Pedoman Bimtek & Pendampingan at Final Hasil Revisi - 18 Maret 2017
Pedoman Bimtek & Pendampingan at Final Hasil Revisi - 18 Maret 2017
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui LPMP D.I.
Yogyakarta telah berhasil menyusun Panduan Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pendampingan
ImplementasiKurikulumJenjang SMP Tahun 2017. Kegiatan Bimbingan Teknis dan Pendampingan
ImplementasiKurikulum di SMP merupakan salah satu bentuk dukungan Direktorat Pembinaan SMP
(Pemerintah) untuk SMP dalam mempersiapkan dan melaksanakan Kurikulum.
Pedoman ini memberikan acuan bagiLembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Dinas Pendidikan
Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Instruktur Kurikulum maupun Instruktur Kabupaten/Kota
(IK), sekolah pelaksana Kurikulum 2013 dalam penyiapan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan
bimbingan teknis dan pendampingan. Pedomanini akan disempurnakan dari tahun ke tahun dengan
antara lain memperhatikan masukan-masukan dari berbagai pihak, perubahan peraturan-peraturan
terkait dengan penyelenggaraan pendidikan (terutama kurikulum) di tingkat SMP, dan pengalaman
empiris pelaksanaan pelatihan dan pendampingan pelaksanaan kurikulum.
LPMP D.I Yogyakarta menyampaikan penghargaan kepada semua pihak atas waktu, tenaga, dan
sumbangan pemikirannya dalam penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat
memandupenyelenggaraan bimbingan teknis dan pendampingan Kurikulum dengan baik. Diharapkan
setelah memperoleh bimbingan teknis dan pendampingan, kesiapan sekolah menjadi optimum dan
pelaksanaan Kurikulum berjalan dengan mantap.
Yogyakarta, 2017
Kasi FPMP LPMP D.I. Yogyakarta
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Landasan Hukum.................................................................................................
C. Tujuan Panduan...................................................................................................
D. Sasaran Panduan..................................................................................................
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pasal 4 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 Tahun
2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 menyatakan bahwa:
Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat melaksanakanKurikulum Tahun 2006
paling lama sampai dengan tahun pelajaran 2019/2020.Ketentuan ini memberi kesempatan
kepada sekolah yang belum siap melaksanakan K13 untuk tetap melaksanakan Kurikulum 2006
sambil melakukan persiapan-persiapan sehingga selambat-lambatnya pada tahun 2019/2020
sekolah tersebut telah mengimplementasikan K13 setelah mencapai kesiapan yang optimal.
Untuk memfasilitasi sekolah (SMP) meningkatkan kompetensi kepala sekolah dan guru serta
membantu sekolah mengimplementasikan K13, Direktorat Pembinaan SMP menyelenggarakan
Bimbingan Teknis (Bimtek) dan pendampingan pelaksanaan K13 bagi SMP. Bimbingan Teknis dan
pendampingan pelaksanaan K13 tersebut dengan sejumlah program pendukung lainnya
diharapkan mampu menjadikan jumlah SMP pelaksana K13 naik secara signifikan setiap tahun.
Pada tahun 2017 ditargetkan sekitar 13.731 (35%) SMP telah melaksanakan K13, sementara
tahun 2017 diharapkan 24.004 SMP (62%), tahun 2018 sebanyak 38.535 SMP (100%) di seluruh
wilayah Indonesia sudah melaksanakan K13.
B. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Nasional Tahun
2005-2025;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan jo Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan jo Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 2014
Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 58 Tahun
2014TentangKurikulum 2013 SMP/MTs;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik IndonesiaNomor 61 Tahun
2014TentangKurikulum Tingkat Satuan Pendidikanpada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik IndonesiaNomor62 Tahun
2014TentangKegiatan Ekstrakurikulerpada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik IndonesiaNomor 63 Tahun
2014TentangPendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik IndonesiaNomor 79 Tahun 2014
tentang Mutan Lokal Kurikulum 2013;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik IndonesiaNomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia Nomor 105 Tahun 2014
tentang Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan
Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum;
16. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pendidikan;
C. TUJUAN PANDUAN
D. SASARAN PANDUAN
1. Pengertian pendampingan
Pendampingan pelaksanaan kurikulum adalah pemberian bantuan teknis operasional
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum kepada sekolah
(terutama guru dan kepala sekolah) yang diberikan oleh Instruktur Kabupaten/Kota.
