1-2 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
Sistem Penilaian
Komponen Bobot
Nilai kompetensi (Learning Outcome) 90%
Kehadiran, keaktifan dan sikap 10%
Mahasiswa dinyatakan lulus (mendapat nilai huruf minimal C) hanya jika setiap
CPMK memiliki nilai angka diatas 55. Jika salah satu atau lebih nilai CPMK <
55, maka nilai huruf akhir maksimum adalah C-.
Kehadiran minimal 75% = 11 tatap muka. Jika < 11 dinyatakan tidak lulus
1-3 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
Sistem Penilaian
1-4 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
Permendristek dikti 44/2015
pasal 17
Pengertian 1 sks dalam bentuk pembelajaran
a Kuliah, Responsi, Tutorial
Tatap Muka Penugasan Terstruktur Belajara Mandiri
50 menit/minggu/semester 60 menit/minggu/semester 60 menit/minggu/semester
b Seminar atau bentuk pembelajaran lain yang sejenis
Tatap muka Belajar mandiri
100 menit/minggu/semester 70 menit/minggu/semester
c Praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara
170 menit/minggu/semester
1-5 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
Referensi
1. Loosemore M., Dainty A., Lingard H., (2003). Human Resource
Management in Construction Project: Strategic and operational
approaches, Spon Press, London.
2. Gomes, F. (1995). Manajemen Sumber Daya manusia, Andi,
Yogyakarta.
3. UU RI, No. 18, tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi
4. UU RI, No. 13, tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, No. 5/MEN/I/1996 tentang Sistem
Manajemen dan Keselamatan Kerja
1-6 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
7
PENDAHULUAN
Indah,
Canggihnya
Tapi pernahkah
Bagaimana Manajemen
SDMnya?
8
Proyek Konstruksi
Sesuatu yang Unique dan kejadiannya hanya sekali.
Mempunyai tujuan khusus, diselesaikan didalam spesifikasi yang pasti
Mempunyai tanggal start dan finish yang pasti (Usaha sementara)
Dibatasi oleh anggaran dan sumberdaya yang terbatas
Hal yang dapat diurai dengan jelas dan dapat dilaksanakan
Hasil deliverablenya terukur dan dapat dikuantifikasi.
Dapat diinisiasi, direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan dan ditutup.
ONE TIME EVENT A PROJECT IS RESOURCES LIMITED
Start
Time
Finish People
Machines
Materials
MANAGERIAL TOTAL PROGRAM
Money
LEVEL 1
LEVEL
TECHNICAL
LEVEL
SUBTASK SUBTASK SUBTASK LEVEL 4 DELIVERABLE
WORK WORK WORK TASK LIST
MEASURABLE
PACKAGE PACKAGE PACKAGE
LEVEL 5
LEVEL OF
EFFORT
LEVEL OF
EFFORT
LEVEL OF
EFFORT
LEVEL 6
WBS
9
1-9
Konstruksi vs Manufaktur
Produksi
Lokasi
Basis Proyek
Hierarki Proses Konstruksi
Organisasi Konstruksi
Proses Konstruksi Berulang
1-10 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
Produksi
Konstruksi Manufaktur
1-11 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
Lokasi
Manufaktur:
Produk berjalan melalui station dimana
pekerja menunggu
Pekerja tidak berpindah
Pekerja di suatu station memberikan
produk hasil kerjanya ke station
berikutnya
Konstruksi:
Pekerja berpindah dari suatu lokasi ke
lokasi lain
Produk tidak berpindah
Pekerja memberikan lahan untuk bekerja
kepada pekerja lain
1-12 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
Berbasis Proyek
Operation &
Konstruksi Construction (project)
Maintenance
1-13 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
Mengapa mengelola manusia
(tenaga kerja) menjadi penting?
1. Manusia sebagai aset penting suatu organisasi merupakan faktor
kunci keberhasilan usaha
2. Manusia sebagai sumber daya yang paling sulit dikelola. Sebagai
individu membawa pandangan, nilai, perilaku dan atribut masing-
masing ke dalam organisasi
3. Manusia bila tidak dikelola dengan baik dapat menghambat
perkembangan dan pertumbuhan organisasi/usaha.
1-14 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
Tantangan MTKK: Karakteristik
alamiah Industri Konstruksi
Produknya Unik, selalu prototype, organisasi proyek spesifik
untuk klien tertentu, mengandung risiko dari learning-curve;
Proses pengadaan yang sangat pendek sehingga menuntut
mobilisasi SDM dari berbagai keahlian dalam jangka pendek;
Pelaksanaan proyek in-situ, menyebabkan tenaga kerja sering
berpindah dan berganti (transient workforce)
Makin meningkatnya permintaan klien: peningkatan kualitas
produk dan layanan Risiko kecelakaan kerja, jam kerja
yang panjang dan tekanan (stress) pekerja meningkat.
Budaya yang didominasi oleh pria
Sangat bergantung kepada tenaga manusia (padat-karya,
low-tech)
1-15 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
Tantangan MTKK: Berbasis Proyek
1-16 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
Tantangan MTKK: Fluktuasi permintaan
terhadap produk dan jasa konstruksi
1-18 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.
SEKIAN
ADA PERTANYAAN?
Tugas 1
.
1-20 Manajemen Tenaga Kerja Konstruksi Abdul Harisi Hanafi, ST, MT.