PEMBAHASAN
1 Ruang cempaka 25
2 Ruang teratai 32
3 Ruang Bougenvil 26
4 Ruang Flamboyan 9
5 Ruang VIP 12
6 Ruang Anggrek 18
7 Ruang Mawar 21
8 Ruang Melati 16
9 Ruang Dahlia 28
10 Ruang ICU 7
11 Ruang Anyelir 14
12 Ruang Kemuning 32
13 Ruang Kenanga 8
14 Ruang Seruni 26
JUMLAH 260
4.1.2 Rekapitulasi Data Statistik Pasien Rawat Inap
Hasil rekapitulasi data statistik RSU RA Kartini pada tahun 2014
adalah sebagai berikut :
NO DATA JUMLAH
1 Jumlah hari perawatan rumah sakit 77.098
2 Jumlah lama dirawat 94.015
3 Jumlah pasien masuk 16.097
4 Jumlah pasien keluar 19.474
5 Jumlah pasien mati 48 jam dirawat 513
6 Jumlah pasien mati 48 jam dirawat 401
7 Jumlah pasien mati keseluruhan 914
8 Jumlah pasien pulang paksa 1398
9 Jumlah pasien yang dirujuk 187
44
Atau menggunakan Rumus Barber-Johnson :
O
BOR = x 100%
A
Hari perawatan
O : rerata tempat tidur terisi ( )
t
60
40
20
0
Gambar 1. Grafik Perhitungan BOR Ruang Rawat Inap di RSU RA Kartini Tahun
2014
45
Dari grafik diatas, didapatkan nilai BOR ruang rawat inap ada yang kurang dari
standar BOR menurut Depkes RI (60-85%) yaitu: Ruang Mawar (54,25%) dan
Ruang Kenanga (59,8%). Semakin rendah nilai BOR berarti semakinn sedikit
tempat tidur yang digunakan untuk merawat pasien dibanding tempat tidur yang
telah disediakan. Jumlah pasien yang sedikit ini bisa menyebabkan berkurangnya
pendapatan ekonomi bagi pihak rumah sakit. Sementara itu juga didapatkan nilai
BOR ruang rawat inap ada yang lebih dari standar BOR, yaitu Ruang Flamboyan
(87,98%), VIP (88,48%), Anyelir (107,83%), ICU (94,83%). Tingginya tingkat
BOR berarti semakin tinggi pula penggunaan tempat tidur yang ada untuk
perawatan pasien. Semakin banyak pasien yang dilayani, maka semakin berat
beban kerja petugas kesehatan di unit tersebut. Akibatnya pasien bisa kurang
mendapat perhatian yang dibutuhkan dan kemungkinan infeksi nosokomial juga
meningkat.Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya kepuasan pasien,
keselamatan pasien, dan kualitas pelayanan medis. Ruang Anyelir memiliki nilai
BOR yang melebihi 100%, hal ini disebabkan setelah pembangunan di RSU RA
Kartini ruangan Anyelir menjadi lebih sempit, terdapat tambahan tempat tidur di
lorong ruangan yang tidak dimasukkan ke dalam data jumlah tempat tidur
ruangan, sementara untuk hari perawatan tetap dihitung sesuai jumlah pasien saat
sensus harian.
PERHITUNGAN BOR RSU RA KARTINI TAHUN 2014
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
Persentase
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
BOR (%) 61.43 65.84 60.58 66.67 87.83 77.79 76.19 83.12 86.30 79.81 85.52 86.55
= 76,43%
Dari perhitungan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai BOR
tahun 2014 di RSU RA Kartini sudah efisien sesuai standar Depkes (60-85%) .
47
4.1.3.2 Average Length of Stay ( AvLOS)
AvLOS adalah rata-rata lama dirawatnya seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Secara umum LOS yang
ideal adalah antara 6-9 hari.
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
LOS
94015
=
21973
= 4,27 hari
Dari perhitungan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai AvLOS
tahun 2014 di RSU RA Kartini sebesar 4,27 hari.