2. Tujuan pendampingan
Sasaran utama pendampingan adalah guru mata pelajaran dan kepala sekolah. Bagi
guru,tujuan utamanya adalah bahwa guru meningkat keterampilan operasionalnya
dalam:
a. menyusun RPP;
b. menyusun instrumen penilaian;
c. melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, problem-based
learning, project-based learning, dan discovery learning dengan integrasi
penumbuhan budi pekerti;
d. melaksanakan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan; dan
e. menyelesaikan hambatan-hambatan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian.
3. Prinsip-prinsip pendampingan
Pendampingan pelaksanaan kurikulumdiberikan oleh Instruktur Kabupaten/Kota
dengan prinsip-prinsip berikut:
a. Profesional, yaitu instruktur memiliki kompetensi (penguasaan mengenai
pelaksanaan kurikulum) yang memadai dan memberikan pendampingan dengan
baik;
B. PelaksanaanPendampingan
3. Dit. PSMP
melaksanakan Bimbingan
Teknis Instruktur
Kurikulum
7. LPMP Menyalurkan
Bantuan Pemerintah
untukPendampinganK 13
4. LPMP
menyelenggarakan
Bimbingan Teknis
Instruktur Kabupaten
(IK)
6. LPMP
menyelenggarakan
5. LPMP
Rakoor/Workshop
menyelenggarakan
Asistensi Bantuan
Bimbingan Teknis Guru
Pemerintah untuk
Sasaran (GS)
Pendampingan K13
3. Strategi
Pendampingan implementasi K13 pada jenjang SMP dilaksanakan dengan strategi
kegiatan In dan kegiatan On.Pendampingan In sekurang-kurangnya diberikan 2 (dua) kali,
sementara pendampinganOnpaling tidak1 (satu) kali. Satu kali pendampingan
diberikansatu haridengan aktivititas observasi kelas, refleksi dan penyempurnaan RPP.
Berikut adalah urutan pelaksanaan pemberian pendampingan In dan On:
Dalam hal penguatan strategi pendampingan dapat menggunakan konsep dan praktik
Lesson Study.Lesson Study sebagaimana dimaksud bukanlah suatu strategi atau metode
dalam pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk
meningkatkan proses pembelajaran melalui pengkajian pembelajaran yang
dilakukanoleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam
merencanakan, melaksanakan, mengobservasi, mendiskusikan hasil observasi untuk
memperbaiki pembelajaran, serta menuliskan pengalaman pembelajaran menjadi suatu
suatu karya tulis.
Secara ringkas tentang empat tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study sebagai
berikut:
c. Tahapan Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang dimulai dari penyampaian
kesan-kesan guru yang telah melaksanakan pembelajaran (guru model), dengan
menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses
pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan
yang dirasakan dalam merealisasikan rancangan pembelajaran yang telah disusun.
Selanjutnya, pengamat menyampaikan temuan hasil observasi pembelajaran dengan
menyampaikan data/fakta yang ditemukannya.Tanggapan atau saran perbaikan
disampaikan secara bijak untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.Kegiatan
refleksi bukan untuk menilai baik atau kurangnya guru mengajar. Kegiatan refleksi
harus menginspirasi para guru untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya
masing-masing.
4. Pendampingan In
a. Pengertian
Pendampingan In adalah asistensi implementasi Kurikulum 2013 yang diberikan
kepada guru dan kepala sekolah(sebagai wakil guru mata pelajaran yang
diampunya) padasemua sekolah dalam satu kluster secara klasikal di induk
kluster.
b. Peserta
Peserta pendampingan Insekurang-kurangnya sama dengan peserta Bimbingan
Teknis Guru Sasaran. Jumlah peserta pendampingan In dari setiap sekolah
minimal 11 orang yang terdiri dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn,
Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya, PJOK, Prakarya, Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti (@ 1 orang) dan 1 (satu) orang guru Pendidikan
Agama Kristen dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti,
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti, ATAU Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti. Semua peserta
pendampingan adalah guru dan kepala sekolah yang pernah mengikuti Bimtek
Kurikulum 2013 pada tahun ini.
