Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sistem endokrin dan sistem reproduksi mempunyai kaitan yang sangat erat
sehingga dalam makalah ini kami membahas sistem endokrin dan system reproduksi.
Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata maupun
invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dari sistem saraf secara bersama lebih dikenal
sebagai super sistem neuroendokrin yang bekerja sama secara kooperatif untuk
menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh hewan. Pada umumnya,
sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi fisiologi tubuh, antara
lain aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik, dan regulasi
ionik.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar
ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja
melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan
oleh ujung-ujung saraf.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Sistem Endokrin ?
b. Apa saja kelenjar yang terdapat dalam Sistem Endokrin ?
c. Apa saja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin ?
d. Bagaimana sistem reproduksi pada pria dan wanita ?
e. Apakah keterkaitan antara sistem endokrin dan sistem reproduksi ?

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 1


1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian Sistem Endokrin
b. Mengetahui kelenjar yang terdapat dalam Sistem Endokrin
c. Mengetahui hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
d. Mengetahui sistem reproduksi pria dan wanita
e. Mengetahui keterkaitan antara sistem endokrin dan sistem reproduksi

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 2


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi sistem endokrin
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang mensekresikan sinyal kimia
berupa hormon ke sistem peredaran dalam tubuh (Seeley, Stephens, & Tate: 2003).
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan
mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau
gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh
kapiler.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan,
namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan
kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya
dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih
oleh sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui
saluran, tapi dari selsel endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah. Selanjutnya hormon
tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon.
Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti
uretra dan saluran kelenjar ludah.
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar
tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut
hanya menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary,
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus.

2.2 Fungsi sistem endokrin


Fungsi dari sisten endokrin adalah sebagai berikut :
Metabolisme dan pematangan jaringan. Sistem endokrin mengatur kecepatan
metabolisme dan mempengaruhi kematangan jaringan.
Regulasi ion. Sistem endokrin membantu mengatur pH darah dan kadar Na+, K+,
dan Ca2+ dalam darah.

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 3


Menjaga keseimbangan cairan dengan mengendalikan konsentrasi larutan dalam
darah.
Mengatur produksi sel imun.
Mengatur detak jantung dan tekanan darah.
Mengatur kadar gula dan zat lain dalam darah.
Mengatur fungsi reproduksi pada pria maupun wanita.
Mengatur kontraksi uterus dan produksi air susu dari kelenjar mamae pada wanita.

Sedangkan secara lebih spesifik, hormon-hormon ini antara lain berfungsi untuk:

Mengatur; komposisi kimiawi dan volume cairan interstisial, metabolisme dan


keseimbangan energi, kontraksi otot polos dan otot jantung, sekresi kelenjar,
beberapa aktivitas sistem imun.
Mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan.
Mengatur kinerja sistem reproduksi.

Hormon ini diproduksi dari kumpulan sel dalam suatu kelenjar, kemudian di
disekresikan ke ruang interstisial, masuk ke sistem sirkulasi untuk kemudian diangkut
menuju jaringan tertentu yang disebut dengan jaringan target. Dalam sel target terdapat
reseptor tertentu yang dapat mengenali hormon tertentu, sehingga tidak semua sel atau
jaringan akan terpengaruh oleh hormon tersebut. (Tortora & Derrickson: 2009)

2.3 Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan

Gbr. Kelenjar-kelenjar endokrin dalam tubuh manusia

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 4


Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid,
paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.

A. Hipofisis

Gambar : hipofisis bagian anterior dan posterior

Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali
karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar
lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm.
Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia),
dan bagian posterior.
Hipotalamus dan kelenjar hipofisis adalah lokasi utama di mana sistem saraf dan sistem
endokrin berhubungan. Hipotalamus mengatur sekresi kelenjar hipofisis. Kelenjar
pituitari mensekresi 9 hormon utama yang berfungsi untuk mengatur beberapa fungsi
tubuh dan mengatur sekresi dari beberapa kelenjar lain. Kelenjar ini terletak di fossa
hipofiseal dari sella turcica di tulang sphenoid, dan dihubungkan dengan hipotalamus
oleh jaringan yang disebut infundibulum.
Hipotalamus menghasilkan hormon yang disebut dengan neurohormon dan bekerja
pada sel target yaitu sel pituitari anterior. Hormon ini dapat berupa releasing hormone
(meningkatkan sekresi hormon pada kelenjar pituitari anterior) atau inhibiting hormone
(menghambat sekresi hormon). Hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus adalah:
Growth Hormone-Releasing Hormone (GHRH) berfungsi meningkatkan
sekresi Growth Hormone (GH) atau hormon pertumbuhan dari kelenjar
pituitari anterior.

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 5


Growth Hormone-Inhibiting Hormone (GHIH) atau disebut juga somatostatin
adalah hormon yang menghambat sekresi hormon pertumbuhan (Growth
Hormone) dari kelenjar pituitari anterior.
Thyroid-releasing hormone (TRH) berfungsi untuk merangsang sekresi TSH
(Thyroid-stimulating hormone)
Corticotropin-releasing hormone (CRH) berfungsi merangsang sekresi
hormon ardenokortikotropik (ACTH)
Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) berfungsi merangsang sekresi LH
(Luteinizing Hormone) dan FSH (Follicle-stimulating hormone).
Prolactin-releasing hormone (PRH) merangsang sekresi prolaktin.
Prolactin-inhibiting hormone (PIH) menghambat sekresi prolaktin.

