Anda di halaman 1dari 4

FACIES DAN DIAGENESA BATUAN KARBONAT

July 1, 2016 Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia 0 Comment

Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mengandung mineral karbonat lebih dari 50%.
Sedangkan mineral karbonat adalah mineral mengandung CO3 dan satu atau lebih kation Ca, Mg,
Fe, dan Mn. Batuan karbonat umumnya terdiri atas batugamping (limestone) dengan kalsit
(CaCO3) sebagai mineral utama dan batudolomit (dolostone) yang penyusun utamanya berupa
mineral dolomit(CaMg (CO3)2). Sedimen karbonat, yang dijumpai di dunia, kebanyakan terbentuk
pada lingkungan laut dangkal dan beberapa di antaranya terbentuk di daerah terestrial, tetapi laut
dangkal tropis.

Menurut Tucker (1985) dijelaskan bahwa endapan karbonat pada laut dangkal terbentuk pada 3
macam lokasi yaitu platform, shelf, dan ramps.

1. Facies Karbonat Platform Fasies karbonat platform merupakan suatu tubuh fasies karbonat
yang sangat besar dimana pada bagian atas lebih kurang horisontal dan berbatasan langsung
dengan shelf margin. Sedimen sedimen terbentuk dengan energi yang tinggi. Transisi dari
shelf ke slope berpengaruh pada perubahan yang cepat dari pola fasies karbonat.

Gambar 1. Facies Karbonat Transform

(sumber : goo.gl)

1. Facies Karbonat Shelf Fasies Shelves (shelf) lokasi pengendapan karbonat relatif sempit
ratusan meter sampai beberapa km saja). Endapan karbonat pada daerah ini dicirikan dengan
adanya break slope pada daerah tepi paparan, terdapatnya terumbu dan sand body karbonat.
Kompleks terumbu pada fasies ini terbagi menjadi : Fasies terumbu muka (Force reef), inti
terumbu (reef core) dan terumbu belakang (back reef).
2. Facies Karbonat Ramp Fasies karbonat ramp merupakan suatu tubuh karbonat yang sangat
besar yang dibangun pada daerah yang positif hingga ke daerah paleoslope, mempunyai
kemiringan yang tidak signifikan, serta penyebaran yang luas dan sama. Pada fasies ini energi
transportasi yang besar dan dibatasi dengan pantai atau inter tidal.
Gambar 2. Facies Karbonat Ramp

(sumber : goo.gl)

Pada batuan karbonat, diagenesa merupakan proses transformasi menuju batugamping atau
dolomit yang lebih stabil. Proses diagenesa akan menyebabkan perubahan material sedimen.
Perubahan yang terjadi adalah perubahan fisik, mineralogi dan kimia. Faktor yang menentukan
karakter akhir produk diagenesa antara lain :

1. Komposisi sedimen mula-mula

2. Sifat alami fluida interstitial dan pergerakannya

3. Proses kimia dan fisika yang bekerja selama diagenesa

Secara umum penggambaran diagenesa batuan karbonat adalah sebagai berikut :


Gambar 3. Poses Diagenesa Batuan Karbonat

(sumber : goo.gl)

Proses-proses diagenesa batuan meliputi :

1. Pelarutan (Dissolution) Pelarutan merupakan proses melarutnya komponen karbonat yang terjadi
saat fluida pori tidak jenuh (undersaturated) oleh mineral-mineral karbonat. Pelarutan akan terbantu
oleh adanya mineral yang bisa larut serta nilai pH yang rendah. Secara umum, pelarutan karena
pergerakan air melewati batuan karbonat akan melarutkan mineral karbonat yang dilewatinya,
maka imbasnya: (1) air akan berubah kimianya (karena adanya konsentrasi ion karbonat di
dalamnya), (2) air akan masuk ke litologi berbeda atau sebaliknya air datang membawa material
dari batuan lain sebelum menerobos karbonat dan membawa sistem baru, (3) perilaku pelarutan
bergantung pada variabel kontrol kelarutannya (misalnya P, T, Eh, PCO2, dll.).

2. Sementasi (Cementation) Sementasi merupakan proses presipitasi yang terjadi pada saat lubang
antar pori batuan karbonat terisi oleh fluida jenuh karbonat. Dalam proses ini butiran-butiran
sedimen direkat oleh material lain yang terbentuk kemudian, dapat berasal dari air tanah atau
pelarutan mineral-mineral dalam sedimen itu sendiri. Sifat sementasi ini berlawanan dengan
pelarutan, dimana sementasi membuat mineral semen (karbonat) terpresipitasi, sementara pelarutan
akan merusak struktur mineral yang telah terbentuk.

3. Dolomitisasi (Dolomitization) Dolomitisasi merupakan proses penggantian mineral-mineral


kalsit menjadi dolomit. Dalam proses dolomitisasi, kalsit (CaCO3) ditransformasikan menjadi
dolomite (CaMg(CO3)2) menurut reaksi kimia : 2 CaCO3 + MgCl3 ==> CaMg(CO3)2+ CaCl2

4. Aktivitas Organisme (Microbial Activity) Organisme dalam konteks diagenesa batuan karbonat
ini berperan sebagai pemercepat atau pemicu perubahan pada batuan karbonat. Bentuk aktifitas
mikrobianya antara lain fermentasi, respirasi, pengurangan nitrat, besi, sulfat dan pembentukan gas
metana. Organisme dalam lingkungan pengendapan karbonat merombak sedimen dalam bentuk
jejak boring, burrowing, dan sedimen-ingesting activity (memakan dan mencerna sedimen).
Aktivitas ini akan merusak struktur sedimen yang berkembang pada sedimen karbonat dan
meninggalkan jejak-jejak aktivitasnya saat organisme ini beraktivitas.

5. Kompaksi mekanik (Mechanical Compaction) Kompaksi mekanik merupakan proses diagenesa


yang terjadi akibat adanya peningkatan tekanan overburden. Proses kompaksi ini terjadi karena
adanya gaya berat/gravitasi dari material-material sedimen yang semakin lama semakin bertambah
sehingga volume akan berkurang dan cairan yang mengisi pori-pori akan bermigrasi ke atas,
menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih lekat dan juga air yang dikandung dalam pori
terperas keluar. Proses ini menyusun ulang batuan sedimen menjadi lebih rapat, padat, dan
berporositas rendah.

Gambar 4. Ilustrasi kompaksi mekanik pada batuan sedimen


(Sumber : goo.gl)

6. Kompaksi Kimia (Chemical Compaction) Tekanan larutan pada kontak antar butiran seperti pada
diagenesa sedimen klastik lainnya akan melarutkan permukaan butiran mineral dan pada karbonat
dapat membentuk kontak bergerigi.

REFERENSI Boggs, Sam. 2009. Petrology of Sedimentary Rocks. New York: Cambridge
University Press

Anda mungkin juga menyukai