Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

HIPERTENSI PADA LANSIA

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub Pokok Bahasan : Hipertensi pada Lansia
Tujuan :

a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai


pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan komplikasi
hipertensi
b. Memberikan keterampilan agar masyarakat mampu
merawat penderita hipertemsi

Tempat : Posyandu Gatot Subroto


Waktu : Jumat, 24 November 2017
Sasaran : Lansia RW 04 Desa Gudang
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Leaflet

A. Latar Belakang
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang (Kemenkes RI, 2014).
Hipertensi berarti tekanan darah di dalam pembuluh-pembuluh darah sangat tinggi, dimana
keadaan ini dapat merusak organ-organ vital tubuh bahkan menyebabkan kematian (Susilo,
2011).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak dijumpai
di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus senantiasa diwaspadai.
Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arteriosclerosis ( pengerasan arteri ) adalah dua kondisi
pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan
darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah
maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya factor-faktor
penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, tanda dan gejala, sebab
akibat, komplikasi dan juga perawatannya.
Hipertensi masih menjadi permasalahan kesehatan dunia yang membutuhkan perhatian
karena dapat menyebabkan kematian utama di negara-negara maju maupun negara
berkembang. Jumlah penderita hipertensi terus bertambah dari tahun ketahun. Sekitar 40%
orang dewasa berusia diatas 25 tahun telah didiagnosa menderita hipertensi Saat ini terdapat 1
milyar penderita hipertensi di seluruh dunia. Sebanyak 9,4 juta kematian setiap tahun akibat
hipertensi dan penyakit terkait. Dari jumlah tersebut, 1,5 juta di antaranya ada di Asia Tenggara
(WHO, 2013).
Di Indonesia hipertensi masih menjadi tantangan besar. Hal ini dikarenakan hipertensi
merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Sekitar 1 dari 3
orang penduduk Indonesia menderita hipertensi. Berdasarkan prevalensinya, persentase
penderita hipertensi yang berusia diatas 18 tahun yaitu 25,8%. Jumlah kasus hipertensi yang
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan hanya sebesar 36,8% dan selebihnya (63,2%) tidak
terdiagnosis. Hasil pengukuran yang dilakukan menunjukkan persentase penderita hipertensi
mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan rentang usia. Pada kelompok umur 35-44
sebanyak 24,8% menderita hipertensi, umur 45-54 sebesar 35,6%, meningkat lagi pada umur
65-74 sebesar 57,6% dan yang paling tinggi sebanyak 63,8%dari lansia berusia 75 tahun keatas
mengalami hipertensi. (Riskesdas, 2013).
Dari hasil pengkajian, hipertensi adalah penyakit terbanyak diderita oleh dewasa dan
lansia sebanyak 30%. Hal ini menggambarkan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada
lansia dan dewasa di RW 04 Desa Gudang Kabupaten Sumedang. Berdasarkan uraian diatas
mahasiswa merencanakan akan melaksanakan penyuluhan mengenai hipertensi di RW 04 Desa
Gudang Kabupaten Sumedang.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai hipertensi klien mampu mengetahui
tentang penyakit hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi, diharapkan masyarakat mampu
:
a. Mengetahui pengertian hipertensi
b. Mengetahui penyebab hipertensi
c. Mengetahui tanda dan gejala hipertensi
d. Mengetahui akibat lanjut hipertensi
e. Mengetahui penatalaksanaan hipertensi
C. Rencana Pelaksanaan

KEGIATAN KEGIATAN
TAHAP WAKTU METODE MEDIA
PENGAJAR PESERTA
Pendahuluan 5 menit 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam Ceramah
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri keterangan dari
3. Menjelaskan tujuan penyaji
penyuluhan
4. Menggali
pengetahuan klien
mengenai hipertensi
dan cara merawat
Penyajian 10 menit Menjelaskan : Mendengarkan materi Diskusi Leaflet
dari penyaji
1. Pengertian, tanda
gejala, penyebab
dan komplikasi
hipertensi
2. Cara merawat
penderita hipertensi
Penutup 5 menit 1. Membagi leaflet 1. Menerima leaflet Ceramah
2. Menutup pertemuan 2. Menjawab salam
3. Salam penutup

Tanjung Sari, 23 November 2017

Tim RW 04 Desa Gudang

Lampiran :
1. Materi
2. Leaflet
MATERI
HIPERTENSI PADA LANSIA

1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi ialah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan
hipertensi merupakan sebuah kondisi di mana berlangsung gangguan pada mekanisme
pengaturan tekanan darah.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di atas normal yaitu bila tekanan
sistolik (atas) 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic (bawah) 90 mmHg atau lebih.

2. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik


Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

3. Tanda dan Gejala Hipertensi


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud
adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan;
yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan
tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati,
bisa timbul gejala berikut
a. Sakit kepala
b. Kelelahan
c. Mual
d. Muntah
e. Sesak nafas
f. Gelisah

Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran
dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. Tanda dan gejala pada hipertensi
dibedakan menjadi : (Edward K Chung, 1995).
a. Tidak Ada Gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur
b. Gejala yang Lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

4. Penyebab Hipertensi
a. Usia
Hipertensi akan makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada yang
berusia dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri dan kematian
prematur.
b. Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, pria umumnya terjadi insiden yang lebih tinggi daripada
wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden pada wanita mulai meningkat,
sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita lebih tinggi.
c. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit
putih
d. Pola Hidup
Faktor seperti halnya pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup pasien telah
diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah dan
kehidupan atau pekerjaan yang penuh stress agaknya berhubungan dengan insiden
hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas juga dipandang sebagai faktor resiko utama.
Merokok dipandang sebagai faktor resiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri
koroner. Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia adalah faktor faktor utama untuk
perkembangan arterosklerosis yang berhubungan dengan hipertensi.

