Anda di halaman 1dari 26

PEDOMAN PELAKSANAAN

PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP


TAHUN 2017

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA
LPMP D.I. YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui LPMP D.I.
Yogyakarta telah berhasil menyusun Panduan Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pendampingan
ImplementasiKurikulumJenjang SMP Tahun 2017. Kegiatan Bimbingan Teknis dan Pendampingan
ImplementasiKurikulum di SMP merupakan salah satu bentuk dukungan Direktorat Pembinaan SMP
(Pemerintah) untuk SMP dalam mempersiapkan dan melaksanakan Kurikulum.

Pedoman ini memberikan acuan bagiLembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Dinas Pendidikan
Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Instruktur Kurikulum maupun Instruktur Kabupaten/Kota
(IK), sekolah pelaksana Kurikulum 2013 dalam penyiapan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan
bimbingan teknis dan pendampingan. Pedomanini akan disempurnakan dari tahun ke tahun dengan
antara lain memperhatikan masukan-masukan dari berbagai pihak, perubahan peraturan-peraturan
terkait dengan penyelenggaraan pendidikan (terutama kurikulum) di tingkat SMP, dan pengalaman
empiris pelaksanaan pelatihan dan pendampingan pelaksanaan kurikulum.

LPMP D.I Yogyakarta menyampaikan penghargaan kepada semua pihak atas waktu, tenaga, dan
sumbangan pemikirannya dalam penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat
memandupenyelenggaraan bimbingan teknis dan pendampingan Kurikulum dengan baik. Diharapkan
setelah memperoleh bimbingan teknis dan pendampingan, kesiapan sekolah menjadi optimum dan
pelaksanaan Kurikulum berjalan dengan mantap.

Yogyakarta, 2017
Kasi FPMP LPMP D.I. Yogyakarta

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................

A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Landasan Hukum.................................................................................................
C. Tujuan Panduan...................................................................................................
D. Sasaran Panduan..................................................................................................

BAB II PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI K13 .........................................................................

A. Konsep Dasar Pendampingan Implementasi K13.................................................


B. Pelaksanaan Pendampingan Implementasi K13..................................................
C. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, dan Layanan Informasi....................................

BAB III PENUTUP .....................................................................................................................

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pasal 4 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 Tahun
2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 menyatakan bahwa:
Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat melaksanakanKurikulum Tahun 2006
paling lama sampai dengan tahun pelajaran 2019/2020.Ketentuan ini memberi kesempatan
kepada sekolah yang belum siap melaksanakan K13 untuk tetap melaksanakan Kurikulum 2006
sambil melakukan persiapan-persiapan sehingga selambat-lambatnya pada tahun 2019/2020
sekolah tersebut telah mengimplementasikan K13 setelah mencapai kesiapan yang optimal.

Untuk memfasilitasi sekolah (SMP) meningkatkan kompetensi kepala sekolah dan guru serta
membantu sekolah mengimplementasikan K13, Direktorat Pembinaan SMP menyelenggarakan
Bimbingan Teknis (Bimtek) dan pendampingan pelaksanaan K13 bagi SMP. Bimbingan Teknis dan
pendampingan pelaksanaan K13 tersebut dengan sejumlah program pendukung lainnya
diharapkan mampu menjadikan jumlah SMP pelaksana K13 naik secara signifikan setiap tahun.
Pada tahun 2017 ditargetkan sekitar 13.731 (35%) SMP telah melaksanakan K13, sementara
tahun 2017 diharapkan 24.004 SMP (62%), tahun 2018 sebanyak 38.535 SMP (100%) di seluruh
wilayah Indonesia sudah melaksanakan K13.

Bimbingan Teknis dan pendampingan implementasi K13 diselenggarakan dengan melibatkan,


Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, sekolah pelaksana Kurikulum 2013 dengan peran/tugas masing-masing. Agar
semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pelatihan dan pendampingan tersebut dapat
menjalankan peran/tugasnya dengan baik, perlu dibuat panduan pelaksanaan pendampingan
pelaksanaan K13 di SMP.

Panduan ini memuat ketentuan-ketentuan mengenai pelaksanaan pendampingan


implementasiK13 pada tingkat SMP pada tahun 2017 yang memuat butir-butir di atas.

B. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Nasional Tahun
2005-2025;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan jo Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan jo Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 2014
Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 58 Tahun
2014TentangKurikulum 2013 SMP/MTs;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik IndonesiaNomor 61 Tahun
2014TentangKurikulum Tingkat Satuan Pendidikanpada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik IndonesiaNomor62 Tahun
2014TentangKegiatan Ekstrakurikulerpada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik IndonesiaNomor 63 Tahun
2014TentangPendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik IndonesiaNomor 79 Tahun 2014
tentang Mutan Lokal Kurikulum 2013;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik IndonesiaNomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia Nomor 105 Tahun 2014
tentang Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan
Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum;
16. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pendidikan;

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 2


17. Peraturan Bersama Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktur Jenderal Pendidikan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5496/C/KR/2014 dan Nomor
7915/D/KP/2014 Tentang Petunjuk Teknis Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013 pada Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 23 Tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
20. PeraturanMenteri Pendidikan dan KebudayaanRepublikIndonesiaNomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan.

