Anda di halaman 1dari 13

RUANG LINGKUP KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Mengapa mempelajari komunikasi antar pribadi?

1.1 Pribadi dan sosial yang sukses

Kesuksesan dan kebahagiaan seseorang sangat bergantung pada keefektifan


kita sebagai komunikator interpersonal. Persahabatan, hubungan romantis,
hubungan keluarga dimulai, dipelihara dan kadang-kadang dirusak melalui
interaksi interpersonal. Ini juga berlaku dalam hubungan dengan tetangga, kerabat
dan orang-orang yang kita temui setiap hari.

1.2 Sukses profesi

Kemampuan berkomunikasi antar pribadi dipandang sebagai hal yang penting


bagi keberhasilan professional. Mulai dari melamar kerja pada bursa kerja di
kampus, magang, berpartisipasi dan memimpin rapat, kemampuan kita dalam
melakukan komunikasi interpersonal sangat menentukan kesuksesan kita.
Kemampuan komunikasi dan keahlian antar pribadi menjadi salah satu
pertimbangan utama dalam wawancara kerja.

Mitos salah tentang komunikasi antar pribadi:

1. Kemampuan komunikasi diperoleh sebagai bakat, bukan karena dilatih.

2. Semakin sering berkomunikasi, maka kita akan semakin baik dalam


komunikasi.

3. Dalam komunikasi antarpribadi, yang selalu harus dilakukan adalah terbuka,


empati dan bersikap suportif.

4. Petunjuk terbaik untuk berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya


adalah dengan mengabaikan perbedaan dan memperlakukan orang lain tersebut
sebagaimana kita memberlakukan orang dari budaya kita sendiri.

5. Ketakutan bertemu dengan orang baru tidak baik dalam komunikasi antar
pribadi dan harus dihilangkan.
6. Suatu hubungan berada dalam masalah bila ada konflik.

2. HAKIKAT KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Komunikasi antarpribadi adalah interaksi verbal dan nonverbal antara dua (atau
kadang- kadang lebih dari dua) orang yang saling bergantung satu dengan
lainnya.

2.1Komunikasi antarpribadi melibatkan antar individu

KAP adalah komunikasi yang terjadi antara orang yang dengan cara
tertentu memiliki hubungan, seperti antara anak dengan ayah, antara pekerja dan
majikan, antara kakak adik, antara guru dengan murid, sepasang kekasih, teman.
Tidak saja para individu dalam KAP memiliki hubungan, mereka juga bergantung
satu sama lain. Apa yang dilakukan oleh seseorang akan mempengaruhi partner
KAP-nya.

2.2Komunikasi antarpribadi tak terpisahkan dengan relasi

Karena ketergantungan di atas, KAP tak terelakkan dan bersifat relasional.


Artinya KAP terjadi dalam sebuah hubungan. KAP mempengaruhi dan
menentukan suatu hubungan. Karena terjadi dalam hubungan, komunikasi
ditentukan oleh bentuk hubungan antara kita dengan partner KAP kita. Kita
berinteraksi dengan cara yang berbeda terhadap orang yang berbeda, misalkan
cara komunikasi kita dengan orangtua berbeda dengan cara berkomunikasi dengan
teman, atau dengan tetangga. Cara kita berinteraksi tatap muka langsung berbeda
juga dengan cara kita berkomunikasi lewat media sosial seperti Facebook atau
Twitter.

Bagaimana kita berkomunikasi, bagaimana kita berinteraksi akan mempengaruhi


hubungan yang sedang kita kembangkan. Bila kita berkomunikasi dengan
seseorang dengan cara yang ramah, kita sedang membina pertemanan dengan
orang itu. Tapi bila kita saling melontarkan kata-kata menyakitkan dan penuh
kebencian, kita sedang mengembangkan permusuhan.

2.3Komunikasi antarpribadi yang berkesinambungan

KAP berada pada satu continuum mulai dari impersonal sampai sangat
personal. Pada level impersonal, dua orang yang belum terlalu mengenal satu
sama lain hanya membahas hal-hal sederhana. Pada level yang sangat personal,
komunikasi terjadi antara dua orang yang memiliki hubungan erat seperti antara
orangtua dengan anak, antara sahabat dan sepasang kekasih yang sudah lama
bersama sama.