Kelenjar pituitari dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu pituitari anterior


(adenohipofisis) dan pituitari posterior (neurohipofisis)

a. Adenohipofisis/Hipofisis lobus anterior


Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dapat dilihat pada gambar:

Adenohipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pars tuberalis, pars distalis, dan
pars intermedia. Hormon yang disekresikan dari pituitari anterior ini disebut tropic

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 6


hormone yang mempengaruhi sekresi hormon dair kelenjar endokrin yang lain.
Hormon tropik ini meliputi GH (Growth Hormone ) , ACTH (Adrenocorticotropic
hormone) ,LH(Luteinizing Hormone), FSH, Prolaktin berfungsi Membantu
kelahiran dan memelihara sekresi susu oleh kelenjar susu, dan TSH(Thyroid
Stimulating Hormone). GH atau somatotropin berfungsi untuk mengatur
pertumbuhan pada hampir semua jaringan. Hiposekresi dari ADH menyebabkan
dwarfisme, kekerdilan karena tulang lambat bertumbuh. Hipersekresi ADH
menyebabkan gigantisme dan akromegali. ACTH berfungsi untuk merangsang
sekresi hormon terutama cortisol di korteks adrenal. LH dan FSH berfungsi untuk
merangsang pembentukan gamet dan mengatur produksi hormon reproduksi.
Prolaktin berfungsi untuk merangsang pembentukan air susu di kelenjar mamae
pada wanita. Sedangkan TSH berfungsi untuk merangsang sintesis dan sekresi
hormon tiroid dari kelenjar tiroid. Dan pada pars distal menghasilkan hormon MSH
(Melanosit Stimulating Hormon) yang berfungsi mempengaruhi warna kulit
individu. dengan cara menyebarkan butir melanin, apabila hormon ini banyak
dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.

b. Neurohipofisis/Hipofisis lobus posterior


Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ targetnya dapat
dilihat pada gambar dan tabel dibawah ini :

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 7


Neurohipofisis terhubung dengan otak. Sekresi yang dihasilkan disebut
neurohormon karena merupakan ekstensi dari sistem saraf. Neurohipofisis (pituitari
posterior) mensekresikan hormon antidiuretik dan hormon oxytosin. Hormon
antidiuretik (Antidiuretic Hormon (ADH)) atau vasopresin disintesis oleh badan sel
neuron dalam inti supraoptik hipotalamus dan diangkut oleh akson ke pituitari
posterior untuk kemudian disimpan dalam akson terminal. ADH dilepaskan oleh
akson terminal dan melalui darah dibawa ke jaringan target, yaitu ginjal, untuk
melaksanakan fungsinya yaitu reabsorpsi air dan mengurangi volume urine.
Kekurangan ADH menyebabkan diabetes insipidus
Oxytosin disintesis oleh nuklei paraventrikuler di hipotalamus. Oxytosin berfungsi
untuk merangsang kontraksi otot polos uterus dan merangsang sekresi air susu
melalui kontraksi otot polos di kelenjar mamae.

Regulasi hormon ADH :

Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh hipotalamus.
Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan mensekresikan ADH
untuk melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali) sehingga darah mendapatkan
asupan cairan dari hasil reabsorpsi tersebut. Dengan demikian kadar cairan
(plasma) dalam darah dapat kembali seimbang. Selain itu, karena cairan pada ginjal
sudah diserap, maka urinenya kini bersifat pekat. Jika seseorang buang air kecil

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 8


terus menerus, diperkirakan hipofisis posteriornya mengalami gangguan sebab
ADH tidak berfungsi dengan baik. Nama penyakit ini disebut diabetes insipidus.

B. Kelenjar Tiroid

Tiroid merupakan kelenjar yang terdiri dari folikel-folikel dan terdapat di depan trakea.
Kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di sebelah bawah jakun dan terdiri
dari dua buah lobus.
Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan
Triiodontironin (T3).
Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin) yang
mengandung yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar tiroid dari
darah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka waktu
yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok hingga 15 kali.
Hormon Fungsi
Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan,
Tiroksin
dan kegiatan system saraf
Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan
Triiodontironin
dan kegiatan sistem saraf
Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara
Kalsitonin
mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 9


Regulasi hormon Tiroid :

Jenis penyakit tiroid yang utama:


Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
Hipotiroidisme

Kelainan :

Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat


dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme, yaitu
kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan
iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di dalam
makanan.
Jika kelebihan tiroid, (hipertiroidisme) akan menyebabkan pertumbuhan raksasa
(gigantisme). Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan
tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang hidung yang disebut
akromegali

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 10


C. Kelenjar Paratiroid

Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid


Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk mengatur
konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur :
absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium
dari tulang.
Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang
reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian selsel tulang
osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada osteoklas untuk merombak
matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan kalsium ke dalam darah.
Jika kelebihan hormon ini akan berakibat kadar kalsium dalam darah meningkat,
hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan kapur pada ginjal.
Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus.
Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga fungsinya
menurunkan kalsium darah.
Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:
Mengatur metabilisme fosfor
Mengatur kadar kalsium darah

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 11


D. Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal disebut juga kelenjar suprarenal terletak di ginjal bagian ujung
superior. Kelenjar adrenal terdiri dari bagian dalam yang disebut medulla dan bagian
luar yang disebut korteks. Medulla terdiri dari sel-sel polihedral yang terletak di pusat
kelenjar, sedangkan korteks dibagi menjadi 3 bagian, yaitu zona glomerulosa bagian
paling luar, zona fasciculata bagian tengah dan yang paling tebal, dan zona reticularis
bagian yang paling dalam.
Bagian medulla menghasilkan hormon adrenalin (epinephrine) yang berfungsi untuk
meningkatkan kadar gula darah dengan memecah glikogen, mempercepat pemecahan
glikogen dalam otot serta lemak pada jaringan adiposa, dan noradrenalin. Adrenalin
dan noradrenalin (norepinephrine) berfungsi untuk meningkatkan detak jantung.
Bagian korteks mensekresi hormon mineralocorticoid (zona glomerulosa) yang
berfungsi untuk meningkatkan reabsorpsi Na+ dan ekskresi K+ dan H+; glucocorticoid
(zona fasciculata) yang berfungsi untuk meningkatkan pemecahan protein dan lemak,
meningkatkan produksi glukosa, dan menghambat respon imun; dan androgen (zona
reticularis) yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan rambut pubik dan aksilaris
pada wanita.

Gambar : Regulasi hormon Gambar : Regulasi hormon medula adrenal

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 12


Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan medula adrenal
melalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal hormonal. Medulla adrenal
memperantarai respons jangka pendek terhadap stress dengan cara mensekresikan
hormon katekolamin yaitu efinefrin dan norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol
respon yang berlangsung lebih lama dengan cara mensekresikan hormone steroid.
(Campbell, 1952 : 146).

E. Pankreas

Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas,


sehingga dikenal dengan pulau-pulau langerhns.
Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin
mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel-sel tubuh menembus
membrn sel.
Didalam otot glukosa dimetabolisme dan disimpan dalam bentuk cadangan.
Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis)
dan pembentukan lemak (lipogenesis)
Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk
mensekresikan insulin. Sebagai contoh, insulin akan meningkat setelah kita
makan. Setelah makan, maka kadar glukosa dalam darah akan naik karena tubuh
mendapatkan glukosa dari pemecahan makanan tersebut. Tubuh mengambil
kelebihan glukosa dengan cara mensekresikan insulin untuk
menyeimbangkannya pada kadar normal. Sebaliknya glukagon bekerja secara
berlawanan terhadap insulin. Glukagon berfungsi mengubah glikogen menjadi

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 13


glukosa sehingga kadar glukosa naik. Contohnya pada saat kita berpuasa.
Karena tubuh tidak mendapatkan asupan glukosa ketika berpuasa, maka tubuh
mensekresikan glukagon untuk menyeimbangkan kekurangan glukosa tersebut.
Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus
(kencing manis)
Insulin berperan mengubah glukosa menjadi menjadi glikogen agar dapat
menurunkan kadar gula darah, Jika seseorang tidak dapat memproduksi insulin,
maka glukosa dalam darah terus bertambah karena glukosanya tidak bisa
dirubah menjadi glikogen. Akibatnya urine yang dikeluarkannyapun
mengandung glukosa.
F. Organ reproduksi (Gonad)

Organ reproduksi yang meliputi ovarium, testis, dan placenta juga mensekresi hormon
yang digunakan untuk sistem reproduksi. Selain dari organ-organ tersebut, hormon
reproduksi juga dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Pada pria, kelenjar endokrin sistem
reproduksi utama ada pada testis. Hormon yang diproduksi oleh testis adalah
testosteron yang bersama-sama dengan LH dan FSH berfungsi untuk mengatur
sistesis sel sperma dan perkembangan organ reproduksi serta ciri kelamin sekunder
pada pria.
Sedangkan pada wanita, ovarium adalah kelenjar utama yang menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron serta relaxin. Estrogen dan progesteron berfungsi untuk
merangsang perkembangan uterus dan kelenjar mamae, struktur genital eksternal, ciri
kelamin sekunder, siklus menstruasi. Hormon estrogen lebih dominan untuk mengatur
tingkah laku seksual pada wanita. Relaxin berfungsi untuk meningkatkan elastisitas
Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 14
simfisis pubis. Testis dan ovarium sama-sama mensekresikan hormon inhibin yang
berfungsi untuk menghambat sekresi FSH.