JUMLAH 7
JUMLAH 7
e. Output
Produk yang diharapkan dihasilkan dari Pendampingan Indisajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4: Output Pendampingan In
No. Pendampingan Output
f. Pelaksana
Pelaksana pendampingan In adalah Sekolah Induk yaitu oleh panitia pelaksana
yang dibentuk melalui rapat pembentukan panitia pelaksana pendampingan
Inyang dihadiri oleh semua kepala sekolah dalam satu kluster, wakil kepala
sekolah sekolah induk, dan para guru serta kepala dan staf TU sekolah
induk.Kepanitiaan pelaksanaan pendampingan InServive disesuaikan dengan
RAB induk cluster.
5. Pendampingan On
a. Pengertian Pendampingan On
Pendampingan On adalah asistensi pelaksanaan kurikulum yang diberikan guru
secara individual di sekolah yang bersangkutan.
b. Peserta Pendampingan On
Peserta pendampingan Onadalah peserta yang telah menikuti In 1. Jumlah
peserta pendampingan On dari setiap sekolah minimal 11 orang yang terdiri dari
guru dan kepala sekolah mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika,
IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya, Penjasorkes, Prakarya, Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti (@ 1 orang) dan 1 (satu) orang atau lebih guru Pendidikan
Agama Kristen dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti,
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti, ATAU Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti.
c. Instruktur Pendampingan On
Instruktur pendampingan On adalah Instruktur Kabupaten/Kota yang telah
mengikuti Bimbingan Teknis Instruktur Kabupaten/Kota.
d. Materi dan aktivitas Pendampingan On
Materi (fokus) pendampingan On adalah pelaksanaan pembelajaran dan
penilaian sebagaimana disajikan pada Tabel 5.
No. Materi
e. Output Pendampingan On
Produk yang diharapkan dihasilkan dari pendampingan On disajikan dalam Tabel
7.
Tabel 7: Output Pendampingan On
No. Pendampingan Output
f. Pelaksana Pendampingan On
Pelaksana pendampingan On adalah Sekolah Imbas yaitu oleh panitia pelaksana
yang dibentuk melalui rapat pembentukan panitia pelaksana pendampingan On
3. Pengelolaan keuangan
a. Nilai nominal pada faktur pembelian atau kuitansi sebagai bukti pembayaran
suatu transaksi yang akan mengakibatkan pembayaran pajak, maka nilai nominal
tersebut harus sudah termasuk pajak, dan dinyatakan dalam faktur atau kuitansi.
b. Segala penghasilan (honor) yang diberikan kepada personil yang melaksanakan
tugas (misalnya: honor instruktur) dikenakan PPh pasal 21 sesuai dengan aturan
yang berlaku, yang dipungut oleh penerima Bantuan Pemerintah dan disetorkan
ke Kas Negara.
1. Membiayai kegiatan lain di luar ketentuan yang sudah disepakati dalam Surat
Perjanjian Penggunaan Dana dan Rencana Anggaran Biaya;
2. Melakukan korupsi, manipulasi, pemberian upeti, atau pemotongan dalam bentuk
apapun, dengan alasan apapun, oleh siapapun dan untuk kepentingan apapun;
3. Melakukan pekerjaan tidak dengan swakelola, yaitu memborongkan kepada pihak
kontraktor/perusahaan;
4. Membiayai kegiatan-kegiatan serupa yang telah dibiayai oleh dana yang berasal dari
RKAS, APBD Kabupaten/Kota dan APBD provinsi; dan
5. Memindahkan dana Bantuan Pemerintahdari rekening rutin sekolah ke rekening
pribadi untuk tujuan dan alasan apapun.