2.4Komunikasi antarpribadi melibatkan pesan verbal maupun nonverbal

Komunikasi antarpribadi melibatkan pertukaran pesan verbal dan


nonverbal. Dalam komunikasi tatap-muka, pesan-pesan interpersonal kita
sampaikan tidak saja melalui kata-kata kita, tapi juga melalui komunikasi
nonverbal seperti pandangan mata dan ekspresi wajah. Kita juga menerima pesan-
pesan interpersonal melalui seluruh indera pendengaran, penglihatan,
penciuman dan sentuhan. Bahkan diam juga adalah bentuk pesan interpersonal.

2.5Komunikasi antarpribadi ada dalam berbagai bentuk

KAP terjadi dalam bentuk yang berbeda-beda,, bisa tatap muka


langsung, bisa juga melalui jaringan computer, sms, email, Facebook, telepon dan
twitter. Beberapa di antara bentuk komunikasi di atas terjadi secara sinkron,
seperti tatap muka dan telepon. Beberapa lainnya terjadi tidak sinkron, seperti
email, tweet atau blog yang dibalas atau dikomentari pada saat yang berbeda,
bahkan bisa lama setelahnya.

2.6Komunikasi antarpribadi yang melibatkan pilihan

Pesan interpersonal yang kita komunikasikan adalah hasil dari pikiran.


Kita sering tidak berpikir bahwa apa yang kita katakan, atau yang tidak katakan
itu karena pilihan, bukan sesuatu yang terjadi otomatis. Sepanjang kehidupan
antarpribadi kita, atau dalam tiap interaksi interpersonal kita, kita dihadapkan
dengan choice point, waktu di mana kita harus membuat pilihan dengan siapa kita
berkomunikasi, apa yang kita katakan, apa yang tidak kita katakan, kalimat apa
yang akan dikatakan.

3. ELEMEN-ELEMEN KAP
3.1 Sumber dan penerima

KAP melibatkan sedikitnya dua orang. Tiap individu berperan sebagai source
yang membuat dan mengirimkan pesan dan pada saat yang sama berfungsi
sebagai receiver yang menerima dan memaknai pesan. Dalam Komunikasi
Interpersonal, tiap individu bertindak sebagai source (sumber yang memformulasi
dan mengirim) dan juga sebagai receiver (penerima dan pengolah pesan).

Siapa kita, apa yang kita tahu, apa yang kita percaya, nilai yang kita anut, apa
yang kita inginkan, apa yang diajarkan pada kita dan sikap kita mempengaruhi
apa yang kita katakan, bagaimana kita mengatakannya, pesan apa yang kita terima
dan bagaimana menerimanya. Kemampuan kita untuk berkomunikasi secara
efektif disebut sebagai interpersonal competence. Kompetensi ini contohnya
mengetahui bahwa satu topik cocok untuk dibahas dengan satu orang tertentu
dalam konteks tertentu. Contoh lainnya adalah mengetahui aturan komunikasi
nonverbal seperti kapan sewajarnya menggunakan sentuhan, volume suara dan
kedekatan fisik. Singkatnya, kompetensi interpersonal adalah mengetahui
bagaimana menyesuaikan komunikasi sesuai dengan konteks interaksi, orang
yang berinteraksi dengan kita dan faktor-faktor lainnya. Kompetensi
antarpribadi ini memungkinkan kita untuk membangun dan memelihara hubungan
yang berarti dalam pertemanan, percintaan, keluarga dan kerja.

Keahlian interpersonal kita dipengaruhi juga oleh kesadaran kita terhadap


komunikasi yang kita lakukan yang disebut mindfulness. Dalam keadaan mindful,
kita menyadari alasan kita berpikir atau berkomunikasi dengan cara tertentu.
Lawan dari ini adalah mindlessness, yang berarti ketidaksadaran kita dalam
berpikir dan berkomunikasi.