C. TUJUAN PANDUAN

Panduan ini disusun dengan tujuan utama sebagai berikut:


1. memberi petunjuk operasional kepada LPMP dalam mempersiapkan, melaksanakan,
mengevaluasi, dan melaporkan pelaksanaan bimbingan teknis instruktur kurikulum
Kabupaten/Kota (IK), bimbingan teknisguru sasaran, dan pendampingan kurikulum;
2. memberi petunjuk operasional kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam
pelaksanaanbimbingan teknisdan pendampingan kurikulum sesuai tugas dan perannya;
3. memberi petunjuk operasional kepada sekolah sasaran dalam mempersiapkan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan melaporkan pelaksanaan pendampingan Indan On;

D. SASARAN PANDUAN

Sasaran pedomanini adalah:


1. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP);
2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
3. Sekolah sasaran K 13.

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 3


BAB II
PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP

A. Konsep Dasar PendampinganKurikulum

1. Pengertian pendampingan
Pendampingan pelaksanaan kurikulum adalah pemberian bantuan teknis operasional
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum kepada sekolah
(terutama guru dan kepala sekolah) yang diberikan oleh Instruktur Kabupaten/Kota.

2. Tujuan pendampingan
Sasaran utama pendampingan adalah guru mata pelajaran dan kepala sekolah. Bagi
guru,tujuan utamanya adalah bahwa guru meningkat keterampilan operasionalnya
dalam:
a. menyusun RPP;
b. menyusun instrumen penilaian;
c. melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, problem-based
learning, project-based learning, dan discovery learning dengan integrasi
penumbuhan budi pekerti;
d. melaksanakan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan; dan
e. menyelesaikan hambatan-hambatan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian.

Sementara itu, bagi kepala sekolah, diharapkan mereka meningkat keterampilan


praktiknya dalam:
a. menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif;
b. mengelola pelaksanaan kurikulum;
c. mengelola pemenuhan Standar Nasional Pendidikan untuk mendukung
pelaksanaan kurikulum; dan
d. menyelesaikan hambatan-hambatan pengelolaan pelaksanaan Kurikulum 2013.

3. Prinsip-prinsip pendampingan
Pendampingan pelaksanaan kurikulumdiberikan oleh Instruktur Kabupaten/Kota
dengan prinsip-prinsip berikut:
a. Profesional, yaitu instruktur memiliki kompetensi (penguasaan mengenai
pelaksanaan kurikulum) yang memadai dan memberikan pendampingan dengan
baik;

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 4


b. Berdasarkan kebutuhan, yaitu aspek-aspek pendampingan adalah butir-butir
yang guru atau kepala sekolah secara riil perlu memperoleh asistensi praktis;
c. Integral, yaitu aspek-aspek dan aktivitas pendampingan memfasilitasi guru dan
kepala sekolah mengimplementasikan K13 secara utuh;
d. Kolegial, yaitu hubungan kesejawatan antara instruktur, guru, dan kepala
sekolah; dan
e. Berkelanjutan, yaitu bahwa pendampingan pelaksanaan kurikulum dilanjutkan
oleh sekolah sendiri melalui mekanisme yang dikembangkannya.

B. PelaksanaanPendampingan

1. Alur pelaksanaan pendampingan


Sebagaimana disebutkan di depan, pendampingan pelaksanaan kurikulum adalah
pemberian bantuan teknis operasional perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pelaksanaan kurikulum kepada sekolah, terutama guru dan kepala sekolah
denganInstruktur Kabupaten/Kota datang langsung ke sekolah. Bantuan teknis
operasional ini diberikan pada bagian akhir dari serangkaian kegiatan fasilitasi
pelaksanaan kurikulum oleh pemerintah. Pendampingan diberikan setelah sekolah
sasaran memperoleh bimbingan tekniskurikulum dan (mulai) melaksanakannya.
Gambar 2 menyajikan letak pelaksanaan pendampingan kurikulum dalam rangkaian
kegiatan fasilitasi tersebut.

Berdasarkan alur pelaksanaan pendampingan pendampingan kurikulum


dilaksanakan setelah Bimbingan Teknis Kurikulum (Pusat) selesai, selanjutnya
Bimbingan Teknis Instruktur Kurikulum Kabupaten/Kotadan Bimbingan Teknis Guru
Sasaran diselenggarakan.

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 5


1. Kementerian 9. Analisis terhadap hasil monev
Pendidikan dan dan laporan pelaksanaan
Kebudayaan pendampingan
menetapkansekolah
pelaksana Kurikulum
tahun 2017

2. LPMP bersama dengan 8. Sekolah


Dinas Pend. Induk Kluster
Kab./kotamenetapkan dan Sekolah
SMP induk kluster Imbas
Pendampingan melaksanakan
Pendampingan

3. Dit. PSMP
melaksanakan Bimbingan
Teknis Instruktur
Kurikulum

7. LPMP Menyalurkan
Bantuan Pemerintah
untukPendampinganK 13
4. LPMP
menyelenggarakan
Bimbingan Teknis
Instruktur Kabupaten
(IK)

6. LPMP
menyelenggarakan
5. LPMP
Rakoor/Workshop
menyelenggarakan
Asistensi Bantuan
Bimbingan Teknis Guru
Pemerintah untuk
Sasaran (GS)
Pendampingan K13

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 6


Gambar 2: Alur Kegiatan Pendampingan Kurikulum

2. Rakoor/Workshop Asistensi Bantuan Pemerintah bagi SMP Induk Klaster untuk


Pendampingan Kurikulum dilaksanakan oleh LPMP. Pemetaan Induk Klaster
dilakukan oleh LPMP bekerjasama Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan
memperhatikan geografis sekolah imbas. Kegiatan Rakoor/Workshop dilaksanakan
selama 3 (tiga) hari dengan narasumber dari LPMP.