TOI adalah rata-rata hari, dimana tempat tidur kosong dari saat terisi
sebelumnya ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga dapat memberikan
gambaran tingkat efisiensi dari penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur
kosong hanya dalam waktu 1-3 hari.
Rumus penghitungan TOI :
(TTxhari)hari perawatan
TOI = jumlah pasien keluar (hidup+mati)
49
13. Ruang Kenanga 3,79
14. Ruang Seruni 9,37
Dari tabel tersebut didapatkan 5 ruang rawat inap yang berada dibawah standar
nilai TOI (1-3 hari), yaitu Ruang Flamboyan (0,48 hari), VIP (0,47 hari), Ruang
Melati (0, 92 hari), ICU (0,2 hari), Ruang Anyelir (-0,36 hari). Semakin kecil
nilai TOI berarti semakin singkat saat tempat tidur menunggu pasien berikutnya.
Ini berarti tempat tidur sangat produktif, apalagi jika TOI = 0, berarti tempat tidur
tidak pernah kosong 1 hari pun dan segera digunakan lagi untuk pasien
selanjutnya. Hal ini sangat menguntungkan secara ekonomi bagi pihak
manajemen rumah sakit, akan tetapi bisa merugikan bagi pasien karena tempat
tidur tidak bisa disiapkan dengan baik. Akibatnya, kejadian infeksi nosokomial
mungkin bisa meningkat, beban kerja tim medis juga meningkat sehingga
kepuasan dan keselamatan pasien bisa terancam.
Untuk Ruang Anyelir, nilai TOI kurang dari 0 hari. Ini dikarenakan perhitungan
jumlah tempat tidur yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Untuk
melayani pasien rawat inap di Ruang Anyelir seringkali menggunakan tempat
tidur tambahan yang tidak dimasukkan dalam perhitungan nilai TOI.
Selain itu bila semakin tinggi nilai TOI berarti semakin lama tempat tidur
menganggur, sehingga tempat tidur tidak produltif. Kondisi ini tidak
menguntungkan dari segi ekonomi bagi pihak manajemen rumah sakit.
50
TOI RSU RA Kartini Tahun 2014
3
2.5
2
hari
1.5
0.5
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
(TTxhari)hari perawatan
TOI Rumah Sakit 1 Tahun = jumlah pasien keluar (hidup+mati)
102.34077.098
=
21973
25242
= 21973
=1,14 hari
Dari perhitungan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai TOI RAU
RA Kartini tahun 2014 sudah sesuai dengan standar TOI Depkes (1-3 hari).
51
4.1.3.4 Bed Turn Over ( BTO )
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur instalasi rawat inap
dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya satu tahun). Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pemakaian tempat tidur.
Idealnya selama satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
52
Perhitungan BTO RSU RA Kartini dalam 1 tahun
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)per tahun
BTO =
Jumlah TT
21973
= 260
=84,5 pasien
Dari perhitungan tersebut disimpulkan bahwa BTO RSU RA Kartini
tahun 2014 tidak sesuai dengan standar Depkes (40-50 pasien)
53
4.1.3.5 NDR (Net Death Rate)
Net Death Rate atau angka kematian bersih menunjukkan proporsi seluruh
pasien rawat inap yang meninggal setelah mendapat perawatan lebih atau
sama dengan 48 jam dalam periode waktu tertentu.
Rumus penghitungan NDR :
Jumlah pasien meninggal 48 jam
NDR = x 1000
Jumlah pasien keluar
15
10
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
NDR
30
GDR
20
10
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
56
4.1.3.7 Grafik Barber-Johnson
Berdasarkan indikator indikator diatas dapat kita masukkan
kedalam grafik Barber-Johnson untuk menilai apakah pelayanan
medis di RSU RA. Kartini sudah efisien.