3.2Encoding Decoding
Encoding adalah tindakan memproduksi pesan, sebagai contoh berbicara
atau menulis. Dengan mengirimkan ide melalui gelombang suara ketika bicara,
atau gelombang cahaya ketika menulis, kita mengubah ide menjadi kode,
karenanya disebut encoding.

Decoding adalah tindakan untuk memahami pesan, seperti mendengarkan dan


membaca. Dengan menerjemahkan apa yang dikirimkan melalui gelombang
cahaya menjadi ide dari kode, kita menyebutnya decoding. Komunikasi
interpersonal hanya bisa terjadi kalau pesan di encode dan di decode. Contohnya
bila orang tua bicara pada anak yang matanya tertutup dan telinganya juga
tertutup headphones, komunikasi interpersonal tidak terjadi karena pesannya tidak
di decode.

3.3 Pesan

Pesan adalah sinyal yang berperan sebagai stimuli atau rangsangan bagi
receiver . Pesan diterima oleh salah satu atau lebih dari indera kita, yakni indera
pendengaran, penglihatan, peraba, penciuman dan pengecap atau kombinasi
tersebut. Kita berkomunikasi dengan kata-kata dan kalimat dan juga dengan
sentuhan dan gerak-gerik. Bagaimana kita berjalan, bagaimana kita berpakaian,
menyisir rambut, duduk, tersenyum mengkomunikasikan diri kita pada orang lain
dan pada diri kita sendiri. Foto dan background yang kita pilih untuk Twitter,
mengungkapkan siapa diri kita lebih dari tweet-tweet yang kita tulis. Pesan bisa
disampaikan secaraintentional (disengaja) atau unintentional (tidak disengaja).
Pesan mengenai pesan disebut sebagai metamessages. Seperti Apakah kamu
mengerti? Apakah saya sudah benar mengatakannya?

3.3.1 Pesan feedback

Sepanjang proses KAP, kita saling mengirimkan feedback. Feedback adalah pesan
yang dikirimkan kembali ke speaker dalam bentuk reaksi terhadap apa yang
disampaikan. Feedback membuat speaker tahu efek yang telah ditimbulkannya
pada pendengar. Dari hasil feedback, speaker kemudian menyesuaikan,
mengganti, menguatkan, menekankan atau mengubah bentuk pesan. Feedback
bisa berbentuk kata-kata, bisa juga senyuman, pukulan, tepukan di punggung.

3.3.2Pesan Feedforward

Feedforward adalah informasi yang diberikan sebelum menyampaikan pesan


utamanya, yang mengungkapkan pesan apa yang akan disampaikan. Misalnya
kata pengantar sebuah buku, paragraph pembuka bab, halaman depan majalah,
subyek di email dll.

3.4Channel (saluran)

Channel komunikasi adalah media yang melaluinya pesan disampaikan,


seperti menghubungkan source dan receiver. Biasanya beberapa channel sekaligus
digunakan dalam komunikasi. Sebagai contohnya, dalam interaksi tatap muka kita
bicara sekaligus mendengar (channel vocal dan pendengaran). Channel juga bisa
dilihat sebagai cara komunikasinya, misalkan tatap muka, telepon, email, Twitter
dll. Tiap channel memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebagai contoh, bila
bentuknya email, maka kelebihannya adalah kita bisa merencanakan komunikasi
dengan lebih baik: berapa panjang pesannya, mengedit pesan tsb, dan memiliki
waktu lebih untuk mempertimbangkan isinya. Sementara, tatap muka waktu lebih
terbatas untuk memikirkan apa yang kita katakan dan pesan yang sudah
tersampaikan tidak bisa lagi di edit.

3.5 Noise (hambatan)

Noise adalah semua hal yang mengganggu komunikasi, yang mencegah


receiver menerima pesan dengan baik.

Ada empat jenis noise:

3.5.1 Physical noise

Gangguan yang berada di luar pembicara dan pendengar, misalnya suara mobil
yang keras, kacamata hitam, tulisan tak jelas, tata bahasa yang buruk.

