A. Pendahuluan
banyak variasi. Pada suatu kondisi tertentu, tanah mungkin saja homogen pada
suatu areal dengan jarak tertentu, baik secara horisontal maupun vertikal, akan
tetapi mungkin juga berbeda dalam jarak 1m, baik secara vertikal maupun
horisontal.
permukaan dan bawah permukaan, yang diperlukan untuk suatu design teknis dan
B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan pengeboran, antara lain yakni
sebagai berikut :
kekuatannya (N-SPT),
5. dll.
1
C. Lingkup Pekerjaan
3. pengujian SPT,
6. dll.
D. Prosedur Pelaksanaan
Pemboran yang cukup harus dilakukan sehingga perkiraan kondisi tanah bawah
2
Sedangkan kedalaman dan jarak antara titik bor, tergantung pada hal-hal sebagai
berikut:
b. Informasi yang diperlukan (sifat fisis tanah, kekuatan, aliran air dan
sebagainya).
dilakukan.
Bor putar (bor mesin) dapat dilakukan pada semua jenis tanah. alat ini
dapat digunakan pada lapisan tanah keras atau batu, sampai kedalaman > 60m.
3
d. Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak
Khusus dalam pemboran inti untuk batuan, dapat digunakan mata bor
khusus yang yang diletakkan dalam tabung. Kecepatan mata bor diputar dengan
kecepatan tinggi (400 sampai 1000 rpm), sehingga dapat memotong batu dengan
cara abrasi.
3. Pengujian SPT
terganggu pada tanah granuler. Hal ini dilakukan jika kedalaman pengeboran telah
mencapai tanah yang akan diuji, mata bor dilepas dan diganti dengan tabung belah
standar (Standard split barrel sampler). Untuk tanah berbatu tabung belah standar
yang terbuka, digunakan berbentuk tertutup dan meruncing 30o pada ujungnya.
Berat alat pemukul yang digunakan yakni 63,5 kg (140 pon), dengan tinggi jatuh
76,2 cm (32). Adapun alat tabung belah standar yang digunakan disajikan pada
Gambar 1.
4
Gambar 1 Tabung belah standar dan uji SPT
mengacu pada ASTM D1586. Adapun prosedur uji SPT, dijelaskan sebagai
berikut :
a. Uji SPT dilakukan setiap penetrasi bor 1,5 2 m, atau paling sedikit tiap-
c. Kemudian pada tanah kedua sedalam 30,48 cm (12), dimana pada tahap
d. Uji SPT dapat dihentikan jika jumlah pukulan melebihi 50 kali sebelum
e. Jika uji SPT dilakukan di bawah muka air tanah, maka harus dilakukan
dengan hati-hati, karena air tanah yang masuk kedalam tabung cenderung
5
melonggarkan pasir akibat tekanan rembesan ke atas. Sehingga perlu
fisis dan indeks untuk kebutuhan klasifikasi, korelasi kekuatan, atau untuk
6
Dalam pengambilan sampel, penanganan sampel diperlukan dengan tujuan
berikut :
rapat/diselotip),
bagian yang terbuka ditutup dengan wax (sampel tabung atas &
jatuh/dilempar.
d. Penyimpanan.
lembab/basah,
7
dingin,
ruang tertutup,
e. Sampel batuan.
didapat,
Laporan hasil pengeboran tanah harus dibuat jelas dan tepat, dimana
b. Elevasi permukaan titik bor, lapisan tanah dan muka air tanah.
d. Deskripsi tanah.
8
e. Posisi dan kedalaman pengambilan contoh. Selain itu, disebutkan kondisi
pengeboran.
9
USTEK UJI PENETRASI KERUCUT STATIS (SONDIR)
A. Pendahuluan
Indonesia yakni uji penetrasi kerucut statis (sondir), dimana metode ini
merupakan suatu metode eksplorasi lapangan dimana tidak ada contoh tanah yang
tidak diambil.
lekat tanah setiap kedalaman yang diselidiki, alat ini hanya dapat digunakan pada
tanah berbutir halus, tidak boleh digunakan pada daerah aluvium yang
mengandung komponen berangkal dan kerakal serta batu gamping yang berongga,
karena hasilnya akan memberikan indikasi lapisan tanah keras yang salah.
B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengujian kerucut statis (sondir) yakni
untuk mendapatkan tahanan kerucut statis atau tahanan konus (qc), yang berguna
antara lain untuk mengestimasi kapasitas dukung tanah dan penurunan pada
10
C. Alat yang digunakan
Pada umunya terdapat dua macam alat sondir yang sering digunakan
Ujung alat ini terdiri dari kerucut baja yang mempunyai sudut 60o dan
berdiameter 35,7mm atau mempunyai luas tampang 10 cm2. Bentuk alat ini
D. Prosedur Pelaksanaan
sebagai berikut:
kebawah.
20cm.
11
6. Nilai qc adalah besarnya tahanan kerucut dibagi dengan luas
sebagai berikut:
2. Posisi II, ujung kerucut ditekan melalui batang penekan kerucut. Tahap ini
3. Posisi III, pipa luar pengukur lekatan digerakkan menekan kerucut bawah,
mengukur tahanan kerucut dan tahanan gesek pipa luar (qc + fs).
seperti posisi I.
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan penetrasi
konus dan jumlah hambatan pelekat (JHP). Grafik yang dibuat adalah perlawanan
penetrasi konus (qc) pada tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekat (JHP)
secara kumulatif.
12