Tujuan workshop adalah:


a. Memberikan pemahaman tentang kebijakan, substansi, dan
mekanismependampingan Kurikulum;
b. Menyusun dan menyepakati rencana kerja pendampinganKurikulum;
c. Menyusun dan menyepakati Rencana Anggaran Biaya (RAB)Bantuan Pemerintah
untuk pendampingan Kurikulum; dan
d. Menandatangani surat perjanjian penyelenggaraan dan penggunaan dana
Bantuan Pemerintah untuk pendampingan Kurikulum.

Selanjutnya LPMP menyalurkanBantuan Pemerintah melalui sekolah induk kluster


dalam satu tahap sebesar 100% dari jumlah dana
Pemilihan Induk klaster ditentukan berdasakan kesepakatan antara Dinas Kabupaten
Kota/Kabupaten, Sekolah kluster dan diketahui oleh LPMP. Pemilihan sekolah induk
kluster berdasarkan letak geografis, sarana prasarana dan kesiapan sekolah calon
Induk Kluster.
Adapun bantuan pemerintah/Bantah jenjang SMP sebesar Rp.8.000.000,- untuk
setiap sekolah. Bantuan Pemerintahsetelah kepala SMP induk kluster dan LPMP
menandatangani Surat Perjanjian (Mou) dan kuitansi penerimaan bantuan serta
melengkapi seluruh persyaratan administrasinya, seperti nomor rekening sekolah,
proposal, RAB pendampingan, SPTJM (Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak) dan
SPTJB (Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja) yang ditanda tangan kepala
sekolah.

3. Strategi
Pendampingan implementasi K13 pada jenjang SMP dilaksanakan dengan strategi
kegiatan In dan kegiatan On.Pendampingan In sekurang-kurangnya diberikan 2 (dua) kali,
sementara pendampinganOnpaling tidak1 (satu) kali. Satu kali pendampingan
diberikansatu haridengan aktivititas observasi kelas, refleksi dan penyempurnaan RPP.
Berikut adalah urutan pelaksanaan pemberian pendampingan In dan On:

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 7


In 1 On1 In 2 ( Dst.)

Dalam hal penguatan strategi pendampingan dapat menggunakan konsep dan praktik
Lesson Study.Lesson Study sebagaimana dimaksud bukanlah suatu strategi atau metode
dalam pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk
meningkatkan proses pembelajaran melalui pengkajian pembelajaran yang
dilakukanoleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam
merencanakan, melaksanakan, mengobservasi, mendiskusikan hasil observasi untuk
memperbaiki pembelajaran, serta menuliskan pengalaman pembelajaran menjadi suatu
suatu karya tulis.

Secara ringkas tentang empat tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study sebagai
berikut:

a. Tahapan Perencanaan (Plan)


Dalam tahap perencanaan, para guru berkolaborasi untuk menyusun RPP yang
mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa.Mendiskusikan rancangan
pembelajaran secara mendalam dengan mengantisipasi respon siswa yang mungkin
muncul atas tantangan atau permasalahan yang disampaikan guru selama
pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap
akhir pembelajaran.

b. Tahapan Pelaksanaan (Do)


Terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh salah seorang guru (guru model) untuk mempraktikkan rancangan
pembelajaran yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau
observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sejawat dan atau oleh kepala
sekolah, pengawas sekolah, dan undangan lainnya yang bertindak sebagai
pengamat/observer.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, antara lain:
1)Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran
yang telah disusun bersama.
2)Proses pembelajaran dilakukan dalam setting yang wajar dan natural.
3)Pengamat tidak mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan tidak
menintervensi guru maupun siswa.

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 8


4)Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap proses belajar siswa,
bagaimana siswa berfikir atau bagaimana jalannya siswa berfikir dalam
memahami konsep, bagaimana siswa berkomunikasi dalam memahami
konsep, serta bagaimana pemahaman konsep oleh siswa.
5)Pengamat harus belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk
menilai bagus atau kurangnya pembelajaran.
6)Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo
digital untuk keperluan dokumentasi atau bahan analisis pembelajaran.
Kegiatan perekaman tidak menggunakan blitz agar mengganggu jalannya
proses pembelajaran.
7)Pengamat mencatat semua hasil pengamatan bagaimana siswa belajar selama
pembelajaran berlangsung.

c. Tahapan Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang dimulai dari penyampaian
kesan-kesan guru yang telah melaksanakan pembelajaran (guru model), dengan
menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses
pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan
yang dirasakan dalam merealisasikan rancangan pembelajaran yang telah disusun.
Selanjutnya, pengamat menyampaikan temuan hasil observasi pembelajaran dengan
menyampaikan data/fakta yang ditemukannya.Tanggapan atau saran perbaikan
disampaikan secara bijak untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.Kegiatan
refleksi bukan untuk menilai baik atau kurangnya guru mengajar. Kegiatan refleksi
harus menginspirasi para guru untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya
masing-masing.

d. Tahapan Tindak Lanjut


Diskusi dalam kegiatan refleksi seharusnya menghasilkan: 1) perbaikan atas
rancangan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya; 2) diperoleh sejumlah
pengetahuan dan pengalaman baru atau keputusan-keputusan penting untuk
perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran; dan 3) pemahaman tentang
karakteristik konsep materi ajar, cara belajar siswa, maupun cara evaluasi yang
sangat berguna untuk perbaikan proses pembelajaran.

