Anda di halaman 1dari 9

Nama : Laily Nur Faizah

Nim : 13030194056

Kelas : Pendidikan Kimia A (PKA 2013)

UTS Kimia Analitik II


Soal
1. Jelaskan konsep-konsep dasar dalam ekstraksi.

2. Jika zat terlarut yang diekstraksi mengalami dan /atau tidak mengalami interaksi dengan
pelarut Jelaskan reaksi ekstraksi yang terjadi dan rumus-rumus yang digunakan

3. Mengapa Ion-ion logam Cu2+, Bi3+, dan Pb2+ dalam larutan dapat dipisahkan melalui
ekstraksi menggunakan ditizon dalam karbon tetraklorida. Jelaskan!

4. Zat A dan B mempunyai KD berturut-turut0,5 dan 1,dipisahkan menggunakan alat Craig.


Buatlah grafik yang menunjukkan zat A dan B sudah terpisah dengan baik, disertai
perhitungannya.

5. Baca panduan praktikum DDPK tentang ekstraksi. Buat alur kerja, tabel pengamatan,
analisis data, perhitungan, dan kesimpulan. Data-data dimisalkan.
Jawaban :

1. Konsep-Konsep Dasar Reaksi


Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran
berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur.
Ekstraksi pelarut umumnya digunakan untuk memisahkan sejmlah gugus yang diinginkan
dan mungkin merupakan gugs pengganggu dalam analisis secara keseluruhan. Kadang-
kadang gugus-gugus pengganggu ini diekstraksi secara selektif.
Proses ekstraksi dapat dibedakan menurut bentuk campurannya menjadi dua jenis, yaitu
padat-cair dan cair-cair. Zat yang diekstraksi dalam ekstraksi padat-cair yaitu berbentuk
padatan. Sedangkan pada ekstraksi cai-cair, zat yang diekstraksi merupakan bentuk cairan.
Ekstraksi cair-cair inilah yang biasa disebut ekstraksi pelarut.
Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang
paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam
tingkat makro ataupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut
dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur , seperti
benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasan nya adalah zat terlarut dapat ditransfer
pada jumlah yang berbada dalam kedua fase pelarut.
Secara umum definisi ekstraksi pelarut/cair-cair adalah proses pemisahan suatu
komponen/solut dari larutan fase air menggunakan pelarut organik tertentu. Dalam proses
ekstraksi dihasilkan dua jenis larutan yaitu larutan fase organik dan fase air. Larutan fase
organik yang dihasilkan dari proses ekstraksi adalah larutan yang kaya dengan solut yang
diinginkan dan sering disebut ekstrak sedangkan larutan fase air adalah larutan yang miskin
dengan solut disebut rafinat.
Prinsip dasar ekstraksi pelarut Hukum fase Gibbs menyatakan bahwa :
P+V=C+2
Keterangan :
P = fase
C = Komponen
V = Derjat kebebasan
Pada ekstraksi pelarut , kita mempunyai P = 2 , yaitu fase air dan organik, C= 1, yaitu zat
terlarut di dalam pelarut dan fase air pada temperatur dan tekanan tetap, sehingga V = 1, jadi
kita akan dapat :
2 + 1 = 1+2, yaitu P + V = C + 2
Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap, ekstraksi kontinyu,
dan ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana.
Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan
pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi
yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan
dipisahkan.
Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Hasil
yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah
pelarut sedikit-sedikit.(Khopkar 1990)
Perbandingan antara konsentrasi solut dalam fase organik terhadap solut dalam fase air
disebut koefisien distribusi (Kd). Efisiensi proses ekstraksi atau dapat dinyatakan dengan
persen solut yang terekstrak ke dalam fase organik. diperoleh dengan persamaan sebagai
berikut:
Keterangan :
E = persen ekstraksi untuk sekali ekstraksi
D = perbandingan distribusi
Vw = volume fase air
V0 = volume vase organik
Bila volume fase air dan fase organik sama (Vw = Vo), persamaan menjadi :
Ekstraksi dianggap ideal secara kuantitatif bila E = 100 %, berarti :
Persamaan ini menunjukkan bahwa jika Vw = Vo, ekstraksi dikatakan baik untuk harga
D besar.
2. Berdasarkan hukum Nernst, jika suatu larutan (dalam air) mengandung zat organik A
dibiarkan bersentuhan dengan pelarut organik yang tidak bercampur dengan air, maka zat
A akan terdistribusi baik ke dalam lapisan air (fasa air) dan lapisan organik (fasa organik).
Dimana pada saat kesetimbangan terjadi, perbandingan konsentrasi zat terlarut A di dalam
kedua fasa itu dinyatakan sebagai nilai Kd atau koefisien distribusi (partisi) dengan
perbadingan konsentrasi zat terlarut A di dalam kedua fasa organik-air tersebut adalah pada
temperatur tetap.
Ekstraksi-cair-cair tak kontinyu atau dapat disebut juga ekstraksi bertahap merupakan
cara yang paling sederhana, murah dan sering digunakan untuk pemisahan analitik.
Ekstraksi bertahap baik digunakan jika perbandingan distribusi besar. Alat pemisah yang
biasa digunakan pada ekstraksi bertahap adalah corong pemisah. Caranya sangat mudah,
yaitu cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan
pelarut semula, kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan
konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan. Setelah terbentuk dua lapisan,
campuran dipisahkan untuk dianalisis kandungan konsentrasi zat terlarut tersebut.
Kesempurnaan ekstraksi bergantung pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Semakin
sering kita melakuka ekstraksi, maka semakin banyak zat terlarut terdistribusi pada salah
satu pelarut dan semakin sempurna proses pemisahannya. Jumlah pelarut yang digunakan
untuk tiap kali mengekstraksi juga sedikit, sehingga ketika ditotal jumlah pelarut untuk
ekstraksi tersebut tidak terlalu besar agar dicapai kesempurnaan ekstraksi. Hasil yang baik
diperoleh dengan jumlah ekstraksi yang relatif besar dengan jumlah pelarut yang kecil.

3.

4.

5. Alur Kerja Ekstraksi

0,5 g sabun (potongan kecil)

Dilarutkan dalam 400 mL air suling


+ 1-3 tetes indikator penolphtalein
Dipanaskan sampai hampir mendidih
Didinginkan
Diencerkan dalam labu ukur 500 mL

Larutan Sabun
20 mL larutan Sabun

Dimasukkan kedalam corong pemisah


+ 10 mL petroluem eter
Dikocok
Jika terbentuk emulsi + 10 mL larutan
NaCl jenuh
Dikocok selama 10-15 menit dan
dibiarkan beberapa menit sampai lapisan
petroluem eter dapat dipisahkan
Percobaan dilakukan 3 kali
lapisan petroluem eter

lapisan petroluem eter

Dimasukkan kedalam corong pemisah


+ 10 ml H2O dan 2 tetes indikator PP
Dikocok dan dibiarkan
Lapiasan air dibuang
+ air berulang-ulang sampai air yang
dibuang tidak bersifat basa lagi
+ 20 ml alkohol
Dikocok selama 10-15 menit
Dibiarkan selama beberapa menit
Lapisan alkohol dipisahkan dan
dimasukkan kedalam erlenmeyer 150 ml
+ 2 tetes indikator PP
Dititrasi dengan larutan NaOH 0,01 N

Hasil
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini yang pertama kali dilakukan adalah memnyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan.Setelah itu melakukan percobaan,dengan menggunakan prosedur yang telah
digunakan yaitu dibahas dalam pembahasan di bawah ini:
Yang pertama memotong kecil-kecil sabun yang telah disediakan,kemudian ditimbang dalam
timbangan analitik sebanyak 0,5 garam.setelah itu melarutkan kedalam 400 mL air,dan
ditambahkan 1-3 tetes phenopthalein,dalam penambahan ini terjadi perubahan warna menjadi
warna ungu,kemudian diaduk setelah itu dipanaskan hingga hampir mendidih,kemudian
mendinginkannya,setelah itu diencerkan menjadi 500 mL dalam labu takar,yang dihasilkan
adalah larutan sabun.
Larutan sabun ini diambil 20 mL dengan pipet,kemudian kedalam corong pisah dan
ditambahkan 10 n-heksan lalu dikocok,setelah dikocok larutan terbentuk emulsi,untuk
menghilangkannya ditambahkan 10 mL larutan NaCL jenuh.kemudian dikocok lagi selama 10-
15 menit fan setelah itu dibiarkan beberapa menit,larutan menjadi dua lapisan kemudian
dipisahkan.yang dihasilkan adalah fasa organic (n-heksan) dan fasa air.
Lapisan n-heksan yang telah dipisahkan dimasukan kedalam corong pisah,dan ditambahkan
10 mL air dan 2 tetes indicator pp kemudian dikocok.setelah dikocok dibiarkan beberapa menit
setelah itu dipisahkan dan lapisan air dibuang,kemudian untuk n-heksan yang telah dipisahkan
ditambahkan lagi 10 mL air,setelah itu dikocok lagi,didiamkan kemudian dipisahkan.
Lapisan n-heksan ditambahkan 20 mL methanol lalu dikocok selama 10-15 menit,kemudian
dibiarkan.lapisan n-heksan dipisahkan kedalam erlemeyer 150 mL dan ditambahkan 2 tetes
aindikator pp setelah itu dititrasi dengan menggunakan NaOH 0,91 N.setelah dititrasi pada
volume 0,2 mL NaOH terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda.
Lampiran Perhitungan
Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:


a) Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang
paling baik
b) Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran
berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur.
c) Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap, ekstraksi kontinyu,
dan ekstraksi counter current.

Daftar Pustaka
(http://clickardiyan.blogspot.com/2012/06/makalah-ekstraksi-pelarut.html). Diakses pada tanggal
01 April pukul 22.00 WIB

(http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi). Diakses pada tanggal 01 April pukul 22.00 WIB

Svehla, G. 1979. Text Book of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. alih
bahasa: Setiono, L. dkk.1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Bagian 1. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka

Anda mungkin juga menyukai