3.5.2 Physiological noise


Hambatan yang berada pada source atau receiver, seperti gangguan penglihatan
dan gangguan pendengaran

3.5.3 Psychological noise

Hambatan mental yang mengganggu proses KAP seperti prasangka, ketertutupan


pikiran, emosi yang berlebihan

3.5.4 Semantic noise

Hambatan yang tercipta karena perbedaan system pemaknaan antara pembicara


dan pendengar, misalkan perbedaan bahasa, istilah yang terlalu rumit. Konsep
yang berguna untuk melihat peran noise dalam komunikasi adalah signal to noise
ratio. Signal adalah segala informasi yang berguna, sementara noise adalah
informasi yang tidak berguna bagi pelaku komunikasnya. Semua komunikasi
memiliki noise, noise tidak bisa benar-- benar dihilangkan.

3.6 Context

Komunikasi terjadi dalam suatu konteks, atau lingkungan yang


mempengaruhi bentuk dan isi dari pesan. Ada empat dimensi dari konteks

3.6.1 Dimensi Fisik

Dimensi fisik adalah lingkungan nyata di mana komunikasi terjadi, seperti


ruangan, ukuran dan temperature dalam ruangan, jumlah orang di dalam ruangan.
Pada media, misalnya penempatan berita pada satu halaman, atau pada sosial
media misalnya pembatasan 14o-karakter pada Twitter.

3.6.2 Dimensi Waktu


Dimensi waktu bukan sekedar merujuk pada jam atau menit dalam satu hari, tapi
juga keadaan ketika suatu pesan disampaikan. Bercanda mengenai nilai ujian
mungkin tidak tepat dilakukan dengan seseorang yang baru gagal ujian.

3.6.3 Dimensi Psikologisosial

Dimensi sosial psikologis termasuk di dalamnya status hubungan, peran


seseorang, norma masyarakat atau kelompok dan tingkat keseriusan komunikasi.
Sebagai contoh, Facebook dan Path lebih informal dibandingkan LinkedIn.

3.6.4 Dimensi Budaya

Termasuk dalam konteks budaya adalah kepercayaan dan kebiasaan dalam satu
budaya. Ketika kita berinteraksi dengan orang yang berbeda budaya, aturan
komunikasinya berbeda. Bila tidak dipahami perbedaan budaya ini, komunikasi
bisa berakhir dengan kebingungan, celaan, dan bentuk miskomunikasi lainnya.

3.7Sikap

Meski etik tidak ada dalam diagram elemen komunikasi, tapi ini menjadi
salah satu elemen yang dipertimbangkan. Karena komunikasi memiliki
konsekuensi, KAP mengandung etika, setiap tindakan komunikasi memiliki
dimensi moral, benar atau salah. Ada prinsip-prinsip etika yang universal seperti
berkata yang sebenarnya dan menghargai orang lain dalam komunikasi.

4. PRINSIP-PRINSIP KAP

Aksioma atau prinsip-prinsip KAP adalah:

4.1 Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi transaksional

Dalam perspektif transaksional, KAP dilihat sebagai suatu proses dimana


elemen-elemennya saling tergantung.KAP sebagai proses berarti komunikasi
terjadi secara terus menerus atau melingkar. Pesan yang disampaikan bagi
seseorang bertindak sebagai stimulus bagi pesan yang disampaikan orang lain, di
mana pesan yang disampaikan orang lain tersebut menjadi stimulus bagi pesan
yang disampaikan orang pertama. Dalam proses ini seseorang terus bertindak
sebagai pembicara dan pendengar dalam komunikasi.

Dalam KAP, tidak saja individu yang terlibat saling bergantung satu sama lain,
tapi elemen-elemen komunikasi juga saling bergantung satu sama lain. Misalkan
tidak mungkin ada receiver tanpa ada source, tidak mungkin ada pesan tanpa ada
source, tidak mungkin ada feedback tanpa ada receiver.

4.2 Komunikasi Antarpribadi memiliki tujuan

Tiap tindakan KAP yang dilakukan memiliki tujuan, tujuannya bisa salah satu
atau kombinasi di bawah ini:

4.2.1 To learn (belajar)

KAP memungkinkan kita untuk belajar dan memahami dengan lebih baik dunia di
sekeliling kita, seperti obyek, kejadian dan orang lain. Ketika kita membaca tweet
seseorang follower, kita belajar mengenai mereka dan juga mengenai dunia di
mana mereka tinggal.

KAP juga membantu kita belajar tentang diri kita sendiri. Ketika kita bercerita
pada orang lain tentang diri kita, kita mendapatkan feedback terhadap apa yang
kita rasakan atau pikirkan.

4.2.2 To relate (penghubung)

KAP membantu kita untuk berhubungan dengan orang lain. Kita


mengkomunikasikan pertemanan atau cinta melalui KAP, pada saat yang sama
juga bereaksi terhadap pertemanan atau persaan cinta dari yang lainnya. Ini adalah
salah satu kebutuhan besar manusia, ingin membangun dan memelihara hubungan
dekat, ingin merasa dikasihi dan disukai.

4.2.3 To influence (mempengaruhi)


Tujuan KAP lainnya adalah untuk mempengaruhi partner KAP kita dengan cara
tertentu, bisa langsung atau tidak langsung. Secara langsung misalkan mengimbau
teman menonton film tertentu, secara tidak langsung misalkan menuliskan
pandangan kita tentang film di timeline Facebook sehingga bisa menarik minat
teman kita untuk menonton.

4.2.4 To play (hiburan)

Contoh dari fungsi KAP ini misalnya berbicara mengenai aktivitas akhir pekan,
bercanda, posting tweet, main online game dan hal-hal yang kita lakukan untuk
mengisi waktu lainnya.

4.2.5 To help (membantu)

KAP kita lakukan untuk menolong orang lain, seperti menghibur teman yang
berduka atau teman yang baru putus.

4.3Komunikasi antarpribadi bermakna ganda

Pesan yang ambigu adalah sebuah pesan yang bisa diartikan dengan cara
yang berbeda-beda, kadang-kadang terjadi karena seseorang menggunakan kata
yang bisa diinterpretasikan dengan cara yang berbeda-beda. Komunikasi selalu
ambigu pada derajat yang berbeda. Tidak pernah pesan yang disampaikan bisa
100% sama dimaknai oleh receiver sebagaimana yang dimaksudkan oleh source.

Karenanya sifat ambigu ini, jangan cepat-cepat mengambil kesimpulan


berdasarkan sikap atau perilaku orang lain. Misalkan, jangan dengan mudah
menuduh seseorang sombong, hanya karena pesan whatsapp yang sudah terbaca
tidak dibalas. Mungkin orang tersebut tidak mengerti pesan yang kita sampaikan.

4.4 Hubungan antarpribadi bisa simetrik atau sebagai pelengkap


Hubungan interpersonal bisa bersifat simetris, artinya seseorang merespon
tindakan yang lainnya dengan cara yang sama, bila yang seorang ramah, misalnya,
yang lain juga ramah. Bila yang satu cemburuan, yang lain juga cemburuan.
Kesimetrisan hubungan interpersonal ini bisa menjadi masalah bila ini terjadi
dalam bentuk yang negatif, misalkan sama-sama cemburuan atau sama-sama
agresif.

Sementara itu, hubungan interpersonal berbentuk complementary, bila yang satu


merespon dengan cara yang berbeda, seperti yang satu pasif, yang lain aktif, yang
satu superior yang lain inferior, yang satu lemah yang lain kuat.

4.5 Komunikasi antarpribadi mengacu pada konten dan hubungan

Komunikasi antar pribadi memiliki dua dimensi yaitu pesan itu sendiri &
hubungan dari yang berkomunikasi. Sebagai contoh: seorang atasan berkata pada
bawahan Buatkan materi presentasi sekarang! bandingkan dengan seorang
pekerja mengatakan pada rekan kerjanya: Tolong buatkan materi presentasi ya!
Inti pesannya sama, tapi itu menunjukan status hubungan yang berbeda. Pada
kalimat pertama hubungannya superior-inferior, pada kalimat kedua hubungannya
setara. Seringkali komunikasi bermasalah, karena orang kerap tidak bisa
membedakan antara dimensi pesan dan hubungan dalam komunikasi.

