Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengembangkan multimedia interaktif (MMI) berbasis komunikasi total
(komtal) yang layak ditinjau secara teoritis berdasarkan hasil validasi dan secara empiris berdasarkan
aktivitas siswa, respon siswa, dan evaluasi. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan
pengembangan (R&D) yang dibatasi sampai pada tahap uji coba terbatas. MMI berisikan materi dan
gambar contoh zat aditif, animasi, latihan soal, evaluasi, dan video komtal. Sumber data diperoleh dari
dosen kimia, dosen PLB, guru IPA SMALB, dan 5 siswa tunarungu kelas X. Instrumen yang
digunakan yaitu lembar telaah, lembar validasi, lembar observasi aktivitas siswa, lembar angket
respon siswa dan tahap evaluasi MMI. Hasil validasi MMI pada kriteria isi, kebahasaan, dan
penyajian berturut-turut memperoleh rentang 86,67% - 100%; 80% - 86,67%; dan 80% -93,33%.
Hasil observasi aktivitas siswa, angket respon siswa berturut-turut memperoleh rentang 85% - 96%;
80% - 100%, serta hasil evaluasi siswa menunjukkan hasil yang baik yaitu hanya 1 siswa yang tidak
memenuhi KKM dan ketuntasan klasikal sebesar 80%, sehingga MMI dapat dikatakan layak secara
teorits dan empiris dengan kategori baik dan sangat baik.
Kata Kunci: MMI, Komtal, Zat aditif, Tunarungu.
Abstract
The aim of this research to develop the feasible of interactive multimedia (MMI) based total
communication (komtal) in terms theoretical is from the result of validation, then empirical is from the
students activities, students responds, and evaluation. This is a research and development (R & D)
type of research, which is limited in testing during the development stages. This MMI containing
materials and example image of additives, animations, exercises, evaluations, and video komtal. Data
were collected through a chemistry lecturer, PLB lecturer, SMALB science teacher, and five deaf
students class X. The instrument used are evaluation and validation sheet, students activities sheet,
students responds sheet, and evaluation stage on MMI. The validation result of MMI in content
criteria, language, and presentation successively obtained ranges 86,67% - 100%; 80% - 86,67%;
and 80% - 93,33%. The students activities observation, questionnaire responses of student
successively obtained ranges 85% - 96%, 80% - 100%, then the evaluation showed good results, only
one student who does not comply the KKM, and the classical mastery as 80%, so it can be declared
feasible based of theoretical and empirical with appropriate and very appropriate catagory.
Keywords: MMI, Total Communication, Additives, Deaf
ditinjau berdasarkan hasil validasi dan secara Berdasarkan hasisl validasi, MMI dapat
empiris ditinjau berdasarkan observasi aktivitas dinyatakan layak dengan rentang 80% - 100%
siswa, dan angket respon siswa apabila dengan kategori baik dan sangat baik. Hasil
persentasenya lebih besar sama dengan 61% ( validasi tertera pada Tabel 2.
61%) dengan kategori baik[7]. Tabel 2. Hasil Validasi Kelayakan MMI
Hasil evaluasi siswa disesuaikan dengan Rentang Persentase
KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu No Kriteria
(%)
sebesar 75. MMI dinyatakan layak secara empiris 1. Isi 86,67% - 100%
apabila ketuntasan individu minimal sesuai 2. Kebahasaan 80% - 86,67%
dengan KKM dan ketuntasan klasikal minimal 3. Penyajian 80% - 93,33%
sebesar 75%. c. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Pengamatan aktivitas siswa digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk mengetahui kelayakan MMI secara empiris
1. Hasil Penelitian yang dilakukan selama siswa menggunakan MMI.
a. Hasil Telaah Hasil pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat
Secara umum, MMI yang dikembangkan dalam Tabel 3:
sudah baik, namun diperlukan perbaikan sesuai Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
dengan hasil dari saran dan komentar penelaah.
Subjek
Berikut contoh gambar hasil revisi MMI setelah No. Persentase (%)
Penelitian
dilakukan telaah:
1. SF 96
2. SH 93
3. RN 90
4. FF 87
5. YN 85
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa,
didapatkan rentang 85% - 96% dengan kategori
sangat baik, sehingga MMI dapat dinyatakan
layak. Pengamatan terhadap aktivitas siswa
menunjukkan bahwa MMI yang dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa
dalam perolehan materi, pengoperasian, dan
Gambar 1. Hasil Revisi Halaman Utama berinteraksi.
d. Hasil Angket Respon Siswa
Angket respon siswa bertujuan untuk
mengetahui kelayakan MMI secara empiris.