18
17
daerah efisiensi
16
15
14
13
12
11
A 10
v
9
L 8
O
S 7
1
BTO
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
TOI
57
Gambar 7. Grafik efisiensi RSU RA Kartini Tahun 2014
Titik Barber Johnson terdapat di dalam daerah efisiensi.
4.2 Puskesmas Mlonggo
4.2.1 Gambaran Umum
Instalasi rawat inap di Puskesmas Mlonggo pada tahun 2014 memiliki
6 ruang perawatan dengan total tempat tidur sebanyak 14 unit.
58
4.2.3.1 Bed Occupation Rate ( BOR )
BOR adalah presentase tempat tidur yang terisi pada satu satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tentang tinggi
rendahnya tingkat pemakaian tempat tidur di puskesmas. Nilai ideal
BOR adalah 60-85%
Bulan BOR
Januari 69,12%
Februari 78,82%
Maret 63,59%
April 70,95%
Mei 65,20%
Juni 51,66%
Juli 64,51%
Agustus 74,65%
September 65,71%
Oktober 82,48%
Nopember 88,81%
Desember 90,78%
3294/366
= X100%
14
= 64,29 %
59
4.2.3.2 Average Length of Stay ( AvLOS)
AvLOS adalah rata-rata lama dirawatnya seorang pasien. Indikator
ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan. Secara umum LOS yang
ideal adalah antara 6-9 hari.
BULAN AvLOS
Januari 2,32
Februari 2,53
Maret 2,16
April 2,62
Mei 2,23
Juni 2,83
Juli 3,45
Agustus 2,23
September 2,76
Oktober 2,82
Nopember 2,93
Desember 2,28
Lama dirawat
AvLOS dalam 1 tahun = Jumlah pasien keluar
3684
= 1450
= 2,54 3 hari
60
4.2.3.3 Turn Over Interval ( TOI )
TOI adalah rata-rata hari, dimana tempat tidur kosong dari saat terisi
sebelumnya ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga dapat
memberikan gambaran tingkat efisiensi dari penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1-3 hari.
Tabel 13. TOI Puskesmas Mlonggo periode Januari Desember 2014
BULAN TOI
Januari 1
Februari 1
Maret 1
April 1
Mei 1
Juni 2
Juli 1
Agustus 0
September 1
Oktober 0
Nopember 0
Desember 0
= 1,26 1
Berdasarkan perhitungan diatas disimpulkan bahwa nilai TOI Puskesmas
Mlonggo sudah sesuai dengan Standar Depkes (1-3 hari).
61
4.2.3.4 Bed Turn Over ( BTO )
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur instalasi rawat
inap dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya satu tahun). Indikator
ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pemakaian tempat
tidur. Idealnya selama satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai
40-50 kali.
BULAN BTO
Januari 9
Februari 9
B Maret 9
T April 9
O Mei 10
Juni 8
s Juli 12
e Agustus 10
l September 10
a Oktober 11
m Nopember 11
a Desember 12
BTO satu tahun =
1450
= 14
= 103,57 104
Berdasarkan perhitungan BTO diatas, nilai BTO pada Puskesmas
Mlonggo belum sesuai dengan standar Depkes (40-50)
62
4.2.3.5 Grafik Barber-Johnson
Berdasarkan indikator indikator diatas dapat kita
masukkan kedalam grafik Barber-Johnson untuk menilai apakah
pelayanan medis di puskesmas Mlonggo sudah efisien.
20
19
18
17
16
15
Daerah Efisien
14
13
12
11
a LOS
10
0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0
TOI
63
Gambar 8. Grafik efisiensi Puskesmas Mlonggo Tahun 2014
Titik Barber Johnson terdapat di luar daerah efisiensi.
=0
4.2.3.7 GDR (Gross Death Rate)
Rumus penghitungan GDR :
GDR = Jumlah pasien meninggal x 1000
Jumlah pasien keluar
0
= 1450 x 1000
=0
64
4.3 Puskesmas Pakis Aji
4.3.1 Gambaran Umum
Instalasi rawat inap di Puskesmas Pakis Aji pada tahun 2014
memiliki 6 ruang perawatan dengan total tempat tidur sebanyak 14
unit.