Contoh:

Anak: saya mau pergi main futsal besok (berfokus pada pesan).

Ayah: Kenapa sih kamu tidak pernah menghabiskan akhir pekan bersama
keluarga (berfokus pada hubungan)

Anak: Kita bisa melakukan sesuatu bersama-sama lain hari, besok adalah hari
main futsal. (tetap berfokus pada pesan)

Bandingkan dengan ini:


Anak: Besok teman-teman lama berkumpul untuk main futsal. Apakah saya
boleh tidak ikut acara keluarga besok? (fokus pada pesan dan hubungan). Ayah:
Main futsal sepertinya menyenangkan. Tapi Ayah berharap akhir pekan bisa
dilalui bersama-sama. (fokus pada hubungan, tapi juga memperhatikan pesan).

Anak: Bagaimana kalau acara keluargak anya dimundurkan sebentar setelah aku
main futsal? (dia merespon pada aspek pesan, tapi tidak mengabaikan
keinginannya untuk main futsal).

4.6 Komunikasi diselingi dengan rangkaian acara

Peristiwa komunikasi adalah transaksi yang terus menerus, tidak ada titik
yang jelas kapan dimulai dan kapan berakhir. Namun orang yang berkomunikasi
bisa membagi rangkaian komunikasi itu dalam segmen,yang pertama penyebab
atau stimuli yang kedua efek atau respons. Contoh: A dan B lama bersahabat.
Belakangan A lebih sering menghabiskan waktu bersama kakaknya, dan B lebih
banyak menghabiskan waktu bersama teman barunya, C.

A: Kenapa sih kita jarang ketemu lagi?

B: Karena kamu lebih sering bepergian dengan kakakmu.

A: Aku sering pergi-pergi bersama kakakku, karena kamu susah diajak.


Sejak berteman dengan C, kamu lebih sering pergi sama dia.

B: Tidak juga, justru aku dekat dengan C dan pergi-pergi sama dia, karena
kamu susah untuk diajak keluar, selalu sibuk dengan kakakmu.

Kecenderungan untuk memilah transaksi komunikasi dalam beberapa segmen


stimuli dan respon disebut sebagai punctuation. Orang biasanya mengkategorikan
yang mana yang stimuli dan yang mana yang respon berdasarkan kepentingan
pribadinya. Menurut A, apa yang dilakukan B yang susah diajak sejak bertemu
dengan B adalah stimuli. Responnya, A lebih sering bepergian dengan kakaknya.
Sementara bagi B, kepergian A dengan kakaknya yang membuat A sulit ditemui
adalah stimuli, sebagai responnya, dia lebih sering bepergian dengan C.

4.7 Komunikasi antarpribadi bersifat invevitable, irreversible dan


unrepeatable

KAP tidak bisa tidak dilakukan, tidak bisa dibalik dan tidak bisa diulang.

Komunikasi inevitable artinya komunikasi tidak terhindarkan. Kediaman


seseorang yang mungkin sering disalahartikan sebagai tidak berkomunikasi
sebenarnya adalah komunikasi. Orang yang melihat orang tersebut dengan wajah
datar bisa mengartikan dari bahasa tubuhnya bahwa orang tersebut mungkin
sedang bosan.

Komunikasi irreversible artinya tidak bisa dihapuskan. Sekali kita mengucapkan


sesuatu, dia tetap tinggal di memori orang yang mendengar, kalaupun belakangan
kita mengkoreksi pernyataan kita. Ini sama bila kita menghapus status Facebook
dari timeline, kita tetap tidak bisa menghapuskan dari memori orang yang
membacanya. Bahkan lebih tidak mungkin dihapus lagi bila sudah ada pembaca
yang menyimpannya dengan screen capture.

Komunikasi unrepeatable artinya komunikasi tidak bisa diulang, karena tiap


orang dan segala sesuatu terus berubah. Kita tidak akan pernah ada di situasi yang
sama, pikiran yang sama persisi dan dinamika hubungan yang sama. Meski kita
mengucapkan pesan yang sama, tapi jam dan lingkungan yang berbeda
menghasilkan efek yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai