Anda di halaman 1dari 4

POSTPARTUM MATERNAL AND NEWBORN DISCHARGE

Durasi lama rawat inap ibu pospartum semakin berkurang sejak 50 tahun terakhir. Ibu yang dipulangkan
dari RS kurang dari 48 jam pospartum lebih sering masuk kembali dibandingkan dengan mereka yang
dipulangkan lebih dari 48 jam pospartum. Ibu yang dipulangkan lebih cepat juga lebih banyak mengalami
depresi atau cemas dibandingkan dengan mereka yang pulang lebih lama.

Sedangkan pada neonatus yang dipulangkan kurang dari 48 jam mmemiliki risiko untuk masuk kembali ke
RS dan memiliki angka kematian yang lebih tinggi dibandungkan dengan mereka yang dirawat lebi kama.
Neonatus yang dipulangkan lebih cepat juga lebih sering mengalami masalah pada minum.

Penelitian oleh The Harvard University Departement of Helath Care Policy terhadap aturan minimal rawat
inap posnata yaitu 48 jam posnatal disertai follow up dalam kurang dari 4 hari menunjukkan terdapat
penurunan bayi ikterik yang masuk ke RS dari 0, 78% menjadi 0,47%. Bayi baru lahir yang melakukan follow
up dalam kurang dari 4 haru juga lebih jarang mengalami readmisi ke RS dibandingkan dengan mereka
yang tidak melakukan follow up.

Di Kanada, lama waktu rawat inap ibu pospartum semakin pendek dan banyak program pospartum home
care yang ditiadakan. Padahal, ketika dilakukan home visit, penelitian menunjukkaan bahwa ibu yang
dipulangkan lebih cepat merasa diperhatikan sama sperti waktu mereka di rumah sakit.

Pada jurnal ini direkomendasikan beberapa opsi perawatan ssetelaj ibu pospartum pulang, yaitu :

1. Home visit
Penelitian menunjukkan bahwa home viist sangat dihargai oleh ibu. Sayangnya, home visit lebih
banyak dilakukan oleh bidan dibandingkan dengan perawat.
2. Klik menyusui rawat jalan
Hal ini merupakan hal yang baru yang mendukung layanan rawat jalan ibu dan infan. Beberapa
rumah sakit di Kanada bahkan menemukan bahwa hal ini dangat dibutuhkan ibu melihat
banyaknya permintaan yang terus meningkat.
3. Kunjungan petugas kesehatan
Pada beberapa daerah yang jauh dari layanan kesehatan, petugas kesehatan sebaiknya
melakukan kunjungan awal pospartum karena ibu pospartum biasanya kelelahan dan tidka bisa
melakukan konseling akibat proses melahirkannya.
DISCHARGE PLANNING FROM HOSPITAL
Renana pulang merupakan hal rutin dalam sistem kesehatan di banyak negara. Tujuan rencana pulang
adalah untuk mengurangi lama waktu rawat inap dan readmisi yang tiba-tiba ke RS, serta meningkatkan
koordinasi layanan dalam perencanaan pulang.

Penelitian dilakukan terhadap 11.964 sampel dalam 30 trial. 21 trial menggunakan sampel yang telah
sudah tua dan memiliki kondisi medis, 5 trial menggunakan sampel yang memiliki kondisi medis dan pos
operasi, 1 menggunakan sampel dari RS Jiwa, 2 trial menggunakan sampel karena jatuh. Lama rawat inap
untuk sampel dikurangi dan diberikan rencana pulang. Penelitian menunjukkan bahwa rencana pulang
tidak diketahui mempengaruhi adanya readmisi pada pasien yang masuk RS karena jatuh. Pada pasien
lansia dengan kondisi medis tertentu, tidak terdapat perbedaan mortalitas. Tidak terdapat bukti
peningkatan atau penurunan mortalitas pada pasien dengan kondisi medis dan posoperasi. Hal ini
tergantung pada individualnya. Namun, rencana pulang mungkin mempengaruhi terhadap peningkatan
kepuasan pasien dan tenaga kesehatan profesional. Namun, belum jelas apakah dengan adanya rencana
pulang, biaya perawatan akan berbeda apa tidak.
THE EFFECT OF EARLY POSTNATAL DISCHARGE FROM HOSPITAL FOR WOMEN AND INFANTS : A
SYSTEMATIC REVIEW PROTOCOL

