Anda di halaman 1dari 37

ABDOMINAL PAIN ec

APENDISITIS AKUT
Oleh:
RA. SRIE RATNA MAHARDHIKA ONGGE, S.Ked
008 084 0113

PEMBIMBING:
dr. Donald Aronggear, Sp.B (K) Trauma Finacs, FICS
BAB I
PENDAHULUAN
Apendiks
vermiformis
memiliki panjang Penyakit ini dapat
yang bervariasi dari terjadi pada semua
Apendisitis akut
7 sampai 15 cm dan umur, tetapi
terjadi dengan
merupakan umumnya terjadi
Apendisitis penyebab tersering pada dewasa dan
insidensi pada laki-
peradangan akut laki umumnya lebih
nyeri abdomen akut remaja muda, yaitu
pada apendiks banyak dari
dan memerlukan pada umur 10-30
vermiformis. perempuan terutama
tindakan bedah tahun dan insiden
pada usia 20-30
segera untuk tertinggi pada
tahun
mencegah kelompok umur 20-
komplikasi yang 30 tahun
umumnya
berbahaya.
Menurut WHO indisdensi apendisitis di Asia pada tahun 2004 adalah 4,8% penduduk
dari total populasi.

Menurut Depkes RI tahun 2006 apendisitis menduduki urutan ke-4 penyakit terbanyak
setelah dispepsia, gastritis, dan duodenitis dengan jumlah pasien rawat inap sebanyak
28.040.

Selain itu, pada tahun 2008, insidensi apendisitis di Indonesia menempati urutan tertinggi
di antar kasus kegawatan abdomen lainnya.

Tingginya angka kejadian apendisitis dan komplikasi yang diakibatkan oleh apendisitis itu
sendiri memerlukan pengenalan apendisitis yang cepat serta penanganan yang tepat dan
sesegera mungkin dapat membantu menurunkan angka morbiditas dan mortalitas

Laporan kasus ini akan membahas mengenai apendisitis akut.


BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi Apendiks
Apendisitis :
peradangan pada apendiks Fekali (batu
vermiformis atau tinja)
peradangan infeksi pada
Hyperplasia
usus buntu (apendiks) yang Konstipasi
jaringan limfe
terletak di perut kuadran
kanan bawah.
ETIOLOGI
Kebiasaan
makan Tumor
makanan apendiks
rendah serat
Parasit yang
ada di usus
besar
Patofisiologi
Apendisitis akut secara umum terjadi karena proses inflamasi pada apendiks akibat infeksi.

Penyebab utama terjadinya infeksi adalah karena terdapat obstruksi.

Obstruksi yang terjadi mengganggu fisiologi dari aliran lendir apendiks tekanan intralumen meningkat
sehingga terjadi kolonisasi bakteri yang dapat menimbulkan infeksi pada daerah tersebut.
Pada sebagaian kecil kasus, infeksi dapat terjadi semerta-merta secara hematogen dari tempat lain sehingga
tidak ditemukan adanya obstruksi.

Infeksi terjadi pada tahap mukosa yang kemudian melibatkan seluruh dinding apendiks pada 24-48 jam
pertama.

Adaptasi yang dilakukan tubuh terhadap inflamasi lokal ini adalah menutup apendiks dengan struktur lain
yaitu omentum, usus halus, dan adneksa.

Hal ini yang menyebabkan terbentuknya masa periapendikuler, yang disebut juga infiltrat apendiks.

Pada infilitrat apendiks, terdapat jaringan nekrotik yang dapat saja terbentuk menjadi abses sehingga
menimbulkan risiko perforasi yang berbahaya pada pasien apendisits.
Apendisitis
akut

Apendisitis Apendisitis
Kronik infiltrate

KLASIFIKASI

Apendisitis Apendisitis
Perforasi Abses
Gambaran Klinis
Gejala klasik adalah rasa nyeri samar-samar dan tumpul yang
merupakan nyeri viceral di daerah epigastrium di sekitar umblicus

Mual dan muntah

Nafsu makan menurun

Anoreksia

Diare

Obstipasi
Tanda
Keadaan Umum
Secara umum, pasien apendisitis akut memiliki tanda-tanda pasien dengan radang
atau nyeri akut Takikardia dan demam ringan-sedang
Keadaan Lokal
Pada apendisitis, tanda-tanda yang ditemukan adalah karena perangsangan
langsung pada peritoneum oleh apendiks atau perangsangan tidak langsung.
Perangsangan langsung menyebabkan ditemukannya nyeri tekan dan nyeri lepas
pada perut kanan bawah, terutama pada titik McBurney.
Selain itu pada inspeksi dan palpasi abdomen akan mudah dilihat terdapat deffense
muscular sebagai respons dari nyeri somatik yang terjadi secara lokal.
Perangsangan tidak langsung ditunjukkan oleh beberapa tanda, antara lain
Rovsing sign dan Blumberg sign
Pada apendisitis retrosekal, tanda-tanda umum di atas seringkali tidak muncul
akan tetapi dapat cukup khas ditegakkan dengan Psoas sign dan Obturator sign.
Diagnosis