Kelayakan MMI ditunjukkan melalui respon dari
siswa setelah menggunakan MMI dalam beberapa
aspek sesuai dengan kriteria isi, kebahasaan, dan
penyajian. Hasil angket respon siswa
menunjukkan rentang persentase 80% - 100
dengan kategori baik dan sangat baik, sehingga
MMI dapat dinyatakan layak.
e. Hasil Evaluasi
Hasil Evaluasi menunjukkan tingkat
Gambar 7. Hasil Revisi Halaman Kesimpulan pemahaman siswa mengenai materi yang telah
Hasil telaah yaitu (1) bagian cover MMI, disajikan dan diperoleh dari MMI yang
halaman penulisan nama, dan halaman utama digunakan. Hasil evaluasi siswa ini digunakan
ditambahkan dengan gambar-gambar dan juga untuk mengetahui kelayakan MMI secara empiris.
musik agar lebih menarik; (2) bagan konsep Tersedia 2 evaluasi pada MMI yaitu evaluasi 1
materi yang dibuat sesuai saran yaitu membagi dengan tipe soal essay dan evaluasi 2 dengan tipe
bagan menjadi dua bagian; (3) peengurangan soal pilihan ganda yang harus dikerjakan
materi yang disesuaikan dengan waktu; dan (4) berurutan. Evaluasi 1 dilakukan peninjauan ulang
penambahan halaman kesimpulan. dengan pertimbangan kesalahan penulisan atau
b. Hasil Validasi ejaan. Hasil evaluasi setelah peninjauan ulang
Validasi MMI dilakukan berdasarkan tertera pada Tabel 4.
kriteria isi, kebahasaan, dan penyajian.
UNESA Journal of Chemistry Education ISSN:
Vol. , No. , pp January 2017
Tabel 4. Hasil Evaluasi Siswa dibedakan dan tidak serupa satu dengan yang
Subjek lainnya [10].
No Rata-rata Nilai
Penelitian Kelayakan penyajian pada MMI yang
1. SF 90 dikembangkan memperoleh rentang 80%-93,33%
2. SH 88 dengan kategori baik dan sangat baik. Seseorang
3. RN 80 memperoleh informasi dan dapat diingatkan
4. FF 76 dalam waktu yang cukup lama diperlukan suatu
5. YN 71 strategi belajar tertentu yang memudahkan semua
Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat 1 siswa informasi diproses dalam otak melalui beberapa
yang mendapatkan nilai dibawah KKM. indera [11]. Penggunaan gambar dan penerapan
Ketuntasan individu menunjukkan rentang 7190, metode komtal dapat mempengaruhi pemrosesan
dan ketuntasan secara klasikal sebesar 80%, informasi siswa tunarungu yang mengalami
sehingga secara empiris berdasarkan hasil gangguan pada indera pendengarannya. MMI
evaluasi MMI dapat dinyatakan layak. yang dilengkapi dengan video klip bahasa isyarat
2. Pembahasan mampu menambah pemahaman siswa tunarungu
a. Kelayakan MMI secara Teoritis terhadap konsep-konsep ilmu pengetahuan yang
Kelayakan isi pada MMI yang sedang dipelajari, khususnya kimia [12]. Metode
dikembangkan memperoleh rentang 86,67%- komtal yang digunakan dalam MMI
100% dengan kategori sangat baik. Kelayakan isi menggabungkan metode manual (bahasa isyarat),
terbagi menjadi 3 aspek yaitu kesesuaian materi, oral (membaca ucapan), mimik wajah, membaca
kualitas instruksional, sistematika penyajian dan teks, dan menulis. Metode komtal yang digunakan
cakupan kedalaman materi berturut-turut dalam video meliputi metode manual (bahasa
memperoleh rentang 86,67%-100%; 93,33%- isyarat), oral (membaca ucapan), mimik wajah.
100%; dan 86,67%. Standar Kompetensi (SK) dan Komponen membaca teks terdapat pada hampir
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran umum seluruh bagian MMI, dan komponen menulis
SMALB-B mengacu kepada SK dan KD sekolah teradapat pada bagian evaluasi 1.
umum yang disesuaikan dengan kemampuan dan b. Kelayakan MMI secara Empiris
kebutuhan khusus peserta didik [1]. Materi yang 1) Observasi Aktivitas Siswa
ada dalam MMI telah disesuaikan dengan SK dan Observasi aktivitas siswa merupakan
KD yaitu, penggunaan dan efek samping dari zat observasi yang diamati selama siswa
aditif serta pemberian contoh dari zat aditif menggunakan MMI. Observasi ini dilakukan
(pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap). dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan MMI
Penyampaian materi dalam MMI ditambahkan secara empiris yang ditunjukkan dengan
dengan gambar-gambar dan penerapan metode kemudahan siswa selama pembelajaran
komtal untuk mempermudah siswa tunarungu menggunakan MMI yang dikembangkan.
dalam memahami materi yang disajikan karena Observasi aktivitas siswa terdiri dari 19
media harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan aspek yang telah disesuaikan dengan tahapan-
kondisi siswa [8]. tahapan dalam MMI. Hasil dari observasi aktivitas
Kelayakan kebahasaan pada MMI yang siswa yang diamati oleh pengamat yaitu hampir
dikembangkan memperoleh rentang 80%-86,67% seluruh aspek dapat dilakukan oleh siswa, namun
dengan kategori baik dan sangat baik. Pada untuk nilai yang diperoleh tergantung dari
umumnya dalam segi bahasa, anak tunarungu karakteristik masing-masing siswa. Perbedaan
akan mengalami miskin dalam kosa kata, sulit karakteristik yang dapat mempengaruhi dalam
mengartikan ungkapan-ungkapan bahasa yang pembelajaran yaitu taraf ketunarunguan dan
menagndung arti kiasan dan kata-kata abstrak [9], tingkat intelegensi yang dimiliki oleh siswa.
oleh karena itu penyampaian petunjuk, dan materi Perbedaan yang lainnya yaitu berdasarkan
yang ada dalam MMI menggunakan kalimat yang perkembangan bahasa, kognitif, dan emosi[2].
umum agar siswa lebih mudah untuk Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada
memahaminya. Selama penyampaian materi, Tabel 3, maka dapat dinyatakan bahwa secara
tersedia video yang menunjukkan metode komtal empiris yang ditinjau dari aktivitas siswa, MMI
yaitu penggabungan bahasa isyarat, membaca layak dengan rentang 85%-96% dalam kategori
ucapan, dan mimik. Penambahan bahasa isyarat sangat baik.
dapat mempermudah siswa dalam memahami 2) Respon Siswa
setiap informasi, karena bahasa isyarat tidak Berdasarkan hasil angket respon siswa
memiliki makna ganda dan sebagaian besar bisa dapat diketahui bahwa MMI yang dikembangkan
layak secara empiris yang ditinjau dari respon
UNESA Journal of Chemistry Education ISSN:
Vol. , No. , pp January 2017
SF juga menggunakan bahasa iyarat, sehingga 1. Kelayakan MMI yang dikembangkan secara
dapat dikatakan bahwa SF menggunakan metode teoritis ditinjau berdasarkan kriteria isi,
komtal. Hasil yang diapatkan oleh SF tersebut kebahasaan, dan penyajian berturut-turut
dikarenakan pemrosesan informasi telah berjalan memperoleh rentang 86,67% - 100%; 80% -
dengan baik yang ditunjukkan dengan hasil 86,67%; dan 80% - 93,33% dengan kategori
aktivitas siswa, dan karakteristik siswa, yaitu taraf baik dan sangat baik.
ketunarunguan SF yang masih dalam kategori 2. Kelayakan MMI yang dikembangkan secara
sedang, sehingga siswa lebih mudah untuk empiris ditinjau berdasarkan observasi
memahami informasi yang diberikan. Penjelasan aktivitas siswa, angket respon siswa berturut-
tersebut yang dapat mendukung hasil-hasil yang turut memperoleh rentang 82% - 95%; 80%
diperoleh oleh SF. dan 100%, serta hasil evaluasi siswa
YN memiliki taraf ketunarunguan sangat menunjukkan hasil yang baik yaitu hanya 1
berat dan memakai alat bantu dengar namun tidak siswa yang tidak memenuhi KKM dan
membantunya untuk mendengar. YN ketuntasan klasikal sebesar 80%, sehingga
menunjukkan hasil yang paling rendah yaitu MMI dapat dikatakan layak dengan kategori
observasi aktivitas sebesar 82%, hasil evaluasi baik dan sangat baik.
dengan nilai dibawah KKM yaitu 71, dan respon
terhadap MMI menunjukkan bahwa SF Saran
mengalami kesulitan dalam pemahaman materi Saran yang dapat diberikan untuk peneli
dan bahasa yang ada dalam MMI. Berdasarkan selanjutnya dan guru menggunakan MMI yang
keterangan dari orang tua dan pengamat, YN dikembangkan dalam proses pembelajaran adalah
menerapkan metode komtal dalam berkomunikasi. sebagai berikut:
Melalui komtal, isi pesan yang akan disampaikan 1. Penelitian hanya dilakukan sampai pada tahap
dapat dimengerti oleh anak tunarungu [16]. ui coba terbatas saja, oleh karena itu
Selama pemrosesan informasi berlangsung diperlukan penelitian lebih lanjut sehingga
menggunakan MMI, YN mungkin mengalami nantinya dapat diketahui mengenai kekurangan
kesulitan dibandingkan siswa lain yang memiliki dan kelebihan MMI.