5. Sanksi
Apabila berdasarkan hasil evaluasi dan verifikasi, penerima Bantuan Pemerintah terbukti
secara sah melakukan kekeliruan/kesalahan dalam melaksanakan program dan
pengelolaan keuangan yang dapat merugikan keuangan negara, maka LPMP memberi
peringatan/teguran secara lisan atau tertulis.Penerima bantuan wajib mengindahkan
peringatan/teguran tersebut. Jika tidak, LPMP akan memberikan sanksi kepada penerima
bantuan sesuai dengan jenis pelanggarannya berupa:
6. Ketentuan Lainnya
Seluruh kegiatan harus dapat menghasilkan sesuatu dalam bentuk bukti fisik sesuai
dengan tujuan dan sasaran/target yang telah ditetapkan, sebagai contoh:
Bentuk
Kegiatan Hasil
SPJ Keuangan
1. Belanja pengiriman Tanda terima Faktur pengiriman surat
surat dinas pengiriman surat
Dst.
2. Belanja bahan ATK Kuitansi pembelian ATK
Tanda terima panduan yang ditandatangani dan
dan materi distempel
pendampingan Kuitansi rumah makan
Daftar menu makanan yang ditandatangani dan
Dst. distempel
Dst.
Dst. Dst. Dst.
Monitoring dan evaluasi oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan atau instansi lain
dari Pusat dapat dilaksanakan pada saat program/kegiatan sedang berlangsung atau
setelah program/kegiatan selesai dilaksanakan. Monitoring dan evaluasi dapat juga
melibatkan unsur masyarakat yang diwakili oleh komite sekolah dan dewan pendidikan.
Media masa dapat dilibatkan secara independent untuk melakukan peliputan pelaksanaan
program dana bantuan, bilamana diperlukan.
9. Pelaporan
Pengesahan, peruntukan, waktu pengiriman laporan, dan berita acara serah terima hasil
pembelian/pengadaan barang diatur sebagai berikut:
d. Pelaksana
Pelaksana monitoring pelaksanaan pendampingan adalah:
1) LPMP untuk monitoring pelaksanaan pendampingan di sekolah induk dan
sekolah imbas; dan
2) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk monitoring pelaksanaan
pendampingan di sekolah induk dan sekolah imbas.
c. Waktu pelaksanaan
Monitoring dilaksanakan pada saat pendampingan sedang berlangsung.
b. Cakupan/aspek
Aspek-aspek yang dicakup dalam evaluasi pelaksanaan pendampingan sekurang-
kurangnya meliputi:
1) kesesuaian tujuan pendampingan;
2) kesesuaian fokus pendampingan;
3) kesesuaian metode/aktivitas pendampingan;
4) kesesuaian waktu pelaksanaan pendampingan;
5) kecukupan durasi pendampingan;
6) kompetensi instruktur;
7) peserta;
8) kelayakan pendanaan;
9) kelayakan konsumsi;
10) kelayakan manajemen;
11) ketercapaian tujuan pendampingan;
12) kelebihan-kelebihan pelaksanaan pendampingan;
13) kekurangan-kekurangan pelaksanaan pendampingan;
14) saran-saran perbaikan pelaksanaan pendampingan; dan
BABIII
PENUTUP
Implementasi Kurikulum memerlukan keterlibatan semua unsur sekolah untuk saling mendukung
dan berperan serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Agar pelaksanaan
Kurikulum sesuai dengan kebijakan dan konsep yang diinginkan maka guru yang telah dilatih perlu
Keberhasilan Bimbingan Teknis dan pendampingan Kurikulum tahun 2017 sangat dipengaruhi oleh
kualitas proses pelaksanaan mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi dan
pelaporan. Oleh karena itu, agar Bimbingan Teknis dan pendampingan implementasi Kurikulum di
SMP dapat terlaksana sesuai tujuan diperlukan adanya komitmen dari seluruh pihak yang terkait baik
unsur pusat, LPMP, Kabupaten/Kota, sekolah pelaksana K13 untuk bersama-sama mengupayakan
keberhasilan keseluruhan kegiatan Bimbingan Teknis dan pendampingan implementasi Kurikulum,
sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing.
Melalui pedoman ini diharapkan semua pihak yang terkait dengan Bimbingan Teknis dan
pendampingan implementasi Kurikulum dapat melaksanakan tugas dan perannya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Sekolah pelaksana kurikulum dapat mengembangkan lebih lanjut kegiatan
pendampingan sesuai dengan kebutuhan dengan tetap mengikuti rambu-rambu yang ada dalam
panduan ini.