Abstract- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis media pembibitan yang mampu mendukung
peningkatan kualitas bibit jamur tiram putih lebih baik, dan mengetahui pengaruh macam media
bibit terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih. Penelitian ini dilaksanakan di Ngemplak,
Nanggulan, Kulon Progo, Daerah Istimewa Jogjakarta dengan ketinggian tempat 300 m dpl. Rancangan
yang digunakan adalah faktor tunggal macam media pembibitan, dalam Rancangan Acak Lengkap
(RAL), terdiri atas 4 perlakuan, yaitu : media bibit dengan serbuk kayu sengon, biji sorghum, biji jagung,
dan biji padi dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media bibit biji sorghum dan biji
jagung mampu mendukung peningkatan kualitas bibit jamur tiram putih yang lebih baik dibandingkan
dari media biji padi dan serbuk gergaji sengon. Bibit pada media substrat biji sorghum, jagung, padi
dan serbuk gergaji sengon memberikan pertumbuhan jamur tiram putih yang sama. Hasil jamur tiram
putih lebih baik pada bibit dengan media substrat biji sorghum, jagung, padi berturut turut.
Kata kunci: Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), media pembibitan (serbuk gergajian sengon, biji
sorghum, biji jagung, biji padi).
Abstract-The goal of this experiment was to know ability improving quality of white oyster mushroom seed and to
know the effect of kind seedling medium on the growth and yield of white oyster mushroom. The experiment has
been done in Ngemplak, Nanggulan, Kulon Progo, Jogjakarta Special Territory, at height of 300 m the sea surface
level,. The experimental design used the single factor kind of seedling medium arranged Completely Randomized
Design ( CRD ), that shown by four treatments that were seedling medium with sengon sawdust, sorghum seed,
corn seed, rice seed repetited three times. The experiment result showed that sorghum and corn seed medium were
ability to increasing quality of white oyster mushroom seed better than of rice seed and sengon sawdust. The
substrate medium of sorghum seed, corn seed, rice seed and sengon sawdust gave the same growth of white oyster
mushroom. The yield of white oyster mushroom was better on the sorghum seed, corn seed, rice seed substrate
medium respectively.
Keywords: White Oyster Mushroom (Pleurotus ostreatus), Seedling Medium (sengon sawdust, sorghum, corn,
rice)
memasok 0,9% kebutuhan jamur dunia, putih yang diperoleh masih cukup baik
padahal budidaya jamur sangat mudah atau bahkan justru lebih baik dibanding
dikembangkan didalam negeri, apalagi dengan bibit yang dihasilkan dengan
lahan yang dibutuhkan tidak luas untuk menggunakan media standar.
itu di Indonesia juga tersedia. Berdasarkan Media bibit merupakan salah satu
data dari Ditjen Hortikultura,tahun 2010 faktor penting penentu keberhasilan
Pemda Jember, mengekspor jamur tiram dan kualitas jamur, dengan media bibit
putih ke jepang mencapai 5 kontainer , yang bahannya lebih baik atau diperkaya
tiap kontainer berisi 16 ton. (Anonim, dengan bijibijian, nutrisi yang ada pada
2014). bijibijian akan mudah diserap oleh
Sejalan dengan permintaan pasar jamur dari pada media serbuk kayu serta
dan potensi jamur tiram yang tinggi akan dihasilkan bibit jamur yang lebih
dimanfaatkan sebagai bahan pangan baik.Media bibit jamur dapat digunakan
dan sebagai obat. Indonesia termasuk berbagai macam bahan. Beberapa bahan
salah satu negara yang berpeluang untuk media bibit jamur yang dapat digunakan
mengekspor jamur ke Amerika, Kanada, di antaranya biji bijian, serbuk kayu,
Jerman, Jepang, Hongkong, Belgia, kotoran ternak, dan bahan organik
Inggris, Belanda dan Italia. Beberapa lainnya. Setiap jenis jamur mempunyai
faktor yang harus ditingkatkan untuk spesifikasi pertumbuhan yang khas pada
menembus pasar baik dalam maupun setiap bahan media tanam, sehingga
luar negeri adalah optimalisasi kultur tidak setiap bahan media tanam cocok
teknis dan perlakuan pasca panen yang digunakan untuk pertumbuhan bibit
menjamin keseragaman jamur (Anonim, semua jenis jamur (Gunawan, 2005).
