Anda di halaman 1dari 12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian

Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, keuangan daerah

adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya

segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban

daerah tersebut. Sedangkan menurut Mamesah dalam Abdul Halim

(2007:23), keuangan daerah dapat diartikan sebagai semua hak dan

kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu

baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah

sepanjang belum dimiliki oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta

pihak-pihak lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Keuangan

daerah ini dikelola melalui manajemen keuangan daerah, dimana tata usaha

daerah yang merupakan alat untuk melaksanakan manajemen keuangan

daerah tersebut

Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, Satuan Kerja

Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat

daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna

barang, Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan

penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD

yang dipimpinnya, Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD

adalah dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan

kegiatan sebagai dasar penerbitan Surat Permintaan Pembayaran, Surat

7
8

Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen

yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan

kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran,

SPP Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-UP adalah dokumen

yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan uang muka

kerja yang bersifat pengisian kembali (revolving) dan tidak dapat dilakukan

dengan pembayaran langsung. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya

disingkat SPM adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna

anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban

pengeluaran DPA-SKPD. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang

selanjutnya disingkat SPM-UP adalah dokumen yang diterbitkan oleh

pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas

beban beban pengeluaran DPA-SKPD yang dipergunakan sebagai uang

persediaan untuk mendanai kegiatan, Surat Perintah Pencairan Dana yang

selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar

pencairan dana yang diterbitkan Bendahara Umum Daerah berdasarkan

SPM. Bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk

menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan

mempertanggungjawabkan untuk keperluan belanja daerah dalam rangka

pelaksanaan APBD pada SKPD.

Dalam rangka memenuhi aspirasi daerah dan permasalahan teknis

dalam pengelolaan keuangan daerah perlu dilakukan penyempurnaan

terhadap Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah maka diterbitkanlah Permendagri Nomor 59 Tahun 2007


9

tentang perubahan atas Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Kemudian untuk tertibnya

administrasi dan akuntabiitas pelaksanaan dan pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD disusun tata cara penatausahaan dan penyusunan

laporan pertanggungjawaban bagi bendahara serta penyampaiannya dengan

diterbitkan Permendagri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara

Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungungjawaban

Bendahara Serta Penyampainnya

Dalam pengelolaan keuangan daerah, penatausahaan dan laporan

pertanggungjawaban adalah kegiatan yang penting untuk dikelola dengan

tepat demi terwujudnya akuntabilitas dan transparansi. Penatausahaan

keuangan daerah terdiri atas penatausahaan penerimaan pendapatan yang

dilakukan bendahara penerimaan dan penatausahaan pengeluaran/belanja

yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran.

2.2. Tugas dan Wewenang Bendahara Pengeluaran

Bendahara pengeluaran SKPD bertugas menerima, menyimpan,

membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan untuk

keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.

Untuk melaksanakan tugas tersebut bendahara pengeluaran SKPD

berwenang dalam beberapa hal yaitu :

a. Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP UP / GU / TU

dan SPP LS.

b. Menerima dan menyimpan uang persediaan.

c. Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya.


10

d. Menolak perintah bayar dari Pengguna Angaran / Kuasa Pengguna

Anggaran yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan.

e. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP LS yang diberikan oleh

PPTK.

f. Mengembalikan dokumen pendukung SPP LS yang diberikan oleh

PPTK apabila dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak

lengkap.

2.3 Tata Cara Penatausahaan Bendahara Pengeluaran Uang Persediaan

Tata cara penatausahaan bendahara pengeluaran untuk uang

persediaan menurut Permendagri 55 Tahun 2008 dapat diuraikan sebagai

berikut :

2.3.1. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Bendahara pengeluaran mengajukan SPP dalam rangka

melaksanakan belanja. Dalam hal ini bendahara pengeluaran

menyusun dokumen SPP berupa : Uang Persedian (UP), Ganti Uang

Persediaan (GU), Tambah Uang Persediaan (TU) dan Langsung (LS)

yang terbagi atas LS pembayaran gaji dan tunjangan serta LS untuk

pengadaan barang dan jasa, disamping membuat SPP bendahara

pengeluaran juga membuat register untuk SPP yang diajukan Surat

Perintah Membayar (SPM) dan Surat SP2D yang sudah diterima

oleh bendahara.

Bendahara pengeluaran mangajukan SPP UP setiap awal

tahun anggaran setelah dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) Kepala

Daerah tentang besaran UP. SPP UP digunakan untuk mengisi uang


11

persediaan masing-masing SKPD. Pengajuan UP hanya dilakukan

sekali dalam setahun tanpa pembebanan pada kode rekening tertentu.

Bendahara pengeluaran mempersiapkan dokumen-dokumen yang

diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP UP, selain dari

dokumen SPP UP itu sendiri. Lampiran tersebut antara lain : Salinan

SPD, draft surat pernyataan pengguna anggaran dan lampiran lain

yang diperlukan.

Bendahara pengeluaran SKPD dapat melimpahkan sebagian

uang persediaan yang dikelolanya kepada bendahara pengeluaran

pembantu SKPD untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan.

Pelimpahan tersebut dilakukan berdasarkan persetujuan pengguna

anggaran.

2.3.2. Pembukuan Belanja

Dalam mengelola pembukuan belanja yang digunakan oleh

bendahara pengeluaran, berupa Buku Kas Umum (BKU) dan Buku

Pembantu BKU sesuai dengan kebutuhan seperti:

a. Buku Pembantu Kas Tunai

b. Buku Pembantu Simpanan/Bank

c. Buku Pembantu Panjar

d. Buku Pembantu Pajak

e. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja

Namun dalam pelaksanaannya, tidak semua dokumen

pembukuan digunakan secara bersamaan untuk membukukan satu

transaksi keuangan yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran.


12

Untuk validasi kelengkapan pembukuan tersebut, diperlukan

beberapa dokumen, antara lain : SP2D UP/(GU/ TU/ LS, bukti

transaksi yang sah dan lengkap, serta dokumen-dokumen pendukung

lainnya sebagaimana yang diatur dalam peraturan yang berlaku.

2.3.3. Pembukuan Penerimaan SP2D-UP

Pembukuan penerimaan SP2D-UP/GU/TU merupakan proses

pencatatan transaksi penerimaan SP2D UP/GU ke dalam BKU dan

buku pembantu yang terkait. Setelah BUD menerbitkan SP2D-UP,

bendahara pengeluaran melakukan proses pengisian sebesar jumlah

yang tercantum di SP2D-UP sebagai "penerimaan SP2D" pada

kolom penerimaan, baik dalam BKU maupun Buku Pembantu

Simpanan/Bank.

Bendahara pengeluaran dapat mencairkan UP yang terdapat

di bank ke kas tunai dengan menyiapkan bukti pergeseran dana

tersebut, seperti slip penarikan atau bukti lainnya. Kemudian

bendahara pengeluaran melakukan proses pengisian sebesar jumlah

yang dicairkan sebagai "pergeseran uang" pada BKU kolom

pengeluaran dan kolom penerimaan dengan jumlah yang sama.

Selanjutnya Bendahara pengeluaran mencatat di BKU dan Buku

Pembantu Kas Tunai pada kolom penerimaan.

Bendahara pengeluaran melakukan pelimpahan uang

persediaan ke bendahara pengeluaran pembantu, setelah mendapat

persetujuan dari Pengguna Anggaran. Adapun proses dari

pelimpahan uang persediaan tersebut dilakukan melalui transfer dana


13

ke rekening bank bendahara pengeluaran pembantu. Setelah dana

ditransfer dan memperoleh bukti transfer, bendahara pengeluaran

segera mencatat sebesar jumlah yang dilimpahkan sebagai

"pelimpahan UP" di BKU dan Buku Pembantu Simpanan/Bank

masing-masing pada kolom pengeluaran. Sedangkan bendahara

pengeluaran pembantu akan menerima nota kredit sebagai bukti dari

penerimaan transfer dana dari bendahara pengeluaran. Berdasarkan

bukti nota kredit tersebut, maka bendahara pengeluaran pembantu

melakukan pengisian sebesar jumlah yang dilimpahkan sebagai

"pelimpahan UP" pada BKU dan Buku Pembantu Simpanan/Bank

pada kolom penerimaan. Untuk keperluan pengendalian, bendahara

pengeluaran dapat membuat buku pembantu yang dioperasikan

secara khusus untuk memantau jumlah uang persediaan pada

bendahara pembantu

2.3.4. Pembukuan Belanja Uang Persediaan

Dalam proses belanja menggunakan uang persediaan,

terdapat 2 (dua) cara bagi bendahara pengeluaran dalam melakukan

pembayaran. Pertama, bendahara pengeluaran melakukan

pembayaran tanpa melalui panjar. Kedua, bendahara pengeluaran

melakukan pembayaran melalui panjar terlebih dahulu kepada

PPTK.

a. Pembukuan Pembayaran Belanja Tanpa Melalui Uang Panjar

Proses pembukuan dimulai ketika bendahara pengeluaran

membayarkan sejumlah uang atas belanja yang telah dilakukan.


14

Pembayaran dapat saja menggunakan uang yang ada di kas tunai

maupun uang yang ada di rekening bank bendahara pengeluaran.

Berdasarkan bukti-bukti belanja yang disiapkan oleh PPTK,

bendahara pengeluaran melakukan pembayaran. Atas

pembayaran tersebut, maka bendahara pengeluaran melakukan

pembukuan sebesar nilai belanja bruto sebagai “belanja” pada

BKU dan Buku Pembantu Kas Tunai di kolom pengeluaran.

Selain itu bendahara pengeluaran juga melakukan pengisian

dalam Buku Pembantu Rincian Obyek di kolom UP/GU sesuai

nomor urutan dalam BKU.Jika pembayaran dilakukan melalui

transfer dari bank, maka bendahara pengeluaran melakukan

pembukuan sebesar nilai belanja bruto sebagai “belanja” di

BKU dan Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom

pengeluaran.Selain itu bendahara pengeluaran juga melakukan

pengisian dalam Buku Pembantu Rincian Obyek di kolom

UP/GU sesuai nomor urutan dalam BKU.

Sedangkan apabila bendahara pengeluaran melakukan pungutan

pajak atas transaksi belanja di atas, bendahara pengeluaran wajib

melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong

sebagai “pemotongan PPh / PPN” di BKU dan Buku Pembantu

Pajak masing-masing pada kolom penerimaan. Uang hasil

pemotongan pajak yang berada dalam kas bendahara

pengeluaran, suatu saat akan menyetorkan uang tersebut sebesar

jumlah pajak yang disetorkan sebagai “setoran PPh/PPN” pada


15

BKU dan Buku Pembantu Pajak masing-masing pada kolom

pengeluaran.

b. Pembukuan Belanja Melalui Uang Panjar

Pembukuan atas uang panjar merupakan proses

pencatatan pemberian uang panjar kepada PPTK termasuk

didalamnya pencatatan atas pertanggungjawaban yang diberikan

oleh PPTK untuk uang panjar yang diterimanya. Proses

pembukuan dimulai ketika bendahara pengeluaran memberikan

uang panjar kepada PPTK untuk melaksanakan kegiatan yang

menjadi tanggung jawabnya. Berdasarkan Nota Pencairan Dana

(NPD), memo persetujuan Pengguna Anggaran (PA) / Kuasa

Pengguna Anggaran (KPA), serta bukti pengeluaran uang atau

bukti lainnya yang sah, bendahara pengeluaran mencatat

pemberian uang panjar sebesar uang yang diberikan di BKU,

Buku Pembantu Kas Tunai, dan Buku Pembantu Panjar masing-

masing pada kolom pengeluaran.

Namun apabila pemberian panjar dilakukan dengan

transfer dari rekening bank, bendahara pengeluaran mencatat

pemberian uang panjar sebesar uang yang diberikan di BKU,

Buku Pembantu Simpanan/Bank, dan Buku Pembantu Panjar

pada kolom pengeluaran.

Setelah melakukan pembelanjaan terhadap uang panjar

untuk kelancaran kegiatannya, PPTK diwajibkan untuk

melakukan pertanggungjawaban kepada bendahara pengeluaran


16

sebesar uang panjar yang digunakan. Sedangkan Bendahara

pengeluaran akan menerima bukti belanja atau bukti

pengeluaran uang atau bukti lainnya yang sah dari PPTK.

Apabila bukti-bukti tersebut telah diterima, maka bendahara

pengeluaran mencatat pengembalian panjar di BKU dan Buku

Pembantu Panjar pada kolom penerimaan sebesar uang panjar

yang pernah diberikan sebelumnya. Selanjutnya bendahara

pengeluaran mencatat belanja yang sebenarnya terjadi pada

BKU di kolom pengeluaran dan Buku Pembantu Rincian Obyek

Belanja.

Apabila uang panjar yang diberikan lebih besar dari belanja

yang dilakukan, PPTK harus mengembalikan kelebihan tersebut

kepada bendahara pengeluaran. Kemudian bendahara

pengeluaran mencatat kelebihan itu ke dalam Buku Pembantu

Kas Tunai atau Buku Simpanan/Bank pada kolom penerimaan

sebesar jumlah yang dikembalikan. Sebaliknya jika uang panjar

yang diberikan lebih kecil dari belanja yang dilakukan PPTK,

bendahara pengeluaran harus membayar kekurangannya kepada

PPTK. Atas pembayaran itu bendahara pengeluaran mencatat di

Buku Pembantu Kas Tunai atau atau Buku Simpanan/Bank pada

kolom pengeluaran sebesar jumlah yang dibayarkan.

2.4 Pertanggungjawaban Penggunaan Uang Persediaan

Bendahara pengeluaran melakukan pertanggungjawaban penggunaan

uang persediaan kepada pengguna anggaran dan setiap akan mengajukan


17

permintaan pergantian uang persediaan (GU). Dalam melakukan

pertanggungjawaban tersebut dokumen yang disampaikan adalah laporan

pertanggungjawaban uang persediaan dan bukti-bukti belanja yang sah

sebagai lampiran. Langkah-langkah dalam membuat pertanggungjawaban

uang persediaan adalah sebagai berikut :

a. Bendahara pengeluaran mengumpulkan bukti-bukti yang sah atas

belanja yang menggunakan uang persediaan, termasuk bukti-bukti yang

dikumpulkan oleh bendahara pengeluaran pembantu, jika ada sebagian

uang persediaan yang sebelumnya dilimpahkan kepada bendahara

pengeluaran pembantu.

b. Berdasarkan bukti-bukti yang sah tersebut bendahara pengeluaran

merekapitulasi belanja kedalam laporan pertanggungjawaban uang

persediaan sesuai dengan program dan kegiatannya masing-masing.

c. Setelah laporan pertanggungjawaban uang persediaan tersusun dengan

baik, maka dilakukan laporan pertanggungjawaban dihadapan pengguna

anggaran dan hasilnya akan dijadikan lampiran dalam mengajukan

permintaan pergantian uang persediaan (GU)

2.5 Pertanggungjawaban Administratif dan Fungsional

Pertanggungjawaban Administratif dibuat oleh bendahara

pengeluaran dan disampaikan kepada Pengguna Anggaran paling lambat

tanggal 10 bulan berikutnya sedangkan Pertanggungjawaban Fungsional

dibuat oleh bendahara pengeluaran dan disampaikan kepada PPKD selaku

BUD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban

berupa Surat Pertanggungjawaban (SPJ) yang menggambarkan jumlah


18

anggaran, realisasi dan sisa pagu anggaran baik secara kumulatif ataupun

per kegiatan. Pertanggungjawaban Administratif dilampiri dengan BKU,

Laporan Penutupan Kas.

Pertanggungjawaban Administratif dan Funsional pada bulan

terakhir tahun anggaran disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan

tersebut. Pertanggungjawaban tersebut harus dilampiri bukti setoran sisa

uang persediaan.

Langkah-langkah dalam membuat dan menyampaikan SPJ

bendahara pengeluaran adalah sebagai berikut :

a. Bendahara pengeluaran menyiapkan laporan penutupan kas.

b. Bendahara pengeluaran melakukan rekapitulasi jumlah-jumlah belanja

dan item terkait lainnya berdasarkan BKU dan Buku Pembantu lainnya.

c. Bendahara pengeluaran menggabungkan hasil rekapitulasi tersebut.

d. Bendahara pengeluaran membuat SPJ atas pengelolaan uang yang

menjadi tanggungjawabnya.

e. Dokumen SPJ beserta BKU, Laporan Penutupan Kas kemudian

diberikan kepada PPK SKPD untuk diverifikasi.

f. Pengguna Angaran menandatangani SPJ sebagai bentuk pengesahan

setelah mendapat verifikasi dari PPK SKPD

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB V
    BAB V
    Dokumen3 halaman
    BAB V
    Djaka Tulalit
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen9 halaman
    Bab Iv
    Djaka Tulalit
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen15 halaman
    Bab Iii
    Djaka Tulalit
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Djaka Tulalit
    Belum ada peringkat