2.4 Sistem Reproduksi


Sistem reproduksi pada pria :
1. Skrotum
Dari luar, skrotum terlihat seperti satu kantung yang dipisah menjadi 2 bagian lateral
oleh raphe. Di dalam, scrotal septum yang terdiri dari jaringan otot polos (disebut
otot dartos) dibagi menjadi dua, yang masing-masing berisi satu testis. Kedua testis
dihubungkan oleh otot cremaster. Dengan posisi letak dan kontraksi otot-ototnya,
skrotum berfungsi untuk mempertahankan suhu testis.
2. Testis
Testis disebut juga testikel, Testis dilindungi oleh suatu membran yang disebut
tunica vaginalis. Cairan yang ada di membran tersebut disebut hydrocele. Di dalam
tunica vaginalis terdapat semacam kapsul berwarna putih yang disebut tunica
albuginea yang memanjang ke dalam membentuk sekat yang membagi testis ke
beberapa bagian yang disebut lobus. Tiap-tiap lobus mengandung tubulus
seminiferus yang merupakan tempat spermatogenesis, yaitu pembentukan sperma.
Tubulus seminiferus mengandung dua macam sel, yaitu sel spermatogenik (sel
tempat mensistesis sperma) dan sel sertoli (membantu proses spermatogenesis). Sel
spermatogonia yang berkembang dari sel benih primordial akan aktif pada masa
pubertas/. Aktifnya spermatogonia ditandai dengan adanya spermatogenesis.
Spermatogonium (2n) mengalami mitosis dan terbentuk dua spermatosit primer (2n).
Kemudian terjadi meiosis I dimana masing-masing spermatosit primer menjadi
spermatosit sekunder (n). Setelah itu terjadi meiosis II dan terbentuk total 4
spermatid (n). Tahap terakhir dari spermatogenesis yaitu spermiogenesis dimana
masing-masing spermatid menjadi sel sperma.
3. Sperma
Sperma bertugas untuk membuahi ovum. Bagian utama sperma adalah bagian kepala
dan ekor. Kepala sperma mengandung nukleus, dengan selaput pada ujungnya yang
mengandung enzim hyaluronidase dan protease untuk penetrasi ke ovum. Bagian
ekor terbagi menjadi 4 bagian, yaitu bagian leher (mengandung sentriol), bagian
tengah (mengandung mitokondria), principal piece (bagian terpanjang dari ekor),
Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 15
dan bagian akhir (merupakan terminal). Sel sperma tidak bertahan lebih dari 8 jam di
luar tubuh.
Hormon yang terlibat dalam spermatogenesis adalah testosteron yang produksinya
dimulai oleh LH yang merangsang sel Leydig pada tubulus seminiferus untuk
mensekresikan testosteron, sedangkan FSH merangsang spermatogenesis.
4. Saluran reproduksi pada pria
Saluran Testis
Sel sertoli mengeluarkan cairan yang mendorong sperma untuk melewati lumen
tubulus seminiferus untuk kemudian ke sebuah saluran lurus yang sangat pendek,
dan kemudian sampai ke epididimis.
5. Epididimis
Saluran epididimis adalah sebuah saluran (duktus) yang panjangnya sekitar 6 m,
merupakan tempat pematangan dan penyimpanan sperma. Sperma dapat berada di
epididimis hingga berbulan-bulan. Bila tidak dikeluarkan, sperma akan reabsorpsi
oleh tubuh.
6. Vas deferens
Vas deferens terletak pada akhir epididimis, panjangnya sekitar 45 cm. Seperti
halnya epididimis, vas deferens dapat menyimpan sperma selama berbulan-bulan.
7. Saluran spermatik
Saluran spermatik merupakan salah satu struktur penunjang sistem reproduksi pada
pria yang terdiri dari vas deferens yang menanjak melalui skrotum, arteri testikuler,
vena, saraf otonom, pembuluh limfa, dan otot cremaster.
8. Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi mempunyai panjang sekitar 2cm dan dibentuk dari kesatuan duktus
dari seminal vesikel dan ampulla vas deferens. Berfungsi sebagai saluran sperma
untuk keluar.
9. Uretra
Uretra adalah saluran terminal dari sistem reproduksi dan sistem perkemihan.
Berfungsi sebagai saluran keluar baik urine maupun semen. Panjangnya sekitar 20
cm, melalui prostat, perineum, dan penis, Terbagi menjadi 3 bagian, yaitu uretra
prostatik, uretra membranosa, dan spongy urethra yang berakhir di external urethra
orifice.

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 16


10. Vesikula seminalis
Cairan yang mengandung fruktosa, prostaglandin dan gmpalan protein dikeluarkan
melalui vesikula seminalis. Cairan ini membantu menetralkan suasana asam yang
dapat menonaktifkan dan membunuh sperma. Fruktosa digunakan sperma untuk
membentuk ATP, prostaglandin berperan dalam viabilitas sperma. Gumpalan
protein berfungsi untuk membantu semen menggumpal setelah ejakulasi.
11. Kelenjar prostat
Prostat mensekresi cairan seperti susu yang agak asam (pH 6,5), mengandung
beberapa substansi; (1) Citrid acid yang digunakan oleh sperma untuk produksi
ATP melalu siklus Krebs, (2) beberapa enzim proteolitik, seperti PSA (prostate-
spesific antigen), pepsinogen, amilase, dan hyaluronidase, (3) acid phosphatase,
(4) seminalplasmin berperan dalam melawan bakteri
12. Kelenjar Bulbouretral
Disebut juga kelenjar Cowper, menghasilkan cairan yang berfungsi untuk
membersihkan uretra, menetralkan suasana asam dari urine pada uretra. Juga
mensekresikan lendir yang melumasi ujung penis agar sperma tidak rusak pada saat
ejakulasi.
13. Semen
Semen adalah campuran dari sperma dan cairan seminal (terdiri dari sekresi
tubulus seminiferus, vesikula seminalis, prostat, dan kelenjar bulbouretral).
Terdapat sperma 50-150 juta sperma per mL semen. Cairan seminal menyediakan
perlindungan, makanan dan media transpor bagi sperma dari suasana asam.
Kelainan dimana terdapat darah pada semen disebut hemospermia.
14. Penis
Penis berbentuk silinder, berfungsi sebagai saluran ejakulasi semen dan ekskresi
urine. Penis terdiri dari tiga jaringan silinder, yang masing-masing dikelilingi oleh
jaringan yang disebut tunica albuginea. Dua bagian dorsolateraldisebut corpora
cavernosa penis. Bagian midventral, corpus spongiosum penis, mengandung uretra
spons dan menyimpannya selama ejakulasi. Bagian luar terdiri dari erectile tissue
(jaringan erektil).