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 9


Melalui kegiatan Lesson Study perbaikan proses pembelajaran akan terjadi pada
tataran individual maupun manajerial. Pada tataran individual, berbagai temuan
dan masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi
menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun
observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik.
Pada tataran manajerial, dengan keikutsertaan langsung kepala sekolah maupun
pengawas dalam kegiatan Lesson Study, sebagai peserta dalam merancang
pembelajaran maupun melakukan pengamatan, tentunya akan memperoleh
sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen
pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan. Kalau selama ini kepala sekolah
banyak disibukkan dengan hal-hal di luar pendidikan, dengan keterlibatannya secara
langsung dalam kegiatan Lesson Study sebagai manager dalam peningkatan mutu
proses pembelajaran, maka dia akan lebih dapat memahami apa yang
sesungguhnya dialami oleh guru dan siswanya dalam proses pembelajaran,
sehingga diharapkan kepala sekolah dapat semakin lebih fokus lagi dalam
mewujudkan dirinya sebagai pemimpin pendidikan di sekolah.

4. Pendampingan In
a. Pengertian
Pendampingan In adalah asistensi implementasi Kurikulum 2013 yang diberikan
kepada guru dan kepala sekolah(sebagai wakil guru mata pelajaran yang
diampunya) padasemua sekolah dalam satu kluster secara klasikal di induk
kluster.

b. Peserta
Peserta pendampingan Insekurang-kurangnya sama dengan peserta Bimbingan
Teknis Guru Sasaran. Jumlah peserta pendampingan In dari setiap sekolah
minimal 11 orang yang terdiri dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn,
Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya, PJOK, Prakarya, Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti (@ 1 orang) dan 1 (satu) orang guru Pendidikan
Agama Kristen dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti,
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti, ATAU Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti. Semua peserta
pendampingan adalah guru dan kepala sekolah yang pernah mengikuti Bimtek
Kurikulum 2013 pada tahun ini.

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 10


c. Instruktur
Instruktur pendampingan In adalah Instruktur Kabupaten/Kota (IK) yang telah
mengikuti Bimbingan Teknis Instruktur Kabupaten/Kota.

d. Materi dan aktivitas


Materi (fokus) pendampingan In1 dan In2adalah pelaksanaan pembelajaran dan
penilaian sebagaimana disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2:
Contoh Struktur Program Pendampingan In 1 dengan Pola 7 Jam
No. Materi Jam

1. Pembukaan dan Penjelasan Teknis Pendampingan In 1

2. Workshop Penyusunan RPP (untuk pembelajaran riil pada On 1) 2

3. Workshop Penyusunan Instrumen Penilaian(untuk pembelajaran riil pada 2


On 1)

4. Simulasi Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian dan Refleksi 2

JUMLAH 7

Tabel 3: Struktur Program Pendampingan In2


No. Materi JP

1. Refleksi lesson learned dari pendampingan On 1 1

2. Workshop Penyusunan RPP (untuk pembelajaran riil) 2

3. Workshop Penyusunan Instrumen Penilaian(untuk penilaian riil) 2

4. Simulasi Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian dan Refleksi 2

JUMLAH 7

e. Output
Produk yang diharapkan dihasilkan dari Pendampingan Indisajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4: Output Pendampingan In
No. Pendampingan Output

1. In 1 1. RPP untuk dilaksanakan pada On 1;


2. Instrumen penilaian untuk dipakai pada On 1;
dan
3. Umpan balik simulasi.

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 11


2. In 2 1. Daftar best practice dari On1;
2. RPP untuk dilaksanakan di kelas;
3. Instrumen penilaian untuk dipakai di kelas; dan
4. Umpan balik simulasi.

f. Pelaksana
Pelaksana pendampingan In adalah Sekolah Induk yaitu oleh panitia pelaksana
yang dibentuk melalui rapat pembentukan panitia pelaksana pendampingan
Inyang dihadiri oleh semua kepala sekolah dalam satu kluster, wakil kepala
sekolah sekolah induk, dan para guru serta kepala dan staf TU sekolah
induk.Kepanitiaan pelaksanaan pendampingan InServive disesuaikan dengan
RAB induk cluster.

g. Waktu dan tempat pelaksanaan


Pendampingan In dilaksanakan pada Agustus s.d Oktober 2017. Pendampingan
Indilaksanakan di sekolah induk kluster.

5. Pendampingan On
a. Pengertian Pendampingan On
Pendampingan On adalah asistensi pelaksanaan kurikulum yang diberikan guru
secara individual di sekolah yang bersangkutan.
b. Peserta Pendampingan On
Peserta pendampingan Onadalah peserta yang telah menikuti In 1. Jumlah
peserta pendampingan On dari setiap sekolah minimal 11 orang yang terdiri dari
guru dan kepala sekolah mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika,
IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya, Penjasorkes, Prakarya, Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti (@ 1 orang) dan 1 (satu) orang atau lebih guru Pendidikan
Agama Kristen dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti,
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti, ATAU Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti.
c. Instruktur Pendampingan On
Instruktur pendampingan On adalah Instruktur Kabupaten/Kota yang telah
mengikuti Bimbingan Teknis Instruktur Kabupaten/Kota.
d. Materi dan aktivitas Pendampingan On
Materi (fokus) pendampingan On adalah pelaksanaan pembelajaran dan
penilaian sebagaimana disajikan pada Tabel 5.