Lama rawat inap posnatal semakin berkurang dalam 40 tahun terakhir. Terdapat beberapa penelitian yang
mendukung ketentuan untuk memulangkan ibu dan bayi lebih awal, namun terdapat kekhawatiran
mengenai keamanan untuk memulangkan ibu dan bayi lebih awal. Di Inggris, ibu posnatal dipulangkan
dalam waktu 3 hari. Bahkan, pada tahun 2005-2006 16,5% ibu posnatal dipulangkan pada hari yang sama
setelah melahirkan. Pengurangan lama rawat inap posnatal ini juga terjadi di USA, Australia, dan Kanada
merupakan kebijakan primer yang dilakukan dalam rangka adanya peningkatan angka kelahiran.

Penelitian yang membahas mengenai keamanan pulang lebih awal untuk ibu dan bayi masih
jarang.pemulangan lebih awal mengakibatkan wakt untuk ibu menyusui anaknya menjadi kurang sehingga
menyebabkan masalah minum pada bayi. Kemudian, pemulangan lebih awall juga dapayt meningkatkan
keterlambatan dalam identifikasi dan perawatan ibu, serta morbiditas infan. Namun, beberapa penelitian
menyatakan bahwa pemulangan lebih awal dilakukan dalam rangka penerapan family centred care
sehingga memberikan banyak kesempatan untuk keluarga dalam membina hubungan di lingkungan
rumah dan aman serta membutuhkan biaya yang ringan dalam memberikan perawatan posnatal.

Penelitian sistematik review ini menunjukkan bahwa hanya sedikit penelitian yang mendukung kebijakan
pemulangan lebih awal dari RS. Pada Cochrane systematic review terhadap 10 randomised contolled trials
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara ibu posnatal yang dipulangkan lebih cepat dan yang
dipulangkan sesuai SPO.
UNREADINESS FOR POSTPARTUM DISCHARGE FOLLOWING HEALTHY TERM PREGNANCY : IMPACT ON
HEALTH CARE USE AND OUTCOMES

Lama rawat inap di RS ditentukan berdasarkan kebijakan legislator, penyedia layanan kesehatan, dan
keluarga yang memiliki resiko perburukan luaran akibat adanya tren pemulangan lebih awal untuk pasien
pospartum. Penelitian mengenai bahaya medis sebagai akibat dari pemulangan lebih awal masih belum
jelas dan kontradiktori.

Beberapa penelitian membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan ibu pospartum
untuk pulang dan semuanya hanya melihat sudut kesiapan ibu. Padahal ketidaksiapan untuk pulang harus
melihat ibu dan anak sebagai satu keatuan. Ketidaksiapan dapat menyebabkan peningatan penggunaan
layanan kesehatan dengan luaran kondisi ibu yang lebih buruk. Penhambilan keputusan pemulangang
untuk infan dan ibu harus berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan ibu, bukan
berdasarkan lama tinggal di RS.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu dan infan yang dipulangkan tanpa memperhatikan kesiapannya
akan lebih sering mengalami luaran kondisi kesehatan yang lebih buruk, mengalami kontak ambulasi yang
lebih sering, dan memiliki perilaku kesehatan yang lebih rendah dibandingkan dengan ibu-infan yang
dipulangkan setelah melihat kesiapannya.

Penelitian yang dilakukan dengan metode prospecttive observational cohort study terhdap 4300 ibu dan
anak di Inggris dan Spanyol menunjukkan bahwa akibat ketidaksiapan untuk pulang, ibu-infan mengelami
peningkatan penggunaan perawatan maternal dan infan dengan luaran kondisi kesehatan yang buruk.
Dalam menanggulanginya, dapat dilakukan dengan meningkatkan layanan pospartum seperti home visit.
Maka, dengan adanya identifikasi kesiapan ibu-infan untuk pulang, petugas kesahatan dapat menyiapkan
rencana pulang dengan layanan yang dibutuhkan olh ibu-infan sebelum mereka mengalami tanda dan
gejala bahkan pelawatan ambulasi.

Maka, rencana ulang haruslah dibuat secara individual berdasarkan kebutuhan keluarga dibandingkan
dengan mengatur waktu lama rawat inap.

Anda mungkin juga menyukai