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 17


Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
Gangguan pada sistem reproduksi pria dapat berupa hipogonadisme,
kriptorkidisme, prostatitis, epididimitis, dan orkitis.

1. Hipogonadisme

Hipogonadisme merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh


gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan estrogen. Gangguan ini
menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon.

2. Kriptorkidisme

Kriptorkidisme merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk


turun dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi. Penangannya dapat
dilakukan dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk
merangsang testoteron.

3. Uretritis

Uretritis, peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering
buang air kecil. Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma
urealyticum, atau virus herpes.

4. Prostatitis

Prostatitis, merupakan peradangan prostat. Penyebabnya adalah


bakteri Escherichia coli ataupun bukan bakteri.

5. Epididimitis

Epididimitis, merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi


pria. Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia.

6. Orkitis

Orkitis, merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus


parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 18


7. Sifilis

Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda


sifilis, antara lain terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir;
pembengkakan getah bening pada bagian paha; bercak-bercak di seluruh tubuh;
tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh, khususnya tangan dan telapak
kaki.Tanda-tanda penyakit ini dapat hilang, namun bakteri penyebab penyakit tetap
masih di dalam tubuh, setelah beberapa tahun dapat menyerang otak sehingga bisa
mengakibatkan kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan
pengobatan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.

8. Gonore (kencing nanah)

Gonore (kencing nanah) disebabkan oleh bakteri. Gejala dari gonore, antara
lain keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin; rasa panas dan sering
kencing.

9. Herpes Genetalis

Herpes genetalis disebabkan oleh virus. Virus penyebab penyakit herpes


genetalis adalah Herpes simpleks. Gejala penyakit herpes genetalis, antara lain
timbulnya rasa gatal atau sakit pada daerah kelamin dan adanya luka yang terbuka
atau lepuhan berair.

10. Cangkroid

Cangkroid merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh


Hemophilus ducreyi, dimana terjadi luka terbuka (ulkus, borok) pada alat kelamin
yang sifatnya menetap dan terasa nyeri.

10. Limfogranuloma Venereum

Limfogranuloma venereum adalah suatu penyakit menular seksual yang


disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Penyakit ini terutama ditemukan di daerah
tropis dan subtropis.

Penyebab bakteri Chlamydia trachomatis, yang merupakan bakteri yang hanya


tumbuh di dalam sel. Chlamydia trachomatis penyebab limfogranuloma venereum

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 19


berbeda dengan Chlamydia trachomatis lainnya yang menyebabkan uretritis dan
servisitis.

11. Granuloma inguinale

Granuloma inguinale adalah suatu penyakit menular seksual yang disebabkan


oleh Calymatobacterium granulomatis, yang menyebabkan peradangan menahun
pada alat kelamin.Sering terjadi di daerah tropis dan subtropis.

Sistem Reproduksi Pada Wanita


1. Ovarium
Ovarium memproduksi gamet (oosit sekunder yang nantinya akan berkembang
menjadi ovum setelah pembuahan dan menghasilkan hormon estrogen, progesteron,
inhibin, dan relaxin. Ovarium ada 2, terletak di samping uterus. Beberapa macam
ligamen menjaga ovarium tetap pada posisinya. Ligamen lebar (broad ligament)
uterus yang merupakan bagian dari peritoneum parietal, menempel pada ovarium
melalui dua lapisan lipatan peritoneum yang disebut mesovarium. Ligamen ovarium
(ovarian ligament) menahan ovarium pada uterus, dan ligamen suspensor
(suspensory ligament) menempelkan ovarium pada dinding pelvis. Masing-masing
ovarium mengandung hilum, suatu titik keluar dan masuknya pembuluh darah dan
saraf sepanjang mesovarium.
Ovarium dibagi menjadi 4 bagian, yaitu
1. Epitelium germinal: sebuah lapisan epitel sederhana yang menutupi permukaan
ovarium
2. Tunika albuginea: berupa jaringan konektif yang tidak beraturan yang berbentuk
kapsul putih, terletak dalam epitelium germinal
3. Korteks ovarium: daerah dalam tunika albuginea yang terdiri dari folikel
ovarium, dikelilingi oleh jaringan konektif tidak beraturan yang mengandung
fiber kolagen dan sel yang menyerupai fibroblas (stromal cell)
4. Medulla ovarium terletak jauh di dalam korteks ovarium. Batas antara keduanya
tidak jelas, namun medulla terdiri dari jaringan konektif yang lebih longgar dan
mengandung pembuluh darah, pembuluh limfatik, dan saraf.

