Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN HAM DENGAN ANGKA KEMATIAN IBU

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Kesehatan dan HAM
Dosen Pengampu : Prof. Dr. A. Widanti Soebiyanto, SH, CN

Disusun Oleh :
Febia Astiawati Sugiarto
13.93.0079

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER HUKUM KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat, karunia


dan petunjukNya, Makalah tentang hubungan Hak Asasi Manusia (HAM)
dengan angka kematian ibu ini telah selesai disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah hukum kesehatan dan hak asasi manusia. Makalah ini
memuat mengenai bagaimana hubungan angka kematian ibu terhadap
hak asasi manusia ditinjau dari segi hukum kesehatan.
Dengan disusunnya makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan, khususnya bermanfaat bagi seluruh
mahasiswa Magister Hukum Kesehatan Universitas Katolik
Soegijapranata.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Semarang, 29 Mei 2014


Penulis
PENDAHULUAN

Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehan Indonesia (SDKI)


menyebutkan, sepanjang periode 2007-2012 kasus kematian ibu melonjak
cukup tajam. Pada tahun 2012 AKI mencapai 359 per 100 ribu penduduk
atau meningkat sekitar 57 persen bila dibandingkan dengan kondisi pada
2007 lalu, yang hanya sebesar 228 per 100 ribu penduduk. Dalam literatur
demografi, AKI merupakan indikator yang menunjukkan banyaknya
kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena
sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2011).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesehatan perempuan. Penyebab masih tingginya AKI
adalah rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil
dan buruknya kualitas fasilitas kesehatan ibu di negeri ini. AKI merupakan
salah satu masalah-masalah yang terjadi pada siklus hidup manusia
dengan penekanan pada kelompok umur yang mempunyai resiko atau
factor resiko bawaan yang dapat mengalami sakit dan atau
menimbulkan kematian. Karena adanya resiko atau faktor resiko bawaan
berhubungan langsung dengan pemenuhan kesehatan dasar sebagai Hak
Asasi Manusia. Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak dasar yang
secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng,
oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh
diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh siapapun seperti yang dituliskan
pada Undang-Undang RI No.39 tahun 1999 tentang HAM.
Maka pada makalah ini penulis ingin membahas mengenai
hubungan antara Angka Kematian Ibu dengan Hak Asasi Manusia yang
ditinjau dari segi Hukum Kesehatan.
PEMBAHASAN

Meningkatnya angka Angka Kematian Ibu di Indonesia menjadi 359


per 100.000 kelahiran hidup pada 2012 dari sebelumnya 228
memperlihatkan negara belum merespons kekerasan kultural dan
struktural terhadap perempuan. Bentuk kekerasan kultural, antara lain
masih banyak perempuan tidak dapat menentukan kehamilannya sendiri
dan didorong menikah pada usia dini. Kekerasan struktural yang
melibatkan peran negara tampak dari tidak memadainya infrastruktur fisik
dan sarana kesehatan serta mahalnya harga obat, terutama di daerah
terpencil. Akibatnya, ibu dengan kehamilan bermasalah meninggal dalam
perjalanan atau tidak dirujuk ke rumah sakit.
Kesehatan ibu sejatinya tak hanya berhubungan dengan AKI, tapi
juga kualitas fasilitas kesehatan ibu yang disediakan oleh pemerintah. Hal
ini berhubungan erat dengan ketiadaan atau kurangnya akses terhadap
fasilitas dan pelayanan kesehatan yang dijamin oleh pemerintah
Indonesia. Sesuai dengan pasal 3 UU RI No.39 tahun 1999 tentang HAM
mengatakan bahwa setiap orang berhak untuk dilindungi dan dijamis
dalam bidang kesehatan. Maka dari itu kesehatan ibu hamil sangat
dijunjung tinggi karena hanya dari ibu yang sehatlah akan lahir bayi-bayi
yang bakal menjadi tenaga kerja produktif untuk menggerakkan
perekonomian serta mengambil alih kepemimpinan bangsa ini di masa
mendatang.
Penyebab kematian ibu melahirkan adalah rendahnya kesadaran
masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor pemicu angka
kematian/ Persoalan kematian yang terjadi juga dikarenakan oleh
pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang-kejang, aborsi,
dan infeksi. Namun, ternyata masih ada faktor lain yang juga cukup
penting. Misalnya, pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar
belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat
dan politik, kebijakan juga berpengaruh. Kaum lelaki pun dituntut harus
berupaya ikut aktif dalam segala permasalahan bidang reproduksi secara
lebih bertanggung jawab.
Selain masalah medis, tingginya kematian ibu juga karena masalah
ketidaksetaraan gender, nilai budaya, perekonomian serta rendahnya
perhatian laki-laki terhadap ibu hamil dan melahirkan. Sangat diperlukan
upaya peningkatan pelayanan perawatan ibu baik oleh pemerintah,
swasta, maupun masyarakat terutama suami. Hal tersebut terkait dengan
kesehatan seorang ibu yaitu kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis seperti yang tercantum
pada pasal 1 UU No.36 tahun 2009.
Pemerintah harus sungguh-sungguh dalam mengurangi angka
kematian ibu dengan menyediakan fasilitas dan infrastruktur kesehatan
untuk ibu hamil, melakukan upaya perubahan kebudayaan yang
menempatkan ibu hamil menjadi skala prioritas yang harus diperhatikan
kondisi kesehatannya, sosialisasi dan penyadaran masyarakat tentang
kesamaan hak dan kewajiban antara perempuan dan laki-lai sehingga ibu
hamil tidak dilarang untuk memeriksakan kondisi kesehatannya ke fasilitas
kesehatan yang tersedia dan secara terus menerus meningkatkan
pengetahuan dan wawasan bahwa memeriksakan kesehatan adalah
tindakan yang sangat penting untuk ibu-ibu hamil. Karena pada pasal 71
UU HAM No.39 tahun 1999 pemerintah wajib dan bertanggung jawab
menghormati, melindungi, menegakan, dan memajukan hak asasi
manusia termasuk juga hak asasi perempuan. Hal tersebut berkaitan
dengan UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan yang menyatakan
bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia.
PENUTUP

Pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas dapat mencegah


tingginya angka kematian.Indonesia menunjukkan angka peningkatan
proporsi persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan yang terlatih dari
41% pada tahun 1992 menjadi 82% pada tahun 2010. Proporsi persalitan
difasilitas kesehatan masih rendah yaitu sebesar 55%. Lebih dari
setengah perempuan di 20 provinsi tidak mampu dan tidak mau
menggunakan jenis fasilitas kesehatan apapun, sehingga mereka
melahirkan di rumah mereka sendiri. Buruknya kualitas pelayanan
kesehatan antenatal, persalinan dan pasca persalinan merupakan
hambatan utama untuk menurunkan angka kematian ibu. Hal tersebut
perlu perhatian khusus yaitu meningkaykan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat sehingga pemerintah juga perlu meningkatkan pengeluaran
untuk kesehatan. Berbagai hambatan menyebabkan perempuan dari
tingkat ekonomi rendah tidak sepenuhnya menyadari manfaat Jampersal,
program asuransi kesehatan pemerintah untuk perempuan hamil. Maka
dari itu pelayanan kesehatan ibu dan anak memerlukan pergeseran fokus
pada kualitas termasuk persalinan di fasilitas kesehatan yang dilengkapi
dengan pelayanan standar.
Dengan demikian maka angka kematian ibu dapat di cegah agar
tidak terjadi peningkatan lagi, dan setiap orang tidak hanya pemerintah
juga harus berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat termasuk kesehatan ibu
seperti yang dijelaskan pada pasal 9 UU RI NO.36 tahun 2009. Setiap
orang termasuk perempuan hamil berhak untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan berkualitas berhak untuk hidup sehat, karena hak untuk hidup
sehat merupakan hak asasi manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Adair, T. 2004. Child Moetality in Indonesias Mega-Urban Regions:


Measurement, Analysis of Differentials, and Policy Implications.
September 2004, Canberra
BKKBN. 2013. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012.
Jakarta : BKKBN.
BPS-Statistic Indonesia. 2011. Susenas 2010. National Social-Economic
Survey. Jakarta:BPS
Prakarsa. 2013. Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak:
Pembelajaran dari Nepal dan Sri Lanka. Prakarsa Research
report.
Prakarsa. 2013. Refleksi Upaya Pencapaian MDGs 4 dan 5 di Daerah
Menjelang 2015: Studi Kasus Kebijakan Penurunan Kematian Ibu
dan Anak Baru Lahir di Kabupaten Pasuruan, Takalar dan
Kupang. Prakarsa Research Report.
Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
Undang-Undang RI No.39 tahun 1999 tentang HAM
Unicef Indonesia. Ringkasan Kajian Kesehatan Ibu dan Anak. Oktober
2012

Anda mungkin juga menyukai