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 12


Tabel 5: Contoh Struktur Program Pendampingan On (1)
No. Materi

1. Penjelasan Teknis Pendampingan On (1 kali)

2. (Observasi) Pembelajaran dan Penilaian di dalam Kelas A

3. (Observasi) Pembelajaran dan Penilaian di dalam Kelas B

4. Refleksi Pembelajaran dan Penilaian dan Revisi RPP dan Instrumen


Penilaian

Kluster-kluster yang sekolah imbasnya hanya satu atau dua, pendampingan On


agar diberikan lebih dari 1 (satu) kali. Berikut adalah struktur program
pendampingan On 2.

Tabel 6: Contoh Struktur Program Pendampingan On 2

No. Materi

1. Penjelasan Teknis Pendampingan In (1 kali)

2. (Observasi dan refleksi) Pembelajaran dan Penilaian di dalam Kelas A

3. (Observasi dan refleksi) Pembelajaran dan Penilaian di dalam Kelas B

4. Pengolahan hasil penilaian

e. Output Pendampingan On
Produk yang diharapkan dihasilkan dari pendampingan On disajikan dalam Tabel
7.
Tabel 7: Output Pendampingan On
No. Pendampingan Output

1. On1 1. Umpan balik pembelajaran;


2. Umpan balik penilaian;
4. RPP dan instrumen penilian yang telah direvisi.

2. On 2 (bila 1. Umpan balik pembelajaran;


2. Umpan balik penilaian;
dilakukan)
3. Contoh pengolahan nilai.

f. Pelaksana Pendampingan On
Pelaksana pendampingan On adalah Sekolah Imbas yaitu oleh panitia pelaksana
yang dibentuk melalui rapat pembentukan panitia pelaksana pendampingan On

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 13


yang dihadiri oleh kepala sekolah semua wakil kepala sekolah, dan para guru
serta kepala dan staf TU.

g. Waktu dan tempat pelaksanaan Pendampingan On


Pendampingan On dilaksanakan pada Septembers.d Oktober 2017.
Pendampingan On dilaksanakan di semua sekolah pelaksana K13 (induk kluster
dan sekolah imbas).
6. Penetapan sekolah induk kluster
a. Kriteria sekolah induk kluster
Bagian dari sekolah pelaksana K13 tahun 2017 dan memiliki manajemen yang
baik
b. SK sekolah induk kluster
Sekolah induk kluster ditetapkan oleh LPMP melalui SK penetapan Sekolah Induk
Kluster dengan memperhatikan usulan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

C. Prinsip penggunaan dana Bantuan Pemerintahpendampingan Kurikulum

1. Swakelola dan partisipatif


Pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara swakelola (direncanakan, dikerjakan dan
diawasi sendiri) dengan melibatkan warga sekolah dan masyarakat untuk
berpartisipasi secara aktif dalam memberikan dukungan terhadap perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Transparan
Pengelolaan dana bantuan harus dilakukan secara terbuka agar warga sekolah dan
masyarakat dapat memberikan saran, kritik, serta melakukan pengawasan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan pekerjaan.
3. Akuntabel
Pengelolaan dana bantuan harus dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
kualitas, kuantitas pekerjaan maupun penggunaan keuangan, sesuai dengan proposal
yang telah disetujui. Apabila terjadi perubahan penggunaan dana harus membuat
revisi, dan disetujui oleh pemberi bantuan.
4. Demokratis
Penyusunan perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah selalu
ditempuh melalui jalan musyawarah/mufakat dengan memberikan kesempatan
kepada setiap individu untuk mengajukan saran, kritik atau pendapat.
5. Efektif dan efisien
Pengelolaan dana bantuan harus efektif dan efisien. Menghindari pemborosan dan
penggunaan uang untuk pekerjaan yang kurang bermanfaat. Mengutamakan
pemberdayaan potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh warga sekolah dan
masyarakat sekitarnya.
6. Tertib administrasi dan pelaporan

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 14


Penerima bantuan harus membuat pembukuan dan menyimpan bukti pengeluaran
dana serta menyusun dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan
pertanggungjawaban keuangan sesuai ketentuan yang dipersyaratkan.
7. Saling percaya
Pemberian bantuan berlandaskan pada rasa saling percaya (mutual trust) antara
pemberi dan penerima Bantuan.Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga
kepercayaan tersebut dengan memegang amanah dan komitmen yang ditujukan
semata-mata hanya untuk membangun pendidikan yang lebih baik dan bertaraf
internasional.

1. Sifat Bantuan Pemerintah

Dana Bantuan Pemerintahpendampingan implementasi Kurikulum bersifat stimulus, dan


penggunaannya akan difokuskan untuk membiayai kegiatan pendampingan kurikulum.