taraf ketunarunguan lebih rendah, oleh karena itu 2. Menambahkan aspek penilaian tentang metode
YN memiliki hasil yang paling rendah. komtal yang digunakan dalam MMI sehingga
5) Diskusi diketahui kejelasan mengenai peran dan
Pada penelitian ini kurang menjelaskan fungsinya.
penilaian mengenai penggunaan metode komtal 3. Menerapkan MMI yang telah dikembangkan
dalam MMI. Metode komtal merupakan metode dalam proses pembelajaran.
komunikasi yang menerapkan gabungan atau 4. Melakukan pengembangan MMI serupa
keseluruhan spektrum bahasa yaitu bahasa isyarat, dengan materi yang berbeda.
membaca ucapan, gerak tubuh, membaca serta
menulis. Metode komtal yang digunakan pada DAFTAR PUSTAKA
seluruh bagian MMI adalah membaca teks, pada 1. DPR-RI. 2003. Undang-Undang Republik
video untuk penyampaian materi menerapkan Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
metode manual (bahasa isyarat), oral (membaca Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
ucapan), mimik wajah, dan pada evaluasi
menerapkan menulis. Pada lembar angket 2. Efendi, Muhammad. 2009. Pengantar
respon siswa hanya ditanyakan mengenai Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:
kemudahan memahami video komtal yang ada PT Bumi Aksara.
dalam MMI saat penyampaian materi. Aspek
tersebut kurang menjelaskan mengenai peran dan 3. Pariatin, Yeni dan Ashari, Yuda Zuliansa.
fungsi dari metode komtal, sehingga diperlukan 2014. Perancangan Media Pembelajaran
aspek-aspek penilaian yang lebih jelas mengenai Interaktif Mata Pelajaran PKN untuk
metode komtal yang digunakan. Penyandang Tunarungu Berbasis Multimedia
(Studi Kasus di Kelas VII SMPLB Negeri
PENUTUP Garut Kota). Jurnal Algoritma Sekolah
Simpulan Tinggi Teknologi Garut. Vol. 11 (01).
Berdasarkan kesesuaian antara hasil
penelitian dengan rumusan masalah, dapat 4. Darmawan, Deni. 2013. Teknologi
disimpulkan sebagai berikut: Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
UNESA Journal of Chemistry Education ISSN:
Vol. , No. , pp January 2017
5. Iona dan Bucur, Letitia. 2013. The Role Of 12. Panselina, Maria E.; Michael P. Sigalas;
Total Communication In Optimizing The Chryssa Tzougraki. 2002. Design and
Teaching-Learning Process For The Hearing Development of a Billingual Multimedia
Impaired Students. Thesis. Faculty of Educational Tools for Teaching Chemistry
Psychology and Educational Sciences, Concepts to Deaf Students in Greek Sign
University of CLUJ-NAPOCA. Language. Education anda Information
Technologies 7:3, 225-235.
6. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja 13. Lang, Harry. G. dan Albertini, John. A. 2001.
Rosdakarya. Construction of Meaning in the Aithentic
Science Writing. Journal of Deaf Study and
7. Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel- Deaf Educatio, 6 (4) hal 258-284.
variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
14. Heinich, R, dkk. 2002. Instructional Media
8. Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi And Technology For Learning, 7th Edition.
Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada New Jersey: Prentice Halll, Inc.
Media Group.
15. Yovkova, Blagovesna Stoyanova. Tanpa
9. Sastrawinata, Emon; Salim, Mufti; Sugiarto, Tahun. Interactive Instructional Multimedia
Mh. 1997. Pendidikan Anak tunarungu. in Vocabulary Development Of Children
Jakarta: Departemen Pendidikan dan With Hearing Loss. International
Kebudayaan. Conference ICT for Language Learning
3rd edition. Bulgaria, Pixel.
10. Smith, David J. 2013. Sekolah Inklusif:
Konsep dan Penerapan Pembelajaran. Terj. 16. Sulastri. 2013. Meningkatkan Kemampuan
Denis, Ny.Enrica. Editor: Mohammad Komunikasi Melalui Metode Komunikasi
Sugiarmin dan MIF Baihaqi. Bandung: Total Bagi Anak Tunarungu Kelas II di SLB
Nuansa Cendekia. Kartini Batam. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Khusu. Vol 1 (2).
11. Slavin, Robert E. 2000. Education
Psychology: theory and practice. USA:
person Education Company.