2004). Keuntungan penggunaan media bibit
Selain itu usaha budidaya jamur dari biji bijian yaitu miselium tumbuh
tiram putih dianggap sebagai bisnis yang dengan cepat, namun media seperti ini
menguntungkan karena waktu panen kaya akan zat gizi sehingga kerusakan
cepat sekitar 3 bulan, sehingga modalnya yang disebabkan oleh kontaminan
juga cepat kembali. Bahan baku untuk juga mudah terjadi (Gunawan, 2005).
budidaya jamur tiram putih mudah Biji serealia seperti sorghum, jagung,
didapat dan lahan untuk budidaya jamur padi dapat digunakan sebagai bahan
tiram tidak terlalu luas (Agus dkk, 2001). untuk media bibit jamur tiram dengan
Keberhasilan budidaya jamur tiram putih kualitas biji baik. Biji yang pecah, terkena
ditentukan oleh kualitas bibit, proses penyakit, dan tercampur dengan kotoran
budidaya, temperatur dan kelembaban atau biji lain jangan dipilih untuk media
lingkungan yang mendukung (Cahyana, (Gunawan, 2005).
2005). Biji sorghum dapat digunakan
Pembibitan jamur tiram putih biasanya sebagai bahan makanan yang banyak
menggunakan media kombinasi serbuk mengandung karbohidrat juga dapat
gergaji sebagai media dasar dan beberapa dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
campuran seperti bekatul, sementara Nilai gizi biji sorghum mengandung
itu masih banyak jenis media lain yang karbohidrat (83%), protein (11,0%),
cukup potensial ditinjau dari kandungan lemak (3,3%), serat (2,1%), kandungan
nutrisinya bagi jamur tiram putih, karena lain (11%) (Nurmala, 1998).Biji jagung
itu perlu pengujian perlakuan beberapa dapat digunakan sebagai media bibit
jenis media bibit, apakah dengan media jamur karena mempunyai komposisi
yang berbeda kualitas bibit jamur tiram kimia antara lain karbohidrat (68,0%),
Bioeksperimen
Volume 3 No.1, (Maret 2017)
ISSN 2460-1365 75
protein (10%), lemak (5,0%), serat (2,0%), sengon memenuhi syarat untuk media
kandungan lain (11%) (Nurmala, 1998). tumbuh jamur tiram karena mengandung
Biji padi mempunyai nilai gizi yang cukup selulosa tinggi, lignin rendah, tidak
memadai antara lain karbohidrat (76,0%), bergetah, mudah menyerap dan
protein (8,0%), lemak (0,8%), serat (1,0%), menyimpan air, serta proses pengeringan
kandungan lain (11,1%) (Nurmala, 1998). dan pengomposannya cepat (Atmosuseno,
Bahan untuk media bibit jamur tiram: 1998). Persentase komponen kimia kayu
bekatul diperlukan sebagai sumber sengon adalah selulosa (49,4%), lignin
nutrisi dan sumber karbohidrat, karbon (26,8%), pentosa (15,6%) (Martawijaya,
nitrogen dan vitamin B kompleks. 1981). Kapur berfungsi menjaga pH
mengandung air 15%, protein 14,5%, N media, agar mendekati suasana netral dan
48,7%, serat kasar, 7,4%, lemak7,4% dan sebagai sumber mineral.Gips digunakan
abu 7,0%. (Lubis, 1992).l Bekatul yang sebagai sumber kalsium dan sebagai
digunakan dapat berasal dari berbagai bahan tanam untuk memperkokoh media
jenis padi. Bekatul sebaiknya dipilih tanam dalam polibag sehingga tidak
yang masih baru, belum tengik dan tidak mudah hancur atau rusak (Cahyana,
rusak (Cahyana, 2002). Karbon sebagai 2002).
sumber energi utama sekaligus sebagai Budidaya jamur tiram putih
unsur pertumbuhan, nitrogen untuk memerlukan kondisi lingkungan
pertumbuhan miselium dan membangun yang sesuai. Faktor lingkungan yang
enzim enzim yang disimpan dalam mempengaruhi pertumbuhan jamur
tubuhnya, vitamin berfungsi memacu tiram adalah sumber nutrisi, suhu,
pertumbuhan tubuh buah (Soenanto, udara, temperatur, kelembaban,
2000). Kapur berfungsi menjaga keasaman cahaya, air. Jamur tiram putih sangat
media, agar mendekati suasana netral dan baik dibudidayakan pada ketinggian
sebagai sumber mineral (Cahyana, 2002). 400800 mdpl. Namun tidak tertutup
Pembibitan jamur tiram memerlukan kemungkinan untuk tumbuh dan
kondisi lingkungan dengan temperatur dibudidayakan di daerah dataran rendah.
