Anda di halaman 1dari 3

Filipi 2:1-18

OBSERVASI: Apakah hal-hal yang disampaikan oleh penulis kepada penerima surat?

Outline :
Nasihat untuk sehati sepikir (1-4)
Nasihat untuk meneladani sikap Kristus (5-11)
Nasihat untuk mengerjakan keselamatan (12-16)
Nasihat untuk meneladani sikap Rasul Paulus (17-18)

Detail:
Adakah istilah yang asing/perlu diklarifikasi?
Menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus (ay.5): NIV: your
attitude should be the same with Christ Jesus
Rupa Allah (ay.6): Yun.morphe = memiliki karakteristik/esensi/substansi Ilahi = adalah
Allah, bukan sekedar memiliki penampilan luar seperti Allah
Mengosongkan diri (ay.7). NIV. make himself nothing: memberi diri habis-habisan, dengan
cara merendahkan diri menjadi manusia.
Kerjakan keselamatan (ay.12): menghidupi keselamatan yang sudah dimiliki, bukan untuk
memperoleh keselamatan (band.dg. 3:4-9)
Bintang-bintang di dunia (ay.15): kehadiran yang membawa terang bagi dunia
Ibadah iman (ay.17): persembahan yang lahir dari iman

Adakah kata yang muncul berulang-ulang?


Bersukacita (5X)
Satu (4X)
Sehati (2X)
Kepentingan (3X)
Rendahkan hati/diri (3X)
Yesus Kristus (6X)
Taat (3X)
Manusia (3X)

Selidiki lebih lanjut (Ask! Think! Link!)


Kesatuan seperti apakah yang dinasihatkan oleh Rasul Paulus?(1-4)
Sehati, sepikir, satu kasih, satu jiwa, satu tujuan. Artinya kesatuan yang memiliki kualitas
yang dalam, bukan kesatuan yang dangkal, formal, atau bersifat basa basi.

Apakah dasar nasihat tersebut?


Karena bagi mereka yang hidup dalam Kristus ada kekuatan yang Ia sediakan untuk
mewujudkan kesatuan yang dalam tersebut: nasihat (untuk hidup dalam kesatuan e.g.
Yoh 17), penghiburan kasih (kemurahan Allah), persekutuan Roh (kesatuan Roh), kasih
mesra (tenderness/ intense care) dan belas kasihan (simpati).

Bagaimanakah mewujudkan kesatuan tersebut?


1) Dengan cara tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri
2) Dengan cara rendah hati (bukan rendah diri), tidak menyombongkan diri ataupun
ingin menonjolkan diri.

Teladan apakah yang diberikan oleh Kristus? (ay.6-8)


1) Teladan kerendahan hati. Tidak mempedulikan kedudukan-Nya yang mulia
sebagai sang Pencipta, melainkan rela merendahkan diri dan mengambil rupa
sebagai mahluk ciptaan. Dan bahkan menjalani inkarnasinya dengan kerendahan
hati yang mutlak, hingga rela mati secara hina di kayu salib, demi menyelamatkan
umat manusia.
2) Teladan tidak mengutamakan kepentingan diri. Rela memberi diri habis-habisan,
melalui inkarnasinya hingga kematian-nya di kayu salib, demi menyelamatkan
umat manusia.

Bagaimana seharusnya kita hidup sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan?


(ay.12-16)
Keselamatan bukan hanya menyangkut kehidupan di sorga nanti, melainkan
seharusnya berdampak dalam hidup keseharian kita. Salah satu aspeknya adalah
dalam hidup sebagai jemaat, yaitu komunitas yang terdiri dari orang-orang yang
sudah diselamatkan. Jemaat seharusnya memiliki kesatuan hidup yang utuh dan
menyeluruh, bukan hanya yang terlihat di depan mata (tidak berbantah-bantahan),
melainkan juga yang tidak terlihat di depan mata (tidak bersungut-sungut).

Apakah dampaknya?
Kualitas hidup bersama (tidak beraib dan tidak bernoda) yang kontras dengan
kualitas relasi yang umumnya ada di dunia yang berdosa ini, akan membuat hidup
jemaat seperti bintang yang bersinar menerangi kegelapan.

Bagaimanakah hal tersebut dapat terwujud?


1) Dengan usaha yang sungguh-sungguh (ay.12)
2) Sekaligus dengan pertolongan Tuhan (ay.13)

Sikap apakah yang perlu diteladani dari Rasul Paulus? (ay.17,18)


Dalam hal kerelaannya memberi diri, rela berkorban demi jemaat. Ini berkaitan
dengan nasihat sehati sepikir, yang didasari kerelaan untuk mengutamakan orang
lain.

INTERPRETASI: Apakah prinsip-prinsip kebenaran yang bisa ditarik?


Kualitas kesatuan orang percaya seharusnya tidak hanya sebatas di permukaan, melainkan
sampai pada kualitas yang mendalam: sehati sepikir, satu jiwa, satu tujuan. Kualitas tersebut
merupakan kesaksian hidup yang mempermuliakan nama Tuhan di tengah dunia.

Kesatuan tersebut selayaknya ada di dalam hidup mereka yang berada di dalam Kristus,
karena di dalam Dia tersedia segenap kekuatan untuk mewujudkannya. Sehingga yang
diperlukan adalah kemauan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh agar di dalam
pertolongan Tuhan, hal tersebut dapat terwujud.

Sikap mengutamakan kepentingan orang lain dan sikap rendah hati, yang sangat penting
untuk terciptanya kesatuan dalam hidup bersama, perlu dipupuk dalam hidup umat Tuhan,
dengan memandang kepada teladan Kristus dan Rasul Paulus.

APLIKASI: Apa relevansinya dengan diri saya?

Sudahkah komunitas orang percaya di mana saya berada, baik di sekolah maupun di gereja, memiliki
kualitas kesatuan yang mendalam, seperti yang dinasihatkan oleh Rasul Paulus?

Sudahkah saya sungguh-sungguh rendah hati dan mengutamakan kepentingan orang lain dalam relasi
saya dengan saudara-saudara seiman? Apakah selama ini saya sungguh-sungguh mengikuti teladan
yang diberikan oleh Kristus maupun R.Paulus dalam hal ini?
Sudahkah saya dan persekutuan saya menjadi berkat bagi orang yang belum percaya (diluar
Kekristenan)

Anda mungkin juga menyukai