65
1.3.3 Perhitungan BOR, AvLOS, TOI dan BTO
4.3.3.1 Bed Occupation Rate ( BOR )
BOR adalah presentase tempat tidur yang terisi pada satu satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tentang tinggi
rendahnya tingkat pemakaian tempat tidur di puskesmas. Nilai
ideal BOR adalah 60-85%
BULAN BOR
Januari 47,70
Februari 75,61
Maret 69,35
April 63,57
Mei 55,53
Juni 40,95
Juli 41,94
Agustus 51,38
September 51,67
Oktober 58,53
Nopember 60,71
Desember 84,56
BOR 1 Tahun = 100%
2371/366
= 14
= 46,27 %
Berdasarkan perhitungan BOR diatas, nilai BOR pada Puskesmas
Pakis Aji belum sesuai dengan standar Depkes (60-85%)
66
4.3.3.2 Average Length of Stay ( AvLOS)
AvLOS adalah rata-rata lama dirawatnya seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Secara umum LOS yang
ideal adalah antara 6-9 hari.
BULAN AvLOS
Januari 3,45
Februari 3,01
Maret 3,17
April 2,62
Mei 2,67
Juni 2,56
Juli 2,84
Agustus 3,18
September 3,19
Oktober 3,02
Nopember 3,45
Desember 3,41
AvLOS dalam 1 tahun =
2516
= 984
= 2,56 3 hari
67
4.3.3.3 Turn Over Interval ( TOI )
TOI adalah rata-rata hari, dimana tempat tidur kosong dari saat terisi
sebelumnya ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga dapat
memberikan gambaran tingkat efisiensi dari penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1-3 hari.
Tabel 25. TOI Puskesmas Pakisaji periode Januari Desember 2014
BULAN TOI
Januari 4
Februari 1
Maret 1
April 2
Mei 2
Juni 4
Juli 4
Agustus 3
September 3
Oktober 2
November 2
Desember 1
( )
TOI=
(146,48)
= 366
984
= 2,80 3
68
4.3.3.4 Bed Turn Over ( BTO )
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur instalasi rawat inap dalam
satu satuan waktu tertentu (biasanya satu tahun). Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pemakaian tempat tidur.
Idealnya selama satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
BULAN BTO
Januari 4
Februari 7
Maret 7
April 7
Mei 6
Juni 5
Juli 5
Agustus 5
September 5
Oktober 6
Nopember 5
Desember 7
BTO selama satu tahun =
984
= 14
= 70,28 70
Berdasarkan perhitungan BTO diatas, nilai BTO pada Puskesmas
Pakis Aji belum sesuai dengan standar Depkes (40-50).
69
4.3.3.5 Grafik Barber-Johnson
Berdasarkan indikator indikator diatas dapat kita masukkan
kedalam grafik Barber-Johnson untuk menilai apakah pelayanan
medis di Puskesmas Pakisaji sudah efisien.
19
18
17
16
15
Daerah
14
13
12
11
a LOS
10
0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0
TOI
70
4.3.3.6 NDR (Net Death Rate)
Rumus penghitungan NDR :
Jumlah pasien meninggal 48 jam
NDR = x 1000
Jumlah pasien keluar
0
=1450 x 1000
=0
4.3.3.7 GDR (Gross Death Rate)
Rumus penghitungan GDR :
GDR = Jumlah pasien meninggal x 1000
Jumlah pasien keluar
0
= 1450 x 1000
=0
71
4.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Efisiensi RSU RA Kartini, Puskesmas
Mlonggo dan Puskesmas Pakisaji periode tahun 2014
Tabel 28. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Efisiensi RSU RA Kartini, Puskesmas
Mlonggo dan Puskesmas Pakisaji periode tahun 2014
72
73
74