untuk pembentukan miselium adalah 22 Temperatur yang cocok untuk budidaya
28 C, dengan kelembaban 60 0%. Pada jamur tiram putih adalah 2228 C
pembibitan tidak diperlukan cahaya, dengan kelembaban 60 90 %, sedangkan
miselium akan tumbuh pada keadaan temperatur pada pembentukan
gelap, oleh karena itu selama inkubasi tubuh buah berkisar 1530 C dengan
diletakkan ditempat yang gelap (Anonim, kelembaban 8090%. Apabila suhu
1999). terlalu tinggi, sedangkan kelembaban
Media produksi bagi pertumbuhan terlalu rendah calon tubuh buah akan
jamur tiram sebaiknya dibuat menyerupai kering dan mati (Cahyana 2002). Jamur
kondisi tempat tumbuh jamur tiram tiram sangat sensitif terhadap cahaya
dialam. Bahan baku yang digunakan matahari langsung dan tidak cocok
sebagai media dalam budidaya jamur dibudidayakan didaerah yang sangat
tiram dapat berupa batang kayu panas. Oleh karena itu rumah jamur tiram
gelondongan atau dengan serbuk gergaji dibuat sedemikian tertutup (Soenanto,
(Cahyana, 2002). Serbuk gergaji kayu 2000). Sedangkan sinar tidak langsung
sebagai bahan utama merupakan media yang bersifat menyebar diperlukan
tumbuh jamur kayu karena mengandung selama masa pertumbuhan tubuh buah.
selulosa, lignin, karbohidrat, dan serat Jamur membutuhkan sirkulasi udara
(Suriawira, 2002). Serbuk gergaji kayu segar untuk pertumbuhannya sehingga
Bioeksperimen
Volume 3 No.1, (Maret 2017)
76 ISSN 2460-1365
diberi ventilasi agar aliran udara bisa terdiri atas 6 polybag dan diambil 4
berjalan lancar (Anonim, 1999). Waktu polybag secara acak sebagai sampel
yang diperlukan untuk tiap stadium sehingga diperoleh seluruhnya 4 x 3 x 6
atau tingkatan daur hidup bervariasi, = 72 polybag.
tergantung pada bentuk dan sifat media Faktor perlakuan sebagai berikut:
tempat tumbuh jamur tiram, lingkungan A(pembibitan pada media bibit serbuk
yang mendukung, misalnya lingkungan kayu sengon),B(pembibitan pada media
kimia (pH, kadar air), dan lingkungan bibit biji sorghum),C(pembibitan pada
biologis (kehadiran jasad lain, misalnya media bibit biji jagung) ,D(pembibitan
bakteri atau jamur liar), serta jenis pada media bibit biji padi ). Bibit
jamur tiram (Suriawiria, 2002). Dalam tersebut diatas diinokulasikan pada
keadaan normal, waktu yang diperlukan media dasar serbuk gergaji kayu sengon
dari perkecambahan spora sampai untuk mengetahui perbandingan dari
terbentuk tubuh buah rata-rata 12 bulan masingmasing perlakuan. Komposisi
(Suriawiria, 2002). bahan media tumbuh (produksi) yang
Tujuan Penelitian untuk Mengetahui digunakan adalah : Serbuk gergajian
jenis media yang mampu mendukung kayu sengon 92,5%, Bekatul 5%, Gips
peningkatan kualitas bibit jamur tiram 1,5%,Kapur 1%, kadar air media 45 - 65 %.
putih yang lebih baik dari media standar
dan mengetahui pengaruh macam media 1. Pelaksanaan Penelitian
bibit terhadap pertumbuhan dan hasil a. Media Bibit
jamur tiram putih. Hasil penelitian ini 1) Biji direndam dalam air
diharapkan dapat memberikan informasi selama 2 jam. Dibuang kotoran
mengenai media bibit yang lebih baik dari dan biji yang mengapung.
media bibit standar bagi pertumbuhan Untuk media serbuk gergaji
dan hasil jamur tiram putih. kayu sengon diayak untuk
menghilangkan potongan
METODE PENELITIAN kayu berukuran besar atau
Penelitian ini dilakukan di Ngemplak, kotoran lain seperti kerikil,
Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta kemudian direndam untuk
yang mempunyai ketinggian tempat 300 menghilangkan getah dan
m dpl. Bahan : bibit jamur tiram putih (F2), minyak yang terdapat pada
serbuk gergaji kayu sengon, biji sorghum, kayu. Perendaman dilakukan
biji jagung, biji padi, bekatul, kapur pada kayu selama 12 jam.