Untuk mendapatkan keterangan mengenai perjalanan pernyakit


Untuk mengetahui gejala apa saja yang dialami oleh pasien
ANAMNESIS

Tanda kunci diagnosis apendisitis nyeri tekan kuadran kanan bawah


atau pada titik Mc Burney
PEMERIKSAAN Tanda-tanda lainnya: Rebound tenderness, Rovsing sign, Defans Muscular,
FISIK Psoas sign, nyeri ketok (+)

Laboratorium: nilai leukosit dan neutrofil akan meningkat


Radiologis: x-ray dengan kontras barium enema, USG, CT Scan
PEMERIKSAAN Laparaskopi: mendiagnosisi apendisitis secara langsung
PENUNJANG
Alvarado Score
Suatu alat bantu untuk diagnosis apendisitis akut
Nilai lebih dari 7, maka apendisitis akut sudah umumnya dapat
ditegakkan
Gambaran kemampuan diagnositik dari beberapa modalitas
radiologi terhadap diagnosis apendisitis adalah sebagai berikut:
Tatalaksana

Operatif
(apendektomi)
Medikamentosa
Komplikasi

Komplikasi yang paling berbahaya dari apendisitis


apabila tidak dilakukan penanganan segera Perforasi.
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A. H
Umur : 10 Tahun (24 Mei 2010)
Jenis Kelamin : Laki-laki
BB : 18,5 kg
Alamat : Santarosa
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Nomor Rekam Medis : 27 73 37
Keluhan Utama:
Nyeriperut sebelah kanan RPS
bawah sejak 4 hari SMRS

Pasien datang dengan keluhan nyeri perut sebelah kanan


bawah sejak 4 hari SMRS

Gejala awalnya dirasakan didaerah epigastrium kemudian


berpindah ke bagian kanan bawah.

Pasien sempat berobat ke RSAL dan diberik obat namun 12 jam


SMRS, nyeri yang dirasakan bertambah berat.

Keluhan lain: muntah 1x berisi ampas makanan, demam (+)


hilang timbul, makan dan minum berkurang sejak timbulnya
sakit, batuk 1 minggu

BAB dan BAK dalam batas normal.


PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 92 x/m
Respirasi : 24 x/m
Suhu badan : 37,10C
Status Generalis:
Kepala/leher : DBN
Thoraks : DBN
Abdomen : datar, supel, bising usus (+) normal, nyeri tekan
(+) didaerah iliaka dekstra, defans muscular (-), hepar dan lien tidak
teraba membesar, perkusi timpani
Ekstremitas : DBN 20
Pemeriksaan Khusus
Psoas sign : (+)
Rovsing sign : (-)
Migrate pain : (+)

Alvarado Score:
Migrasi nyeri dari abdomen sentral ke fossa iliaka kanan =1
Anoreksia =1
Mual dan Muntah =1
Nyeri di fosa iliaka kanan =2
Nyeri lepas (rebound tenderness) =0
Peningkatan temperatur =1
Leukositosis =2
Pergeseran netrofil ke kiri =0
TOTAL =8
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium BNO Polos Abdomen

Darah Lengkap 31 Mei 2017


Hemoglobin 12,1 g/dl
Hematokrit 35,8%
Leukosit 23.130/mm3
Trombosit 516.000/mm3
Pemeriksaan USG Abdomen

Kesan : Gambaran appendicitis akut dengan partial ileul obstruksi


RESUME
Pasien anak , 10 tahun datang dengan keluhan nyeri perut sebelah
kanan bawah yang diawali dari daerah epigastrium sejak 4 hari
SMRS.
Keluhan lainnya : muntah (+), demam (+), penurunan nafsu makan
(+) dan batuk (+).
Dari pemeriksaan fisik status generalis DBN, terdapat nyeri
tekan pada daerah iliaka kanan, psoas sign (+), dan migrate pain (+).
Dari pemeriksaan penunjang :
Darah perifer lengkap leukositosis 23.130/mm3
USG Abdomen kesan Gambaran appendicitis akut dengan partial ileul
obstruksi.
DIAGNOSIS KLINIS
Abdominal pain ec appendicitis akut

PENATALAKSANAAN PROGNOSIS
Terapi medikamentosa Quo ad vitam : bonam
Inj. Ceforoksim 2 x 300 mg (IV) Quo ad functiona : bonam
Inj. Metronidazole 3 x 350 mg Quo ad sanationa : bonam
(IV)
Inj. Antrain 3 x amp (IV)
Terapi Operatif
Appendektomi
BAB III
PEMBAHASAN
Anamnesis

DIAGNOSIS:
Pemeriksaan APENDISITIS
Fisik
AKUT

Pemeriksaan
Penunjang
ANAMNESIS
Keluhan nyeri perut kanan yang dirasakan sejak 4 hari SMRSyang awalnya dirasakan
didaerah epigastrium dan kemudian turun ke daerah region iliaka kanan.