2. Peruntukan Bantuan Pemerintah pendampingan Kurikulum tahun 2017

Tabel 11: Peruntukan BantahPendampingan KurikulumTahun 2017


yang disalurkan kepada Klaster

Kegiatan Peruntukan Bantuan Pemerintah


1. Persiapan pelaksanaan Pengiriman surat kepada instruktur dan peserta
pendampingan dan ATK
2. Rapat koordinasi dengan IK di Dinas Transport ketua panitia pelaksana atau yang
Pendidikan Kabupaten/Kota mewakili (sekolah induk klaster) menghadiri
rapat koordinasi di Dinas Pendidikan
3. Pelaksanaan pendampingan Penggandaan panduan dan bahan;honor
implementasi Kurikulum 2013 di Instruktur Kabupaten (IK); konsumsi instruktur,
sekolah induk klaster (In) panitia, dan peserta; transport IK dan peserta
dari luar sekolah induk klaster
4. Pendampingan pelaksanaan Transport dan honor Instruktur Kabupaten (IK)
Kurikulum di SMP (On)
5. Pengelolaan pendampingan dan Honor panitia pelaksana dan penyusunan
penyusunan laporan hasil laporan
pelaksanaan pendampingan dan
laporan pertanggungjawaban
keuangan

3. Pengelolaan keuangan

1. Pertanggungjawaban penggunaan dana


Dana Bantuan Pemerintah harus digunakan dan dipertanggungjawabkan sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam panduan pelaksanaan ini, surat perjanjian
dan RAB Bantuan Pemerintah serta mengacu peraturan keuangan yang berlaku.

2. Pembukuan dan pencatatan penggunaan dana

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 15


Seluruh penggunaan dana harus dicatat/dibukukan secara tertib dan rapi dalam buku
tersendiri, sesuai dengan ketentuan pembukuan keuangan yang berlaku.
3. Penyimpanan dokumen dan rekaman
Seluruh berkas pendukung baik yang berkaitan dengan berkas pemberian Bantuan
Pemerintah (rencana pelaksanaan kegiatan, RAB, Surat Perjanjian), laporan dan hasil
pelaksanaan kegiatan pendampingan implementasi Kurikulum 2013, laporan
penggunaan dana dan bukti pertanggungjawaban keuangan harus dikelola dan
disimpan secara tertib dan teratur sampai batas waktu minimal 3 tahun, sesuai
dengan ketentuan kearsipan dan penyimpanan dokumen negara yang berlaku.
4. Pengalihan dan penyimpangan penggunaan dana
Apabila terdapat perubahan kegiatan dan atau penggunaan Bantuan Pemerintah,
maka sekolah penerima harus terlebih dahulu mengajukan usulan revisi secara
tertulis dilengkapi dengan alasan pengalihan/perubahannya, ditujukan kepada
pemberi bantuan.Apabila terjadi penyimpangan terhadap penggunaan dana subsidi
sebagaimana diatur pada buku petunjuk pelaksanaan ini, dan atau jika ada laporan
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka pihak penerima Bantuan Pemerintah
akan diberikan sangsi berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku dan
mengembalikan dana yang tidak sesuai penggunaannya pada Kas Negara.
5. Pemungutan dan penyetoran pajak
Berbagai jenis pajak yang timbul sebagai akibat pembayaran transaksi yang dilakukan
pihak penerima subsidi, harus langsung dibayarkan oleh wajib pajak yang
bersangkutan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, dengan ketentuan
sebagai berikut:

a. Nilai nominal pada faktur pembelian atau kuitansi sebagai bukti pembayaran
suatu transaksi yang akan mengakibatkan pembayaran pajak, maka nilai nominal
tersebut harus sudah termasuk pajak, dan dinyatakan dalam faktur atau kuitansi.
b. Segala penghasilan (honor) yang diberikan kepada personil yang melaksanakan
tugas (misalnya: honor instruktur) dikenakan PPh pasal 21 sesuai dengan aturan
yang berlaku, yang dipungut oleh penerima Bantuan Pemerintah dan disetorkan
ke Kas Negara.

6. Penyetoran sisa dana


1) Apabila masih terdapat sisa Bantuan Pemerintah yang tidak habis dipakai, maka
sisa dana tersebut harus disetorkan ke Rekening Kas Negara melalui KPPN
setempat dengan menggunakan Blangko Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP).
2) Setoran sisa Bantuan Pemerintah disetorkan melalui Bank Persepsi, antara lain:
Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri, Bank Bukopin dan Bank mitra KPPN setempat.
7. Apabila terjadi sesuatu yang mengakibatkan kerugian negara akibat kelalaian dalam
pelaksanaan kegiatan bantuan pemerintah sepenuhnya menjadi tanggungjawab
mutlak penerima bantuan;

4. Laranganpenggunaan Bantuan Pemerintah

Dana Bantuan Pemerintahmerupakan amanah dan kepercayaan, sehingga penting untuk


secara bersama-sama menjaga amanah tersebut. Agar terhindar dari segala macam

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 16


bentuk manipulasi dan penyimpangan keuangan negara, dilarang melakukan hal-hal
berikut ini:

1. Membiayai kegiatan lain di luar ketentuan yang sudah disepakati dalam Surat
Perjanjian Penggunaan Dana dan Rencana Anggaran Biaya;
2. Melakukan korupsi, manipulasi, pemberian upeti, atau pemotongan dalam bentuk
apapun, dengan alasan apapun, oleh siapapun dan untuk kepentingan apapun;
3. Melakukan pekerjaan tidak dengan swakelola, yaitu memborongkan kepada pihak
kontraktor/perusahaan;
4. Membiayai kegiatan-kegiatan serupa yang telah dibiayai oleh dana yang berasal dari
RKAS, APBD Kabupaten/Kota dan APBD provinsi; dan
5. Memindahkan dana Bantuan Pemerintahdari rekening rutin sekolah ke rekening
pribadi untuk tujuan dan alasan apapun.