(CaCO3), gips (CuSO4), air, alkohol 70%, Setelah direndam serbuk kayu
kapas.alat : jarum ose, botol, polybag, ditiriskan.
timbangan, lampu spritus, ayakan, alat 2) Biji ditiriskan lalu dimasak
pengepres, alat sterilisasi (autoklaf dan dengan air sampai biji
ruang sterilisasi), termometer ruang, merekah pada satu titik
hygrometer, jangka sorong, mistar, (direbus matang). Biji yang
sprayer. Metode yang digunakan adalah sudah masak ditiriskan.
percobaan faktor tunggal yang disusun 3) Media dicampur dengan
dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), bahanbahan lain sampai
yang terdiri atas 4 perlakuan. Setiap merata sesuai dengan
perlakuan diulang 3 kali masingmasing perlakuan yang ditentukan.
Bioeksperimen
Volume 3 No.1, (Maret 2017)
ISSN 2460-1365 77
Tabel 2. Purata panjang miselium bibit (cm) dan sifat miselium bibit setelah inokulasi pada 4
bahan media pembibitan jamur
Umur (hari) Sifat
Perlakuan Miselia
7 14 21 28
A 2,50b 6,33a 10,50a 15,33a Tipis
Tabel 3. Purata panjang miselium pada media tumbuh jamur setelah inokulasi (cm) pada 4 bahan
media pembibitan jamur
Umur (hari)
Perlakuan
7 14 21 28
A 0,83b 9,42c 16,42b 21,54a
Tabel 4. Purata saat pemenuhan miselium dan pembentukan calon tubuh buah pada 4 bahan media
pembibitan jamur (hari)
Saat pemenuhan mise- Saat pembentukan calon
Perlakuan
lium tubuh buah
A 32,17a 42,33a
B 27,50a 32,25c
C 27,83a 34,08bc
D 29,83a 36,75b
Keterangan : Angka purata yang diikuti huruf sama pada kolom sama
menunjukkan tidak ada beda nyata menurut DMRT taraf nyata 5%
A : Pembibitan pada media bibit serbuk kayu sengon
B : Pembibitan pada media bibit biji sorghum
C : Pembibitan pada media bibit biji jagung
D : Pembibitan pada media bibit biji padi
Bioeksperimen
Volume 3 No.1, (Maret 2017)
ISSN 2460-1365 81
Tabel 6. Purata diameter tubuh buah (cm) pada 4 bahan media pembibitan
Pengamata Panen Ke -
Perlakuan
1 2 3 4 5 6
A 9,13a 9,67a 7,38a 7,08a 7,18a 5,43a
3) Berat segar tubuh buah tiap buah tiap panen dan total
panen dan total panen (g) panen disajikan pada tabel
Purata hasil pengamatan 7.
terhadap berat segar tubuh
Tabel 7. Purata berat segar tubuh buah tiap panen dan total panen (g) pada 4 bahan media
pembibitan jamur
Per- Pengamatan Panen Ke -
Total
lakuan 1 2 3 4 5 6
A 64,42a 73,92b 53,08b 43,33b 32,33a 23,08a 290,17b
Tabel 8. Purata umur panen dan lama masa panen (hari) pada 4 bahan media pembibitan jamur
Umur panen (pengamatan panen ke -) Lama Masa
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 Panen
A 4,00a 15,50a 27,58a 39,42a 52,50a 66,25a 62,25a
32
29
pembibitan 25
A B C D
35
30
menunjukkan tidak beda nyata
pada empat bahan media
Buah (hari)
25
20
15 pembibitan . Hal ini dimungkinkan
10
5
tiap polybag, jumlah tubuh buah
0
A B C D
panen tidak selalu sama. Jumlah
Perlakuan tubuh buah tertinggi tidak
Gambar 3:saat pembentukan calon tubuh buah
selalu diikuti dengan berat segar
pada empat bahan media pembibitan tertinggi, begitu pula sebaliknya
berat segar tertinggi tidak selalu
A : Pembibitan pada media bibit serbuk kayu diikuti oleh jumlah tubuh buah
sengon tertinggi. Berat segar pada
B : Pembibitan pada media bibit biji sorghum
C : Pembibitan pada media bibit biji jagung
perlakuan B, C dan D berbeda
D : Pembibitan pada media bibit biji padi nyata dengan perlakuan A. Hal
ini mungkin dipengaruhi oleh
c. Hasil jamur tiram putih pada 4 sifat miselium baik menghasilkan
bahan media pembibitan tubuh buah yang kualitasnya
Saat pembentukan calon baik pula dan juga dipengaruhi
tubuh buah jamur tiram putih oleh berat media awal. Hal ini
berbeda nyata pada empat bahan dapat dilihat dari hasil tiap panen
media pembibitan. Pembentukan yang menunjukkan terjadinya
calon tubuh buah pada perlakuan penurunan jumlah tubuh buah
B, C dan D berbeda nyata pada akhir panen, karena berat
dengan perlakuan A. Hal ini media semakin menyusut karena
dipengaruhi oleh sifat miselium, nutrisi dalam media berkurang
saat pemenuhan miselium, dan terserap oleh miselium
ketersediaan nutrisi yang selama perkembangan tubuh
tersedia dalam media dan faktor buah, sehingga mengurangi berat
lingkungan yang mendukung media awal.