Keluhan nyeri ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa nyeri pada apendistis
merupakan nyeri visceral yang biasanya terasa pada daerah epigastrium atau
periumbilikalis pada awalnya

Kemudian akan berubah menjadi nyeri somatic dalam beberapa jam yang letaknya berada
di titik McBurney pada 1/3 lateral dari garis khayalan dari SIAS dan umbilicus

Nyeri somatik dirasakan lebih tajam, dengan intesitas sedang sampai berat.
Dari PEMERIKSAAN FISIK
Selain itu pasien juga mengeluhkan ditemukan:
adanya muntah, penurunan nafsu Nyeri tekan pada titik McBurney yang
makan, dan adanya demam yang merupakan lokasi khas pada penderita
hilang timbul yang merupakan tanda- apendisitis,
tanda awal apendisitis. Psoas sign positif
Migrate pain positif
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
pemeriksaan lab leukositosis 23.
120mm3 dan dari pemeriksaan USG
abdomen kesan gambaran appendicitis
akut dengan partial ileul obstruksi.

PERHITUNGAN SKOR ALVARADO : 8


berdasarkan literature, nilai > 7, maka
apendisitis akut sudah umumnya dapat
ditegakkan.

Berdasarkan hal-hal diatas maka


penegakakkan diagnosis apendisitis akut
pada pasien ini dapat dikatakan tepat.
Pada pasien ini, terapi definitive yang dilakukan
apendektomi.

Untuk persiapan operasi pasien diberikan terapi


medikamentoda berupa pemberian antibiotic,
analgetik, dan resusitasi cairan yang adekuat.

Antibiotik diberikan untuk profilaksis, dengan cara


diberikan dosis tinggi, 1-3 kali dosis biasanya.

Antibiotik yang umum diberikan adalah


cephalosporin generasi 2/generasi 3 dan
Metronidazole

Hal ini secara ilmiah telah dibuktikan mengurangi


terjadinya komplikasi post operasi seperti infeksi
luka dan pembentukan abses intraabdominal.
Antibiotik yang diberikan:

Indikasi pemberian Metronidazole (IV) adalah


Infeksi yang disebabkan oleh kuman anaerob
Metronidazole dan kuman lainnya yang sensitif terhadap
metronidazole dan pencegahan infeksi anaerob
sebelum dan sesudah operasi.

Antibiotic golongan sefalosporin generasi


ketiga yang memiliki aktivitas yang sangat kuat
Ceforoksim untuk melawan bakteri gram negative dan
gram positif.
Analgetik yang digunakan pada pasien ini:
Antrain (Matmezole Na) devirat metansulfanot dari
aminoprin yang mempunyai khasiat analgesic
meringankan rasa sakit /kolik dan rasa nyeri setelah operasi.
Mekanisme kerjanya adalah menghambat transmisi rasa sakit
ke susunan saraf pusat dan perifer. M
etamizole Na bekerja sebagai analgesik, diabsorpsi dari
saluran pencernaan mempunyai waktu paruh 1 - 4 jam.
Prognosis pada pasien ini:
Untuk ad vitam, fungtionam, dan sanationam bersifat bonam
karena dengan penangan yang tepat keadaan pasien dapat
kembali seperti semula.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN SARAN
Pasien ini didiagnosis dengan Bagi petugas kesehatan sangat
apendisitis akut berdasarkan hasil diperlukan pemahaman yang mendalam
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan mengenai penanganan kasus-kasus
pemeriksan penunjang pada pasien saat bedah terutama mengenai penanganan
tiba dirumah sakit. awal agar dapat mengurangi morbiditas
Panatalaksanaan pada pasien ini dan mortalitas
dilakukan dengan terapi definitive
berupa perencenaan apendektomi dan
terapi suportif berupa pemberian
analgetik, reusitasi cairan yang
memadai melalui pemasangan infus,
dan juga pemberian antibiotic..
Prognosis pada pasien ini baik untuk ad
vitam, ad fungtionam, dan ad
sanationam bersifat bonam karena
dengan penanganan yang tepat keadaan
pasien dapat kembali seperti semula.

Anda mungkin juga menyukai