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 20


5. Folikel ovarium: terletak pada korteks dan terdiri dari oosit dan sel-sel yang
mengelilinginya. Ketika sel-sel tersebut membentuk sebuah lapisan, maka
disebut sel folikel. Ketika membentuk beberapa lapisan, disebut sel granulosa.
6. Folikel matang (graafian): folikel besar dan penuh terisi cairan yang merobek
dan melepaskan oosit sekunder, proses ini disebut ovulasi.
7. Corpus luteum (badan kuning): mengandung sisa folikel de graaf setelah
ovulasi. Corpus luteum memproduksi progesteron, estrogen, relaxin, dan
inhibin, sampai berdegenerasi menjadi corpus albicans.

2. Oogenesis
Proses pembentukan gamet pada wanita disebut oogenesis. Bedanya dengan pria
yang spermatogenesis mulai terjadi ketika pubertas, oogenesis sudah dimulai sejak
belum lahir. Sel benih yang ada pada janin mengalami diferensiasi menjadi
oogonia (bentuk plural dari oogonium). Pada masa fetal, sebagian besar sel benih
mengalami degenerasi pada proses yang disebut atresia. Hanya sedikit yang
berkembang menjadi oosit primer (2n). Oosit primer masuk tahap profase pada
meiosis I, kemudian berhenti sampai masa pubertas tiba. Selama tidak ada
perkembangan, oosit primer dilapisi oleh sel folikel yang disebut folikel
primordial. Ketika lahir, ada sekitar 200.000-2.000.000 oosit primer yang ada di
ovarium, kemudian sekitar 40.000 masih ada ketika pubertas, dan hanya sekitar
400 yang akan matang dan mengalami ovulasi. Sisanya mengalami atresia.
Sejak pubertas sampai menopause, LH dan FSH akan menstimulasi folikel
primordial untuk berkembang menjadi folikel primer. Folikel primer ini terdiri dari
oosit primer yang dikelilingi oleh sel granulosa. Folikel primer berkembang dan
terbentuk lapisan glikoprotein yang disebut zona pellucida yang terletak antara
oosit primer dan sel granulosa.
Perkembangan selanjutnya, folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder
yang kemudian akan berkembang menjadi folikel de graaf. Pada tahap ini tahap
meiosis I telah selesai, menghasilkan dua sel haploid, yaitu oosit sekunder (n) dan
badan polar I. Setelah oosit sekunder terbentuk, maka dimulailah meiosis II, namun
terhenti pada metafase. Folikel de graaf melepaskan oosit sekunder, disebut
ovulasi. Oosit sekunder menuju tuba fallopi untuk dibuahi. Bila tidak terjadi
pembuahan, maka oosit sekunder akan mengalami degenerasi.
Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 21
Bila terjadi pembuahan, oosit sekunder meneruskan meiosis II menghasilkan ovum
dan badan polar II. Inti ovum dan inti sperma kemudian menyatu membentuk zigot
(2n). Bila badan polar I mengalami pembelahan, maka yang dihasilkan dari
oogenesis tiap oogonium adalah 1 ovum dan 3 badan polar.
3. Tuba fallopi
Tuba fallopi berfungsi sebagai tempat pembuahan. Tuba fallopi terdiri dari 3
lapisan, yaitu mucosa yang terdiri dari epitelium dan lamina propria, muscularis
yang terdiri dari otot polos, dan serosa yang merupakan membran terluar.
4. Uterus
Uterus merupakan tempat implantasi ovum yang telah dibuahi, dan tempat
berkembangnya janin selama masa kehamilan. Dalam siklus reproduksi, bila tidak
terjadi implantasi, akan terjadi menstruasi.
Uterus terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
1. perimetrium: merupakan lapisan terluar, bagian dari peritoneum visceral,
terdiri dari epitel squamosum dan connective tissue.
2. myometrium: lapisan tengah, terdiri dari tiga lapisan fiber otot polos, selama
proses kelahiran berkontraksi sebagai respon terhadap hormon oksitosin untuk
membantu mendorong janin dari uterus.
3. endometrium: lapisan terdalam, dibagi menjadi dua bagian; stratum
functionalis dan stratum basalis,
5. Vagina
Vagina berfungsi sebagai jalan masuk penis, jalan keluar selama menstruasi, dan
jalan keluar bagi fetus. Mucosa vagina merupakan kelanjutan dari mucosa uterus.
Muskularis terdiri dari otot polos yang dapat meregang untuk menyesuaikan
dengan penis ketika coitus dan bayi ketika melahirkan. Adventitia menghubungkan
ke uretra dan kandung kemih di bagian anterior dan rectum serta anus di bagian
posterior. Dalam vagina terdapat selaput tipis yang disebut hymen.
6. Vulva
Vulva atau pudendum adalah organ genital luar wanita. Organ-organ ini mencakup
mons pubis yang merupakan bagian anterior dari vagina dan uretra, labia mayora
yang merupakan dua lipatan kulit yang homologis dengan skrotum pada pria, labia
minora yang kurang lebih sama dengan labia mayora namun lebih kecil dan tidak

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 22


terdapat rambut pubis, klitoris yang terletak di bagian anterior labia minora,
vestibuli yang homolog terhadap uretra membranosa pada pria.
7. Perineum
Perineum berbentuk belah ketupat, mencakup organ genital eksternal dan anus.
8. Kelenjar mamae
Kelenjar mamae terletak di payudara wanita, terdiri dari 15-20 lobus yang dibagi
lagi menjadi lobulus, dimana terdapat kelenjar yang berbentuk seperti anggur
(disebut alveoli) yang mensekresikan air susu. Sel myoepitelial yang mengelilingi
alveoli membantu mendorong air susu menuju puting. Ketika diproduksi, air susu
tersebut dari alveoli menuju ke tubulus sekunder dan kemudian ke duktus
mammae. Fungsi kelenjar mammae adalah ntuk mensintesis dan mensekresi air
susu, yang disebut lactation, berhubungan dengan kehamilan dan kelahiran.
Laktasi distimulasi oleh hormon prolaktin bersama dengan progesteron dan
estrogen. Pengeluaran air susu distimulasi oleh oksitosin.

Hormon reproduksi yang dihasilkan oleh sistem endokrin :


Testosteron
Testosteron bertanggung jawab terhadap perkembangan karakteristik
tubuh pria, meliputi pembentukan penis dan skrotum, kemudian menyebabkan
pembentukan kelenjar prostat,vesikula seminalis, dan duktus genetalia pria.
Testosteron menyebabkan sifat kelamin sekunderberkembang, di mulai saat
pubertas dan berakhirpada maturitas.
Selain itu, testosteron juga berperan dalam:
Pengaruh suara
Peningkatan protein dan perkembangan otot
Meningkatkan matriks tulang dan menimbulkanretensi kalsium
Estrogen

Menimbulkan proliferasi sel dan pertumbuhan jaringan organ-organ kelamin


dan jaringan lain yangberkaitan dengan reproduksi.

Berperan dalam :

Penyebaran rambut (pubis dan aksila)

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 23


Perkembangan jaringan stroma payudara,pertumbuhan sistem duktus yang
luas, dan depositlemak pada payudara

Progesteron

Progesteron meningkatkan perkembangan dari lobulusdan alveoli payudara,


mengakibatkan sel-sel alveolarberproliferasi, membesar dan menjadi
bersifatsekretorik.

Oksitosin

Merangsang kontraksi awal dari otot uterus.

Relaksin

Merangsang relaksasi ligamen pelvis pada proseskelahiran.

Prolaktin

Merangsang pembentukan air susu.

Gangguan Reproduksi Wanita

1. Menstruasi
Menstruasi adalah pendarahan normal yang terjadi pada wanita setiap bulannya.
Kebanyakan periode menstruasi pada wanita terjadi sekitar 4 sampai 6 hari. Masalah
umum dari menstruasi biasanya adalah telat nya periode menstruasi dan terjadinya
dismenore.

2. Penyakit radang panggul


Rongga perut perempuan memiliki jalur langsung dari luar melalui saluran reproduksi
wanita. Bakteri dapat masuk melewati vagina dan rahim dan melintasi tabung rahim
yang membuka ke dalam rongga perut. Radang panggul sering sekali menyebabkan rasa
sakit perut saat sedang bereaksi.

3. Endometriosis dan Adenomiosis


Endometriosis dan adenomiosis adalah dua penyakit sistem reproduksi wanita
yang disebabkan oleh pertumbuhan endometrium secara tidak normal.

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 24


4. Vulvovaginitis
Vulvovaginitis adalah istilah yang diberikan pada infeksi jaringan vulva atau vagina.
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai alasan seperti kebersihan yang buruk, penyakit
menular seksual, virus, ragi dan bakteri.

5. Kanker ovarium
Kanker ini dimulai dalam ovarium dan dapat menyebarkan dalam pelvis dan
perut. Beberapa tanda-tanda kanker ovarium seperti sembelit, buang air kecil secara
teratur, nyeri di daerah panggul, kehilangan berat badan dan perut kembung.
Kemungkinan terjadi lebih tinggi pada orang yang memiliki riwayat
keluargasindrom Lynch, payudara.

6. Disfungsi Seksual Wanita


Disfungsi seksual wanita, adalah salah satu penyakit sistem reproduksi khas wanita,
penyakit ini terjadi ketika seseorang gagal untuk dirangsang selama hubungan seksual.
Gejala lain yang menyertainya mungkin termasuk hasrat seksual berkurang, kesulitan
dalam gairah, anorgasmia dan nyeri selama hubungan seksual.

7. Infertilitas wanita
Kesulitan untuk mendapatkan kehamilan, yang disebabkan oleh kurangnya ovulasi.

8. Sindrom Ovarium Polikistik


Sindrom ini terjadi ketika ovarium memproduksi terlalu banyak hormon, yaitu
androgen.Peningkatan kadarhormon ini dapat menghambat
proses ovulasi dan menyebabkan kista pada ovarium. Hal ini juga
dapatmenyebabkan infertilitas dengan mempengaruhi pelepasan telur ovarium
pada siklus menstruasi.

9. Menopause
Monopause adalah situasi di mana wanita tidak bisa lagi hamil secara alami karena
tidak ada lagi periode menstruasi. Penyakit ini biasa di alami jika seorang wanita sudah
berusia 50 tahun lebih dan tidak ada lagi telur di dalam ovarium nya serta menurun nya
jumlah hormon esterogen. Jika seorang wanita sudah memiliki penyakit monopause
Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 25
maka wanita tersebut akan mengalami disfungsi seksual, dan ini terjadi karena sudah
berkurangnya jumlah hormon.

10. Myoma
Ini adalah tumor jinak yang tumbuh pada leher rahim dan korpus uterus. Myoma ini
merupakan tumor yang paling umum yang sering terjadi pada
wanita. Uterus Leiomioma biasanya terjadi pada wanita di atas usia 35
tahun. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi tingkat yang berlebihan dari estrogen
dan hormon pertumbuhan manusia mungkin memengaruhi pembentukan tumor dan
lebih rentan untuk merangsang elemen fibromuskular. Penyakit myoma ini biasanya
akan hilang pada wanita yang sudah mengalami monopause.

11. Menorrhagia
Menorrhagia adalah pendarahan berat yang membutuhkan pembalut atau tampon yang
lebih banyak dan sering daripada periode menstruasi pada umumnya. Kadang-
kadang perdarahan mungkin begitu berat sehingga tidak dapat dikendalikan oleh
pembalut atau tampon. Menorrhagia mungkin berhubungan dengan nyeri menyeret di
perut bagian bawah. Menstruasi juga mungkin tidak teratur, sekitar 1 dari 20 wanita
memiliki menorrhagia teratur. Hal ini lebih sering terjadi pada wanita menjelang
menopause.

12. Kanker rahim


Kanker rahim adalah sebuah tumor kanker yang tumbuh di dinding rahim dan ini
biasanya terjadi pada wanita yang sudah berusia 55 sampai 65 tahun.

13. Bartholinitis
Yaitu penyakit yang terjadi karena infeksi pada kelenjar bartholintis yang terletak di
sekitar vulva. memasuki kelenjar sebagai akibat dari kebersihan yang buruk.

14. Peradangan vagina


Peradangan vagina atau yang sering di kenal dengan sariawan pada vagina terjadi
karena disebabkan oleh infeksi jamur candida yang dapat terjadi secara alami di dalam
vagina, tumbuh lebih cepat dari biasanya. sariawan vagina tidak serius, tetapi dapat

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 26


menyebabkan gatal-gatal pada vulva dan vagina.

15. Keputihan
Keputihana adalah cairan yang keluar dari vagina pada wanita. Dan keputihan itu
sendiri terbagi menjadi dua, yaitu keputihan fisiologis dan keputihan patalogis.

2.5 Keterkaitan sistem endokrin dan reproduksi

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem endokrin dan sistem
reproduksi mempunyai kaitan yang sangat erat. Sistem endokrin mengontrol sistem-
sistem yang lain, dan salah satunya adalah sistem reproduksi. Hormon-hormon yang
terdapat pada sistem endokrin berpengaruh pada organ reproduksi, dan berbeda antara
wanita dan pria.

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 27


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata
maupun invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dari sistem saraf secara bersama
lebih dikenal sebagai super sistem neuroendokrin yang bekerja sama secara kooperatif
untuk menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh hewan. Pada
umumnya, sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi fisiologi
tubuh, antara lain aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik,
dan regulasi ionik.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar
ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja
melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan
oleh ujung-ujung saraf.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem endokrin dan sistem
reproduksi mempunyai kaitan yang sangat erat. Sistem endokrin mengontrol sistem-
sistem yang lain, dan salah satunya adalah sistem reproduksi. Hormon-hormon yang
terdapat pada sistem endokrin berpengaruh pada organ reproduksi, dan berbeda antara
wanita dan pria.

3.2 Saran
Tidak ada kata sempurna yang pantas untuk segala hal di dunia, begitu juga dengan
makalah yang telah kami susun, oleh karena itu bagi pihak terkait kami
mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 28


DAFTAR PUSTAKA

Seeley, R.R., Stephens, T.D., Tate P.(2003). Anatomy and Physiologi, 12th Ed.New Jersey:
McGraw-Hill.

Tortora, G.J., Derrickson, B.(2009). Principles of Anatomy and Physiologi, 6th Ed.New
Jersey: Wiley.Anatomy and Physiolog, 12th Ed. New Jersey: McGraw-Hill. 2003. 1105.
Principles of Anatomy and Physiologi, 6th Ed. New Jersey: Wiley. 2009. 1174.

J. H. Green. 2002. Fisiologi Kedokteran. Tangerang : Binarupa Aksara

Price & Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Kedokteran : dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC

Sistem Endokrin dan Reproduksi Page 29

Anda mungkin juga menyukai