seperti suhu dan kelembaban. Umur panen dan lama
Pembentukan calon tubuh buah masa panen jamur tiram putih
berlangsung setelah dilakukan pada empat perlakuan tidak
pembukaan polybag setelah beda nyata pada empat bahan
miselium tumbuh sampai penuh. media pembibitan . Hal ini
Saat pembentukan calon tubuh mungkin karena media tumbuh
buah diamati ketika muncul calon yang digunakan adalah sama
tubuh buah kecil (primordia) tanpa substrat tambahan
berukuran 1 cm. Cepat lambatnya dan juga dipengaruhi oleh
saat pembentukan calon tubuh kecepatan tumbuh miselium,
buah juga sangat didukung dan saat pembentukan tubuh buah,
dipengaruhi oleh kualitas bibit dan jumlah tubuh buah pada
jamur yang selanjutnya akan setiap panen. Dalam penelitian
mempengaruhi kualitas miselium ini panen dilakukan sebanyak
dan calon tubuh buah. enam kali, karena setelah panen
Bioeksperimen
Volume 3 No.1, (Maret 2017)
ISSN 2460-1365 85
(gram)
200
pertumbuhan. 150
100
50
0
35 A B C D
30 Perlakuan
Jumlah Tubuh Buah
25
20 Gambar 5: berat segar tubuh buah total pada
15 empat bahan media pembibitan
10
Gambar 6 : Tubuh buah siap panen pada 4 bahan media bibit(dari kiri ke kanan) :
serbuk kayu sengon (1) ,biji sorghum (2), biji padi (3),dan biji jagung (4)
______. 2005. RI Pasok 0,9% Kebutuhan Lubis, D A., 1992. Ilmu Makan Ternak. PT.
Jamur Dunia. http://www.nafed.go.id. Pembangunan. Jakarta. 203 hal.
diambil 04 Agustus 2006. Martawijaya, A. 1981. Atlas Kayu Indonesia.
Atmosuseno, Budi S. 1998. Budidaya, Balai Penelitian Hasil Hutan. Bogor.
Kegunaan, dan Prospek Sengon. Penebar Nurmala, Tati. 1998. Serealia Sumber
Swadaya. Jakarta. 40 hal. Karbohidrat Utama. PT Rineka Cipta.
Cahyana, YA., Muchroji, dan M Bakrun. Jakarta. 93 hal.
2002. Jamur Tiram. Penebar Swadaya. Reginawati, 1999. Produksi Jamur Menurun.
Jakarta. 63 hal. www.kpel.or.id. diambil 6 April 2006.
_______. 2005. Jamur Tiram; Pembibitan, Soenanto, Hardi. 2000. Jamur Tiram,
Pembudidayaan, Analisis Usaha. Bididaya dan Peluang Usaha. Aneka
Penebar Swadaya. Jakarta. 64 hal. Ilmu. Semarang. 24 hal.
Djarijah, Nunung M, dan Abbas Siregar Suriawiria, H Unus. 2002. Budidaya Jamur
D. 2001. Jamur Tiram, Pembibitan, Tiram. Kanisius. Yogyakarta. 87 hal.
Pemeliharaan, dan Pengendalian Hama-
Penyakit. Kanisius. Yogyakarta. 67 hal. ________. 2004. Sukses Beragrobisnis Jamur
Kayu: Shiitake, Kuping, Tiram. Penebar
Gunawan, Agustin Wydia. 2005. Usaha Swadaya. Jakarta. 104 hal.
Pembibitan Jamur. Penebar Swadaya.
Jakarta. 112 hal.