Berdasarkan penyebab, hipertensi di bagi dalam 2 golongan :


a. Hipertensi primer / essensial
Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya berhubungan
dengan faktor keturunan dan lingkungan.
b. Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti, seperti
gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.

5. Komplikasi Hipertensi
Sebagai akibat hipertensi yang berkepanjangan adalah sebagai berikut.
a. Insufisiensi koroner dan penyumbatan
b. Kegagalan jantung
c. Kegagalan ginjal
d. Gangguan persyarafan
e. Stroke

6. Perawatan Penderita Hipertensi


a. Diet rendah garam bagi penderita hipertensi
Diet rendah garam dibagi menjadi beberapa tingkatan, sesuai dengan kondisi
penderitanya, yaitu;
1) Diet rendah garam tingkat tinggi (200-400 mg Na). Diet ini diberikan kepada
penderita hipertensi berat. Garam dapur sama sekali tidak boleh ditambahkan
ke dalam makanan yang disajikan.
2) Diet rendah garam tingkat II (600-800 mg Na). Pada diet ini penambahan garam
hanya 1/2 sdt atau 2gr.
3) Diet rendah garam tingkat III (1000-1200 mg Na). Diet ini diberikan pada
penderita hipertensi ringan. Dalam diet ini, 1 sdt atau 4gr garam dapur boleh
ditambahkan dalam pengolahan makanan. Seperti yang sudah disinggung
diatas, garam yang didapat tubuh tidak hanya berasal dari garam dapur, namun
juga dari bahan makanan yang kita makan termasuk juga bumbu-bumbu
pengolah makanan. Nah, berikut ini akan dijelaskan tentang makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi
a) Sumber Karbohidrat
Dianjurkan: Beras, kentang, singkong, terigu, tapioka hungkwe, gula,
makanan yang diolah dari bahan tersebut tanpa garam dapur atau soda.
Tidak Dianjurkan; Makanan yang diolah dari sumber hidrat arang dengan
penambahan garam dapur, baking powder atau soda kue seperti roti, biskuit,
mie, bihun, makaroni dan kue kering.
b) Sumber Protein Hewani
Dianjurkan: Daging dan ikan maksimal 100gr/hari. Kemudian telur
maksimal 1 butir/hari, susu maksimal 200gr/hari. Tidak Dianjurkan; Otak,
ginjal, lidah, sarden, daging, ikan, susu dan telur yang diawetkan dengan
garam dapur seperti d/aging asap, sosis, ham, bacon, dendeng, abon, keju,
ikan asin, kornet, ikan kalengan, ebi, udang kering, telur asin dan ikan
pindang.
c) Sumber Protein Nabati
Dianjurkan : Semua kacang-kacangan dan hasil olahannya dengan catatan
tanpa garam dapur saat pengolahannya. Tidak Dianjurkan; Kacang-
kacangan dan hasil olahannya yang diolah dengan menggunakan garam
dapur. Kemudian selanjutnya adalah keju.
d) Sayuran
Dianjurkan: Semua sayuran segar, sayuran yang diawetkan tanpa garam
dapur dan benzoat. Tidak Dianjurkan; Sayuran yang dimasak dan diawetkan
dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti sayuran dalam kaleng,
sawi asin, acar dan asinan.
e) Buah-Buahan
Dianjurkan: Semua buah-buahan segar, buah yang diawetkan tanpa garam
dapur dan natium benzoat. Tidak Dianjurkan; Buah-buahan yang diawetkan
dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti buah dalam kaleng.
f) Lemak
Dianjurkan : Minyak goreng, margarine, mentega tanpa garam. Tidak
Dianjurkan; Margarine dan mentega yang mengandung garam tinggi
g) Minuman
Dianjurkan; teh, kopi. Tidak Dianjurkan; Minuman ringan, cokelat, cafein
dan alcohol
h) Bumbu
Dianjurkan : Semua bumbu kering yang tidak mengandung garam dapur dan
sumber natrium lain. Tidak Dianjurkan; Garam dapur untuk diet rendah
garam tingkat tinggi. Kemudian backing powder, soda kue, vetsin, kecap,
terasi, maggi, saus tomat, petis dan tauco. Intinya, dengan pola hidup sehat
dan diet yang benar, hipertensi bisa dikendalikan dan kenaikan tekanan
darah dapat dicegah.
b. Minum obat anti hipertensi secara teratur
c. Kontrol ke pelayanan kesehatan secara teratur
d. Hindari stress berlebihan
e. Olahraga rutin serta jauhi merokok dan megkonsumsi alcohol
f. Konsumsi obat secara teratur jika sudah terjadi hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
2002.

Doenges, Moorhouse & Geissler. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC; Jakarta.
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius,

2001.

Heni Rokhaeni,dkk. 2001. Keperawatan Kardiovaskuler Pusat Jantung Nasional


Harapan Kita. EGC: Jakarta.

Mansjoer,arif.dkk.2001. Kapita Selekta kedokteran , Ed-3, jilid I. Jakarta:FKUI Media


Aesculapius.

Slamet Suyono. 2001. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi ketiga. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai