepal, rambut berwarna hitam lurus, kulit kepala bersih.
Mata simetris kanan kiri, konjungtiva tidak anemis, sklera putih, pupil isokor. Hidung
simetris kanan kiri, tidak ada sekret, tidak ada polip. Mulut mukosa bibir lembab,
tidak ada gigi berlubang, tidak sariawan. Telinga simetris kanan kiri, tidak ada
sama kanan dan kiri, perkusi sonor auskultasi vesikuler. Dada (jantung) : inspeksi
ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus cordis teraba, perkusi pekak, auskultasi bunyi
sesar, auskultasi bising usus 4 kali per menit, perkusi thympani, palpasi tidak ada
Pada genetalia tidak ada kelainan, tidak terpasang kateter. Pada kulit turgor
kulit baik, warna kulit sawo matang. Ekstremitas kiri atas terpasang infus RL 20 tetes
per menit. Ekstremitas kanan bawah (ibu jari) terdapat luka bekas operasi dan
diperban.
pada tanggal 2 April 2012 yaitu hemoglobin 12,7 g/dl, hematrokit 36,6 %, eritrosit
4,42 Juta/mm3, lekosit 5,100/mm3, trombosit 218,000 U/L, basofil 0,4%, eosinofil
3,5%, neutrofil 44,7%, limfosit 42,7%, monosit 8,7%, MCV 83 fL, MCH 29 pg,
MCHC 35%, golongan darah A/ Rh (+), masa pendarahan BT 0250 menit, masa
pembekuan CT 0705 menit, HbsAg kualitatif negatif, glukosa darah sewaktu 130
mg/dl.
hasil pemeriksaan: gambaran fraktur komplit os phalanx distal digiti 1 pedis dekstra,
tidak tampak dislokasi sendi regio pedis. Hasil pemeriksaan Rontgen tanggal 3 April
2012, jenis pemeriksaan: pedis, hasil pemeriksaan: foto pedis kanan tampak post
ORIF fraktur phalanx 2 jari 1. Program terapi yang didapatkan klien, yaitu Oxtercid
cedera fisik (post operasi fraktur), ditandai dengan respon subyektif klien: klien
mengatakan nyeri pada ibu jari kaki sebelah kanan, nyeri karena post operasi, nyeri
dirasakan senut-senut, skala nyeri 5, nyeri timbul saat digerakkan, respon obyektif:
ekspresi wajah meringis, gelisah, tekanan darah: 110/70 mmHg, nadi: 84 kali per
D. Perencanaan
selama 2x24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil:
ekspresi wajah rileks, tenang, skala nyeri 1, Tanda vital dalam batas normal (tekanan
darah: 120/80 mmHg, nadi: 60-100 kali per menit, pernafasan: 16-24 kali per menit,
suhu: 36-370C).
Intervensi atau rencana yang akan dilakukan yaitu pantau karakteristik nyeri
PQRST (Provoking incident, Quality of Pain, Region, Severity of Pain, Time), dengan
kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri; ajarkan teknik relaksasi atau distraksi,
dengan rasional melepaskan tegangan emosional dan otot; kolaborasi dengan dokter
E. Implementasi
Tindakan yang dilakukan tanggal 3 April 2012 pada jam 08.00 WIB
mengatakan bersedia disuntik, respon obyektif: injeksi masuk dan tidak terjadi alergi.
Pada jam 09.45 WIB memantau karakteristik nyeri PQRST (Provoking incident,
Quality of Pain, Region, Severity of Pain, Time), respon subyektif: klien mengatakan
nyeri pada ibu jari kaki sebelah kanan, nyeri karena post operasi, nyeri dirasakan
senut-senut, skala nyeri 5, nyeri timbul saat digerakkan, respon obyektif: ekspresi
wajah meringis, gelisah. Pada jam 09.50 WIB mengajarkan teknik relaksasi (nafas
dalam), respon subyektif: klien mengatakan mau diajarkan teknik nafas dalam, respon
obyektif: klien tampak belajar teknik relaksasi. Pada jam 09.55 WIB memonitor tanda
darah, respon obyektif: tekanan darah: 110/70mmHg, nadi: 84 kali per menit,
Pada tanggal 4 April 2012 pada jam 08.00 WIB memberikan terapi injeksi
obyektif: injeksi masuk dan tidak terjadi alergi. Pada jam 11.00 WIB memantau
Pain, Time), respon subyektif: klien mengatakan nyeri berkurang, nyeri dirasakan
karena post operasi, nyeri dirasakan senut-senut, nyeri pada ibu jari kaki sebelah
kanan, skala nyeri 3, timbul saat digerakkan, respon obyektif: klien tampak agak
rileks, tenang. Pada jam 11.05 WIB memonitor tanda vital, respon subyektif: klien
darah: 110/80 mmHg, nadi: 80 kali per menit, pernafasan: 20 kali per menit, suhu:
36,50C. Pada jam 11.15 WIB memberikan posisi yang nyaman, respon subyektif:
klien mengatakan nyaman dengan posisi terlentang, respon obyektif: posisi klien
supine.
F. Evaluasi
Selasa, 3 April 2012 jam 13.30 WIB, dengan menggunakan metode SOAP (Subyektif,
Obyektif, Assessment, Planning), yang hasilnya: klien mengatakan nyeri pada ibu jari
kaki sebelah kanan, nyeri dirasakan karena post operasi, nyeri dirasakan senut-senut,
skala nyeri 5, nyeri timbul saat digerakkan, ekspresi wajah meringis, gelisah, tekanan
darah: 110/70 mmHg, nadi: 84 kali per menit, pernafasan: 22 kali per menit, suhu:
anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi jika nyeri timbul, lanjutkan terapi dokter
(ketrobat 30 mg).
Hasil evaluasi yang dilakukan pada tanggal 4 April 2012 jam 13.00 WIB klien
mengatakan nyeri berkurang, nyeri dirasakan karena post operasi, nyeri dirasakan
senut-senut, nyeri pada ibu jari kaki sebelah kanan, skala nyeri 3, timbul saat
digerakkan, tenang, ekspresi wajah agak rileks, tekanan darah: 110/80 mmHg, nadi:
80 kali per menit, pernafasan: 20 kali per menit, suhu: 36,50C, masalah teratasi
melakukan teknik relaksasi jika nyeri timbul, lanjutkan terapi dokter (ketrobat 30
mg).
BAB III
A. PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan
tindakan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 3-4 April 2012
subyektif adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan yang dialaminya. Data
obyektif adalah pengamatan atau pengukuran yang dibuat oleh penulis (Potter dan
Dalam asuhan keperawatan pada Ny. D yang dilakukan pada tanggal 3-4
April 2012 pukul 09.30 WIB. Pada pengkajian didapatkan klien mengeluh nyeri.
Hal itu sesuai dengan teori yang ada, bahwa pada kasus fraktur phalanx
adalah suatu tindakan untuk melihat fraktur langsung dengan teknik pembedahan
(Barbara, 2006).
pendengaran, dan bicara masih jelas, tidak ada gangguan. Klien mengatakan nyeri
pada ibu jari kaki sebelah kanan, nyeri karena post operasi, nyeri dirasakan senut-
senut, skala nyeri 5, timbul saat kaki digerakkan, tetapi penulis belum
tidak terkaji oleh penulis. Pada kasus fraktur, daya rabanya berkurang terutama
pada bagian distal fraktur dan timbul rasa nyeri akibat fraktur, sedangkan pada
indra yang lain dan kognitifnya tidak mengalami gangguan (Muttaqin, 2008).
mobilitas ditempat tidur klien dapat melakukannya secara mandiri. Hal itu
disebabkan karena adanya nyeri dan gerak yang terbatas, semua bentuk aktivitas
klien dapat berkurang dan klien butuh bantuan dari orang lain (Muttaqin, 2008).
ekstremitas kanan bawah (ibu jari) terdapat luka bekas operasi dan diperban.
Penulis tidak menuliskan secara rinci bagaimana kondisi luka, panjang jahitan.
Hal ini dikarenakan klien post operasi hari pertama dan belum dilakukan
perawatan luka. Pada pemeriksaan fisik dada (jantung), saat dipalpasi penulis
hanya menuliskan ictus cordis teraba, yang seharusnya ictus cordis teraba di SIC
operasi. Sebelum operasi dilakukan untuk mengetahui lokasi fraktur dan garis
fraktur secara langsung serta mengetahui tempat dan tipe fraktur. Setelah operasi
2006).
aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan. Respon aktual dan
potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian dan catatan medis klien,
berhubungan dengan agen cedera fisik (post operasi fraktur). Pengertian nyeri
akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan
muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir
yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang dari enam bulan
fisik (post operasi fraktur), karena saat dilakukan pengkajian didapatkan data
subyektif: klien mengatakan nyeri pada ibu jari kaki sebelah kanan, nyeri karena
post operasi, nyeri dirasakan senut-senut, skala nyeri 5, nyeri timbul saat
digerakkan, data obyektif: ekspresi wajah meringis, gelisah, dan harus segera
merupakan diagnosa prioritas dan aktual, hal ini didasarkan pada teori hirarki
kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan klien
yang ada, sehingga rencana tindakan dapat diselesaikan dengan Spesifik (jelas atau
Time (ada kriteria waktu). Selanjutnya akan diuraikan rencana keperawatan dari
selama 2x24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil:
ekspresi wajah rileks, tenang, skala nyeri 1, Tanda vital dalam batas normal
(tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 60-100 kali per menit, pernafasan: 16-24
agen cedera fisik (post operasi fraktur), penulis merencanakan tindakan untuk
mengatasi nyeri yang dirasakan pasien yaitu: pantau karakteristik nyeri PQRST
kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri; ajarkan teknik relaksasi atau distraksi,
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang
Pada tindakan keperawatan diagnosa nyeri akut, tindakan yang dilakukan pada
tanggal 3-4 April 2012 yaitu memantau karakteristik nyeri untuk mengidentifikasi
Severity of Pain, Time). Provoking incident yaitu apakah ada peristiwa yang
menjadi faktor penyebab nyeri. Quality of Pain yaitu seperti apa nyeri yang
seperti terbakar, berdenyut, tajam atau menusuk. Region yaitu dimana lokasi nyeri
yang harus ditunjukkan dengan tepat oleh pasien. Severity of Pain yaitu seberapa
jauh nyeri yang dirasakan pasien, pengkajian nyeri dengan menggunakan skala
nyeri deskriptif. Misalnya: tidak nyeri= 0, nyeri ringan= 1-3, nyeri sedang= 4-6,
nyeri berat= 7-9, nyeri tak tertahankan= 10. Kemudian perawat membantu pasien
untuk memilih secara subyektif tingkat skala nyeri yang dirasakan pasien. Time
yaitu berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah ada waktu-waktu tertentu
yang menambah rasa nyeri (Arif Muttaqin dan Kumala Sari, 2009: 73).
kardiovaskuler. Memonitor tanda vital yaitu suatu cara untuk mendeteksi adanya
Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernafasan, dan tekanan
diberikan kepada klien untuk meningkatkan rasa nyaman dan mengurangi nyeri.
Posisi nyaman untuk klien yaitu posisi terlentang atau supine (Brunner & Suddart,
2002).
otot. Teknik relaksasi memberikan kontrol diri kepada individu ketika terjadi rasa
tidak nyaman atau nyeri (Potter, 2006). Menurut Brunner & Suddarth (2002),
teknik relaksasi sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat,
berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan
nyaman. Irama yang konstan dapat dipertahankan dalam menghitung dalam hati
dan lambat bersama setiap inhalasi hirup, dua, tiga dan ekshalasi hembuskan,
dua, tiga.
nyeri berkurang.
tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan (Potter dan
penulis sudah sesuai teori yang ada yaitu sesuai SOAP (Subyektif, Obyektif,
Assesment, Planning).
evaluasi dilakukan pada hari Selasa, 3 April 2012 masalah keperawatan belum
teratasi karena nyeri belum berkurang, didukung dengan data klien mengatakan
nyeri pada ibu jari kaki sebelah kanan, nyeri dirasakan karena post operasi, nyeri
dirasakan senut-senut, skala nyeri 5, nyeri timbul saat digerakkan, ekspresi wajah
meringis, gelisah, tekanan darah: 110/70 mmHg, nadi: 84 kali per menit,
pernafasan: 22 kali per menit, suhu: 36,20C, untuk menindaklanjuti hal tersebut,
berkurang, nyeri dirasakan karena post operasi, nyeri dirasakan senut-senut, nyeri
pada ibu jari kaki sebelah kanan, skala nyeri 3, timbul saat digerakkan, tenang,
ekspresi wajah agak rileks, tekanan darah: 110/80 mmHg, nadi: 80 kali per menit,
pernafasan: 20 kali per menit, suhu: 36,50C, untuk menindaklanjuti hal tersebut,
nyeri, anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi jika nyeri timbul, lanjutkan
1. Simpulan
sebagai berikut:
tepat. Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh nyeri pada ibu jari kaki
sebelah kanan, nyeri dirasakan karena post operasi, nyeri dirasakan senut-
senut, skala nyeri 5, nyeri timbul saat digerakkan, ekspresi wajah meringis,
gelisah, tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi: 84 kali per menit, pernafasan:
22 kali per menit, Suhu: 36,20C, ekstremitas kiri atas terpasang infus RL 20
cedera fisik (post operasi fraktur). Pengertian nyeri akut adalah pengalaman
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang dari
enam bulan.
Severity of Pain, Time), monitor tanda vital, beri posisi nyaman, ajarkan
analgetik.
f. Analisa kondisi nyeri akut pada Ny. D dengan post operasi fraktur phalanx
distal yaitu klien masih merasakan nyeri pada ibu jari kaki sebelah kanan,
nyeri karena post operasi, nyeri dirasakan senut-senut, skala nyeri 3, timbul
2. Saran
c. Bagi Penulis
Bruner & Suddart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 1, Edisi
8, Penerbit Buku Kedokteran, ECG, Jakarta.
Muttaqin Arif, (2008), Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal, Jakarta, EGC, hal 69-97.
Potter & Perry (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatn Konsep, Proses dan
Praktik, Vol 1, Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.