5. Sanksi

Apabila berdasarkan hasil evaluasi dan verifikasi, penerima Bantuan Pemerintah terbukti
secara sah melakukan kekeliruan/kesalahan dalam melaksanakan program dan
pengelolaan keuangan yang dapat merugikan keuangan negara, maka LPMP memberi
peringatan/teguran secara lisan atau tertulis.Penerima bantuan wajib mengindahkan
peringatan/teguran tersebut. Jika tidak, LPMP akan memberikan sanksi kepada penerima
bantuan sesuai dengan jenis pelanggarannya berupa:

a. Meminta bantuan institusi pemeriksa/auditor yang berwenang (Inspektorat


Jenderal/BPKP/BPK) untuk melakukan pemeriksaan langsung ke penerima bantuan;
b. Menarik kembali bantuan dana yang telah disalurkan ke penerima bantuan untuk
disetorkan ke Kas Negara;
c. Memasukkan penerima bantuan ke dalam daftar sekolah/lembaga/yayasan yang
melanggar aturan (apabila terbukti) untuk kemudian tidak diberikan bantuan lagi di
masa mendatang.

6. Ketentuan Lainnya

Penanggungjawab penerima Bantuan Pemerintah adalah kepala sekolah.Apabila terjadi


pergantian kepala sekolah pada saat pelaksanaan program sedang berjalan, maka pejabat
lama wajib menyerahkan dan mempertanggungjawabkan seluruh pekerjaan yang sudah
dilakukan dan sisa anggaran yang belum dilaksanakan dituangkan dalam berita acara
serah terima pekerjaan.Pejabat baru wajib meneruskan seluruh program dan kegiatan
sesuai ketentuan yang sudah disepakati dengan pemberi bantuan.

7. Hasil dan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) keuangan

Seluruh kegiatan harus dapat menghasilkan sesuatu dalam bentuk bukti fisik sesuai
dengan tujuan dan sasaran/target yang telah ditetapkan, sebagai contoh:

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 17


Tabel 13. Contoh Format Hasil dan SPJ Keuangan

Bentuk
Kegiatan Hasil
SPJ Keuangan
1. Belanja pengiriman Tanda terima Faktur pengiriman surat
surat dinas pengiriman surat
Dst.
2. Belanja bahan ATK Kuitansi pembelian ATK
Tanda terima panduan yang ditandatangani dan
dan materi distempel
pendampingan Kuitansi rumah makan
Daftar menu makanan yang ditandatangani dan
Dst. distempel
Dst.
Dst. Dst. Dst.

8. Pengendalian dan pengawasan

Pengendalian dan pengawasan penggunaan Bantuan Pemerintah pendampingan


Kurikulum dilakukan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi. Monitoring bertujuan
untuk melakukan kontrol terhadap penggunaan dana bantuan yang meliputi aspek
kualitas, kuantitas, waktu pelaksanaan, pengelolaan keuangan, administrasi serta
mengetahui seberapa besar peran dan partisipasi masyarakat. Evaluasi bertujuan untuk
mengetahui apakah pelaksanaan program bantuan berjalan lancar sesuai sasaran yang
diharapkan. Hasil monitoring dan evaluasi akan dijadikan bahan pengambilan keputusan
dan perencanaan program ke depan.

Monitoring dan evaluasi oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan atau instansi lain
dari Pusat dapat dilaksanakan pada saat program/kegiatan sedang berlangsung atau
setelah program/kegiatan selesai dilaksanakan. Monitoring dan evaluasi dapat juga
melibatkan unsur masyarakat yang diwakili oleh komite sekolah dan dewan pendidikan.
Media masa dapat dilibatkan secara independent untuk melakukan peliputan pelaksanaan
program dana bantuan, bilamana diperlukan.

9. Pelaporan

Laporan yang harus disiapkan oleh setiap SMP penerima Bantuan


Pemerintahpendampingan Kurikulum, terdiri atas:

1. Laporan pelaksanaan program


Laporan pelaksanaan program berisi tentang informasi antara lain tentang
keterlaksanaan kegiatan, ketercapaian sasaran/target, kesesuaian waktu pelaksanaan
dengan rencana jadwal, permasalahan/kendala yang dihadapi, upaya pemecahan
masalah dan rencana tindak lanjut.

2. Laporan penyerapan dan penggunaan dana Bantuan Pemerintah


Laporan penyerapan dan penggunaan dana Bantuan Pemerintahdisusun dengan
ketentuan sebagai berikut:

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 18


a. Laporan penyerapan dana (mencakup: rencana dan realisasi penggunaan dana
serta sisa dana, pajak yang dipungut dan disetor ke kas negara), dilengkapi
dengan bukti penggunaan dana yang terdiri atas:
Bukti-bukti pertanggungjawaban penggunaan dana, sesuai dengan jenis
pengeluaran yang digunakan/dikeluarkan (honor, transport, konsumsi,
pengadaan ATK, penggandaan bahan, dan lain-lain).
Bukti setor pajak dan bukti setor sisa dana (bila ada).
b. Laporan penyerapan dana dan seluruh bukti penggunaan dana di atas, dibuat
rangkap 2 (dua).

Pengesahan, peruntukan, waktu pengiriman laporan, dan berita acara serah terima hasil
pembelian/pengadaan barang diatur sebagai berikut:

1. Laporan penggunaan dana, ditandatangani oleh kepala sekolah penerima Bantuan


Pemerintah.
2. Bukti pertanggungjawaban penggunaan dana, ditandatangani oleh kepala sekolah
penerima Bantuan Pemerintah.
3. Laporan penyerapan dan penggunaan Bantuan Pemerintah, dibuat sebanyak 2 (dua)
rangkap diperuntukan sebagai berikut :
a. 1 (satu) naskah laporan dilampiri dengan bukti SPJ yang ASLI, untuk arsip
sekolah.
b. 1 (satu) naskah laporan dilampiri dengan lembar kedua/foto copy bukti SPJ,
disampaikan kepada LPMP.

D. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, dan Layanan Informasi

1. Monitoring pelaksanaan pendampingan


a. Tujuan
Tujuan dilakukannya monitoring adalah untuk:
1) mengetahui apakah pendampingan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan;
dan
2) membantu memecahkan masalah/hambatan pelaksanaan pendampingan
(bila ada).
b. Cakupan/aspek
Monitoring dilakukan untuk pelaksanaan pendampinganIn maupun Ondengan
cakupan/aspek monitoring minimal meliputi:
1) fokus pendampingan;
2) metode/aktivitas pendampingan;
3) waktu pelaksanaan dan durasi pendampingan;
4) instruktur;
5) kinerja peserta;
6) pendanaan;
7) konsumsi; dan
8) manajemen.
c. Teknik dan instrumen pengumpulan data

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 19


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, pengamatan,
wawancara, dan studi dokumen. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner,
lembar pengamatan, petunjuk wawancara, dan rubrik analisis dokumen.

d. Pelaksana
Pelaksana monitoring pelaksanaan pendampingan adalah:
1) LPMP untuk monitoring pelaksanaan pendampingan di sekolah induk dan
sekolah imbas; dan
2) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk monitoring pelaksanaan
pendampingan di sekolah induk dan sekolah imbas.
c. Waktu pelaksanaan
Monitoring dilaksanakan pada saat pendampingan sedang berlangsung.

2. Evaluasi pelaksaaan pendampingan


a. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya evaluasi pelaksanaan pendampingan adalah:
1) mengetahui apakah pendampingan telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan;
2) mengetahui kesesuaian desain (terutama tujuan, fokus, metode, durasi)
pendampingan dengan kebutuhan guru dan kepala sekolah;
3) mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pendampingan;
4) mengidentifikasi kelebihan-kelebihan pendampingan yang telah
dilaksanakan untuk; dan
5) mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pendampingan yang telah
dilaksanakan.

b. Cakupan/aspek
Aspek-aspek yang dicakup dalam evaluasi pelaksanaan pendampingan sekurang-
kurangnya meliputi:
1) kesesuaian tujuan pendampingan;
2) kesesuaian fokus pendampingan;
3) kesesuaian metode/aktivitas pendampingan;
4) kesesuaian waktu pelaksanaan pendampingan;
5) kecukupan durasi pendampingan;
6) kompetensi instruktur;
7) peserta;
8) kelayakan pendanaan;
9) kelayakan konsumsi;
10) kelayakan manajemen;
11) ketercapaian tujuan pendampingan;
12) kelebihan-kelebihan pelaksanaan pendampingan;
13) kekurangan-kekurangan pelaksanaan pendampingan;
14) saran-saran perbaikan pelaksanaan pendampingan; dan

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 20


15) best practice.
c. Teknik dan instrumen pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, pengamatan,
wawancara, dan studi dokumen. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner,
lembar pengamatan, petunjuk wawancara, dan rubrik analisis dokumen.
d. Waktu pelaksanaan
Evaluasi pelaksanaan pendampingan dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan
setiap pendampingan.
3. Layanan informasi
Layanan informasi dan aduan tentang kegiatan bimbingan teknis dan Pendampingan
K13 dapat menghubungi :
a. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP);

BABIII
PENUTUP

Implementasi Kurikulum memerlukan keterlibatan semua unsur sekolah untuk saling mendukung
dan berperan serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Agar pelaksanaan
Kurikulum sesuai dengan kebijakan dan konsep yang diinginkan maka guru yang telah dilatih perlu

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 21


mendapatkan pendampingan dalam mengimplementasikan hasil bimbingan teknis. Melalui
pendampingan akan terjadi interaksi dan kolaborasi antara pendamping dan yang didampingi untuk
saling berbagi melaksanakan Kurikulum. Interaksi tersebut diharapkan mampu memperkuat
pelaksanaan Kurikulum di sekolah.

Keberhasilan Bimbingan Teknis dan pendampingan Kurikulum tahun 2017 sangat dipengaruhi oleh
kualitas proses pelaksanaan mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi dan
pelaporan. Oleh karena itu, agar Bimbingan Teknis dan pendampingan implementasi Kurikulum di
SMP dapat terlaksana sesuai tujuan diperlukan adanya komitmen dari seluruh pihak yang terkait baik
unsur pusat, LPMP, Kabupaten/Kota, sekolah pelaksana K13 untuk bersama-sama mengupayakan
keberhasilan keseluruhan kegiatan Bimbingan Teknis dan pendampingan implementasi Kurikulum,
sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing.

Melalui pedoman ini diharapkan semua pihak yang terkait dengan Bimbingan Teknis dan
pendampingan implementasi Kurikulum dapat melaksanakan tugas dan perannya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Sekolah pelaksana kurikulum dapat mengembangkan lebih lanjut kegiatan
pendampingan sesuai dengan kebutuhan dengan tetap mengikuti rambu-rambu yang ada dalam
panduan ini.

PEDOMAN PENDAMPINGAN KURIKULUM SMP 22

Anda mungkin juga menyukai