Anda di halaman 1dari 10

KOMPLIKASI DAN TINDAKAN MEDIS

YANG BERKAITAN DENGAN KEHAMILAN

Kebanyakan kehamilan akan berlangsung tanpa kendala sama sekali namun ada sebagian kecil
kehamilan yang mengalami komplikasi. Beberapa komplikasi yang biasanya terjadi antara lain :

1. Kehamilan di luar kandungan (Ektopik)

Kehamilan di luar kandungan terjadi apabila sel telur yang sudah dibuahi tidak menempel
pada rahim, namun pada tuba falopi. Hal ini memang jarang terjadi, namun apabila hal ini
dibiarkan dan tidak diberi tindakan maka akan menimbulkan akibat yang serius. Apabila kondisi
ini tidak didiagnosa sedini mungkin, tuba falopi bisa mengalami kepecahan. Hal ini juga dapat
memengaruhi kesuburan .

Gejala-gejala

Rasa sakit ringan hingga berat yang terjadi pada salah satu sisi perut . Hal ini kemudian
akan menyebar ke seluruh perut .
Terjadi pendarahan ringan hingga berat
Mual-mual dan muntah-muntah.
Merasa lemas, pusing, dan mau pingsan.

Diagnosa

Apabila dokter memvonis mengalami kehamilan di luar kandungan, biasanya dia akan
melakukan serangkaian tes yang terdiri dari:

Tes darahuntuk mengukur level hCG (Human Chorionic Gonadotrophinhormon


kehamilan yang terdapat dalam darah). Apabila kadar hCG tidak meningkat atau bahkan
menurun maka hal ini mengindikasikan jika kehamilan yang tengah terjadi tidaklah
normal.
USGhal ini akan menunjukan apakah kantung kehamilan sudah terlihat pada rahim
ataukah kehamilan berkembang di tuba falopi.
Laparoskopimerupakan alat pemeriksaan yang paling mutakhir yang dapat membuat
dokter kandungan melihat langsung pada tuba falopi.

Perawatan

Sayangnya kasus kehamilan di luar kandungan selalu melibatkan tindakan operasi yang
ditujukan untuk mengeluarkan janin dari tuba falopi. Setiap usaha yang dilakukan untuk
memastikan agar kesuburan di masa yang akan datang terlindungi, kendati tidak selalu berhasil.
mungkin harus menjalani beberapa tes darah dan mengunjungi dokter kandungan untuk
memastikan jika jaringan kehamilan sudah dikeluarkan dari tuba falopi.
Sebelum merencanakan kehamilan selanjutnya, disarankan untuk menjalani pemeriksaan USG
enam hingga delapan bulan sebelumnya untuk memastikan posisi kantung rahim berada pada
tempat yang semestinya.

2. Diabetes kala kehamilan

Pada saat hamil, tubuh memproduksi beragam hormon yang terkadang dapat menghentikan
insulin tubuh untuk berfungsi dengan benar hingga akhirnya terserang diabetes kala kehamilan.
Bayi yang lahir dari ibu dengan kondisi diabetes kala kehamilan akan lahir dalam kondisi kadar
gula darah yang rendah. Namun hal ini dapat di tangani paska kelahiran. Ada beberapa bukti
yang menunjukkan jika ibu yang menderita diabetes kala hamil akan melahirkan bayi yang lebih
besar dan berat jika dibandingkan dengan para ibu yang tidak mengidap hal ini. Kondisi ini dapat
menyebabkan harus menjalani kelahiran secara caesar kendati hal ini tidak selalu terjadi.

Gejala

Apabila menunjukkan beberapa gejala seperti yang tertera di bawah ini maka mungkin
menderita diabetes kala kehamilan:

Rasa lapar dan haus yang berlebihan.


Sering buang air kecil (intensitasnya akan bertambah apabila sudah memasuki tiga bulan
kedua dimana mulai mengalami rasa sakit karena hal ini).
Tekanan darah yang meningkat.
Terjadi inveksi pada vagina secara berulang.

Diagnosa

Pemeriksaan gula darah rutin atau tes toleransi glukosa kerap dilakukan pada wanita hamil ketika
memasuki usia kandungan 24-26 minggu. Apabila hasil tes menunjukkan suatu ketidaknormalan
maka akan diminta untuk menjalani tes yang lebih mendalam lagi.

Perawatan

Seorang ahli nutrisi dapat menginformasikan bagaimana cara mengontrol kadar gula
melalui pola makan yang khusus. Disamping itu, akan diminta untuk melakukan
serangkaian tes darah untuk memeriksa kadar gula .
Apabila pengaturan pola makan yang disarankan oleh ahli nutrisi tidak berhasil
mengontrol diabetes kala kehamilan maka mungkin membutuhkan suntikan insulin yang
akan disuntikan pada selama kehamilan berlangsung.
Diabetes kala kehamilan biasanya menghilang setelah melahirkan bayi .

3. Keguguran dan kematian bayi saat melahirkan

Istilah keguguran biasanya digunakan untuk untuk menggambarkan kondisi kematian bayi pada
usia dibawah dua puluh minggu kehamilan sementara istilah kematian bayi digunakan untuk
menggambarkan kondisi kematian bayi setelah berusia dua puluh minggu masa kehamilan.
Angka statistik menunjukkan jika keguguran terjadi pada saat kehamilan menginjak usia dua
belas minggu masa kehamilan dan biasanya disebabkan oleh ketidaknormalan yang terjadi pada
janin.

Keguguran kerap disebabkan oleh ketidakmampuan leher rahim yang terbuka dalam waktu yang
sama sebelum waktunya. Kekurangan plasenta juga dapat menyebabkan terjadinya keguguran,
ini adalah sebuah situasi dimana plasenta tidak bisa mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi
untuk membentuk bayi .

Gejala-gejala:

Keluarnya bercak-bercak merah atau pendarahan dari vagina .


Kram perut ringan hingga berat.
Pusing.
Demam.

Diagnosa

Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan USG untuk memeriksa kesehatan bayi . USG
yang dilakukan bisa melalui perut ataupun transvaginal tergantung pada usia bayi . Selain itu,
dokter juga kerap menjalani tes darah untuk menentukan kadar hormon .

Perawatan

Apabila keguguran terjadi pada awal-awal masa kehamilan, biasanya tidak diperlukan adanya
tindakan medis kaena biasanya tubuh akan membuat bakal janin keluar dari rahim secara alami.
Namun jika bakal janin tidak juga keluar dari tubuh , biasanya akan dilakukan tindakan bedah
yang disebut dengan dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan sisa-sisa kehamilan . Apabila
leher rahim terbuka maka biasanya akan dilakukan tindakan penjahitan untuk mencegah
terjadinya pembukaan yang lebih lebar lagi.

Kendati banyak wanita yang tidak mengalami rasa sakit secara fisik dalam jangka waktu yang
lama, namun kita tidak dapat meremehkan dampak psikologis yang didatangkan oleh keguguran.
dan pasangan mungkin akan menyikapi rasa kehilangan ini dengan cara yang berbeda-beda
sehingga ada baiknya jika dan pasangan mencari badan konseling yang dapat membantu
melalui hal ini.

4. Pembekuan darah

Pembekuan darah merupakan kondisi langka yang terjadi pada masa kehamilan yang diti oleh
rasa gatal berlebih yang dialami oleh ibu hamil. Pada kondisi normal hati akan memproduksi
empedu yang akan bergerak melalui usus untuk membantu proses pencernaan makanan. Pada ibu
yang menderita pembekuan darah, kadar asam empedu akan meningkat dan akan menghasilkan
racun yang akan memasuki darah ibu dan mengakibatkan beberapa gejala. Kondisi seperti ini
harus segera diidentifikasi karena bisa mendatangkan dampak yang serius untuk kesehaan bayi ,
terutama jika sudah memasuki masa kehamilan 36 minggu.

Gejala-gejala

Rasa gatal luar biasa, terutama di daerah telapak tangan dan telapak kaki. Rasa gatal
biasanya akan meningkat pada malam hari
Rasa gatal bisa menyebar ke seluruh tubuh.
Ikterus
Warna air seni yang berubah menjadi gelap.
TInja yang berwarna pucat.
Gejala-gejala ini akan lebih terlihat jelas pada keamilan berikutnya.

Diagnosa

Sering dilakukan dengan proses eliminasi.


Tes darah yang dilakukan harus termasuk tes tingkat keasaman fungsi hati.
Apabila hasil yang didapatkan negatif, ada baiknya jika dilakukan tes ulang.

Perawatan

Tidak banyak yang dapat dilakukan untuk mengobati kondisi ini. Beberapa wanita dapat
melalui kondisi ini melalui pengobatan homeopati.
Banyak wanita hamil yang akan menjalani induksi guna mengeluarkan bayi pada saat
kandungan sudah memasuki usia 36-38. Hal ini dilakukan untuk mengusahakan kelahiran
yang aman bagi bayi .
Segera setelah melahirkan sang bayi, gejala-gejala yang alami akan menghilang dan
fungsi hati akan kembali normal. Namun sebaiknya mengikuti tes darah lanjutan untuk
memastikan telah pulih. bisa mendapatkan info lebih lanjut pada
Itchy Moms, sebuah komunitas online yang akan memberikan info mengenai kondisi ini.

5. Plasenta Previa

Plasenta previa adalah sebuah istilah yang menggambarkan kelainan posisi plasenta yang terletak
di rahim bagian bawah. Biasanya pasien akan diinformasikan jika mereka mengalami kelainan
ini dan pada umumnya 95% dari kasus ini plasenta biasanya akan kembali ke posisi yang
semestinya setelah masa kehamilan memasuki usia enam bulan.

Ada beberapa tingkat keparahan pada plasenta previa ini, dan tingkat keparahan ini akan
menentukan upaya yang akan dilakukan oleh dokter:

o Previa total
Hal ini terjadi apabila posisi plasenta benar-benar menutupi leher rahim .
o Previa parsial
Hal ini terjadi apabila posisi plasenta menutupi sebagian leher rahim .
o Previa marjinal
Hal ini terjadi apabila posisi plasenta hanya menyentuh leher rahim .

Apabila plasenta menutupi seluruh atau sebagian leher rahim maka tidak mungkin menjalankan
proses kelahiran secara normal.

Gejala-gejala

harus berhati-hati apabila mengalami beberapa kondisi berikut:

o Apabila mengalami pendarahan spontan sebelum masa kelahiran tiba.


o Pendarahan yang terjadi biasanya tidak menimbulkan sakit dan bisa terjadi karena
mengangkat barang yang berat, bersin, dan berhubungan intim.
o Apabila mengalami pendarahan pada masa kehamilan, sebaiknya kandungan
pada dokter atau bidan.

Diagnosia

Plasenta previa biasanya dapat diidentifikasi pada saat dilakukan pemeriksaan menggunakan
USG. Pasien tidak disarankan untuk melakukan pemeriksaan transvaginal karena dapat
menyebabkan pendarahan lebih parah lagi.

Perawatan

Beberapa hal yang dapat dilakukan tergantung pada tingkat keparahan yang alami. Namun
biasanya dokter akan menyrakankan beberapa hal berikut ini:

o Lebih berhati-hati apabila melakukan aktivitas fisik.


o Istirahat yang cukup.
o Memeriksakan kondisi plasenta melalui pemerisaan USG.
o Sebagian ibu yang mengalami plasenta previa akan dianjurkan untuk menjalani
rawat inap.
o Sebagian besar ibu yang mengalami plasenta prevaia menjalankan prosedur
operasi caesar untuk mengeluarkan bayi yang dikandungnya.

6. Pemisahan plasenta prematur

Situasi ini terjadi pada saat plasenta terkelupas dari rahim . akan mengalami pendarahan hebat
dan bayi akan menderita kekurangan oksigen juga nutrisi. Namun begitu, sangat jarang bisa
terjadi.

Gejala-gejala:

o Terjadi kontraksi pada rahim


o Rasa sakit dan nyeri pada perut
o Janin yang mengalami stress.
o Pendarahan pada vagina.
Diagnosa

Pemisahan plasenta prematur biasanya dapat diketahui melalui pemeriksaan USG.

Perawatan

Biasanya ibu yang mengalami pemisahan plasenta prematur akan menjalani rawat inap. Pada
umumnya bayi akan menjalani kelahiran lebih awal melalui operasi caesar.

7. Pre eklampsia

Pre eklampsia merupakan kondisi yang mengkhawatirkan yang dapat menyebabkan terjadinya
kegagalan pada plasenta dan eklampsia. Eklampsia dapat menyebabkan kejang, koma, dan
terkadang dapat menyebabkan kematian. Hal ini dapat dideteksi oleh dokter dan bidan pada saat
melakukan pemeriksaan rutin.

Gejala

o Terjadi pembengkakan pada wajah, tangan, dan kaki


o Tekanan darah yang melonjak tinggi.
o Sakit kepala.
o Pusing.
o Demam
o Mudah marah.
o Pngan kabur.
o Sering mengeluarkan air seni.
o Sakit perut

Diagnosa

Dokter ataupun bidan akan menangkap gejala terjadinya pre eklampsia pada saat melakukan
pemeriksaan rutin pra kelahiran dan memeriksa:

o Tekanan darah yang melonjak tinggi


o Kadar protein pada urin .

Pre eklampsia dapat datang secara tiba-tiba sehingga harus memerhatikan gejala-gejala yang
ditimbulkan dan segera lapor pada dokter apabila mengalami hal yang ganjil semasa kelahiran.

Perawatan

o Apabila kondisi tidak terlalu parah, biasanya akan diminta untuk beristirahat.
o Biasanya akan diberi beberapa obat untuk mengatasi hal ini.
o Banyak penderita kasus ini akan menjalani rawat inap.
o Ada kemungkinan dokter akan mengusulkan untuk melahirakan anak lebih cepat
melalui operasi caesar.

8. Kelahiran premature

Apabila bayi lahir sebelum memasuki usia 37minggu maka bisa disebutkan jika ia
mengalami kelahiran prematur. Kebanyakan bayi yang lahir dalam keadaan prematur
akan menderita beberapa komplikasi karena perkembangan organ mereka belum
sempurna benar. Namun dengan perawatan intensif, angka bayi prematur yang bertahan
semakin lama semakin meningkat.

Melahirkan bayi prematur tidak hanya melelahkan secara fisik, namun juga bisa menjadi
saat-saat yang menantang. Kebanyakan pasangan membutuhkan dukungan dari orang-
orang yang ada di sekitarnya.

9. Ketidaksesuaian faktor resus

Masalah ini biasanya dihadapi pada saat menjalani kehamilan yang kedua dan seterusnya
dan jarang ditemui pada kehamilan pertama. Risiko ini dapat meningkat apabila dan
pasangan memiliki faktor resus yang berbeda. Biasanya akan menjalani pemeriksaan
faktor resus di awal kehamilan. Pabila resus negatif (Rh-) maka disarankan agar
pasangan juga menjalani pemeriksaan yang serupa untuk memastikan apakah resus dan
suami cocok atau tidak. Apabila pasangan memiliki resus positif (Rh+) maka biasanya
anak akan memiliki resus Rh+ dan ini berarti tidak cocok dengan golongan darah .
Tubuh akan menciptakan antibodi yang akan memerangi serangan asig yang didatangkan
oleh bayi yang kandung (biasanya ini terjadi pada saat melahirkan bayi pertama )

Pada kehamilan selanjutnya potensi terjadinya komplikasi akan semakin besar karena
tubuh akan berusaha untuk memerangi sel darah merah bayi .

Perawatan

Untungnya ketidaksesuaian faktor resus mudah ditangani.


Apabila memiliki Rh- maka biasanya akan diberi suntikan anti-D, yang akan
menghancurkan segala antibody yang muncul pada saat kehamilan dimulai.

Pada kehamilan selanjutnya, penampakan antibodi akan diketahui melalui serangkaian


pemeriksaan darah. mungkin juga akan menjalani pemeriksaan rutin untuk meyakinkan
jika tubuh tidak lagi memproduksi antibodi.
Kewaspadaan pada Masa Kehamilan

Apabila mengalami satu atau lebih dari gejala yang tertera di bawah ini maka harus
segera menghubungi dokter atau bidan . Apabila diokter tidak bisa dihubungi, segera
kunjungi unit gawat darurat terdekat dan panggil ambulans.

o Pendarahan pada vagina atau keluarnya cairan yang tidak teridentifikasi melalui
vagina
o Apabila cairan ketuban pecah
o Apabila mengalami sakit kepala yang parah dan sering
o Apabla merasa sakit dan merasa seperti terbakar pada saat buang air kecil.
o Apabila mengalami rasa mual dan muntah dengan intensitas yang tinggi
o Kram dan sakit pada area perut
o Sering merasa pusing dan pingsan
o Pngan berkunang-kunang, sering melihat cahaya putih atau bintik-bintik pada
mata .
o Terjadi pembengkakan secara tiba-tiba pada tangan, kaki, dan muka.
o Apabila perut mengalami luka.
o Apabila gerakan bayi berkurang secara drastic.
o Demam tinggi, lebih dari 38C.
o Gejala-gejala lain yang khawatirkan sehingga membutuhkan panduan medis.
LEMBAR KERJA

Istilah Prefix Root Sufix Definisi

Abruption
placentae

Asthenia
atresia

Antenatal

antepartum

biceps

congenital
defect

contraception

dystocia

ecopic
pregnancy
endometrium

perimetritis

eclampsia

preeclampsia

presentation

subinvolution

suppuration

Anda mungkin juga menyukai