OLEH
KELOMPOK : 11 A
5
Tekanan (psi)
0
0 50 100 150 200 250 300
-1
Sinyal Kendali (%)
5
Tekanan (psi)
0
0 50 100 150 200 250 300 350
-1
Sinyal Kendali (%)
Kurva Karakteristik Beban Maksimum
7
4
Tekanan (psi)
0
0 50 100 150 200 250 300
-1
Sinyal Kendali (%)
PB = 20%
Waktu Integral = 0,4 menit
6
TEKANAN (PSIG)
0
0 100 200 300 400 (S)
WAKTU 500 600 700 800
2.3 Grafik Pengendalian Proporsional
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
-1
Waktu (S)
Overshoot =0
Settling time =0
Decay Ratio =0
6
kurva Pengendalian Proportional 20 %
5
4 PV SP
Tekanan (psig)
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
-1
Waktu (s)
Overshoot =0
Settling time =0
Decay Ratio =0
6 kurva Pengendalian Proportional 40%
5
4 PV SP
Tekanan (psig)
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
-1
Waktu (s)
Overshoot =0
Settling time =0
Decay Ratio =0
PV SP
5
4
TEKANAN (PSIG)
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
-1
WAKTU (S)
PB = 10%
Waktu Integral = 0,02 menit
Overshoot = 0,08
Settling time = 112,5-100,4 = 12,1 detik
4,9507
Decay Ratio = 4,9632
= 99,748
KURVA RESPON PENGENDALIAN PI RUN 21
6
5 PV SP
4
TEKANAN (PSIG)
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
-1
WAKTU (S)
PB = 10%
Waktu Integral = 0,4 menit
Overshoot =0
Settling time = 103,8-74,4 = 29,4 detik
Decay Ratio = 0
PV SP
5
TEKANAN (PSIG)
0
0 50 100 WAKTU (S) 150 200 250
PB = 10%
Waktu Integral = 0,8 menit
Overshoot =0
Settling time =0
Decay Ratio = 0
6
KURVA RESPON PENGENDALIAN PI RUN 12
5 PV SP
4
TEKANAN (PSIG)
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
-1 WAKTU (S)
PB = 20%
Waktu Integral = 0,2 menit
Overshoot =0
Settling time =0
Decay Ratio =0
4
TEKANAN (PSIG)
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
-1
WAKTU (S)
PB = 20%
Waktu Integral = 0,4 menit
Overshoot =0
Settling time =0
Decay Ratio =0
KURVA RESPO N PE NG E NDA LI A N PI RUN 3 2
6
4
TEKANAN (PSIG)
PV SP
3
0
0 100 200 300 400 500 600
-1 WAKTU(S)
PB = 20%
Waktu Integral = 0,8 menit
Overshoot =0
Settling time =0
Decay Ratio =0
4 PV SP
TEKANAN (PSIG)
0
0 100 200 300 400 500 600
-1 WAKTU (S)
PB = 40%
Waktu Integral = 0,2 menit
Overshoot =0
Settling time =0
Decay Ratio =0
6
KURVA RESPON PENGENDALI PI RUN 23
5 PV SP
4
TEKANAN (PSIG)
0
0 100 200 300 400 500 600 700
-1
WAKTU (S)
PB = 40%
Waktu Integral = 0,4 menit
Overshoot =0
Settling time =0
Decay Ratio =0
6
KURVA RESPON PENGENDALIAN PI RUN 33
PV SP
5
4
TEKANAN (PSIG)
0
0 50 100 150 200 250
-1
WAKTU ()
PB = 40%
Waktu Integral = 0,8 menit
Overshoot =0
Settling time =0
Decay Ratio =0
Tunning Map
6
6 6
5 5 5
4 4 4
3 3 3
2 2 2
1 1
1
0 0
0
-1 0 50 100 150 200 -1 0 50 100 150
0 100 200 300
2K
6 6 6
5
4 4 4
3
2 2
2
0 0 1
0 200 400 600 0 200 400 600 0
-2 -2 -1 0 200 400 600
K
6 6 6
4 4 4
2 2 2
0 0 0
0 200 400 600 0 500 1000 0 100 200 300
-2 -2 -2
1/2K
1 2 3
2.5 Grafik Pengendalian Proporsional Integral Derivatif
0
0 20 40 60 (S)
WAKTU 80 100 120
PB = 10%
Waktu Integral = 0,02 menit
Waktu derivatif = 0,02 menit
Overshoot = 0,1
Settling time = 58,7-46,2 = 12,5 detik
Decay Ratio = 0
0
0 20 40 60 80 (S)
WAKTU 100 120 140 160
PB = 10%
Waktu Integral = 0,04 menit
Waktu derivatif = 0,02 menit
Overshoot = 0,08
Settling time = 90,7-68,4 = 22,3 detik
0,07
Decay Ratio = 0,08
= 0,875
PEMBAHASAN
Pada praktikum pengendalian proses kali ini adalah pengendalian tekanan. Proses
pengendalian pada dasarnya bertujuan untuk menjaga process variable (PV) agar mendekati
atau sama dengan set point (SP). Begitupun pada praktikum kali ini, pengendalian tekanan
bertujuan untuk mengendalikan tekanan dalam sistem perpipaan dan mempelajari pengaruh
parameter pengendali pada respon tekanan.
Sistem yang akan dikendalikan yaitu tekanan pada pipa keluaran. Sistem berupa
tekanan yang dikendalikan oleh katup bersistem pneumatik yang dikombinasikan dengan unit
kontrol, untuk mengendalikan besar tekanan input. Unit proses merupakan unit tempat
berlangsungnya proses yang akan dikendalikan, yaitu pipa. Pipa ini berfungsi sebagai tempat
untuk mengalirkan gas. Unit pengukuran merupakan unit yang berfungsi untuk mengukur
variabel proses (PV), yaitu tekanan sehingga alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
adalah manometer. Setelah itu tekanan akan masuk ke Transduser, tujuannya untuk mengubah
sinyal dari sensor (tekanan) menjadi Sinyal Pengukuran yang berupa sinyal elekrik. Sinyal
elektrik tersebut masuk ke Process Controller (Unit Kendali) yang bertujuan untuk
membandingkan dengan nilai set point. Berdasarkan besar error, lamanya error, dan kecepatan
error, maka Proses Controller akan mengirimkan sinyal kendali yang berupa sinyal listrik atau
pneumatik. Perubahan pada sinyal kendali menyebabkan perubahan pada final control element
(control valve), untuk mengatur besar kecilnya tekanan yang masuk. Udara masuk ada yang
digunakan sebagai penggerak control valve dan sebagian lagi sebagai umpan. Pada percobaan
ini digunakan pengendalian automatic jenis plant, aksi sistem proses berupa direct acting
sedangkan aksi pengendali adalah reverse acting. Sehingga respon yang dihasilkan adalah, jika
nilai PV naik maka nilai MV akan turun, dan sebaliknya jika nilai PV turun maka nilai MV
akan naik.
Pada praktikum pengendalian tekanan ini dipahami jenis-jenis pengendalian serta
diamati jenis pengendali yang tepat pada pengendalian tekanan. Secara umum terdapat dua
jenis pengendali yaitu pengendali diskontinyu (on-off) dan pengendali kontinyu (Proportional
Integral Derivative (PID). Pengendali kontinyu terdiridari 3 jenis pengendalian yaitu jenis
pengendali P (Proportional), pengendali PI (Proportional Integral), pengendali PID
(Proportional Integral Derrivative). Pada percobaan ini dilakukan dua pengendalian kontinyu
yaitu Proportional , Proportional Integral dan Proportional Integral Derivatif .
Dalam penentuan pengendalian tekanan, dilakukan tiga pengendali dalam pengendalian
aliran. Yaitu pengendali Proporsional (P), Proporsional-Integral (PI), dan Proporsional-
Integral-Derivatif (PID) dengan parameter pengendali yang divariasikan berupa Proportional
Band (PB), waktu integral, dan waktu derivativ. Jenis pengendalian proses ini adalah
pengendalian umpan balik karena memakai variabel keluaran untuk mempengaruhi variabel
masukan lain dan yang diukur adalah Process variablenya yaitu tekanan di P4 bukan
gangguannya. Pada awal pengoperasian, dilakukan pengaturan terhadap valve V2 dan V1, lalu
menutup V3, V5, dan V6 dan mengatur bukaan V4 (tanpa menggunakan tangki peredam).
Nilai Pb terbaik adalah 10 % dengan Waktu Integral 0,02 Menit; 0,04 Menit; dan 0,08
menit. Karena respons PV terhadap MV berlangsung sangat cepat dan offset dapat
diminimalkan. Sehingga dari grafik yang didapatkan, pengaruh integral dapat diketahui,yaitu
apabila waktu integral semakin besar maka responsnya akan semakin lambat dan
ketidakstabilan semakin besar. Kondisi yang baik untuk pengendalian tekanan dengan jenis
pengendali proporsional integral (PI) adalah dilakukan pada nilai PB normal dan i kecil,
karena diperoleh hasil sesuai keinginan yaitu selisih PV dengan SP yang sangat kecil, offset
kecil, kecenderungan stabil dan tidak terjadi fluktuasi.
Pada pengendalian Proporsional-Integral-Derivatif (PID), dilakukan input nilai dengan
variasi PB 10% ; Ti=0,02 ; Td 0,02 dan PB 10% ; Ti=0,04 ; Td 0,02. Dari hasil pengamatan,
PV tidak pernah stabil terhadap SP. Didapatkan hasil yang terbaik adalah pada variasi PB 10%
; Ti=0,02 ; Td 0,02. Pengendalian PID ini menyebabkan respon yang lebih cepat. Derivative
Action dapat menyebabkan respon cepat tetapi sangat peka terhadap noise (gangguan) karena
derivative perubahan error persamaan yang ada di dalam PID adalah komponen simpul umpan
balik yang umum dalam sistem kontrol. Pengkontrol PID bisa mengatur keluaran proses
didasarkan pada penyebab dan laju perubahan deviasi, sehingga kontrol menjadi stabil dan
lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Heriyanto. Pengendalian Proses. Jurusan Teknik Kimia, 2007. Bandung: Politeknik Negeri
Bandung
Wade, H. L. 2004. Basic and Adavanced Regulatory Control: System Design and
Application. Ed. 2, ISA